Anda di halaman 1dari 9

Tugas 3

Strategi Pembelajaran di SD

Rina Reskiana Amalia Sari


859392313
FKIP / PGSD
UPBJJ MAKASSAR
1. Tujuan : Untuk membantu siswa dalam mengetahui batasan tugas yang akan dikerjakan
selama proses pembelajaran. Membantu mengingatkan siswa akan materi pelajaran yang
telah disampaikan sebelumnya, sehingga memudahkan mereka menerima pelajaran yang
masih berkaitan dengan sebelumnya.

Komponen :
a. Membuka pembelajaran
 Menarik perhatian siswa. Kegiatan menarik perhatian merupakan salah satu
komponen yang penting pada saat membuka pelajaran. Karna, ketika siswa telah
tertarik pada sesuatu hal maka mereka akan cenderung untuk lebih termotivasi dalam
belajar. siswa akan terhindar dari kebosanan dan cenderung bersikap aktif. Terdapat
banyak cara untuk menarik perhatian siswa. guru dapat mevariasikan gaya mengajar,
menggunakan media, menggunakan alat peraga atau alat bantu mengajar lainnya.
 Menimbulkan motivasi. Menimbulkan motivasi siswa diawal pelajaran merupakan
hal yang harus dilakukan oleh guru. Karena jika siswa telah termotivasi terhadap
materi pelajaran maka pembelajaran akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
Siswa akan lebih antusias terhadap pelajaran sehingga pembelajaran akan berpusat
kepada siswa. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam
membangkitkan motivasi siswa. Seperti:
 Bersikap hangat dan antusias ketika mulai berbicara atau pada saat masuk
kedalam kelas. Misalnya melalui sikap bersahabat, tersenyum, hangat dan
antusias namun tetap harus tegas terhadap hal-hal yang berpotensi menggangu
jalannya pembelajaran. Dengan sikap yang seperti itu diharapkan dapat
menimbulkan tingkah laku dan perasaan senang dari dalam diri siswa sehingga
siswa dengan sendirinya akan termotivasi terhadap pelajaran. Hindari sikap yang
menimbulkan kesan sangar, jutek ataupun sikap tidak bersahabat. Karena sikap-
sikap seperti itu dapat menyebabkan siswa merasa tertekan serta ketakutan dan
menjadikan belajar seolah-olah sebagai suatu paksaan dan tidak menyenangkan.
 Menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Terdapat banyak cara yang dapat
dilakukan oleh seorang guru untuk menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa.
Misalnya dengan membawa alat peraga kedalam kelas. Dengan alat peraga
tersebut, maka akan menimbulkan tanda tanya kepada diri siswa mengenai untuk
apa alat peraga tersebut, apa fungsinya dan apa yang akan dilakukan guru dan
apa yang harus siswa lakukan dengan alat peraga tersebut. Disini alat peraga tidak
harus yang berharga mahal dan sulit didapat. Tetapi guru dapat memanfaatkan
segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar yang berkaitan dengan materi
pelajaran tentunya. Dalam menimbulkan rasa ingin tahu kepada siswa guru juga
dapat melakukannya dengan cara yang berbeda seperti memutar video,
membawa bingkisan sebagai hadiah bagi siswa yang berprestasi atau dengan cara
lainya tergantung dari kreatifitas guru masing-masing. Sebaiknya guru
mengkombinasikan berbagai cara untuk menarik siswa agar tidak terkesan
monoton dan mudah ditebak oleh siswa.
 Melontarkan ide, pandangan ataupun pernyataan yang seolah-olah bertentangan.
Misalnya seperti ini. Dalam setiap diri siswa pasti berkeinginan untuk dapat sukses
dimasa depan terutama untuk menggapai cita-cita yang diinginkanya. Namun
sering kali banyak dari siswa hanya menjadikan cita-cita hanya sekedar cita-cita
dan tidak melakukan usaha lebih untuk mewujudkan cita-citanya tersebut,
sehingga mereka hanya menganggap belajar hanya sebagai suatu kewajiban dan
hal lumrah yang dilakukan oleh setiap orang diusia mereka. disini guru dapat
memberikan pandangan yang positif kepada siswa tentang pentingnya suatu
pendidikan sebagai sarana untuk menggapai cita-cita dan untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik masa depan. guru dapat menceritakan kisah-kisah
sukses dari tokoh-tokoh terkenal dan usaha luar biasa apa yang mereka lakukan
sebelum mereka sukses. sampaikan bahwa jika siswa tidak perduli dengan diri
mereka sendiri terutama, dalam hal belajar, belajar dan belajar dan masih terus
bermalas-malasan maka mereka akan sulit nantinya untuk mewujudkan cita-cita
mereka dimasa depan.
 Memperhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian siswa. Guru
dapat menggunakan isu-isu yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh
masyarakat sebagai bahan untuk meningkatkan motivasi siswa. Dalam hal ini guru
sangat dituntut untuk selalu mengikuti suatu perkembangan baik melalui televisi,
koran, majalah maupun dari media masa lainnya.

 Memberikan Acuan /strukturing. Memberikan acuan merupakan suatu usaha untuk


memberikan gambaran yang jelas mengenai hal-hal apa yang akan dipelajari dan cara
yang akan ditempuh untuk mempelajari materi pelajaran tersebut. Apa saja yang
dapat dilakukan oleh seorang guru dalam memberikan acuan ? berikut diantaranya :
Guru dapat mengemukan tujuan pembelajaran dan tugas-tugas apa saja yang akan
dikerjakan oleh siswa. menyampaikan tujuan pembelajaran dan tugas-tugas yang
akan dikerjakan siswa merupakan hal yang penting agar siswa memperoleh
gambaran secara untuh mengenai batasan-batasan pembelajaran dan apa yang
akan dikerjakan siswa nantinya.
Guru dapat mengungkapkan masalah pokok yang akan dipelajari. hal ini bertujuan
agar siswa lebih fokus dan memperhatikan hal-hal penting dari suatu konsep,
benda, gambar dan lain sebagainya.
Guru dapat menyampaikan pertanyaan-pertanyaan. Melalui pertanyaan-
pertanyaan diharapkan akan menimbulkan motivasi dan rasa keingintahuan yang
besar terhadap suatu materi pelajaran. Pertanyaan-pertanyaan diawal ini
sebaiknya tidak langsung dikonfirmasi oleh guru tentang jawaban yang benar atau
salah, Tetapi dapat digantung terlebih dahulu jawabanya dimana diberikan
pemahaman kepada siswa untuk dapat mengetahui jawabanya maka siswa harus
mengikuti pelajaran dengan baik.

 Membuat kaitan atau melakukan apresepsi. Membuat kaitan atau apresepsi ini dapat
dilakukan guru jika akan mengajarkan suatu pengetahuan atau konsep baru kepada
siswa. Kegiatan membuat kaitan atau apresepsi ini merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan karena ketika guru akan mengajarkan hal baru atau konsep baru, bisa
jadi tidak semua siswa telah siap. atau bahkan siswa memiliki pemahaman yang
berbeda-beda mengenai sesuatu hal yang ada kaitannya dengan materi pelajaran.
Sehingga sebelum dilajutkan ke materi pokok guru perlu untuk menyatukan
pemahaman seluruh siswa sehingga siswa memiliki pemahaman atau presepsi yang
sama atau hampir sama tetang sesuatu hal tersebut.

b. Menutup Pembelajaran
 Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan. Dapat dilakukan dengan cara
merangkum inti pelajaran untuk menarik suatu kesimpulan yang mengacu pada tujuan
pelajaran yang hendak dicapai. Kegiatan menarik kesimpulan sebaiknya dilakukan oleh
siswa dibawah bimbingan guru. Hal ini bertujuan untuk melatih keterampilan berpikir
kritis siswa.
 Melakukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
sudah tercapai atau belum. Evaluasi dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan
seperti mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah
disampaikan atau dapat juga sebagai balikan untuk memperbaiki program
pembelajaran kedepannya. Evaluasi pada saat menutup pelajaran dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti memberikan pertanyaan secara lisan, mengexplorasi
pendapat siswa, atau meminta siswa untuk mendemonstrasikan sesuatu.
 Memberikan motivasi dan dorongan sosial dengan tujuan agar siswa lebih termotivasi
lagi dalam pembelajaran berikutnya. Dalam memberikan motivasi guru dapat
memberikan pujian kepada siswa di akhir pelajaran misalnya “wah diskusi hari ini
sudah berjalan dengan sangat baik, saya harap pertemuan berikutnya bisa
dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi partisipasi dari seluruh siswa!”.
 Memberikan tindak lanjut. Disini guru dapat menyampaikan apa saja harus dipelajari
siswa dirumah termasuk implikasi atau penerapan dari materi pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari. Guru juga dapat menyampaikan materi pelajaran yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya serta apa yg harus dipersiapkan oleh siswa.

2. Berikut beberapa pendekatan dalam pengelolaan kelas :


 Pendekatan Kekuasaan. Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru di sini adalah menciptakan dan
mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang
menuntut kepada anak didik untuk menaatinya. Di dalamnya ada kekeasaan dalam
norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk
norma itulah guru mendekatinya.
 Pendekatan Ancaman. Dari pendekatan ancaman atau intimidasi inti, memperoleh
kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.
Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan
ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
 Pendekatan Kebebasan. Pengelolaan diartikan suatu proses untuk membantu anak
didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja.
Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
 Penekatan Resep. Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan member satu
daftar yang dapat mengambarkan apa yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh
terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus
dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang ditulis
dalam resep.
 Pendekatan Pengajaran. Pendekatan ini didasarkan pada suatu tanggapan bahwa
dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah
tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
Pendekatan ini manganjurkan tingkah laku guru dlam mengajar untuk mencegah dan
menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah
perencanaan dan mengimplemantasikan pelajaran yang baik
 Pendekatan Perubahan Tingkah Laku. Sesuai dengan namanya, pegelolaan kelas
diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru
adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah
laku yang kurang baik.
 Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial. Pendekatan pengelolaan kelas
merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan
sosial yang positif dalam kelas. Suasana emosional dan hubungan sosial yang positif
artinya ada hubungan yang baik antara guru dengan siswa. Disisni guru adalah kunci
terhadap pembentukan hubungan pribadi dan perannya adalah menciptakan
hubungan pribadi yang sehat.
 Pengelolaan Proses Kelompok. Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses
untuk menciptakan kelas sebagai sustu sistem sosial dimana proses kelompok
merupakan yang paling utama. Peranan guru adalah mengusahakan agar
perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok itu efektif. Proses kelompok adalah
usaha guru mengelompokan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan
berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam
belajar.
 Pendekatan Elektis. Pendekatan elektis adalah pendekatan yang menekankan pada
potensialitas, kreaktivitas, dan inisiatif guru kelas dalam memilih pendekatan tersebut
sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Penggunakan pendekatan ini dalam suatu
situasi dapat digunakan dengan salah satu, mengombinasikan, atau ketiga
pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu
pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang
memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang
memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.

3. Adapun beberapa fungsi pengajaran remedial tersebut adalah :


 Fungsi Korektif
Pengejaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui pengajaran
remedial dapat diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang
dianggap masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses
belajar mengajar. Hal-hal yang diperbaiki atau dibetulkan melalui pengajaran
remedial antara lain :

 Perumusan tujuan
 Penggunaan metode mengajar
 Cara-cara belajar
 Evaluasi
 Segi-segi pribadi murid
Dengan perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, meka prestasi belajar murid
beserta faktor-faktor mempengaruhi dapat diperbaiki.

 Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud fungsi penyesuaian adalah agar dapat membantu murid untuk
menyesuaian dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai
dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang besar
untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Tuntutan belajar yang diberikan
murid telah disesuaikan dengan sifat jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga
murid diharapkan lebih terdorong untuk belajar.

 Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memungkinkan guru, murid
dan pihak-pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap
pribadi murid. Demikian pula murid diharapkan dapat lebih memahami dirinya dan
segala aspeknya. Begitu pula guru dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami
akan keadaan pribadi murid.

 Fungsi Pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat memperkaya proses
belajar mengajar. Bahan pelajaran yang tidak disampaikan dalam pengajaran
reguler, dapat diperoelh melalui pengajaran remedial. Pengayaaan lain adalah dalam
segi metode dan alat yang dipergunakan adalam pengajaran remedial. Dengan
demikian diharapkan hasil yang diperoleh murid dapat lebih banyak, lebih luas dan
lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.

 Fungsi Terapuetik
Dengan pengaaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat
meyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang
diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan. Penyembuhan kondisi
kepribadian dapat menunjang pencapaian prestasi belajar, demikian pada
sebaliknya.
 Fungsi Akselarasi
Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses
belajar baik dalam arti aktu maupun materi. Misalnya : murid yang tergolong lambat
dalam belajar dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran
remedial.

4. Gangguan ringan dapat diatasi, antara lain dengan cara :


 Mengabaikan
 Menatap agak lama
 Menggunakan isyarat nonverbal
 Mendekati
 Memanggil nama
 Mengabaikan secara sengaja

Gangguan berat dapat diatasi, antara lain dengan cara :


 Memberi hukuman secara bijaksana
 Melibatkan orangtua

5. Prinsip Penataan Lingkungan Kelas


Pada prinsipnya lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruang kelas yang
menarik, efektif dan mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran

Psikiosasi :
 Visibility (Keleluasaan pandangan)
Hal pertama yang harus diperhatikan guru dalam menata lingkungan kelas adalah
visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang dikelas tidak
mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa lebih leluasa memperhatikan guru
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
 Accessibility (Mudah dicapai/ mudah dijangkau)
Barang-barang yang dibutuhkan siswa dalam proses pembelajaran hendaknya
diletakkan lebih dekat dengan siswa sehingga mudah dijangkau oleh siswa.
 Fleksibilitas (Keluesan)
Barang-barang yang ada didalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan
dipindah-pindah sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
 Kenyamanan,dan
Selain menata ruang kelas sesuai dengan tujuan dan strategi pembelajaran, guru
juga dituntut untuk menata dan memberikan kenyamanan baik bagi siswa
maupun guru itu sendiri. Prinsip kenyamanan ini berkenaan dengan temperatur
ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
 Keindahan
Dalam menata ruang kelas, prinsip keindahan ini perlu diperhatikan. Prinsip ini
berkenaan dengan usaha guru menciptakan ruangan kelas yang menyenangkan
dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai