Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut pandangan ini bahwa pada saat kegiatan belajar mengajar tidak begitu saja bisa
dimulai oleh guru ke pada siswa, tetapi ada baiknya sebuah proses kegiatan belajar mengajar
dimulai denga Awal pelajaran atau awal setiap penggalan kegiatan dalam inti pelajaran guru
harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen ketrampilan itu adalah menarik
perhatian, menimbulkan motivasi dan materi acuan.

Dalam menerangkan pokok materi hendaknya satu kesatuan, diusahakan suatu susunan yang
tepat dan berhubungan dengan minat siswa, atau ada kaitan dengan pengalaman siswa dalam
kegiatan belajar. Sebelum memulai kegiatan belajar guru sebaiknya dimulai dengan kegiatan
yang menyenangkan bagi siswa agar siswa lebih mempunyai motivasi yang tinggi dalam
mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas yaitu guru dengan cara mengajar siswa dengan
perhatian yang timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi, atau kegiatan yang
berbeda dari biasanya, dalam mulai kegiatan belajar seorang diusahakan menggunakan metode
PAIKEM yaitu Pembelajaran yang Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan agar siswa
yang lebih aktif dari pada guru dengan kata lain student centre jadi diharapkan siswa dapat
menemukan masalah sendiri dan siswa juga bisa menemukan jawaban dari masalah tersebut.jadi
peran guru hanya sebagai fasilitator.

1
B. RUMUSAN MASLAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk membuat rumusan-rumusan
masalah agar pembahasan dalam makalah ini menjadi lebih terarah. Adapun rumusan
masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana kegiatan pendahuluan dalam pembelaajran terpadu ?
2. Bagaimana kegiatan inti dalam pembelaajran terpadu ?
3. Bagaimana kegiatan akhirdalam pembelaajran terpadu ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk Mengetahui kegiatan pendahuluan dalam pembelaajran terpadu
2. Untuk Mengetahui kegiatan inti dalam pembelaajran terpadu
3. Untuk Mengetahui kegiatan akhirdalam pembelaajran terpadu

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga


tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam
pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu
jam pelajaran (1 x 35 menit)
A.Kegiatan Pendahuluan

a. Makna Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan
komponen-komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan pendahuluan pada dasarnya merupakan
kegiatan yang harus ditempuh guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan sebuah pembelajaran.
Fungsi kegiatan pendahuluan terutama adalah untuk menciptakan suasana awal pembelajaran
yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan
gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran
siswa apabila ada yang tidak hadir.

Melalui kegiatan ini, siswa akan termotivasi untuk aktif berbicara dan mengeluarkan
pendapatnya sehingga pada akhirnya akan muncul rasa ingin tahu dari setiap anak. Dengan
demikian, melalui kegiatan pendahuluan siswa akan tergiring pada kegiatan inti baik yang
berkaitan dengan tugas belajar yang harus dilakukannya maupun berkaitan dengan materi ajar
yang harus dipahaminya.

b. Bentuk Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas
disebut kegiatan awal pembelajaran. Sementara itu kegiatan yang tidak langsung berkaitan

3
dengan materi atau kompetensi yang akan dibahas disebut kegiatan pra pembelajaran.
Kegiatan utama yang perlu dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini diantaranya, yaitu
menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, memberi acuan, melaksanakan
kegiatan apersepsi (apperception) dan penilaian awal (pre-test). Kegiatan pendahuluan seperti
sebagai berikut:

1. Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran Proses pembelajaran terpadu akan berhasil


dengan baik apabila guru sejak awal dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara
efektif. Upaya yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang
efektif tersebut misalnya:
a. Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa (presence, attendance)
Sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai sebaiknya guru mengecek atau
memeriksa terlebih dahulu kehadiran siswa. Jika jumlah siswa dalam satu kelas
terhitung banyak maka perlu cara yang lebih praktis agar tidak terlalu menyita
atau menghabiskan waktu, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah
dengan menanyakan atau meminta siswa yang hadir di kelas untuk menyebutkan
siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan alasan ketidakhadiran siswa
yang tidak hadir tersebut.
b. Menumbuhkan kesiapan belajar siswa (readiness)
Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan belajar siswa, khususnya yang
dilakukan pada awal pembelajaran diantaranya:
1. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan
sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
2. Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam kelas.
3. Menunjukkan sikap penuh semangat (antusiasme) dan minat mengajar
yang tinggi.
4. Mengontrol (mengelola) seluruh siswa mulai dari awal pembelajaran.
5. Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta minat dan perhatian siswa.

4
6. Menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya.
c. Menciptakan suasana belajar yang demokratis
Sejak saat awal pembelajaran, siswa harus sudah mulai diarahkan pada suatu
kondisi atau suasana belajar yang demokratis dalam rangka menumbuhkan
keaktifan siswa dalam belajar. Suasana yang demokratis dalam pembelajaran
terpadu akan menumbuhkan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan,
keberanian untuk bertanya, keberanian berpendapat atau mengeluarkan
ide/gagasan, dan keberanian memperlihatkan unjuk kerja (performance). Untuk
itu guru hendaknya mengembangkan kegiatan awal pembelajaran yang
memungkinkan siswa merasa bebas, sukarela, tidak merasa ditekan atau dipaksa
dalam belajar.
d. Membangkitkan motivasi belajar siswa
Motivasi merupakan motor penggerak aktivitas belajar. Motivasi belajar siswa
berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh siswa. Bila siswa yang
sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau
bermanfaat baginya maka motivasi belajarnya akan muncul dengan kuat. Motivasi
belajar seperti intrinsik atau motivasi internal. Motivasi ekstrinsik atau motivasi
eksternal merupakan motivasi belajar dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu
(pujian, hadiah). Motivasi intrinsik disebut pula motivasi murni. Guru harus
berusaha memunculkan motivasi intrinsik pada diri siswa di awal kegiatan
pembelajaran terpadu. Umpamanya dengan cara menjelaskan kaitan tujuan
pembelajaran dengan kepentingan atau kebutuhan siswa. Memunculkan motivasi
ekstrinsik dapat dilakukan antara lain dengan cara memberikan penguatan seperti
memberi pujian atau hadiah, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan,
atau memberi nasihat.
e. Membangkitkan perhatian siswa
Perhatian ialah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu
objek yang dipelajari. Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses belajar
makin baik, dan hasilnya akan makin baik pula. Oleh karena itu sejak awal

5
pembelajaran terpadu guru harus selalu berusaha supaya perhatian siswa terpusat
kepada pelajaran.
2. Memberi Acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai
upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang
hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran
berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya
sebagai berikut:
a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi
yang akan dipelajari
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran
adalah memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai
siswa setelah pembejaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari
untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Kegiatan lain yang dapat dilakukan di awal pembelajaran adalah menjelaskan
alternatif kegiatan belajar yang akan dilakukan di awal pembelajaran adalah
menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa.
Dalam tahapan ini, guru juga perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan
belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa untuk menguasai
kemampuan tersebut atau dalam mempelajari teman, topik, atau materi
pembelajaran terpadu. Misalnya, jika dalam pembelajaran akan digunakan
diskusi maka guru harus menyampaikan teknik atau langkah-langkah yang akan
ditempuh siswa selama kegiatan diskusi. Jika dalam proses pembelajaran akan
digunakan metode eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik atau
langkah-langkah eksperimen yang akan ditempuh. Jika pembelajaran akan
berlangsung dengan kerja kelompok maka guru membentuk kelompok dan
menyampaikan teknik atau prosedur kerja kelompok tersebut.
3. Membuat Kaitan (Melaksanakan Apersepsi)
Kegiatan membuat kaitan pada awal pembelajaran biasanya dikenal dengan melakukan
apersepsi. Dengan kata lain, apersepsi itu pada dasarnya yaitu menumbuhkan tanggapan-

6
tanggapan lama yang telah dimiliki siswa sebelum memberikan bahan baru, atau
menerima tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan lama. Atau
dengan kata lain apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi
pelajaran yang sudah dimiliki oleh siswa dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa.
Berikut ini beberapa cara diantaranya yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan
atau melakukan apersepsi:
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari
sebelumnya.
b. b.Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari.
c. Meminta siswa mengemukakanpengalaman yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas
4. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi
akan bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi ini akan
digunakan oleh guru untuk menentukan darimana pembahasan materi baru akan dimulai.

B. Kegiatan Inti

a. Makna Kegiatan Inti

Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan
pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu
tertentu. Guru perlu mengupayakan bagaimana caranya supaya siswa dapat mengoptimalkan
kegiatan belajarnya. Melalui kegiatan inti pembelajaran siswa tidak hanya diharapkan memiliki
kemampuan yang merupakan dampak instruksional (langsung berkaitan dengan tujuan
pembelajaran yang dirancang sesuai kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif terhadap
bahan pelajaran (sebagai dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran).

b. Bentuk Kegiatan Inti Pelajaran

Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu berkaitan dengan bagaimana melaksanakan


kegiatan pembelajaran secara terpadu. Setelah kegiatan awal tersebut dilakukan maka
selanjutnya guru mengorganisasikan atau mengatur proses pembelajaran dengan menggunakan
cara/teknik/metode/pendekatan yang bervariasi yang memungkinkan siswa memperoleh

7
pengalaman belajar berkadar aktivitas tinggi. Kegiatan inti pembelajaran terpadu secara efektifan
efisien terdapat 2 hal yaitu:

1. Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui


penghubungan konsep dari mata pelajaran lainnya.
2. Guru harus berupaya menyajikan bahan pembelajaran terpadu dengan
menggunakan strategi dan media pembelajaran yang bervariasi yang mampu
mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam upaya penemuan pengetahuan baru.

Kegiatan inti pembelajaran, baik dengan pembelajaran terpadu maupun pembelajaran


biasa menggambarkan penggunaan strategi dan media pembelajaran serta metode mengajar
dalam upaya membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Berkenaan dengan
penggunaan strategi pembelajaran, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan guru,
faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

1. TujuanPenguasaan pengetahuan menurut adanya kegiatan penyajian seperti


mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan demonstrasi, melakukan
observasi, melaksanakan percobaan, berdiskusi, dan sebagainya.pembentukan
keterampilan menurut adanya kegiatan latihan, keterampilan hanya akan dikuasai
siswa apabila siswa melakukan latihan, kemampuan siswa memainkan alat musik
dapat dikuasai dengan baik oleh siswa apabila siswa banyak berlatih.
2. Materi Jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran juga turut menentukan
penentuan kegiatan pembelajaran. Apabila materi yang akan dibahas bersifat
abstrak maka dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya memberikan contoh-
contoh. Apabila materi yang dibahas merupakan materi baru maka guru
hendaknya memberikan penjelasan singkat atau melakukan demonstasi.
3. Siswa Dalam menentukan kegiatan pembelajaran, guru juga perlu memperhatikan
faktor siswa, yang mencakup karakteristik dan jumlah siswa di dalam kelas.
Apabila akan melaksanakan percobaan di laboratorium, guru harus yakin bahan
dan alat yang ada di laboratorium bukan merupakan hal yang baru sehingga pada
waktu memasuki laboratorium siswa tidak merasa canggung menggunakan alat-
alat percobaan.

8
4. Guru Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran perlu
diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila guru merasa tidak
mampu melakukan percobaan, sebaiknya guru meminta bantuan guru lain untuk
melakukan percobaan tersebut.
5. Fasilitas, Ruang dan Waktu Melakukan percobaan secara individual memang akan
sangat baik bagi siswa. Tetapi apabila alat dan bahan yang tersedia tidak
mencukupi untuk setiap siswa bukan berarti kegiatan percobaan ditiadakan.
Dalam hal ini guru dapat meminta siswa untuk melakukan percobaan kelompok.
Selain itu apabila Anda memiliki waktu yang tidak banyak, metode kerja
kelompok kurang tepat dilaksanakan karena Anda akan menghabiskan waktu
tersebut hanya untuk membentuk kelompok dan mempersiapkan fasilitas yang
diperlukan.
Penggunaan media dalam pembelajaran terpadu juga memiliki kekuatan sebagai
berikut:
a. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.
b. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar
pada masing-masing siswa.
c. Membangkitkan motivasi belajar siswa.
d. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan.
e. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh
siswa.
f. Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang.
g. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.

Berikut ini beberapa hal pemanfaatan media dalam kegiatan inti


pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,


tetapi memiliki fungsi tersendiri, yaitu mewujudkan situasi pembelajaran
yang lebih efektif.

9
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri
tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
kompetensi dasar, indikator, dan isi/bahan pembelajaran terpadu. Hal ini
mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran
terpadu harus selalu memperhatikan kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa dan karakteristik bahan pembelajaran.
4. Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar. Hal ini
mengandung arti bahwa dengan menggunakan media pembelajaran siswa
dapat menguasai kompetensi dasar dan bahan pembelajaran secara lebih
mudah dan lebih cepat.
5. Media pembelajaran terutama berfungsi untuk meningkatkan kualitas
proses pemelajaran sehingga hasil belajar siswa akan lebih tahan lama
mengendap dalam pikirannya.
6. Media pembelajaran dapat meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk
berpikir sehingga dapat mengurangi terjadinya verbalisme.

C. Kegiatan Akhir Dan Tindak Lanjut Dalam Pembelajaran

Prosedur terakhir yang perlu dilaksanakan dalam pembelajaran terpadu dan pembelajaran pada
umumnya, yaitu kegiatan akhir dan tindak lanjut kegiatan ini dilakukan terutama untuk
memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung, mengetahui
keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani, serta memberikan tindak
lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru dikuasai siswa. Kegiatan akhir dan tindak
lanjut ini memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu guru perlu mengidentifikasi secara sistematis tentang
kegiatan-kegiatan belajar yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran terpadu.

a. Makna Kegiatan Akhir Dan Tindak Lanjut Dalam Pembelajaran

10
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk
menutup semua rangkaian kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini juga mengandung makna sebagai
kegiatan untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar dan bahan
pembelajaran yang telah dipelajarinya, serta mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung dan dijalani oleh siswa dan guru. Kegiatan yang biasa
dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis.
Berdasarkan hasil kegiatan akhir (meninjau kembali penguasaan siswa dan atau melaksanakan
penilaian).
b. Bentuk Kegiatan Akhir Pembelajaran

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam
rangka memantapkan pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar yang harus dicapainya.
Waktu yang disediakan untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut ini biasanya relatif singkat
(kurang lebih 5-10 menit). Dalam hal ini, guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu
seefisien mungkin melalui bentuk-bentuk kegiatan yang tepat. Berikut ini beberapa alternatif
bentuk kegiatan yang dapat diterapkan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran
terpadu di sekolah dasar.

1. Kegiatan Akhir Pembelajaran

a. Meninjau kembali penguasaan siswa


Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang akan dipelajari
siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok
materi atau membuat ringkasan materi pelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan
membuat rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria
sebagai berikut:
1) Berorentasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
2) Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
3) Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah
dibahas.
4) Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
b. Melaksanakan penilaian

11
Pengecekan atau penilaian terhadap pemahaman siswa sangat penting dilakukan
guru dengan maksud untuk melihat apakah siswa telah mencapai kompetensi
dasar yang diharapkan, atau belum. Oleh karena itu, guru perlu memiliki
kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa.
2. Melaksanakan Tindak Lanjut Pembelajaran
Berdasarkan hasil kegiatan akhir (meninjau kembali penguasaan siswa dan/atau
melaksanakan penilaian), guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilaksanakan di
luar jam pelajaran, sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada prinsipnya,
kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil
belajar siswa baik dalam bentuk pengayaan (enrichment) maupun perbaikan
(remedial).
Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dilakukan dalam melaksanakan kegiatan
tindak lanjut pembelajaran terpadu.
a. Memberikan pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah (homework) pada dasarnya merupakan kegiatan yang sudah
sering dilakukan oleh guru sekolah dasar untuk meningkatkan atau
memantapkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Tugas yang
diberikan harus bersifat fleksibel dan perlu diintegrasikan (terpadu) dengan
mata-mata pelajaran yang lain.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan guru pada saat memberikan
tugas/latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di rumah.
1) Guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik
atau tema tugas dan latihan yang harus dikerjakan siswa.
2) Guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan
berdasarkan lembaran tugas. Guru hendaknya memberikan gambaran
alternatif penyelesaian tugas tersebut.
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas
yang belum dipahaminya. Guru hendaknya menegaskan tentang kriteria
dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut.

12
4) Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas dapat
dilaksanakan di rumah atau di sekolah, sesuai dengan karakteristik tugas
yang bersangkutan.
5) Guru hendaknya meminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
5) Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan
b. Membahas kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit
Guru perlu membahas kembali materi pelajaran yang dianggap sulit.
Guru juga perlu mempertimbangkan jumlah waktu yang tersedia. Apabila
membutuhkan waktu yang relatif panjang, perlu dicari alternatif lain misalnya
dilaksanakan di luar jam pelajaran. Guru hendaknya membuat desain tindak
lanjut pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan
dicapai, kegiatan belajar, evaluasi serta sumber belajar yang diperlukan.
c. Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu
Kegiatan tindak lanjut pembelajaran terpadu yang dapat diberikan guru adalah
menugaskan siswa untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan pokok
materi yang telah dibahas dari sumber bacaan yang telah diterapkan. Untuk tugas
ini, sebaiknya guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pengarah sebagai
pedoman siswa dalam membaca topik tersebut.
d. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Pada kegiatan akhir dan tindak lanjut, guru perlu memberikan balikan dan
bimbingan belajar, baik kepada siswa yang telah berhasil menguasai kompetensi
maupun kepada siswa yang belum berhasil. Pemberian balikan ini dapat
dilakukan dengan memberikan penguatan (reinforcement) baik verbal (dengan
kata-kata atau kalimat) maupun nonverbal. Dengan kreatifitasnya, guru mampu
memilih kata-kata, kalimat atau ungkapan yang bersifat afirmatif (dapat
menggugah dan menggelorakan semangat belajar tinggi) misalnya “Kamu
bisa!”, “Semua pasti mampu melakukannya!”, “Jangan takut salah, ibu akan
membimbingmu!” dan sebagainya.
e. Mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya

13
f. Kegiatan tindak lanjut lain yang dapat dilakukan guru adalah mengemukakan
atau memberikan gambaran kepada siswa tentang topik bahasan atau tema yang
akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Hal ini dilakukan untuk
membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di
luar jam pelajaran.

Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari dapat dijabarkan menjadi:

Contoh 1:

Kegiatan Jenis kegiatan

Kegiatan Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti


pembukaan irama musik

Kegiatan inti  Kegiatan untuk pengembangan membaca


 Kegiatan untuk pengembangan menulis
 Kegitan untuk pengembangan berhitung

Kegiatan penutup Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita

Contoh 2:

Kegiatan Jenis kegiatan

Kegiatan Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalkaman,


pembukaan menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)

14
Kegiatan inti  Pengembnagan kemmapuan menulis (kegiatan
kelompok besar)
 Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan
kelompok kecil atau berpasangan)
 Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya
mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema
transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan

Kegoiatan penutup  Mendongeng


 Pesan-pesan moral
 Musik/menyanyi

2. Pengaturan Jadwal pelajaran


Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama
dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan
lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran. Contoh jadwal yang dapat
dikembangkan adalah:

Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

7-7.35 Matematik B. Indo Mat BI Penjaskes IPA


a

7.35-8.10 Matematik B. Indo Mat BI penjaskes IPA


a

15
8.10-8.45 Matematik B. Indo Mat KTK P. Agama mulok
a

8.45-9.00

Istirahat

9.00-9.35 B. Ind Mat IPS KTK P. Agama mulok

9.35-10.10 B. Ind Mat IPS KTK

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk
mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran
dengan baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat
dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani,
dan menyanyi

b. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk


pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat
dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan
akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku,
pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

B.Saran dan Kritik


Sebagai manusia penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, nampaknya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis berharap
adanya saran dan kritikan para pembaca makalah ini yang sifatnya membangun, demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Walaupun demikian, penulis sudah berusaha untuk
mempersembahkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan terima kasih

17
banyak kepada pihak-pihak yang turut serta mendorong dan membanru penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis berharap agar makalah ini benar
bermanfa'at. Semoga amal ibadah dan kerja keras kita senantiasa mendapatkan ridha,
ampunan dan pahala dari Allah SWT. Amin.

18
Daftar Pustaka

Asep Herry Hernawan, Novi Resmini dan Andayani. 2009. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional. 1996. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan
Dasar. Jakarta. Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Strategi Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa. Jakarta.
Depdiknas.

Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi anak usia dini TK/RA & anak
Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta. Kencana.

19

Anda mungkin juga menyukai