NIM : 857444795
Mata kuliah : Strategi pembelajaran di SD
Dosen : Jaka nugraha M.pd
TUGAS TUTORIAL II
1. Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar
secara efektif. Kondisi tersebut harus dimulai dari tahapan pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran
(prainstruksional) adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkn siswa
mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung
dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.Upaya yang
dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut.
Pada intinya kegiatan pra dan awal pembelajaran, inti pembelejaran dan kegiatan semuanya
memiliki peran yang sangat penting dalam mengajar, karena saat tidak menggunakan hal tersebut
penyampaian materi di khawatirkan akan rumpang dan menjadi salah tangkap oleh siswa.
➢ Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang di desain
dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan belajar. pembelajaran kelompok cenderung banyak
digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif).
Pembelajaran kelompok sering disebut dengan pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan teori yang melandasi pembelajaran kelompok siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit
sebelumnya melalui belajar secara kelompok dan bekerja sama. Kesempatan
siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi dan peluang nya lebih
besar akan dapat diperoleh melalui kegiatan belajar kelompok. Siswa akan lebih
memahami materi pelajaran yang bersifat problematis dengan alternatif
penyelesaiannya. Melalui kegiatan kelompok secara langsung siswa akan belajar
berpikir logis, kritis dan kooperatif dalam memberikan alternatif penyelesaian
masalah melalui kesepakatan kelompok.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kelompok membutuhkan waktu yang relatif
banyak. Untuk itu perlu memperhatikan tentang lokasi waktu yang disediakan
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak
yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Melalui kegiatan
penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya kemampuan yang
diharapkan dikuasai siswa Oleh karena itu guru perlu memiliki kemampuan
dalam menilai hasil belajar siswa Untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap kompetensi yang diharapkan, guru dapat memberikan tes, atau
meminta siswa untuk membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang
telah dibahas.
Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan akhir yang sering dilakukan
guru. Untuk itu, guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat
evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir
pembelajaran disebut tes akhir (post-test), yaitu tes yang ditujukan untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut relatif singkat,
maka guru perlu mengidentifikasi kegiatan teknik yang dianggap tepat untuk
menila penguasaan siswa. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan
penilaian secara lisan atau tertulis. Apabila waktu yang dimiliki tidak banyak,
guru dapat menunjuk beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili)
seluruh siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan atau membuat
kesimpulan. Atau apabila waktunya cukup banyak dan memadai, guru dapat
melakukan penilaian secara tertulis.
➢ Faktor siswa
Faktor siswa merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan metode mengajar. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada
aspek kesegaran mental dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola
pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya
sesuai dengan kondisi siswa dalam belajar.
➢ Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar
Supaya memperoleh hasil belajar yang optimal maka setiap peristiwa pembelajaran
harus dirancang secara sistematis dan sistemik. Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan
landasan dalam pembelajaran diantaranya adalah ketersediaan fasilitas, media dan
sumber belajar.
B. MEDIA AUDIO
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas program kaset
suara (audio cassette), CD audio, dan program radio.
Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih
keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
Kelebihan lain dari media audio ini, yaitu harganya relatif cukup murah, bersifat
mobile, program relatif mudah diproduksi dan bervariasi, merangsang partisipasi aktif
pendengar, melatih daya imajinasi dan sensitivitas, sumber belajar di dalam kelas, dan
khususnya media radio yang dapat menjangkau sasaran yang luas dan menyajikan
laporan peristiwa secara langsung. Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung
kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan alat dan media lainnya.
Terdapat beberapa pertimbangan apabila Anda akan menggunakan media audio ini, di
antaranya adalah:
a. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.
b. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media
lainnya, oleh karena itu dibutuhkan teknik-teknik tertentu dalam belajar melalu
media ini.
c. Karena sifatnya yang auditif, jika ingin memperoleh hasil belajar yang baik
diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual, sedangkan kontrol belajar
bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata-kata, bahasa, dan
susunan kalimat.
C. MEDIA AUDIOVISUAL
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa
disebut media pandang dengar. Sudah barang tentu apabila Anda menggunakan media
ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain
dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas
guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi (teacher), tetapi
penyajian materi bisa diganti oleh media audio visual maka peran guru bisa beralih
menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk
belajar Contoh dari media audiovisual di antaranya program video/televisi
pendidikan, video/ televisi instruksional, program slide suara (sound slide), dan
program CD interaktif.
5. Pada keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru terdapat beberapa komponen yang
harus dikuasai oleh seorang guru,jelaskan yang dimaksud denganketerampilan dasar
bertanya,keterampilan dalam memberi penguatan,dan keterampilan dasar mengadakan
variasi beserta contohnya!
❖ Keterampilan dasar bertanya
A. RASIONAL
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang paling sederhana
dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Keterampilan bertanya merupakan
keterampilan yang bersifat mendasar yang dipersyaratkan bagi penguasaan
keterampilan berikutnya.
Pada umumnya tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi. Namun
kegiatan bertanya yang dilakukan oleh Guru tidak hanya bertujuan untuk
memperoleh informasi tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi
antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Dengan demikian
pertanyaan yang diajukan guru tidak semata-mata bertujuan mendapatkan
informasi tentang pengetahuan siswanya, tetapi yang jauh lebih penting adalah
untuk mendorong para siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pertanyaan yang diajukan guru akan berpengaruh terhadap jawaban siswa.
Pertanyaan yang jelas dan singkat akan mendapat jawaban yang jelas pula.
Demikian pula cara guru mengajukan pertanyaan akan mempengaruhi jawaban
siswa. Pertanyaan yang diajukan dalam penuh kehangatan dan rasa simpati akan
mendapatkan respon yang berbeda dengan pertanyaan yang diajukan secara
dingin dan sikap tak acuh.
Berikut ini adalah alasan mengapa guru perlu menguasai keterampilan bertanya:
- Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan
metode ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber
informasi sedangkan siswa adalah penerima informasi. Oleh karena
anggapan yang demikian siswa bersikap pasif dan menerima tanpa
keinginan atau keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang
menimbulkan keraguan. Dengan dikuasainya keterampilan bertanya siswa
dapat menjadi lebih aktif dan kegiatan belajar menjadi lebih bervariasi serta
siswa dapat berfungsi sebagai informasi.
- Kedua, kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan
anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu
terpendam.
- Ketiga, penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran menurut keterlibatan siswa secara mental dan intelektual.
Salah satu ciri dari pendekatan ini adalah keberanian siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang hal yang memang perlu dipertanyakan.
- Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya
berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
C. PRINSIP PENGGUNAAN
1. Kehangatan dan keantutiasan
Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara
misalnya dengan muka atau wajah berseri disertai senyuman, suara yang
riang penuh perhatian atau sikap guru yang memberi kesan bahwa
penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh.
2. Kebermaknaan
Pujian bermakna bagi siswa sehingga mendorong siswa untuk bekerja lebih
giat dalam menciptakan model.
3. Menghindari penggunaan respons negatif
Respon negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hukuman atau ejekan dari
guru merupakan senjata ampuh yang dapat menghancurkan iklim kelas yang
kondusif dan kepribadian siswa sendiri. Oleh karena itu guru hendaknya
menghindari segala jenis respons negatif tersebut.
C. PRINSIP PENGGUNAAN
Agar variasi dapat berfungsi secara efektif guru perlu memperhatikan prinsip
penggunaan sebagai berikut:
1. Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, latar belakang
sosial budaya, materi yang disajikan dan kemampuan guru dalam
menciptakan variasi tersebut.
2. Variasi harus terjadi secara wajar.
3. Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan.
4. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan
perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan
dalam rencana pembelajaran.