an cara yang bagus sekali untuk melibatkan para siswa secara pribadi di dalam ba
han pelajaran. Sebagai contoh misalnya, guru bahasa Indonesia memberikan tugas k
epada para siswa untuk membaca sebuah novel, katakanlahmisalnya tentang keberania
n , sebuah novel perang. Melalui tugas itu, siswa-siswa tidak hanya diharapkan mem
ahami isi bacaan tersebut dengan baik tetapi juga memperoleh kesadaran antar pri
badi yang lebih baik dengan jalan membahas pengertian-pengertian mereka sendiri
mengenai keberanian dan rasa takut. Untuk keperluan itu tugas tersebut dilengkap
i dengan tugas-tugas yang berkait, antara lain: 1) Mewawancarai orang-orang yang
tahu tentang perang. 2) Mendengar musik perang, menulis pikiran-pikiran dan per
asaan-perasaan yang timbul secara bebas, dan kemudian menghayatinya dalam kelomp
ok-kelompok yang kecil. 3) Memperdebatkan apakah perang itu dapat dihindari atau
kah tidak. 4) Membandingkan perang saudara dengan sajak-sajak perang. Melalui pa
rtisipasi dalam kegiatan seperti itu dan membicarakan bagaimana tokoh atau pahla
wan tertentu dalam novel tersebut bergabung dan meniggalkan berbagai kelompok, m
ereka sendiri hidup bersama orang lain, kadang diterima kadang ditolak. Novel te
rsebut memiliki makna pribadi manakala siswa mulai berfikir tentang bagaimana me
reka bereaksi dalam situasi yang serupa. b. Open Education Open Education adalah
proses pendidikan terbuka. Pendidikan terbuka adalah proses pendidikan yang mem
berikan kesempatan kepada murid untuk bergerak secara bebas disekitar kelas dan
memilih aktivitas belajar mereka sendiri. Menurut Walberg dan Tomas (1972), Open
Education itu memiliki delapan kriteria, yaitu: 1) Kemudahan belajar tersedia,
artinya berbagai macam bahan yang diperlukan untuk belajar tersedia, para siswa
bergerak bebas di sekitar ruangan, tidak dilarang berbicara, tidak ada pengelomp
okkan atas dasar tingkat kecerdasan. 2) Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan
hangat, artinya menggunakan bahan buatan siswa, guru menangani masalah-masalah t
ingkah laku dengan jalan berkomunikasi secara pribadi dengan siswa yang bersangk
utan, tanpa melibatkan kelompok. 3) Mendiagnosa pristiwa-pristiwa belajar, artin
ya siswa-siswa memerikasa pekerjaan mereka sendiri, guru mengamati dan mengajuka
n pertanyaan-pertanyaan 4) Pengajaran, yaitu pengajaran individual, tidak ada te
s ataupun buku kerja. 5) Penilaian, ujudnya: guru membuat catatan, penilaian sec
ara individual, hanya sedikit sekali diadakan tes formal. 6) Mencari kesempatan
untuk pertumbuhan profesional, artinya guru menggunakan bantuan orang lain, guru
bekarja dengan teman sekerjanya. 7) Persepsi guru sendiri, artinya guru mengama
ti semua siswa untuk memantau kegiatan mereka. 8) Asumsi tentang para siswa dan
proses belajar, artinya suasana kelas hangat dan ramah, para siswa asyik melakuk
an sesuatu. Meskipun pendidikan terbuka memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk bergerak secara bebas de sekitar ruangan dan memilih aktifitas belajar mer
eka sendiri, namun bimbingan guru tetap diperlukan. c. Cooperative Learning Coop
erative Learning atau belajar kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk menig
katkan dorongan berprestasi siswa. Menurut Slavin (1980) Cooperative Learning me
mpunyai tiga karakteristik: 1) Siswa bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil (4
-6 orang anggota), komposisi ini tetap selama berminggu-minggu. 2) Siswa didoron
g untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik atau dala
m melakukan tugas kelompok. 3) Siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prest
asi kelompok. d. Independent Learning pembelajaran mandiri adalah proses belajar
yang menuntut murid menjadi subyek yang dapat merancang, mengatur, menontrol ke
giatan mereka sendiri secara bertanggung jawab. Proses ini tidak bergantung pada
subyek maupun metode instruksional, melainkan kepada siapa yang belajar yaitu m
urid, mencakup siapa yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari siapa yang
harus mempelajari suatu hal. BAB III KESIMPULAN Dari uraian diatas kami dapat m
enyimpulkan bahwa dalam dunia pendidikan seorang guru harus bisa membantu muridn
ya dalam proses belajar, karena siswa yang satu memiliki pribadi yang berbeda. J
ika hal ini tidak dapat di atasi maka siswa akan sulit dalam melakukan atau terl
ibat dalam proses belajar. Pengaplikasian teori ini dalam dunia pendidikan sanga
tlah membantu. Dengan teori ini guru dapat mengetahui teknik yang dapat mengemba
ngkan jiwa anak didik dalam belajar. Seperti yang kita ketahui siswa terkadang s
angat sulit terlibat dalam pembelajarn di kelas dengan berbagai alasan misalnya,
karena belum sarapan, kepanasan, maslah keluarga dan sebagainya. Hal inilah yan
g perlu diketahui oleh seorang guru. Dan juga dalam aplikasinya teori humanisme
ini lebih mengutamakan siswa dalam belajar mandiri atau menentukan belajar mandi
ri serta adanya kebebasan bergerak atau siswa aktfi, sedangkan guru hanya sebaga
i fasilitator, dan memberimotivasi serta arahan dalam belajar, berfungsi juga se
bagai pengawas dalam kegiatan belajar mengajar. Semoga penjelasan yang penulis s
ampaikan dalam makalah ini dapat berguna bagi pengembangan dunia pendidikan di I
ndonesia. DAFTAR PUSTAKA Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja P
emimpin Pendidikan), Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Karwono & mularsih heni.2010.
belajar dan pembelajaran serta pemanfaatan garis belajar. Jakarta: Cerdas Jaya.
Diposkan oleh Dede Lasmawati di 07.41
Dalam prakteknya teori humanistik ini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar. Oleh sebab itu, walaupun secara ekspilsit belum ada
pedman baku tantang langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan humanistik, n
amun paling tidak langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan humanistik, nam
un paling tidak langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Suciati dan P
rasetya Irawan (2001) dapat digumakan sebagi acuan. Langkah-langkah yang dimaksu
d adalah sebagi berikut :
Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
Menentukan materi pembelajaran.
Mengidentifikasi kemampuan awal (entri behvior) siswa.
Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif
melibatkan diri atau mengalami dalam belajar.
Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran.
Membimbing siswa belajar secara aktif.
Membimbing siswa untuk memahami hakikat makna dari pengalaman belajarnya.
Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya.
Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke situasi nyata.
Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
E.
Implementasi teori humanisme dalam pembelajaran
Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran cenderung mengarahkan siswa untuk be
rfikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa s
ecara aktif dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus dapat menentuka
n langkah-langkah pembelajaran yang mengacu pada aspek tersebut. Adapun contoh l
angkah kongkrit yang bisa dijadikan bahan pertimbangan oleh guru adalah :
1.
Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
2.
Menentukan materi pelajaran.
3.
Mengidentifikasi kemampuan awal siswa.
4.
Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara ak
tif melibatkan diri dalam proses pembelajaran.
Kemudian implementasi dari teori humanisme dalam pembelajaran itu dapat kita lih
at dengan beberapa model pembelajaran yang telah digunakan pada beberapa lembaga
pendidikan. Dalam makalah ini penulis hanya memaparkan tiga model pembelajaran
yang berkaitan dengan implementasi teori humanisme, yaitu Confluent Education, O
pen Education dan Cooperative Learning.
1) Confluent Education
Confluent Education adalah pendidikan yang memadukan atau mempertemukan pengalam
an-pengalaman afektif dengan belajar kognitif di dalam kelas. Hal ini merupakan
cara yang bagus sekali untuk melibatkan para siswa secara pribadi di dalam bahan
pelajaran.
Sebagai contoh misalnya, guru bahasa Arab memberikan tugas kepada para siswa unt
uk membaca sebuah Qishoh yang berjudul Abu Nawas . Melalui tugas itu, siswa-siswa t
idak hanya diharapkan memahami isi bacaan tersebut dengan baik tetapi juga mempe
roleh kesadaran antar pribadi yang lebih baik dengan jalan guru membahas nilai-n
ilai yang terkandung dalam qishoh tersebut. Sehingga siswa tahu bagaimana seharu
snya bersikap dalam kehidupan sehari-hari.
2) Open Education
Open Education adalah proses pendidikan terbuka. Menurut Walberg dan Tomas(1972)
a dengan anggota tim lain yang menerima bahan yang sama. Setelah itu mereka kemb
ali dan mengajarkannya pada anggota timnya sendiri. Tujuannya adalah agar setiap
tim mempelajarai seluruh bahan qirah ah.
4.
Group Investigation.
Group Investigation adalah teknik dimana siswa bekerja di dalam kelompok-kelompo
k kecil untuk menangani berbagai macam proyek kelas. Setiap kelompok membagi-bag
i tugas tersebut menjadi sub topik-sub topik, kemudian setiap anggota kelompok m
elakukan kegiatan-kegiatan meneliti yang diperlukan untuk mecapai tujuan kelompo
k. Setelah itu setiap kelompok mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas. Dala
m metode ini, hadiah atau poin tidak diberikan.
Demikianlah sekilas tentang keempat teknik Cooperative Learning itu. Menurut hem
at penulis, ternyata Cooperative Learning itu pada umumnya mempunyai efek positi
f terhadap prestasi akademik. Keberhasilan Cooperative Learning bergantung pada
kemampuan siswa berinteraksi di dalam kelompok.
Ajaran-Ajaran Dasar Psikologi Humanistik
Karena pembahasan mengenai teori kepribadian humanistik ini direpresentasikan ol
eh teori kepribadian Maslow, maka ajaran-ajaran dasar psikologi humanistik yang
akan kita bahas untuk sebagian besar berasal dari Maslow. Ajaran-ajaran yang dis
ampaikannya antara lain:
Individu sebagai keseluruhan yang integral
Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah ajarannya bah
wa manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, kha
s, dan terorganisasi. Maslow merasa bahwa para ahli psikologi di masa lalu maupu
n sekarang terlalu banyak membuang waktu untuk menganalisa kejadian-kejadian (ti
ngkah laku) secara terpisah dan mengabaikan aspek-aspek dasar dari pribadi yang
menyeluruh. Dalam perumpamaan umum, pernyataan Maslow ini bisa dinyatakan melalu
i ungkapan bahwa para ahli psikologi itu hanya mempelajari pohon-pohon, bukan hu
tan. Dalam teori maslow dengan prinsip holistiknya itu, motivasi mempengaruhi in
dividu secara keseluruhan, dan bukan secara sebagian.
Ketidak relevanan penyelidikan dengan hewan
Maslow dan para teoris kepribadian humanistik umumnya memandang manusia sebagai
makhluk yang berbeda dengan hewan apa pun. Ia menganggap bahwa behaviorisme deng
an filsafat yang menyertainya telah mendehumanisasikan manusia dengan memandangn
ya tak lebih dari mesin pengolah reflek-reflek berkondisi dan tak berkondisi. Ma
slow menegaskan bahwa peyelidikan dengan hewan tidak relevan bagi upaya memahami
tingkah laku manusia karena hal itu mengabaikan cirri-ciri yang khas manusia se
perti adanya gagasan-gagasan, nilai-nilai, rasa malu, cinta, semangat, humor, ra
sa seni, kecemburuan, dan sebagainya, dan dengan kesemua ciri yang dimilikinya i
tu manusia bisa menciptakan pengetahuan, puisi, musik, dan pekerjaan-pekerjaan k
has manusia lainnya.
Pembawa baik manusia
Psikologi humanistik memiliki anggapan, bahwa manusia itu pada dasarnya adalah b
aik, atau tepatnya netral. Menurut persepektif humanistik, kekuatan jahat atau m
erusak yang ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk, dan bu
kan merupakan bawaan.
Potensi kreatif manusia
Potensi kreatif manusia merupakan potensi yang umum pada manusia, jika setiap or
ang memiliki kesempatan atau menghuni lingkungan yang menunjang, setiap orang de
ngan kreatifitasnya itu akan mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikiny
a. Maslow mengingatkan bahwa, untuk menjadi kreatif seorang itu tidak perlu memi
liki bakat atau kemampuan khusus. Kreativitas itu tidak lain adalah kekuatan yan
g mengarahkan manusia kepada pengekspresian dirinya.
Penekanan pada kesehatan psikologis
Psikologi humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama dalam hi
dup manusia, suatu tema yang tidak akan ditemukan pada teori-teori lain yang ber
landaskan studi atas individu-individu yang mengalami gangguan.