Anda di halaman 1dari 12

PRINSIP-PRINSIP EVALUASI

PEMBELAJARAN IPS

Anggota Kelompok
1. Ikhsan Dani Setiawan (126209201045)*
2. Arina Manasikana (126209201014)
3. Dhea Salsabil Labibah (126209202065)

4. Elsa Estusani (126209203127)


5. Tri Rahma Supradina (126209201018)
6. Ulfa Dwi Wulandari (126209202100)

Dosen Pengampu: Hani Nur Pratiwi M.Pd


Asesmen Pendidikan , Kelas TIPS 5C, Tadris IPS, FTIK,
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Indonesia

ABSTRAK
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan pencapaian
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya secara sistematis. Program evaluasi
adalah suatu program yang memuat ketentuan dan cara menyelenggarakan evaluasi
pendidikan di suatu sekolah. Pendidik perlu memastikan peserta didiknya mendapatkan
persepsi dan pemahaman yang benar dan mampu mencapai kompetensi. Melalui evaluasi
pembelajaran, pendidik dapat melihat hasil pencapaian kompetensi itu. Oleh karena itu
pendidik perlu mengetahui beberapa prinsip yang berkaitan dengan persepsi dan penerimaan
materi pembelajaran. Beberapa prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran itu seperti prinsip
kontinuitas, prinsip komprehensif, prinsip adil dan objektif, prinsip kooperatif, dan prinsip
praktis.
Kata kunci: Evaluasi Pembelajaran, Prinsip-Prinsip, Tujuan, Fungsi
ABSTRACT
Evaluation is a process to systematically control previously planned learning.
Program evaluation is a program that contains provisions and methods for conducting
educational evaluations in a school. Educators need to ensure that their students get the
correct perception and understanding and are able to achieve competence. Through learning
evaluation, educators can see the results of the promotion. Therefore, educators need to know
some principles related to the perception and acceptance of learning materials. Some of the
principles of learning evaluation are the principle of continuity, the principle of
comprehensiveness, the principle of fairness and objectiveness, the principle of cooperation,
and the principle of practicality.
Keywords: Learning Evaluation, Principles, Objectives, Function

PENDAHULUAN
Didalam sebuah proses pembelajaran evaluasi merupakan hal yang sangat penting,
dikarenakan dalam evaluasi terdapat banyak manfaat yang bisa kita dapat dan berguna untuk
memperbaiki kegiatan belajar mengajar selanjutnya. Evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu upaya atau suatu tindakan atau suatu roses untuk menentukan nilai dari segala
sesuatu didalam dunia pendidikan (segala sesuatu yang berkaitan dengan, atau yang terjadi di
lapangan pendidikan).
Didalam pengaplikasian evaluasi pembelajaran dilapangan sangat diperlukan
perencanaan yang matang dan tujuan yang tepat, supaya tujuan utama dilakukanya evaluasi
pembelajaran dapat dicapai serta sesuai dengan kegiatan belajar mengajar. Dengan
dilakukanya evaluasi maka evaluator mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk
bahan perbandingan dari evaluasi sebelumnya.
Didalam dunia pendidikan kualitas merupakan hal yang sangat penting dengan
standar evaluasi yang sama sangat diharapkan apabila terdapat sesuatu yang kurang dapat
dikegiatan selanjutnya dapat diperbaiki sehingga dapat mencapai tujuan yang di inginkan.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran IPS
Program evaluasi merupakan program yang memuat ketentuan dan cara
menyelenggarakan evaluasi pendidikan di suatu sekolah. Program evaluasi juga menjadi
pedoman bagi guru-guru dalam mengajar, di beberapa sekolah setiap guru melakukan
evaluasi kepada peserta didik dengan menggunakan persepsi atau pendapat masing-
masing guru sehingga evaluasi yang dilakukan tidak tepat, kurang objektif, dan tidak
memperlihatkan hasil proses belajar.1
Beberapa pakar ahli berpendapat mengenai pengertian evaluasi yaitu:
• Carl. H. Withering ton (1952)
Beliau berpendapat bahwa evolusi merupakan sesuatu yang memiliki / tidak memiliki
nilai.
• Wand dan Brown (1957)
Beliau berpendapat bahwa evaluasi berkaitan pada tindakan atau proses untuk
menentukan nilai.
Kedua pendapat tersebut menyebutkan bahwa nilai penting dalam evaluasi.
sementara, dalam evaluasi tidak hanya berhubungan dengan nilai saja tetapi juga
berhubungan dengan arti atau makna. Sesuai dengan pendapat dari Guna dan Lincoin
(1985) bahwa evaluasi merupakan proses untuk menggambarkan peserta didik dan
mengukurnya dari segi nilai dan arti. Dari beberapa pengertian evaluasi dikemukakan oleh
pakar evaluasi dapat diambil kesimpulan bahwa evolusi merupakan suatu proses yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan untuk memutuskan kualitas nilai atau
dan arti dari sesuatu, yang berlandaskan pertimbangan dan standar yang ditentukan dalam
rangka penentuan keputusan.2
Pembelajaran kata dasarnya adalah "belajar". Dalam arti sempit pembelajaran adalah
suatu proses agar orang dapat melakukan kegiatan belajar, sedangkan belajar merupakan
suatu perubahan perilaku yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan dan
pengalaman. Dalam artian luas pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sistematis
atau sistemik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik dengan peserta
didik, ada sumber belajar, dan lingkungan untuk membuat kondisi yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan di dalam atau di luar kelas yang dihadiri
oleh guru untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan. 3
Penyajian Ilmu pengetahuan sosial di jenjang Sekolah Dasar, Sekola Menengah
Pertama, Sekolah Menengah atas, memiliki definisi yang berbeda. Dtingkat sekolah dasar
dan sekolah menengah pertama IPS adalah salah satu mata pelajaran yang tergabung dan
tidak terpisah, sedangkan di tingkat sekolah menengah atas IPS adalah mata pelajaran
yang tidak utuh melainkan sudah terbagi-bagi antara lain ekonomi, geografi, sosiologis,
1 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi pengajaran, ( Bandung: Remadja Karya, 1985),
hal.18.
2 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), hal 5
3 Ibid, hal. 10.
sejarah. Sedangkan di tingkat perguruan tinggi IPS merupakan program pengajaran, nama
prodi, nama jurusan, yang mengkaji secara lebih dalam ilmu-ilmu sosial sesuai dengan
jurusan.
Menurut pendapat para ahli antara lain:
a. Menurut Nasution (1975), IPS adalah bidang studi yang merupakan peleburan atau
penggabungan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat pula dikemukakan bahwa
IPS adalah mata pelajaran yang dalam kurikulum mendefinisikan IPS sebagai
bidang studi yang merupakan pedoman atau penggabungan dari berbagai mata
pelajaran IPS.
b. IPS adalah bidang yang menghormati, mengkaji, menguraikan, dan membahas
masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah-masalah hubungan antarmanusia
sehingga dapat benar-benar dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya
harus merupakan bentuk terpadu dari berbagai ilmu sosial yang dipilih dan
disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah. (Pedoman IPS-IKIP Surabaya)
c. Tjokrodikarjo (1982) mendefinisikan IPS sebagai perwujudan pendekatan
interdisipliner terhadap ilmu-ilmu sosial. Ini adalah integrasi dari berbagai cabang
ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia. IPS disusun untuk tujuan pendidikan
dengan materi yang sederhana, menarik, mudah dipahami dan mudah dipelajari.
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah mata pelajaran atau
bidang studi yang merupakan perpaduan dan integrasi ilmu-ilmu sosial, dikemas
dengan materi yang sederhana, menarik, mudah dipahami dan dipelajari untuk
tujuan pendidikan di sekolah.
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah mata pelajaran atau
bidang studi yang merupakan perpaduan dan integrasi ilmu-ilmu sosial, dikemas dengan
materi yang sederhana, menarik, mudah dipahami dan dipelajari untuk tujuan pendidikan
di sekolah. Konteks pencantuman IPS dalam kurikulum sekolah di Indonesia (SD/MI,
SMP dan SMU) berbeda dengan konteks Inggris dan Amerika. Perkembangan sekolah di
Indonesia terjadi sebagai akibat dari pengenalan sekolah formal pada masa kolonial. 4

4 Elina yunitha Seran, Mardawani, Konsep Dasar IPS ( Yogjakarta : Budi utama, 2021) hal 2-3
B. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Tujuan evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
a. Tujuan evaluasi pembelajaran secara umum
Tujuan evaluasi pembelajaran secara umum ini bertujuan untuk mengoptimalkan mutu ,
kinerja ataupun produktifitas lembaga pendidikan dalam menjalankan programnya
1. Tujuan dari evaluasi sendiri yaitu guna mengetahui serta melihat bagaimana proses
yang terjadi dalam suatu proses pembelajaran
2. Melalui evaluasi, maka secara langsung bisa didapat keterangan perihal seperti apa
yang sudah berhasil dicapai dan apa yang belum.
3. Selain itu evaluasi juga berisi informasi untuk kelas dan guru dalam rangka
mengoptimalkan mutu dan kualitas dari proses belajar mengajar.
4. Evaluasi sebagai komponen pembelajaran, yakni suatu tahap yang mana fungsinya
untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari keberhasilan suatu program
pembelajaran serta merupakan proses penilaian yang memiliki tujuan untuk
memahami kesulitan-kesulitan tertentu yang melekat dalam suatu proses belajar.
5. Evaluasi dalam pengajaran diterapkan guna mendapatkan informasi perihal aspek
yang memiliki korelasi dengan pendidikan.
b. Tujuan evaluasi pembelajaran secara khusus
1. Memberikan penjelasan sifat dari hasil pembelajaran yang sudah dilakuhkan
2. Memberikan informasi perihal capaian tujuan dalam interval jangka pendek yang
sudah dijalankan.
3. Memberikan masukan yang membangun demi tujuan tercapainya kemajuan dalam
pembelajaran.
4. Memberikan informasi perihal kesukaran dalam proses pembelajaran serta untuk
menentukan pengalaman pembelajaran dimasa mendatang.
Pada prinsipnya tujuan evaluasi pembelajaran yaitu untuk mengetahui serta melihat
tahap yang sedang berlangsung didalam proses pembelajaran. Dalam pengukurannya
proses pembelajaran mempunyai tiga tahap penting yakni Input, Transformasi serta Output
untuk dievaluasi.
a) Input merupakan siswa yang dirasa sudah siap serta dinilai kemampuanya untuk
menjalani proses pembelajaran.
b) Trasformasi merupakan semua unsur yang terikat dengan proses pembelajaran, yaitu
guru, media, dan bahan belajar, metode pengajaran, sarana penunjang serta sistem
administrasi.
c) Output ialah capaian yang deperoleh dari proses pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat Zainal Arifin (2009), menyatakan apabila kita ingin
melaksanakan kegiatan evaluasi, terlepas dari jenis evaluasi apa yang digunakan, ada juga
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
• Pendidik harus mengetahui serta faham mengenai tujuan dan fungsi evaluasi.
• Tujuan dari evaluasi pembelajaran yaitu untuk mengetahui keefektifan serta efisiensi
sistem pembelajaran baik itu mencakup mengenai tujuan materi, media, metode,
sistem penilaian, lingkungantauun sumber belajar.
• Tujuan khusus evaluasi pembelajaran disamakan dengan jenis evaluasi pembelajaran
tersebut, seperti evaluasi pengembangan dan perencanaan, evaluasi monitoring,
evaluasi dampak, evaluasi efesiensi ekonomidan efaluasi komperatif.

C. Fungsi Evaluasi Pembelajaran IPS


Anas Sudijono (2003) menyatakan ada dua fungsi dalam evaluasi pembelajaran, yaitu
fungsi khusus dan fungsi umum.
1. Fungsi Umum
Menurut Anas Sudjiono, evaluasi memiliki tiga fungsi yang secara umum yaitu :
a) Mengukur kemajuan;
b) Penunjang penyusunan rencana; dan
c) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Anas Sudijono juga mengemukakan bahwa ada beberapa kemungkinan hasil dari
kegiatan evaluasi apabila dilihat dari fungsi-fungsi diatas, yaitu: hasil evaluasi yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi itu mungkin dapat memberikan rasa yang
menggembirakan dan melegakan bagi evaluator, karena dapat mencapai tujuan atau
mungkin justru mengkhawatirkan karena mengalami hambatan. Sehingga evaluator perlu
memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun, atau
mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya.
2. Fungsi Khusus
Ada tiga segi yang secara khusus dapat dilihat dalam evaluasi pembelajaran,
diantaranya yaitu:
a) Segi Psikologis
Dari segi ini, suatu kegiatan evaluasi dalam dunia pendidikan disekolah dapat
disoroti dari dua sisi, yaitu:
1. Bagi peserta didik, secara psikologis evaluasi akan memberikan pedoman atau
pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya
masing-masing ditengah-tengah kelompok atau kelasnya.
2. Bagi pendidik, evaluasi akan memberikan kapasitas atau ketepatan hati kepada
diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah
dilakukannya selama ini yang telah membawa hasil.
b) Segi Didaktik
Bagi peserta didik, evaluasi secara didaktik akan dapat memberikan dorongan
(motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan, dan
mempertahankan prestasinya. Sedangkan bagi pendidik, evaluasi secara didaktik itu
setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
1) Sebagai landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) peserta didik.
2) Sebagai informasi untuk mengetahui posisi masing-masing peserta didik di
tengah-tengah kelompoknya.
3) Sebagai bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status
peserta didik.
4) Sebagai pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik
yang memang memerlukannya.
5) Sebagai petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah
ditetukan dapat dicapai.
c) Segi Administratif
Dilihat dari segi administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga
fungsi:
1) Memberikan laporan
2) Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
3) Memberikan gambaran.5
Fungsi evaluasi pembelajaran dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenisnya,
diantaranya yaitu:

5 Elis
Ratnawulan dan A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan Kurikulum 2013, (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), hal. 15-18.
a. Penilaian formatif, dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran yang berfungsi
untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau memperbaiki program suatu
pelajaran.
b. Penilaian sumatif, dilakukan setiap caturwulan atau semester yang berfungsi untuk
menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu.
c. Penilaian penempatan, berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar
mengajar yang tepat.
d. Penilaian diagnostik, berfungsi untuk membantu memecahkan kesulitan belajar
siswa.6
D. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran
Pada hakikatnya prinsip merupakan sebuah orientasi yang memiliki kaidah kebenaran
hampir mayoritas, yang mana dijadikan sebagai sebuah dasar dalam berpikir dan
bertindak. Hal demikian ini sesuai dengan pendapat dari seorang ahli yakni Cross, dengan
pernyataan “ a principle is a statement that holds in most, if not all cases” . Dalam dunia
pendidikan tentu sebuah prinsip menjadi suatu hal umum yang bernilai penting. Sebagai
seorang tenaga didik eksistensi prinsip mencakup sebagai dasar sekaligus petunjuk bagi
dirinya sendiri maupun tenaga didik lain dengan tujuan mewujudkan sisitem evalusi
dengan cara yang baik dan tentunya benar. 7 Jika dilihat dalam perspektif teoritis
tercapainya hasil evaluasi dengan kualitas yang baik menurut Arifin dibutuhkan adanya
perhatian lebih pada prinsip-prinsip umum evaluasi, diantaranya meliputi:8
1. Kontinuitas
Evaluasi harus dilakukan secara rutin berkelanjutan jangan hanya dilakukan secara
berkala, sebab proses pembelajaran sendiri merupakan segala suatu yang memuat
proses yang kontinu. Dengan demikian diperlukan beberapa hal berikut:
a. Evaluasi dilaksanakan secara rutin.
b. Perolehan akhir hasil evaluasi harus senantiasa dikorelasikan dengan hasil-hasil
di pariode sebelumnya, dengan adanya penkorelasian inin diharapkan akan
memudahakan untuk diperolehnya gambaran yang lebih spesifik dan jelas perihal
daya kembang peserta didik yang diajar.

6 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), hal. 108.
7 Sukardi, Evalusi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya (Jakarta :PT Bumi Aksara, 2011), hlm 4.
8 Elis Ratnawulan, Evaluasi Pembelajaran Dengan Pedekatan Kurikulum 2013 (Bandung: Pustaka Setia, 2014),

hlm 46-48.
c. Perspektif perkembangan tingkat belajar peserta didik bukan hanya dilihat dan
terpacu dari ranah produk saja melainkan juga ranah proses bahkan dari ranah
input.
2. Komprehensif
Evaluasi yang dikenakan terhadap suatu objek, harus memiliki nilai luas dalam
artian evalusi harus melihat dari sudut pandang yang menyeluruh sekaligus
teliti dengan aspek-aspek tertentu. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:
e. Mengambil secara keseluruhan objek yang nantinya dipergunakan sebagai bahan
evaluasi. Sebagai contoh dalam dunia pendidikan objek evaluasi bisa diambil dari
peserta didik.
f. Keseluruhan aspek kepribadian peserta didik memiliki nilai yang wajib dan
diperlukan adanya evaluasi, baik itu dari aspek kognitif, afektif sekaligus
psikomotorik.
g. Pengevalusian terhadap objek-objek lainnya yang diperlukan adanya evaluasi
lebih lanjut.

3. Adil dan Objektif


Dalam realisasi evaluasi, diperlukan adanya nilai keadilan dalam artian tanpa adanya
unsur pilih kasih. Dengan demikian diperlukan adanya beberapa hal berikut:
a. Secara keseluruhan, peserta didik wajib mendapatkan perlakuan yang sama tanpa
ada unsur pandang bulu atau pilih kasih.
b. Segala tindakan yang dilakukan selama evalusi harus bersifat objektif, sesuai
dengan fakta yang sudah pasti akan sinkron dengan kemampuan asli peserta
didik.
c. Segala macam bentuk sikap suka dan tidak suka, perasaan, keinginan, dan
prasangka buruk harus dihindarkan.
d. Evaluasi harus dilandasi atas dasar realitas sesuai dengan data dan fakta yang
sebenarnya, bukan merupakan hasil manipulasi maupun rekayasa buatan.
4. Kooperatif
Evaluasi diperlukan adanya kerjasama yang solit dari seluruh pihak terkait. Hal
demikian ini dimaksudkan supaya keseluruhan pihak bisa merasa puas dengan hasil
akhir evaluasi yang telah dilaksanakan serta seluruh pihak akan merasa dihargai.
Adapun wujud dari kooperatif di lingkungan pendid ikan bisa teramat dari bersatunya
beberapa pihak terkait diantaranya meliputi:
a. Orang tua peserta didik
b. Sesama guru
c. Kepala sekolah
d. Peserta didik itu sendiri
5. Praktis
Praktis dalam hal ini memiliki makna mudah digunakan. Tentunya bernilai
praktis terhadap hal-hal berikut:
a. Bernilai praktis entah itu bagi pihak yang menyusun alat evaluasi ataupun pihak
lain lain yang mempergunakan alat tersebut.
b. Memperhatikan adanya kepraktisan dalam tata bahasa sekaligus petunjuk dalam
pengerjakan latihan soal.
Dalam hal ini slamento menjelaskan terdapat 7 prinsip dalam proses evalusi
pembelajaran, diantaranya meliputi:9
a. Terpadu
b. Bersisitem aktif dalam sistem belajarnya
c. Kontinu
d. Memiliki sifat padu dengan orientasi
e. Menyeluruh
f. Diskriminasi
g. Pedagogis
Dengan demikian dapat disimpulkan jika prinsip evaluasi merupakan suatu dasar dan
juga pedoman yang eksistensinya dipergunakan untuk menjalankan evaluasi
pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa prinsip khusus evaluasi sebagai tambahan yang harus
dirujuk ketika mengevaluasi pendidikan:
1. Prinsip Objektivitas
Objektivitas adalah kewajaran informasi dengan objek yang diketahui. Dengan
demikian, objektivitas juga umumnya dicirikan sebagai kesesuaian dengan dunia
nyata atau kenyataan. Dalam pelaksanaan latihan penilaian instruktif, penilaian
hasil belajar siswa misalnya siswa harus dilakukan dengan hati-hati dan berusaha

9 Sukardi., Op.Cit, hlm 5.


sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Direncanakan guru yang menyelesaikan
penilaian siswanya dapat terhindar dari bias yang dapat mengakibatkan tidak bias.
2. Prinsip Kontinyuitas
Aturan ini menyiratkan bahwa latihan penilaian dalam pelatihan harus
diselesaikan secara konsisten sesuai program yang disusun dengan susah payah.
Standar ini sesuai dengan gagasan penilaian yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari pengalaman mengajar dan berkembang. Pedoman ini menjadi
alasan untuk mengharapkan penilaian diselesaikan beberapa kali untuk
mendapatkan hasil yang lebih tepat.
3. Prinsip Integralitas
Diharapkan bahwa penilaian siswa yang tepat dan sempurna adalah penilaian
tentang semua bagian kemampuan siswa, khususnya kemampuan mental
(informasi, memori, pemahaman, atau lainnya), penuh dengan kemampuan
perasaan (perspektif). dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi), dan kemampuan
psikomotorik (kemampuan menalar, bekerja, menanamkan dan lain-lain).
4. Prinsip Kontrolitas
Alasan dibuatnya standar control adalah bahwa latihan penilaian digunakan
sebagai media atau metode untuk melengkapi pengelolaan pembelajaran dan
pengalaman yang berkembang sehingga tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara ideal.
5. Prinsip Pengembangan
Dari penilaian dalam latihan sekolah adalah berbagai informasi dan data tentang
mendidik dan mengembangkan pengalaman dan hasil. Keanekaragaman
informasi dan data tersebut tidak hanya bermanfaat sebagai instrumen untuk
melaksanakan manajemen dan sebagai alat untuk memutuskan kemajuan
mahasiswa ke semester/tingkat yang lebih tinggi, tetapi di sisi lain sangat
berharga untuk melakukan latihan peningkatan bagi kedua mahasiswa dan bagi
pendidik dan pengawas (pelopor sekolah).10

KESIMPULAN
Evaluasi merupakan suatu ketentuan dan cara penyelenggaraan dengan proses
menganalisis, mengumpulkan, dan menyimpulkan untuk memperoleh informasi pemahaman

10 M.Ilyas Ismail dkk, Assesmen dan Evaluasi Pembelajaran. ( Makasar: Cendekia Publisher, 2020) hal 64-65
belajar peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran di suatu sekolah. Program evaluasi
menjadi pedoman bagi guru-guru dalam mengajar.
Pada dasarnya tujuan dari evaluasi pembelajaran untuk melihat serta mengetahui cara
proses yang sedang berlangsung dalam kegiatan pembelajaran. Memberikan informasi perihal
capaian tujuan dalam interval jangka pendek yang sudah dilaksanakan. Dan dalam kegiatan
proses evaluasi pembelajaran, ada tiga hal penting yakni input, transformasi dan output, yang
nanti untuk dievaluasi.
Evaluasi memiliki fungsi dalam pembelajaran berupa mengukur kemajuan peserta
didik, sebagai penunjang dalam rancangan penyusunan rencana, sertaa melakukan
penyempurnaan evaluasi kembali pada proses pembelajaran selanjutnya.
Prinsip evaluasi merupakan suatu dasar dan juga pedoman yang eksistensinya
dipergunakan untuk menjalankan evaluasi pembelajaran. Dalam evaluasi pendidik harus
memperhatikan prinsip-prinsip yang ada agar evaluasi berjalan dengan baik yaitu dilakukan
dengan kontinuitas, komprehensif atau menyeluruh, adil dan objektif, kooperatif dan praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Ismail, M. Ilyas dkk. (2020). Assessment dan Evaluasi Pembelajaran. Makasar : Cendekia
Publisher.
Purwanto, M. Ngalim. (2012). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Ratnawulan, Elis dan A. Rusdiana. (2014). Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan
Kurikulum 2013. Bandung: Pustaka Setia.
Seran, Elina Yunitha, Mardawani.( 2021). Konsep Dasar IPS. Yogjakarta: Budi Utama.
Sukardi, (2011). Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai