Anda di halaman 1dari 26

Nama : Siti laelatus Saadah

NIM : 857444795
Mata kuliah : Strategi pembelajaran di SD
Dosen : Jaka nugraha M.pd

TUGAS TUTORIAL II
1. Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar
secara efektif. Kondisi tersebut harus dimulai dari tahapan pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran
(prainstruksional) adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkn siswa
mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung
dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.Upaya yang
dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik


Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus
memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut
mengikuti pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal
pembelajaran sehingga menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran hingga
siswa akan mampu melakukan aktifitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang
dapat menghambat kreativitasnya.
2. Memeriksa kehadiran siswa
Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada pertama pembelajaran adalah mengecek kehadiran
siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru dapat mengajukan
pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya.
Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi
terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri memberitahukan
ketidakhadirannya kepada guru baik secara lansung maupun melalui temannya secara lisan atau
tertulis.
3. Menciptakan kesiapan belajar siswa
Kegiatan belajar perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa. Kesiapan belajar
siswa merupakan salah satu prisip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu membantu pengembangan kesiapan belajar dan
menumbuhkan semangat siswa dalam belajarnya.
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan
semangat siswa dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajaryang diperlukan
dalam kegiatan belajar.
b. Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
c. Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d. Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa.
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.
4. Menciptakn suasana belajar yang demokratis
Untuk menciptakan suasana yang belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa
agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan
berani memperlihatkan unjuk kerja (performace). Kegiatan yang dapat dilakukan guru pada
kegiatan prapembelajaran dantaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab siswa atau
meminta siswa berpendapat atau mengeluarka gagasan. Suasanya yang demokratis harus
dikondisikan sejak awal pembelajaran. Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa
untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memingkinkan guru untuk
mengembangkan bakat dan kenggulan yang dimiliki oleh siswa.
Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki
kegiatan inti pembelajaran. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi
dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang
batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukkan hubungan antara
pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran.
Diantaranya sebagai berikut:
1. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan
pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu
difokuskan perhatiannya pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya melakukan
kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa. Msalnya dengan menyampaikan cerita yang
menimbulkan pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga, pengajuan pertanyaan atau alat
peraga yang menarik perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya
motivasi pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
2. Memberi Acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya
guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan
dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang
dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut.
a. Memberitahukan tujuan(kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan
dipelajari
Kegiatan yang paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah
memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran
dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari siswa. Dengan informasi tersebut siswa akan
memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi
yang akan dipelajari.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
3. Membuat Kaitan
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari.
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas

4. Melaksanakan Tes Awal


Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi
atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi ini akan digunakan
oleh guru untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru akan dimulai. Tes awal dapat
dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif
(mewakili) seluruh siswa.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu atau untuk kegiatan awal
pembelajaran relatif singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk
menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan hasil
pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan
dengan tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran
diantaranya adalah guru hendaknya :
a. Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa,
b. Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran
yang akan diikutinya.
c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu,
d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehigga siswa merasakan adanya suasana
belajar yang aman dan menyenangkan,
e. Memberikan penguatan kepada siswa
f. Menanamkan disiplin pada siswa.

Kegiatan inti dalam pembelajaran


Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informasi atau
fakta. Selain itu pembelajaran klasikal terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau
sebagai pengantar dalam proses pembelajaran (Depdikbud, 1990)
Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode
ceramah, dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan karakteristik
materi pelajaran.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, guru harus memiliki kemampuan
mengelola pembelajaran klasikal yang dilandasi oleh implementasi prinsip-prinsip pembelajaran
klasikal.
1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Klasikal
Berikut ini beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran klasikal.
a. Sistematis
b. Perhatian dan aktivitas
c. Media pembelajaran
d. Latihan atau penugasan

Pada intinya kegiatan pra dan awal pembelajaran, inti pembelejaran dan kegiatan semuanya
memiliki peran yang sangat penting dalam mengajar, karena saat tidak menggunakan hal tersebut
penyampaian materi di khawatirkan akan rumpang dan menjadi salah tangkap oleh siswa.
➢ Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang di desain
dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan belajar. pembelajaran kelompok cenderung banyak
digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif).
Pembelajaran kelompok sering disebut dengan pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan teori yang melandasi pembelajaran kelompok siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit
sebelumnya melalui belajar secara kelompok dan bekerja sama. Kesempatan
siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi dan peluang nya lebih
besar akan dapat diperoleh melalui kegiatan belajar kelompok. Siswa akan lebih
memahami materi pelajaran yang bersifat problematis dengan alternatif
penyelesaiannya. Melalui kegiatan kelompok secara langsung siswa akan belajar
berpikir logis, kritis dan kooperatif dalam memberikan alternatif penyelesaian
masalah melalui kesepakatan kelompok.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kelompok membutuhkan waktu yang relatif
banyak. Untuk itu perlu memperhatikan tentang lokasi waktu yang disediakan
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

➢ Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok:


- Adanya topik dan permasalahan
Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi
pembelajaran kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan
bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung jawab. Materi
pelajaran dalam pembelajaran kelompok harus mengandung permasalahan
maupun proyek yang harus dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa melalui
kerjasama.
- Pembentukan kelompok
Karakteristik siswa yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kelompok
diantaranya adalah kepandaian, jenis kelamin, kelancaran berbicara dan
kekuatan atau kondisi fisik.
- Kerjasama
Adanya kerjasama merupakan salah satu prasyarat utama yang harus
dipenuhi dalam pembelajaran kelompok.
- Perhatian
Selama kegiatan pembelajaran kelompok berlangsung guru harus
memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan siswa
sebagai individu dalam kelompok.
- Motivasi
Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok guru harus
memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa secara individu dan
kelompok.
- Sumber belajar dan fasilitas
Kelengkapan sumber belajar merupakan salah satu aspek yang memberikan
daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar kelompok.
- Latihan dan tugas
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok guru harus
memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu
yang diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok.

Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok:


- Pertama, merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan
tujuan pembelajaran.
- Kedua, mengidentifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan
permasalahan yang telah dirumuskan.
- Ketiga, analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah. Dalam hal ini
siswa dikondisikan secara individu dalam kelompok untuk menjawab
pertanyaan atau persoalan-persoalan sampai mencapai satu kesepakatan
untuk menjawab persoalan kelompok.
- Keempat, menyusun laporan masing-masing kelompok.
- Kelima, presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok
kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung
dibimbing oleh guru.

➢ Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran perseorangan


Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang
mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu.
Kegiatan pembelajaran perseorangan ditunjukkan untuk menampung kegiatan
pengayaan dan perbaikan (Depdiky: 1990: 39).
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam
pemberian tugas atau latihan.
Selama pembelajaran berlangsung guru hendaknya banyak memberikan
penguatan terhadap kegiatan dan hasil yang dicapai siswa. Dengan memberikan
penguatan, perhatian siswa terhadap kegiatan belajar akan meningkat. Selain itu
melalui penguatan guru dapat membangkitkan dan memelihara motivasi belajar
siswa, dapat mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang baik,
serta dapat mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.

b. Tahapan-tahapan kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran


➢ Kegiatan Akhir Pembelajaran
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk
menutup pelajaran. Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan
siswa terhadap kompetensi yang diharapkan. Dengan melakukan kegiatan akhir
pembelajaran, guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum
dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini
adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya
melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang
utuh tentang pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan tersebut
berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.
1. Meninjau Kembali Penguasaan Siswa
Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah
dipelajari siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum
(menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pelajaran.
Kegiatan merangkum (menyimpulkan) dan membuat ringkasan sebaiknya
dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan guru sehingga pada saat siswa
membuat rangkuman atau kesimpulan atau ringkasan itu salah atau kurang
sempurna, guru dapat membetulkan atau menyempurnakan rangkuman/
kesimpulan/ringkasan yang dibuat siswa. Dalam melaksanakan kegiatan
membuat rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan
kriteria berikut.
- Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
- Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
- Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah
dibahas.
- Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.

2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak
yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Melalui kegiatan
penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya kemampuan yang
diharapkan dikuasai siswa Oleh karena itu guru perlu memiliki kemampuan
dalam menilai hasil belajar siswa Untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap kompetensi yang diharapkan, guru dapat memberikan tes, atau
meminta siswa untuk membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang
telah dibahas.
Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan akhir yang sering dilakukan
guru. Untuk itu, guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat
evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir
pembelajaran disebut tes akhir (post-test), yaitu tes yang ditujukan untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut relatif singkat,
maka guru perlu mengidentifikasi kegiatan teknik yang dianggap tepat untuk
menila penguasaan siswa. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan
penilaian secara lisan atau tertulis. Apabila waktu yang dimiliki tidak banyak,
guru dapat menunjuk beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili)
seluruh siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan atau membuat
kesimpulan. Atau apabila waktunya cukup banyak dan memadai, guru dapat
melakukan penilaian secara tertulis.

➢ MELAKSANAKAN KEGIATAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN

Berdasarkan hasil kegiatan akhir (meninjau kembali penguasaan siswa dan/atau


melaksanakan penilaian), guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru akan mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun
kelas. Kegiatan tidak lanjut pembelajaran dapat dilaksanakan di luar jam
pelajaran, sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan
tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar
siswa. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat Anda lakukan untuk
mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan
dimiliki siswa.
- Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah
Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa, sebab
memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa prestasi, jenuh
bahkan akan menurunkan motivasi serta minat belajarnya. Kemudian tugas
para siswa harus berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan terpadu.
Serta harus memperhatikan waktu yang tersedia dan kemampuan yang
dimiliki oleh siswa
- Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa
Sebagai tindak lanjut dari adanya kemampuan yang belum dikuasai siswa
Guru hendaknya merancang kegiatan untuk membantu siswa menguasai
kemampuan yang belum dikuasai tersebut.
- Membaca materi pelajaran tertentu
Kegiatan membaca dapat ditugaskan kepada siswa yang belum maupun yang
sudah menguasai kompetensi yang ditetapkan.
- Memberikan motivasi bimbingan belajar
Guru hendaknya memberikan kepada siswa agar mereka mampu
memperbaiki kekurangannya. Siswa perlu mendapat bimbingan dari guru
agar dapat memperbaiki atau meningkatkan penguasaan materi.
- Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan
datang
Dengan menyampaikan kegiatan belajar yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu di
rumah materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya sebelum
mengikuti pelajaran di sekolah.
2. Jelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar!
Penentuan atau pemilihan metode mengajar dalam pembelajaran harus
mempertimbnagkan beberapa factor yang mempengaruhi pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut adalah :
➢ Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Siswa
Tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa merupakan faktor
stama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Ada beberapa
ingkatan dalam tujuan pembelajaran, tujuan yang paling tinggi yaitu Tujuan
Pendidikan Nasional (TPN), kemudian dijabarkan pada Tujuan Satuan Pendidikan
(Institusional), Tuan Bidang Studi/Mata Pelajaran, dan Tujuan Pembelajaran
(Instruksional).
Tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar merupakan pernyataan yang dharapkan
dapat diketahui, disikapi dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan pembelajaran.
Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa. Tujuan institusional adalah
tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, misalnya SD, SMP, SMA,
SMK dan seterusnya. Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu
mata pelajaran atau sutu bidang studi, sedangkan tujuan pembelajaran (instruksional)
adalah tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasan tertentu.
Untuk mempermudah dalam memahami tujuan pembelajarn dan kompetensi siswa,
kita kaji Kembali tujuan pembelajaran berdasarkan ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Tujuan yang bersifat khusus atau kompetensi dasar sering mencakyp
ketiga ranah tersebut.

Uraian tentang Taxonomy Bloom:


a. Kognitif
1) Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan mengetahui, atauuntuk
mengingat sesuatu.
2) Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan menerjemahkan,
memahami sesuatu dan seterusnya.
3) Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan membuat, mengerjakan atau
menggunakan teori atau rumus.
4) Analisis, lebih menekankan pada kemampuan mengkaji, menguraikan,
membedakan, mengidentifikasi dan seterusnya.
5) Sintesis, lebih menekankan pada kemampuan menggabungkan,
mengelompokkan, menyusun, membuat rencana program dan seterusnya.
Evaluasi, lebih menekankan pada kemampuan menilai berdasarkan norma
atau kemampuan menilai pekerjaan sesuatu.
b. Afektif
1) Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka, atau kemampuan
menerima.
2) Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada sesuatu kegiatan dan
kerelaan hati.
3) Penilaian dan penentuan sikap, lebih menekankan pada menentukan sikap.
Organisasi, kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoma hidup.
Pembentukan pola hidup, lebih menekankan pada penghayatan dan pegangan
hidup.
c. Psikomotor
1) Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat terhadap sesuatu
dan peka terhadap sesuatu hal.
2) Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik.
3) Gerakan terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan yang lain/ meniru
contoh.
4) Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola.
5) Gerakan yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat, dan lancar.
Penyesuaian, keterampilan dalam mengubah dan mengatur kembali.
Kreativitas, kemampuan dalam menciptakan pola baru.
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus maupun merumuskan indikator hasil
belajar harus menggunakan kata kerja yang bersifat operasional, terukur dan
spesifik.
Tujuan pembelajaran khusus dapat dikatakan sebagai enabling objectives artinya
tujuan pembelajaran harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung,
sedangkan tujuan pembelajaran umum dapat dikatakan sebagai target objectives
yang artinya tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai setelah pembelajaran
selesai (Gagne, 1978:97).
➢ Karakteristik bahan pelajaran/materi pembelajaran
Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar
adalah karakteristik bahan pelajaran, aspek-aspek tersebut terdiri dari:
a. Aspek konsep (cocept), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan
dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan sesuatu.
b. Aspek fakta (fact), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi objek dan waktu,
seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
c. Aspek prinsip (principle), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan
dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh.
d. Aspek nilai (value), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan
dengan aspek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang
bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi banyak orang.
e. Aspek keterampilan intelektual (intellectual skills), merupakan substansi materi
pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan
persoalan atau permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis,
berpikir kritis, berpikir inovatif, dan berpikir ilmiah.
f. Aspek keterampilan psikomotor (psychomotor skills), merupakan substansi materi
pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.

➢ Waktu yang digunakan


Pemilihan metode mengajar harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam
jam pelajaran, ada berapa metode mengajar yang dianggap relatif banyak
menggunakan waktu seperti metode pemecahan masalah dan inkuiri. Penggunaan
metode ini kurang tepat jika digunakan pada jam pelajaran yang alokasi waktunya
relatif singkat sehingga penguasaan materi tidak akan optimal demikian pula dengan
pembentukan kemampuan siswa.

➢ Faktor siswa
Faktor siswa merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan metode mengajar. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada
aspek kesegaran mental dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola
pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya
sesuai dengan kondisi siswa dalam belajar.
➢ Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar
Supaya memperoleh hasil belajar yang optimal maka setiap peristiwa pembelajaran
harus dirancang secara sistematis dan sistemik. Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan
landasan dalam pembelajaran diantaranya adalah ketersediaan fasilitas, media dan
sumber belajar.

3. Jelaskan Peranan dan manfaat media pembelajaran sebagai faktor pendukung


pada keterlaksanaannya suatu proses pembelajaran!

Manfaat media pembelajaran sebagai faktor pendukung pada keterlaksanaannya


suatu proses pembelajaran:
1) Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih
bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkretkan
atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya, untuk
menjelaskan tentang sistem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya
angin bisa menggunakan media gambar atau bagan sederhana.
2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar. Misalnya, guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau
program televisi tentang binatang-binatang buas, seperti harimau dan beruang atau
hewan-hewan lainnya, seperti gajah, jerapah, dinosaurus.
3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya, guru akan
menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar, candi,
atau menampilkan objek-objek yang terlalu kecil, seperti bakteri, virus, semut,
nyamuk atau hewan/benda kecil lainnya.
4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik
gerakan lambat kurung (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan tentang
lintasan peluru, melesatnya anak panah atau memperlihatkan sesuatu ledakan.
Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti pada tumbuhan
kecambah, makanya bunga wijaya kusumah.
Peranan media pembelajaran sebagai faktor pendukung pada keterlaksanaannya suatu
proses pembelajaran:
Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar sangat penting
dilaksanakan oleh para pendidik saat ini, karena peranan media pembelajaran dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima dan melalui media
pembelajaran juga dapat membantu peserta didik untuk menjelaskan sesuatu yang
disampaikan oleh pendidik. Oleh karena itu, dosen/guru dituntut untuk menggunakan
media di dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, melalui media pembelajaran
dapat membuat proses belajar mengajar lebih efektif dan efesien serta terjalin hubungan
baik antara guru dengan peserta didik. Selain itu, media dapat berperan untuk mengatasi
kebosanan dalam belajar di kelas. Jadi media pembelajaran adalah salah satu metode
dalam mengatasi segala macam persoalan dalam mengajar, bukan saja mengatasi
persoalan, namun media pemberi pembelajaran memberi berbagai informasi yang
koprehensip kepada peserata didik.
Peranan media pembelajaran terhadap keberlangsungan proses belajar mengajar
diantaranya dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaia
npesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa,
media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, penyajian
data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan
informasi.
4. Jelaskan jenis-jenis media pembelajaran beserta karakteristiknya dalam membantudan
mendukung terlaksananya proses suatu pembelajaran!
A. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra
penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru sekolah dasar
untuk membantu menyampaikan isi atau materi pembelajaran.
1) Media Visual yang Diproyeksikan (Projected Visual)
Media visual yang dapat diproyeksikan pada dasarnya adalah media yang
menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada
layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam (still
pictures) misalnya gambar diam dan media proyeksi gerak, misalnya gambar
bergerak (motion pictures).
Alat proyeksi tersebut membutuhkan aliran listrik dan membutuhkan ruangan
tertentu yang cukup memadai. Jenis alat proyeksi yang saat ini bisa digunakan
untuk kegiatan pembelajaran diantaranya adalah Opaque Projection, overhead
projection (OHP), dan slide projection. Ketika jenis alat periksa tersebut
digunakan untuk menampilkan gambar diam. Sedangkan untuk menampilkan
gambar hidup bisa menggunakan alat proyeksi yang disebut filmstrips atau film
projection.
2) Media Visual Tidak Diproyeksikan (Non projected Visual)
a. Gambar fotografik
Gambar fotografik atau seperti fotografik ini termasuk ke dalam gambar
diam atau mati, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau
objek lainnya yang ada kaitannya dengan isi atau bahan pembelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa. Gambar fotografik ada yang tunggal dan
ada pula yang berseri, misalnya foto novela yaitu sekumpulan gambar
fotografik yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
b. Grafis (grahic)
Media grafis ini merupakan media pandang dua dimensi yang dirancang
secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur-unsur
yang terdapat pada media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini
dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui
penggunaan kata-kata, angka, dan bentuk simbol atau lambang.
Berikut ini jenis-jenis media grafis yang sering digunakan dalam kegiatan
pembelajaran diantaranya:
➢ Grafik (graph)
Yaitu merupakan gambar yang sederhana untuk menggambarkan data
kuantitatif yang akurat dan mudah dimengerti. Pada umumnya grafik
digunakan untuk menerangkan perkembangan dan perbandingan sesuatu
secara singkat dan jelas dengan menggunakan data statistik. Pada grafik
ini banyak menggunakan bentuk-bentuk simbol. Grafik juga
memberikan ilustrasi mengenai hubungan antara satu unit data dengan
kecenderungan-kecenderungan dalam data tersebut.
Jenis-jenis grafik diantaranya adalah grafik piktoral (pictorial graphs)
adalah bentuk grafik di mana jumlah data yang dipertunjukkannya
dalam bentuk gambar-gambar, grafik lingkaran (circle/pie graphs)
dipergunakan untuk memperlihatkan bagian-bagian dari keseluruhan
dalam bentuk lingkaran, dan grafik garis (line graphs) ya itu jenis grafik
yang paling teliti dan akurat dari semua jenis grafik terutama dalam
menghubungkan dua rangkaian data.
➢ Bagan (Chart)
Bagan biasanya dirancang untuk menggambarkan atau menunjukkan
suatu ide atau gagasan melalui garis, simbol, gambar dan kata-kata
singkat. Fungsi utama dari bagan ini adalah menunjukkan hubungan,
perbandingan, perkembangan, klasifikasi dan organisasi. Jenis bagan
banyak diantaranya adalah bagan pohon (tree charts), Bagan arus (flow
charts), bagan tabel (tabular charts) dan bagan organisasi (organization
charts).
➢ Diagram
Diagram merupakan suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan tentang tata kerja dari suatu benda terutama dengan
garis-garis. Sebuah diagram yang baik adalah yang sederhana yaitu
hanya menunjukkan bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan
dari suatu benda yang digambarkan dengan menggunakan sebuah garis
atau sebuah garis besar dari objek yang sebenarnya atau merupakan
sketsa penampang memotong dari suatu objek.
➢ Poster
Poster merupakan suatu kombinasi visual yang terdiri atas gambar dan
pesan atau tulisan biasanya dengan menggunakan warna yang mencolok.
Poster dapat digunakan sebagai pemberitahuan atau informasi,
peringatan atau juga menangkap perhatian siswa yang walaupun dilihat
dari sekilas namun mampu menanamkan gagasan yang berarti dalam
ingatannya.
➢ Kartun (cartoon)
Kartun merupakan penggambaran dalam bentuk tulisan atau karikatur
tentang orang, gagasan atau situasi yang dirancang untuk membentuk
opini siswa. Bentuk kartun bisa tunggal atau berseri. Kartun mempunyai
manfaat dalam kegiatan pembelajaran untuk menjelaskan rangkaian isi
bahan dalam suatu urutan yang logis dan mengandung makna secara
mudah, menarik dan cepat dibaca oleh siswa.

c. Media tiga dimensi


Media tiga dimensi dalam hal ini terdiri atas media relia dan media
model. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran
yang berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada para
siswa (direct experiences). Realia merupakan model dan objek nyata
dari suatu benda. Model adalah media tiga dimensi yang sering
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media model ini merupakan
tiruan dari beberapa objek nyata. Model terdiri atas berapa jenis yaitu
model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model
susun (build-up model), model kerja (working model), mock-up dan
diorama.

B. MEDIA AUDIO
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset
suara (audio cassette), CD audio, dan program radio.
Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih
keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
Kelebihan lain dari media audio ini, yaitu harganya relatif cukup murah, bersifat
mobile, program relatif mudah diproduksi dan bervariasi, merangsang partisipasi aktif
pendengar, melatih daya imajinasi dan sensitivitas, sumber belajar di dalam kelas, dan
khususnya media radio yang dapat menjangkau sasaran yang luas dan menyajikan
laporan peristiwa secara langsung. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung
kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan alat dan media lainnya.
Terdapat beberapa pertimbangan apabila Anda akan menggunakan media audio ini, di
antaranya adalah:
a. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.
b. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media
lainnya, oleh karena itu dibutuhkan teknik-teknik tertentu dalam belajar melalu
media ini.
c. Karena sifatnya yang auditif, jika ingin memperoleh hasil belajar yang baik
diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual, sedangkan kontrol belajar
bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata-kata, bahasa, dan
susunan kalimat.
C. MEDIA AUDIOVISUAL
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa
disebut media pandang dengar. Sudah barang tentu apabila Anda menggunakan media
ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain
dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas
guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi (teacher), tetapi
penyajian materi bisa diganti oleh media audio visual maka peran guru bisa beralih
menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk
belajar Contoh dari media audiovisual di antaranya program video/televisi
pendidikan, video/ televisi instruksional, program slide suara (sound slide), dan
program CD interaktif.

5. Pada keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru terdapat beberapa komponen yang
harus dikuasai oleh seorang guru,jelaskan yang dimaksud denganketerampilan dasar
bertanya,keterampilan dalam memberi penguatan,dan keterampilan dasar mengadakan
variasi beserta contohnya!
❖ Keterampilan dasar bertanya
A. RASIONAL
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang paling sederhana
dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Keterampilan bertanya merupakan
keterampilan yang bersifat mendasar yang dipersyaratkan bagi penguasaan
keterampilan berikutnya.
Pada umumnya tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi. Namun
kegiatan bertanya yang dilakukan oleh Guru tidak hanya bertujuan untuk
memperoleh informasi tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi
antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Dengan demikian
pertanyaan yang diajukan guru tidak semata-mata bertujuan mendapatkan
informasi tentang pengetahuan siswanya, tetapi yang jauh lebih penting adalah
untuk mendorong para siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pertanyaan yang diajukan guru akan berpengaruh terhadap jawaban siswa.
Pertanyaan yang jelas dan singkat akan mendapat jawaban yang jelas pula.
Demikian pula cara guru mengajukan pertanyaan akan mempengaruhi jawaban
siswa. Pertanyaan yang diajukan dalam penuh kehangatan dan rasa simpati akan
mendapatkan respon yang berbeda dengan pertanyaan yang diajukan secara
dingin dan sikap tak acuh.
Berikut ini adalah alasan mengapa guru perlu menguasai keterampilan bertanya:
- Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan
metode ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber
informasi sedangkan siswa adalah penerima informasi. Oleh karena
anggapan yang demikian siswa bersikap pasif dan menerima tanpa
keinginan atau keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang
menimbulkan keraguan. Dengan dikuasainya keterampilan bertanya siswa
dapat menjadi lebih aktif dan kegiatan belajar menjadi lebih bervariasi serta
siswa dapat berfungsi sebagai informasi.
- Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan
anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu
terpendam.
- Ketiga, penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran menurut keterlibatan siswa secara mental dan intelektual.
Salah satu ciri dari pendekatan ini adalah keberanian siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang hal yang memang perlu dipertanyakan.
- Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya
berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.

B. DEFINISI DAN FUNGSI PERTANYAAN


Menurut G. A. Brown dan R. Edmondson (1984) mendefinisikan pertanyaan
sebagai "segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan)".

Fungsi pertanyaan di dalam kegiatan pembelajaran menurut Turney (1979):


1) Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.
2) Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
3) Menggalakkan penerapan belajar aktif.
4) Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5) Menstrukturkan tugas-tugas sehingga kegiatan belajar dapat berlangsungsecara
maksimal.
6) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
7) Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibatsecara
aktif dalam pembelajaran.
8) Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamannya tentang informasi yang diberikan.
9) Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong
mengembangkan proses berpikir.
10) Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataanguru.
11) Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi.
12) Membantu siswa menyatakan perasaan dan pikiran yang murni.

C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA


1. Keterampilan Bertanya Dasar
a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas sehingga
mudah dipahami oleh siswa.
Contoh:
• Apa yang menyebabkan sehingga banyak siswa jika diberi
kesempatan bertanya tidak menggunakannya?
Menjadi

• Mengapa banyak siswa tidak menggunakan kesempatan bertanya?


b. Pemberi acuan
Sebelum bertanya guru perlu memberikan acuan berupa informasi yang
perlu diketahui siswa.
Contoh:
• Kita sangat beruntung karena memiliki satu bahasa nasional, ya itu
bahasa Indonesia yang dapat dipakai berkomunikasi oleh seluruh
bangsa Indonesia. Negara-negara tetangga kita seperti Malaysia dan
Filipina memiliki lebih dari satu bahasa pengantar. Coba jelaskan
dampak penggunaan bahasa ini bagi perkembangan informasi di
negara kita dan negara tetangga.
c. Pemusatan
Pertanyaan yang luas hendaknya selalu diikuti oleh pemusatan yaitu
memfokuskan perhatian siswa pada inti masalah tertentu.
Contoh:
• Sebutkan tarian-tarian daerah dari Jawa Tengah!
• Di antara tarian-tarian daerah dari Jawa tengah, tarian apa yang
merupakan tarian anak-anak?
d. Pemindahan giliran
Dalam hal ini guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain
dengan cara pemindahan giliran.
Contoh:
• Guru : "Bagaimana pendapat anda mengenai penyelenggaraan
lomba karya ilmiah tahun ini?"
Siswa I : "Sangat baik".
Guru : "Siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?"
Siswa II : "Ya, baik karena pengumuman persyaratannya cukup
jelas".
Guru : "Ada yang lain lagi?"
Siswa III : "Pengumuman juga datang tepat waktu".
e. Penyebaran
Penyebaran bertanya berarti menyebarkan giliran untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan guru. Tujuan penyebaran pertanyaan adalah
untuk meningkatkan perhatian dan partisipasi siswa.
Contoh:
• Pada pemindahan giliran satu pertanyaan yang kompleks dijawab
secara bergilir oleh beberapa orang siswa, sedangkan pada
penyebaran beberapa pertanyaan yang berbeda ditujukan kepada
siswa yang berbeda untuk menjawabnya.
f. Pemberian waktu berfikir
Setelah mengajukan pertanyaan hendaknya menunggu beberapa saat
sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawab.
Contoh kegiatan yang dilakukan:
• Setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu
beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk
menjawabnya.
g. Pemberian tuntunan
Pemberian tuntunan dapat diberikan dengan berbagai cara yaitu
memparafrase yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan dengan cara
lain yang lebih mudah dan sederhana sehingga dapat dipahami siswa,
mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun
siswa menemukan jawabannya,dan mengulangi penjelasan atau
informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.
1) Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan dengan
cara lainnya yang lebih mudah dan sederhana sehingga dapat
dipahami oleh siswa.
Contoh:
• Guru : " Jelaskan pengaruh jarak antara dua magnet terhadap besar
gaya magnet yang terjadi!".
Ketika siswa diam guru mengungkapkan kembali pertanyaan
tersebut dengan "Jika dua magnet didekatkan, apa yang akan
terjadi?".
2) Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat
menonton siswa menemukan jawabannya.
Contoh:
• Guru : "Apakah air mengandung udara?
Ketika tidak ada siswa yang menjawab guru mengajukan
pertanyaan berikut secara berurutan.
Apakah ikan bernapas?
Bila ikan bernapas, apakah ia memerlukan udara?
Jika ya, dari mana udara itu didapat?
3) Mengulangi penjelasan atau informasi sebelumnya yang berkaitan
dengan pertanyaan yang diajukan.
Contoh:
• Guru : "Bagaimana situasi pendidikan di negara yang dijajah oleh
bangsa lain?"
Ketika tidak ada yang menjawab guru berkata:
" Ingat kembali situasi pendidikan di Indonesia ketika Belanda
masih menjajah negara kita. Barangkali Anda masih ingat siapa
saja yang boleh bersekolah? Demikian juga tentang mata
pelajaran, berkaitan dengan kepentingan Belanda. Nah sekarang
coba gambarkan situasi pendidikan di negara yang masih
dijajah oleh bangsa lain".
2. Keterampilan Bertanya Lanjut
Komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut terdiri atas:
a. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan guru mengundang siswa untuk berpikir,
berpikir merupakan proses mental yang terjadi di dalam seseorang.
Kualitas proses mental yang terjadi dalam diri siswa ketika memikirkan
jawaban pertanyaan guru tergantung dari kualitas pertanyaan guru.
Contohnya pertanyaan dengan kalimat berikut:
• Mengapa
• Bagaimana pendapatmu
• Jelaskan terjadinya
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan dari tingkat
tertentu kemudian beralih ke tingkat pertanyaan yang lebih tinggi.
Contoh:
• Urutan pertanyaan yang tidak teratur (misalnya yang bolak-balik
dari tingkat tinggi ke rendah, tinggi lagi kemudian tingkat sedang),
hanya akan membingungkan siswa dan dapat menghambat
perkembangan kemampuan siswa.
Menjadi:
Dari tingkat rendah ke sedang, lalu ke tingkat tinggi.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak
Teknik pertanian pelajar yang dapat digunakan guru diantaranya adalah
meminta klarifikasi, meminta siswa memberi alasan, meminta
kesepakatan pandangan siswa, meminta ketepatan jawaban, meminta
jawaban yang lebih relevan, meminta contoh, meminta jawaban yang
lebih kompleks, dan peningkatan terjadinya interaksi.
Contoh:
• Meminta klarifikasi
Teknik ini dipakai guru jika jawaban siswa kurang jelas atau
diungkapkan dengan kalimat yang kabur.
1. Dapatkah Anda menjelaskan apa yang Anda maksud dengan...?
2. Coba ulangi jawaban anda dengan kata-kata lain.
3. Coba rangkum apa yang anda jelaskan tadi.
• Meminta siswa memberi alasan
Teknik ini dapat digunakan jika guru menginginkan siswa
memberikan bukti-bukti dari pendapat atau pandangan yang
diberikannya sebagai jawaban atas pertanyaan guru.
1. Dapatkah Anda memberi alasan, mengapa anda berpendapat
seperti itu?
2. Coba berikan bukti-bukti akan kebenaran pendapat anda itu!
3. Coba jelaskan bagaimana Anda sampai pada kesimpulan seperti
itu!
• Meminta kesepakatan pandangan siswa
Jika guru meminta pandangan siswa tentang satu masalah dan
seorang siswa sudah menyatakan pendapatnya, untuk mendapatkan
kesepakatan dan kebenaran akan pendapat tersebut guru dapat
meminta pendapat siswa lain.
1. Siswa yang setuju dengan pendapat Ida? Beri alasan!
2. Ada yang tak setuju dengan pendapat tadi? Apa alasannya?
3. Bagaimana pendapat kalian terhadap pendapat yang diajukan
tadi?
• Meminta ketepatan jawaban
Teknik ini digunakan jika jawaban yang diberikan oleh siswa
kurang tepat atau kurang sempurna.
1. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya banjir?
2. Apa hanya hujan?
3. Bagaimana dengan kondisi tanah?
4. Mengapa?
• Meminta jawaban yang lebih relevan
Jika siswa memberikan jawaban yang kurang relevan guru dapat
mengajukan pertanyaan pelacak.
1. Apa yang terjadi jika seseorang terlalu banyak makan daging
dan tidak pernah makan sayur?
2. Jawaban anda mungkin benar, tetapi apa hubungannya jawaban
tersebut dengan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh?
• Meminta contoh
Jika siswa memberikan jawaban yang samar-samar atau terlalu luas
guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta siswa
memberikan ilustrasi atau contoh konkrit dari jawabannya.
1. Coba berikan contoh yang sesuai dengan jawaban anda?
• Meminta jawaban yang lebih kompleks
Contoh:
1. Coba perluas jawaban anda.
2. Coba berikan ide-ide lain yang berkaitan dengan masalah
tersebut.
d. Peningkatan terjadinya interaksi
Meningkatkan interaksi merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa secara maksimal.
Contoh peningkatan terjadinya interaksi dapat dilakukan dengan cara-
cara berikut:
• Menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab oleh
seorang siswa.
• Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan sehingga guru
bukan satu-satunya orang yang bertanya di dalam kelas.
• Jika siswa mengajukan pertanyaan berikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga terjadi
interaksi antar siswa.
D. PRINSIP PENGGUNAAN
Dalam menerapkan keterampilan bertanya guru hendaknya memperhatikan prinsip-
prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan berikut
ini:
1. Kehangatan dan keantutiasan
2. Menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut:
- Mengulangi pertanyaan sendiri
- Mengulangi jawaban siswa
- Menjawab pertanyaan sendiri
- Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
- Mengajukan pertanyaan ganda
- Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
3. Memberikan waktu berpikir
4. Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
5. Menilai pertanyaan yang telah diajukan

❖ Keterampilan dalam memberi penguatan


A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Penguatan sering muncul dalam kehidupan sehari-hari meskipun banyak yang
tidak menyadari bahwa yang dimunculkan tersebut adalah penguatan. Misalnya,
seseorang mengucapkan terima kasih setelah menerima sesuatu, seorang anak
diben pujian oleh ibunya setelah membereskan tempat tidur atau seorang anak
diberi hadiah karena berhasil memenangkan lomba gerak jalan. Semua hal
tersebut adalah penguatan yang dapat membuat orang yang menerima
penguatan tersebut merasa senang dan akan meningkatkan perbuatan yang
diberi penguatan tersebut.
Penguatan adalah respons yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan yang
dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya atau meningkatnya
perilaku/perbuatan yang dianggap baik tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran, penguatan mempunyai peran penting dalam
meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Pujian atau respons positif
guru terhadap perilaku perbuatan siswa yang positif akan membuat siswa
merasa senang karena dianggap mempunyai kemampuan. Namun sayangnya,
guru sangat jarang memuji perilaku/perbuatan siswa yang positif. Yang sering
terjadi adalah guru menegur atau memberi respons negatif terhadap perbuatan
siswa yang negatif. Oleh karena itu, guru perlu melatih diri sehingga terampil
dan terbiasa memberikan penguatan.
Dalam kaitan dengan kegiatan pembelajaran, tujuan memberi penguatan adalah
untuk:
1. Meningkatkan perhatian siswa;
2. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa;
3. Memudahkan siswa belajar;
4. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong
munculnya perilaku yang positif;
5. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa;
6. emelihara iklim kelas yang kondusif.

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN


Penguatan pada dasarnya dapat diberikan dalam dua jenis yaitu penguatan
verbal dan penguatan nonverbal. Komponen-komponen keterampilan
memberikan penguatan yang harus dikuasai oleh guru berkaitan dengan
keterampilan menggunakan kedua jenis penguatan tersebut. Secara terperinci,
komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal merupakan penguatan yang paling mudah digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat diberikan dalam bentuk
komentar, pujian, dukungan, pengakuan atau dorongan yang diharapkan
dapat meningkatkan tingkah laku dan penampilan siswa. Komentar, pujian,
dan sebagainya tersebut dapat diberikan dalam bentuk kata-kata dan
kalimat.
Contoh:
Kata-kata : bagus, baik, luar biasa, benar, ya, betul atau tepat sekali.
Kalimat :
• Pekerjaanmu rapi benar.
• Kalimat-kalimat Anda sangat bagus susunannya.
• Cara anda berpikir cukup sistematis.
2. Penguatan Nonverbal
Penguatan nonverbal dapat di tunjukkan dengan berbagai cara sebagai
berikut;
a. Mimik dan gerakan badan
Contoh:
• Ketika mengucapkan kata "bagus", guru tersenyum sambil
mengacungkan ibu jari.
• Ketika menganggukkan kepala, guru mengucapkan kata
"benar".
b. Gerakan mendekati
Contoh:
• Ketika guru mendekati siswa, guru mengucapkan kata-kata
tertentu sebagai penguatan.
c. Sentuhan
Contoh:
• Menepuk-nepuk bahu ataupun pundak siswa
• Menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang
memang jika dilakukan dengan tepat dapat merupakan
penguatan yang efektif bagi siswa.
Jenis penguatan ini harus dipergunakan dengan penuh hati-hatian
dengan memperhatikan umur, jenis kelamin, serta latar belakang
budaya siswa.
d. Kegiatan yang menyenangkan
Contoh:
• Siswa yang dapat menyelesaikan masalah matematika lebih
dahulu diberi kesempatan untuk membantu teman-temannya.
• Siswa yang pintar dan suka musik diminta atau ditunjuk
menjadi pemimpin paduan suara.
• Siswa yang prestasinya cukup baik dalam satu cabang olahraga
diikutkan dalam tim olahraga.
• Siswa yang menunjukkan kemajuan yang pesat dalam bahasa
Indonesia diikutkan menjadi anggota redaksi majalah sekolah.
e. Pemberian Simbol atau Media
Contoh simbol dapat berupa:
• Tanda cek (✓)
• Komentar tertulis pada buku siswa
• Berbagai tanda tangan warna tertentu
• Benda-benda yang berarti bagi siswa misalnya (kartu
bergambar, pensil atau buku tulis, pin atau benda-benda kecil
lainnya).
3. Penguatan tak penuh
Penguatan tak penuh diberikan untuk jawaban atau respon siswa yang
hanya sebagian benar sedangkan bagian lainnya masih perlu diperbaiki.
Contoh kegiatan yang dilakukan:
• Jika bagian pertama dari jawaban siswa sudah benar, tetapi alasan
yang diberikan belum mantap. Maka guru meminta siswa lain untuk
memberikan jawaban yang masih perlu diperbaiki tersebut.

C. PRINSIP PENGGUNAAN
1. Kehangatan dan keantutiasan
Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara
misalnya dengan muka atau wajah berseri disertai senyuman, suara yang
riang penuh perhatian atau sikap guru yang memberi kesan bahwa
penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh.
2. Kebermaknaan
Pujian bermakna bagi siswa sehingga mendorong siswa untuk bekerja lebih
giat dalam menciptakan model.
3. Menghindari penggunaan respons negatif
Respon negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hukuman atau ejekan dari
guru merupakan senjata ampuh yang dapat menghancurkan iklim kelas yang
kondusif dan kepribadian siswa sendiri. Oleh karena itu guru hendaknya
menghindari segala jenis respons negatif tersebut.

❖ Keterampilan dasar mengadakan variasi


A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di
dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan
minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta
meningkatkan kadar keaktifan siswa.

Variasi di dalam kegiatan pembelajaran bertujuan antara lain untuk:


• Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
• Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu.
• Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal
baru.
• Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
• Meningkatkan kadar keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.

B. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI


1. Variasi dalam mengajar
Hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh
seorang guru adalah sebagai berikut:
a. Variasi suara
Suara guru dapat dikatakan merupakan faktor yang sangat penting di
dalam kelas karena sebagian besar kegiatan di kelas akan bersumber dari
hal-hal yang disampaikan guru secara lisan.
Contoh variasi suara:
• Dari besar ke kecil
• Dari tinggi ke rendah
• Dari cepat ke lambat
• Dari nada sedih karena ada gembira
• Dengan memberi tekanan tertentu melalui suara lambat-lambat.
b. Pemusatan perhatian
Hal ini dapat dilakukan dengan mengucapkan kata-kata tertentu secara
khusus disertai syarat atau gerakan sepenuhnya.
Contoh:
• "Ini penting diingat", sambil menulis istilah yang perlu diingat.
• "Perhatikan baik-baik", sambil menunjuk ke gambar di papan tulis.
c. Kesenyapan
Guru dapat menerapkan kesenyapan yaitu diam sejenak sambil
memandang kepada siswa-siswa yang sedang sibuk sendiri. Perubahan
atau variasi dari keadaan ada suara ke senyapan yang tiba-tiba akan
memberi pengaruh kepada siswa.
Contoh:
• Kesenyapan dapat dimunculkan ketika guru mengajukan pertanyaan
dengan tujuan memberi waktu berpikir kepada siswa. Setelah diam
beberapa saat barulah guru menunjuk siswa yang akan diminta
menjawab pertanyaan tersebut.
d. Mengadakan kontak pandang
Kontak pandang dengan seluruh siswa merupakan salah satu senjata
ampuh bagi guru dalam mengajar. Memandang seluruh siswa ketika
mulai berbicara dan kemudian memandang siswa tertentu dengan tujuan
mengecek pemahamannya atau memberi perhatian khusus,
mencerminkan keakraban hubungan antara guru dan siswa dalam
mengajar.
Contoh:
• Guru yang memandang siswa ketika mendengarkan siswa tersebut
berbicara menunjukkan sikap penuh perhatian terhadap masalah yang
dibicarakan.
e. Gerakan badan dan mimik
Mimik dan gerakan badan merupakan alat komunikasi yang efektif.
Variasi ini dilakukan secara tepat dapat mengkomunikasikan pesan
secara lebih efektif dibandingkan dengan ucapan yang bertele-tele.
Contoh:
• Ekspresi wajah: tersenyum, mengerutkan kening, mengangkat alis,
cemberut dan tertawa.
• Gerakan kepala: menggeleng, mengangguk, tegak atau mengangkat
kepala dan menunduk.
f. Perubahan dalam posisi guru
Posisi guru ketika mengajar di dalam kelas sangat berpengaruh kepada
kegairahan siswa belajar. Guru dapat memvariasikan posisinya secara
wajar.
Contoh:
• Misalnya berdiri di depan kelas, pindah ke samping atau ke tengah,
ke belakang atau duduk sebentar.

2. Variasi pola interaksi dan kegiatan


Pola interaksi dalam kegiatan pembelajaran dapat bervariasi dari yang paling
mendominasi guru sampai yang berpusat pada siswa sendiri. Contoh variasi
pola interaksi dan kegiatan:
a. Kegiatan klasikal
Contoh:
• Mendengarkan informasi dan tanya jawab secara klasikal atau diskusi
klasikal.
• Demonstrasi oleh guru atau siswa tentang suatu keterampilan atau
percobaan.
• Menyaksikan tayangan film, video atau permainan peran yang
kemudian diikuti oleh diskusi atau tugas-tugas lain.
b. Kegiatan kelompok kecil
Contoh:
• Diskusikan pemecahan suatu masalah.
• Menyelesaikan suatu proyek misalnya laporan tentang suatu kegiatan.
• Melakukan suatu percobaan atau observasi.
• Melakukan latihan suatu keterampilan.
c. Kegiatan berpasangan
Contoh:
• Membandingkan jawaban pertanyaan yang diajukan secara klasikal.
• Latihan menggunakan alat tertentu.
d. Kegiatan perorangan
Contoh:
• Membaca atau menelaah suatu materi.
• Mengerjakan tugas-tugas individual seperti mengerjakan soal
matematika.
• Melakukan observasi.
• Melakukan percobaan.

3. Variasi penggunaan alat bantu pembelajaran


Alat dan media pembelajaran merupakan suatu faktor penting dalam
kegiatan pembelajaran. Alat bantu pelajaran dapat divariasikan sesuai
dengan fungsinya serta variasi presensitifan Indra para siswa.
a. Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat dilihat
Penggunaan alat bantu pembelajaran yang dapat dilihat merupakan
variasi yang kaya dan dapat meningkatkan minat dan perhatian para
siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Contoh:
• Gambar-gambar
• Diagram
• Grafik
• Papan, dan lain sebagainya.
b. Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat didengar
Alat bantu pembelajaran yang dapat didengar dapat mendominasi kelas.
Guru dapat menggunakan berbagai variasi alat bantu yang dapat
didengar, contoh:
• Rekaman suara binatang
• Pidato atau suara tokoh-tokoh terkemuka.
c. Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat diraba dan dimanipulasi
Kesempatan manipulasi alat bantu pembelajaran sangat pangkat terjadi.
Penggunaan alat yang tepat dapat menumbuhkan dan memelihara minat
siswa dalam belajar sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih
efektif.
Contoh:
• Biji-bijian
• Model
• Binatang kecil yang hidup
• Patung
• Alat mainan atau alat-alat laboratorium.

C. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar variasi dapat berfungsi secara efektif guru perlu memperhatikan prinsip
penggunaan sebagai berikut:
1. Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, latar belakang
sosial budaya, materi yang disajikan dan kemampuan guru dalam
menciptakan variasi tersebut.
2. Variasi harus terjadi secara wajar.
3. Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan.
4. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan
perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan
dalam rencana pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai