Disusun Oleh :
Kelompok 2
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Problematika Pembelajaran IPA di SD Yang Bejudul Penerapan Metode Diskusi
Untuk Mengatasi Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di
SD
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini, baik secara moral dan spiritual. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Yudo Dwiyono, M.Si selaku dosen mata kuliah Problematika
pembelajaran di SD
2. Teman-teman yang bersedia membantu kami dalam mengerjakan Makalah ini
3. Orang tua yang telah memberikan kami dukungan baik dari segi materi,
dukungan dan do’a.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 5
D. Manfaat ....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 18
B. Saran............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
3
yang aktif dan kreatif. Kegiatan pembelajaran harus menantang, mendorong eksplorasi
member pengalaman sukses, dan mengembangkan kecakapan berfikir siswa (Dimyati,
2006:116).
Penggunaan metode pembelajaran yang dipilih guru merupakan salah satu cara
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hamalik (2001:32) juga menyatakan bahwa,
“untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran, di sekolah perlu digunakan metode dan teknik
pembelajaran yang tepat”.
Berdasarkan pendapat teersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran akan meningkat jika guru mampu menciptakan kondisi belajar yang aktif,
kreatif, dan mengefektifkan komunikasi interaksi guru dan siswa menggunakan metode
diskusi dengan media pembelajaran yang tepat.
Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan, salah
satunya adalah dengan metode diskusi. Oleh karena itu penulis akan membahas makalah
dengan judul Penerapan Metode Diskusi Untuk Mengatasi Rendahnya Motivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di SD
4
B.Rumusan Masalah
4.Apa saja bentuk dari metode diskusi dan pelaksanaannya di dalam kelas?
C.Tujuan
4.Apa saja bentuk dari metode diskusi dan pelaksanaannya di dalam kelas!
D. Manfaat
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapar bermanfaat bagipenulis dan
pembaca. Dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan khususnya bagi
penulis. Karena dengan menggunakan metode diskusi diharapkan dapat memotivasi
siswa dalam belajar mata pelajaran IPA di SD
5
BAB II
PEMBAHASAN
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah
cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-
metode mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya
siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang
digunakan oleh guru.
Pengertian metode secara umum Dari beberapa definisi menurut para ahli
menyebutkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh
pendidik dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Berikut definisi-definisi
menurut para ahli Menurut Sanjaya (2010:147) “metode adalah cara yang digunakan
untuk melengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.”Metode adalah seperangkat langkah
(apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis).
“Pembelajaran merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di
dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai
bahan kajian”. (Poedjiadi, 2005)
6
pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Menurut Sudjana (2005), “metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Pendidik atau guru memilih metode yang tepat disesuaikan dengan materi
pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dapat disimpulkan dari berbagai
pengertian diatas metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh para guru
pada saat berlangsungnya pembelajaran, untuk mengadakan interaksi guru dengan siswa.
Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan
siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Metode mengajar yang baik
adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Metode pengajaran
dapat digambarkan secara umum yang merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa metode pembelajaran
yang dapat dipilih.
7
Setiap metode memiliki ciri khas tertentu dalam penggunaannya yang perlu
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode pembelajaran yang
dapat digunakan antara lain metode presentasi, metode diskusi, metode permainan,
metode simulasi, metode bermain peran, metode tutorial, metode demonstrasi, metode
penemuan, metdoe latihan, dan metode kerja sama. Dalam Warsita (2008:273),
“macam-macam metode pembelajaran antara lain: metode ceramah; metode
pembelajaran terprogram; metode demonstrasi; metode imitasi; metode diskusi; metode
drill/praktikum dan lain-lain. Dengan demikian, didalam pembelajaran terdapat kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran
yang diinginkan.”
8
Metode Diskusi dapat juga dimaknai sebagai proses pelibatan dua orang peserta
atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan di antara mereka.
Ada juga yang memaknai diskusi sebagai percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran
pendapat, pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa
orang yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran. Meskipun
diungkapkan dalam redaksi yang berbeda-beda, substansinya adalah bahwa diskusi
dimaksudkan untuk penyelesaian masalah atau mencari kesepakatan dengan didukung
oleh argumentasi.
9
3. Setiap harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting.
4. Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengatahuannya serta
memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
Berikut ini langkah – langkah untuk mengimplementasikan diskusi yang baik yang bisa
meningkatkan motivasi belajar siswa :
d. Merumuskan butir pengarahan, petunjuk, dan tindakan lainnya yang diperlukan demi
memperlancar proses diskusi, rnisal: kapan memberikan penguatan, teguran,
meluruskan pembicaraan yang menyimpang, bimbingan kepada anggota kelompok dan
sebagainya.
10
c. Setelah waktunya habis, masing masing kelompok ditugaskan untuk membuat
laporan dan menyampaikan secara klasikal agar ditanggapi oleh kelompok lainnya
Selama diskusi kelas, guru bertindak sebagai pemimpin dan menugaskan kepada masing
masing kelompok agar mencatat setiap tanggapan yang diberikan pada kelompoknya
sekaligus memberikan tanggapan balik
Berikut ini terdapat sepuluh tips tentang bagaimana seorang guru memimpin proses
diskusi.
11
5 Memacu diskusi dengan mempercepat tempo, menggunakan humor atau kalau
perlu mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi. Guru dapat
mengatakan, “Wah, di kelas ini banyak sekali pendiamnya. Tantangan anda
sekarang, dalam lima menit ke depan beberapa kata yang bisa anda pikirkan
tentang....?”
6 Menolak ide siswa dengan santun untuk merangsang diskusi tetap berjalan. Guru
bisa mengatakan,”Saya paham ide saudara, tetapi saya tidak yakin dengan apa
yang saudara katakan itu benar adanya. Adakah di antara saudara yang memiliki
pengalaman yang berbeda?
7 Menengahi perbedaan pendapat antara siswa dengan mencairkan ketegangan yang
muncul di antara mereka. Anda dapat mengatakan,”Saya pikir sebenarnya antara
Aminah dan Tuti tidak bertentangan satu dengan yang lain, tetapi hanya berbeda
sudut pandangnya.”
8 Menarik ide-ide yang berkembang dan menunjukkan hubungan di antara ide-ide
tersebut. Guru bisa mengatakan,”Seperti kita dengar dari komentar dan pendapat dari
Ahmad, Faid, dan Hartsa, bahwa.....?”
9 Mengubah proses diskusi dengan mengganti cara partisipasi peserta diskusi atau
dengan meminta kelompok tampil ke depan. Guru bisa meminta siswa, “Sekarang mari
kita bagi kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil dan kita lihat apakah ....?”
10 Meringkas atau mencatat bila diperlukan, ideide penting yang berkembang dalam
diskusi di kelas. Anda dapat mengatakan, “Saya telah mencatat tiga ide penting yang
muncul bahwa.....”
1. Brainstorming
12
pembelajarannya adalah tiap anggota kelompok saling menghargai pendapat,
menumbuhkan percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide yang ditemukannya
dan dianggap benar. Metode ini memiliki beberapa langkah-langkah diantaranya.
Biasanya kegiatan brainstorming selalu diikuti kegiatan lainnya sebagai tindak lanjut.
2. Kelompok
Seperti nama metodenya, metode diskusi ini memiliki jumlah anggota kelompok
enam orang. Metode ini dikemukakan oleh J. Donald Philip dari Michigan. Pengaturan
tempat duduk tiap kelompok diatur sedemikian rupa untuk mengkondusifkan diskusi
yang akan dilaksanakan. Berikut adalah tahap-tahap pelaksanaan diskusi kelompok 6.
Tugas guru adalah memilih topik, membuat kelompok kecil, memulai diskusi dan
kemudian hanya melakukan pengamatan.
3. Tutorial
Suatu bentuk diskusi yang biasanya digunakan untuk menolong siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Kelompok yang dibentuk maksimal memiliki empat orang
13
anggota. Tutorial bertujuan untuk memberikan remidi pada dalam memahami
kemampuan dasar. Metode ini memiliki beberapa langkah pelaksanaan diantaranya
adalah sebagai berikut.
4. Tugas Kelompok
Dalam tugas kelompok, siswa dilibatkan dalam aktivitas atau tugas mengerjakan
sesuatu dan diminta untuk setiap anggota agar memberikan kontribusinya. Tugas
kelompok dapat dilaksanakan bila kondisinya sebagai berikut.
5. Diskusi Panel
a. Dipilih 2 atau 3 siswa sebagai panelis dan siswa yang lain sebagai pendengar.
b. Dipilih seorang siswa sebagai moderator.
c. Moderator memulai dengan mengutarakan topik yang dibahas.
14
d. Panelis mengemukakan paper pendek 5-10 menit yang berisi pernyataan yang
mengundang pendapat atau memberikan beberapa argumentasi.
e. Setelah panelis mengemukakan pendapat, moderator memberikan kesempatan
kepada pendengar untuk mengtarakan pendapatnya.
f. Pada akhir panel setiap panelis diminta kesimpulan mengenai masalah yang
dibicarakan dalam diskusi panel.
6. Buzz Group
Pada diskusi ini, siswa diminta untuk memperbaiki pengertian dan persepsinya
terhadap materi pelajaran. Pelaksanaan metode diskusi ini adalah sebagai berikut.
7. Sindicate group
Cara diskusi ini sering dilakukan oleh pengajar untuk mnyampaikan materinya.
Pelaksanaannya sebagai berikut.
15
f. Tiap laporan dibawa kesidang pleno untuk didiskusikan lebih lanjut.
1. Menumbuhkan dan membina sikap berpikir logis, kritis, analitis, dan sistematis
(lebih mengutamakan penalaran dalam menanggapi permasalahan daripada
kebenaran isi yang dikemukakan)
2. Menumbuhkan dan memupuk keberanian, kerja sama, toleransi, dan sosial
dalam diri peserta didik
3. Menumbuhkan kemampuan untuk mengemukakan argumentasi dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
4. Membantu peserta didik yang memiliki kelemahan dalam pemecahan masalah.
5. Siswa belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
1. Hasil yang pasti dari diskusi sulit diperkirakan, kendatipun telah diorganisasikan
dengan baik
2. Kurang efisien dalam pemanfaatan waktu
3. Belum tentu menjamin bahwa keputusan hasil yang dicapai akan dilaksanakan
4. Proses diskusi sering didominasi oleh mereka yang pandai dan senang bicara
16
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru
untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual
atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan
oleh murid dengan baik oleh guru atau pendidik.
Metode diskusi Jika digunakan secara tepat, dapat mendorong pebelajar berpikir
kritis dan meningkatkan kemampuan pebelajar yang berprestasi rata-rata maupun yang
kurang untuk berpartisipasi dalam proses belajar. Apabila diskusi digunakan dengan
cara yang kurang benar, akan berakibat respons pebelajar rendah sehingga diskusi
membosankan dan tidak mendorong pebelajar berpikir. Diskusi dapat digunakan untuk
tujuan kognitif maupun afektif. Pada domain kognitif, diskusi dapat meningkatkan
pebelajar untuk menganalisis ide-ide dan fakta-fakta dari suatu pelajaran dan mengkaji
hubungan antar materi yang diajarkan. Pada domain afektif, diskusi dapat meningkatkan
17
kemampuan pebelajar untuk menguji pendapatnya, berinteraksi dengan teman dan
mengevaluasi ide-ide teman lain, serta untuk mengembangkan keterampilan
mendengarkan dengan baik.
B.Saran
Bagi guru yang ingin menggunakan metode belajar diskusi sebaiknya terlebih
dahulu memperhatikan dan mengontrol Dalam penyusunan kelompok diskusi sebaiknya
ditentukan secara merata komposisi anak-anak yang aktif dan pasif, sehingga tidak ada
suatu kelompok atau siswa yang mendominasi dalam berbicara dalam berdiskusi.
Pendekatan belajar diskusi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran di kelas terutama bagi guru yang selama ini menggunakan model
pembelajaran konvensional.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ulfah, M. (2012). Optimalisasi hasil belajar IPA tentang sistem gerak pada manusia melalui
metode diskusi dengan tehnik pembelajaran tutor sebaya. Dinamika Pendidikan, 3(1).
19