Kata didaktik berasal dari bahasa latin didasco / didascein yang berarti saya mengajar,
kemudian secara popular diartikan sebagai ilmu mengajar atau pengetahuan tentang
bagaimana mengajar. Metodik juga berasal dari bahasa latin yang artinya metodos atau
jalan ke, dan secara umum diartikan sebagai cara atau strategi mengajar.
Cara atau strategi mengajar pada dasarnya berkaitan dengan penataan urutan kegiatan
pembelajaran. Secara operasional dapat dirinci menjadi bagaimana membuka pembelajaran,
mengisi kegiatan inti pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran. Nah itulah hakekat dari
metodik (metodik: runtutan pembelajaran dari awal hingga akhir yang meliputi
kegiatan pembuka-inti-penutup) Sementara itu ilmu mengajar atau didaktik berkenaan
dengan bagaimana menerapkan teori dan konsep psikologis, sosiologis, komunikasi dan dari
ilmu lain yang sesuai dalam upaya membimbing dan menciptakan situasi belajar. (didaktik:
penerapan ilmu/ wawasan/ keterampilan pedagogi di dalam proses pembelajaran).
Dengan menggunakan konsep didaktik dan metodik seperti diuraikan, maka yang
dimaksud dengan prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar pembelajaran kelas
rangkap dalam materi ini meliputi:
1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga
membentuk suatu sistem.
2. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan membuka dan
menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri, dan mengelola kelas
PKR.
a. Membuka Pelajaran
Dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok yang harus dilakukan oleh guru yaitu:
1) Menarik perhatian murid
2) Menimbulkan motivasi belajar
3) Memberi acuan belajar
4) Membuat kaitan materi
1) Menarik perhatian murid
Mengajar murid dalam PKR memerlukan perhatian khusus karena kita akan
berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu kelas pada saat bersamaan. Pada awal
pelajaran sebaiknya semua kelas menjadi satu. Gunakan ruangan yang cukup atau di luar
kelas. Jika PKR dilaksanakan dalam satu ruangan, setelah pembukaan Anda tinggal
meneruskan mengatur penempatan murid tiap kelas dalam ruangan itu. Tetapi bila PKR
dilaksanakan lebih dari satu ruangan, maka setelah pembukaan murid dapat menuju ruangan
kelasnya masing-masing untuk meneruskan pelajaran. Sedapat mungkin hindari melakukan
pembukaan pelajaran secara bergilir, sebab hal ini dapat mengakibatkan lamanya waktu
tunggu di kelas-kelas berikutnya. Jika memang harus bergilir, atur pergantian selang-seling
agar waktu tunggunya singkat/ sebentar.
Bagaimana menarik perhatian murid pada tahap pembukaan? Ada berbagai cara untuk
membuka pelajaran dapat Anda lakukan antara lain dengan:
- Memperlihatkan benda, alat, gambar yang berhubungan dengan materi pelajaran.
- Memberikan salam dan aba-aba perhatian.
- Membunyikan sesuatu, misalnya peluit.
(Untuk menarik perhatian siswa, optimalkan kegiatan apersepsi. Di dalam apersepsi,
gunakan media pembelajaran yang menarik. Buat siswa merasa antusias untuk mengikuti
kegiatan belajar. Usahakan kegiatan apersepsi ini interaktif. Jika memungkinkan, kita
bisa lanjut memberikan ice breaking singkat-ice breaking bisa dilakukan bersamaan untuk
semua level kelas, sehingga ice breaking-nya tidak dilakukan secara bergantian yang
menimbulkan waktu tunggu lama)
Semua itu dilakukan untuk menarik perhatian murid agar memperhatikan guru.
Ingatlah bahwa menarik perhatian merupakan langkah pertama dalam membuka pelajaran,
dan banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian murid.
(Kegiatan awal pembelajaran hendaknya memberikan kesan yang menyenangkan untuk
siswa sehingga diharapkan siswa akan lebih mudah diarahkan dalam kegiatan-kegiatan
belajar berikutnya. Di samping itu, tunjukkan sikap ramah dan tegas pada siswa)
2) Menimbulkan Motivasi
Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar. Bagaimana
guru dapat mendorong murid untuk mampu dan terbiasa dalam belajar juga sangat penting.
Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri murid dan dari luar diri murid
untuk mengalami perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan
keterampilan. Motivasi yang berasal dari diri murid disebut motivasi instrinsik, misalnya
kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang dan sebagainya. Motivasi yang berasal dari luar diri
murid disebut motivasi ekstrinsik, misalnya guru dan apa saja yang dilakukan guru untuk
membuat murid mau, mampu dan biasa belajar, bahkan lingkungan belajar, kelas, bahan,
sumber belajar dan sebagainya. Motivasi belajar instrinsik dan ekstrinsik harus ditimbulkan
secara terpadu. (Dari point ini, perlu kita sadari kembali bahwa salah satu tugas guru
adalah membuat ‘siswa senang belajar’. Untuk mewujudkan hal tersebut, kita sebagai
guru perlu menentukan cara yang mampu mendorong/ meningkatkan motivasi
intrinsic dan ekstrinsic tersebut.)
Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau daya yang dapat
menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan perilaku siswa akan
lebih mudah diarahkan dalam kegiatan belajar. Bagaimana cara menimbulkan motivasi
siswa? Paling tidak ada empat cara yang dapat kita lakukan sebagai guru PKR dalam
menimbulkan motivasi yaitu:
a) Menunjukkan kehangatan dan semangat
b) Menimbulkan rasa ingin tahu
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
d) Memperhatikan minat murid
==
a) Kehangatan dan semangat.
Kehangatan seorang guru terhadap muridnya nampak pada penampilannya yang ceria
dan bersahabat, tidak galak dan tidak menakutkan, adanya perhatian yang penuh dengan
kesungguhan dan ketulusan, serta tidak memberi kesan asal-asalan dan terpaksa. (Sikap dan
penampilan guru di awal pembelajaran sedikit banyak akan berpengaruh pada
kesan/pandangan siswa terhadap guru. Dengan demikian, di awal pembelajaran kita
perlu menunjukkan kalau kita ramah namun tetap tegas, sehingga siswa merasa
aman/tidak tertekan dan nyaman di kelas kita.. namun tetap patuh mengikuti kegiatan
belajar dan menjaga kekondusifan kelas. Akrab dengan siswa, namun tetap
menunjukkan sikap jaga jarak ke siswa-agar siswanya tidak melonjak).
Semangat atau keantusiasan guru dalam menghadapi muridnya nampak dari
bagaimana santun bahasanya yang akrab. Bersemangat atau ada rasa antusias dalam
melakukan tugasnya sebagai guru.
b) Menimbulkan rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu murid tampak dari adanya perhatian murid pada saat guru berbicara
atau bertanya terhadap materi dan kaitan materi yang sedang dipelajari. Untuk dapat
menimbulkan rasa ingin tahu guru harus berefikir dan berbicara secara logis dan sistimatis.
Misalnya bila guru akan mengajarkan konsep makanan yang bergizi, maka guru akan
bertanya pada murid sebagai berikut “ Anak-anak dapatkah kamu menyebutkan makanan
yang kita makan sehari-hari?” Apa lagi? Siapa yang dapat menyebutkan! Apa yang kalian
sebutkan banyak yang benar. Mari kita lihat sekarang tentang cirri-ciri makanan bergizi.
(Menimbulkan rasa ingin tahu bisa diwujudkan dengan interaksi guru-siswa yang baik.
Ketika menyampaikan materi, ajak siswa berinteraksi dengan guru. Lakukan kegiatan
tanya-jawab. Tanya-jawab bisa dilakukan setiap kali ‘akan’ menjelaskan suatu point
bahasan. Dengan cara ini, siswa juga akan terdorong untuk berpikir lebih kritis-
mengingat kembali apa yang mereka temui di kehidupan sehari-hari mereka yang
ternyata akan dipelajari di dalam kelas. Lebih lanjut, kelas yang interaktif dapat
menjadikan kelas kita kondusif.. kelasnya hidup.)
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi kognitif, yaitu: situasi
dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada gilirannya dapat menimbulkan
dorongan belajar bagi murid. Untuk dapat menimbulkan ide yang bertentangan guru dapat
menyajikan suatu kasus atau cerita bermasalah. Kasus itu dapat berupa kejadian yang
sesungguhnya. Misalnya diambil dari berita di surat kabar.
Contoh lain: ketika kita menyampaikan materi terkait vitamin, (misal kita menjelaskan)
vitamin C diperoleh dari buah-buahan yang biasanya memiliki rasa asam. Vitamin C
bermanfaat untuk kesehatan tubuh sehingga kita perlu memberi asupan vitamin C setiap hari.
Kalau kita makan terlalu banyak buah yang mengandung vitamin C, apakah tubuh kita
semakin sehat? // atau tanyakan, bagaimana jika kita tidak memberi asupan vitamin C untuk
tubuh? Apa akibatnya? dengan cara ini, siswa terdorong untuk menyampaikan
pendapatnya dan kelas menjadi interaktif
d) Mengajukan pertanyaan
Pada awal pelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan pemicu. Maksudnya sebagai
pemandu awal yang berfungsi memberi acuan bagi murid dalam belajar. Pertanyaan pemicu
dapat dikaitkan dengan benda, peristiwa, gambar yang digunakan pada saat guru menarik
perhatian murid. Pertanyaan pemicu dapat disusun mulai dari pertanyaan sederhana misalnya
apa, dimana, tahun berapa, sampai pertanyaan yang lebih rumit misalnya mengapa,
bagaimana, apa akibatnya dan sebagainya.
Agar lebih menarik, kita bisa menggunakan media pembelajaran audio/visual/ audio-
visual ataupun media konkrit
4) Membuat kaitan materi
Membuat kaitan materi pada awal pelajaran sangat penting, karena akan
menghubungkan pengalaman lama dengan pengalaman baru. Bila pengalaman lama dengan
pengalaman baru dapat dihubungkan dengan baik, maka proses belajar akan berlangsung
lebih bermakna. Membangun kaitan materi dengan melalui :
a) Merangkum materi yang lalu dengan maksud untuk memtakan apa saja yang telah
dipelajari murid.
b) Pertanyaan apersepsi, pertanyaan yang ditujukan untuk mengaitkan pengalaman siswa
dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.
Apabila rangkuman dan jawaban pertanyaan appersepsi dipadukan, maka guru akan
dapat membaca bekal belajar murid sehingga materi baru dapat dikaitkan untuk
menghasilkan proses belajar yang yang bermakna. Bagi murid akan dapat melihat nilai
tambah apa yang akan diperoleh setelah mempelajari materi baru.
b. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran sama pentingnya dengan membuka pelajaran, walaupun berbeda
tujuan dan fungsinya. Untuk menutup pelajaran sebaiknya dilakukan secara bersama-sama
dimana semua murid dari kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan atau satu tempat.
Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam menutup pelajaran
yaitu:
1) Meninjau/mereview kembali
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
3) Memberikan tindak lanjut
Marilah ketiga pokok kegiatan tersebut kita bahas satu per satu.
1) Meninjau kembali.
Untuk mengecek apakah pengalaman belajar murid sudah memenuhi tuntutan pedagogis
sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan perlu ditinjau kembali. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan. Rangkuman sebaiknya dibuat
guru dengan melibatkan murid. Dengan demikian murid dapat memahami apa saja yang telah
dipelajari dalam pembelajaran. usahakan tetap interaktif dengan siswa
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya penguasaan
murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang digariskan.
Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada akhir pelajaran.
Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a) Mendemonstrasikan keterampilan.
b) Menerapkan ide baru pada situasi lain
c) Mengemukakan pendapat sendiri
d) Memberikan soal-soal secara tertulis
c. Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Dapatkah kita sebagai guru mengubah suasana kelas PKR yang tidak menarik dan
membosankan menjadi kelas PKR yang menyenangkan? Tentu saja Anda dapat membuat
murid senang, puas, dan betah belajar. Caranya adalah mengadakan variasi dalam
pembelajaran.
Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman
menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan belajar-
mengajar. Marilah sekarang kita mengkaji ketiga jenis variasi tersebut.
1) Variasi gaya mengajar
Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan mengelola
rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya dinamika
proses belajar murid. Dinamika proses belajar tercermin pada perhatian, semangat, dan rasa
senang, betah atau keasyikan murid dalam mempelajari sesuatu.
Penampilan mengajar guru diwarnai oeh keterampilan guru dalam:
a. Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume, dan kefasihan.
b. Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada kegiatan murid
secara bersamaan.
c. Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mengendapkan ide
d. Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru
e. Olah gerak dan mimik : gerak fisik dan tampilan wajah
f. Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian sama
Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan di kelas
antara lain:
a) Membaca
b) Menggunakan lembar kerja
c) Bercerita
d) Berdialog/berdiskusi
e) Mengadakan percobaan
f) Mendengarkan audio
g) Mengamati video
h) Bernyanyi
i) Mengamati lingkungan
Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah teknik yang dapat
digunakan yaitu:
1) Mengabaikan sementara yang direncanakan: jika ada perilaku siswa yang kurang baik/
mengganggu kekondusifan kelas, guru perlu segera menangani/ menyikapi perilaku siswa
tersebut.
2) Mengawasi dari dekat
3) Menerima perasaan negatif murid
4) Mendorong murid mengungkapkan perasaannya
5) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu
6) Menghilangkan ketegangan dengan humor.
7) Mengatasi penyebab gangguan.
8) Membatasi secara fisik
9) Menjauhkan penggannggu