Anda di halaman 1dari 12

UPAYA PENINGKATAN RASA INGIN TAHU MANFAAT DAN PERAN

MATAHARI MATA PELAJARAN IPA DENGAN METODE PERCOBAAN DI


LUAR DAN DI DALAM KELAS (OUT DOOR STUDY) DI KELAS IV DI SD
NEGERI AJIBARANG WETAN
Arif Nur Pratomo
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Email:arifjexen@gmail.com
ABSTRAK
Artikel ini berupa penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai guru
magang di SD Negeri Ajibarang Wetan sebagai penggunaan pembelajaran di
dalam dan di luar kelas (out door study) . Penelitian dilakukan pada pembelajaran
IPA kelas IV dengan salah satu indikator yaitu manfaat dan peran matahari.
Metode penulisan penelitian dengan mendeskripsikan pengalaman yang dialami
penulis dan mencari solusi yang didiskusikan bersama DPPM untuk diaplikasikan
pada keadaan sebenarnya terjadi adanya peningkatan atau tidak. Hasil analisis: 1)
untuk meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran IPA dengan
metode pembelajaran di dalam dan di luar kelas (out door study) ; 2) hasil diskusi
dengan DPPM; ketertarikan peserta didik dapat ditingkatkan dengan
menggunakan metode pembelajaran di dalam dan di luar kelas (out door study).

Kata kunci: Ketertarikan, peserta didik, pembelajaran IPA, pembelajaran di dalam


dan di luar kelas (out door study),

PENDAHULUAN
Bayi dan anak-anak mempunyai motivasi untuk belajar dari rasa ingin tahu
secara alami, didorong oleh keinginan untuk berinteraksi, mengenal dan
memahami lingkungan sekitar mereka (Majid,2013:305). Jadi rasa ingin tahu
peserta didik dapat diartikan sebagai keinginan untuk berinteraksi, mengenal, dan
memahami sesuatu yang ada di sekitar mereka. Sesuatu yang ada di sekitar
mereka tersebut diterima oleh indra yang mereka miliki, kemudian menimbulkan
rangsangan pada diri peserta didik yang mengakibatkan peserta didik
berkeinginan untuk berinteraksi, mengenal, dan memamahi sesuatu yang diterima
oleh indra yang mereka miliki tadi.
Berdasarkan uraian tersebut maka rasa ingin tahu peserta didik dapat
didefinisikan sebagai dorongan yang dimiliki peserta didik untuk memiliki
kemampuan berinteraksi, mengenal, dan memahami sesuatu yang diterima oleh
indra yang mereka miliki. Dari uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa
terdapat tiga aspek di dalam rasa ingin tahu peserta didik. Aspek yang pertama
adalah keinginan untuk berinteraksi. Kata berinteraksi memiliki arti mengadakan
interaksi, dan kata interaksi memiliki arti saling berhubungan. Jadi berinteraksi
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengadakan sebuah hubungan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keinginan berinteraksi adalah keinginan
untuk mengadakan sebuah hubungan (Suharso dan Ana Retnoningsih,2011:187).
Aspek yang kedua adalah keinginan untuk mengenal. Kata mengenal berasal dari
kata dasar kenal mendapatkan awalan me-.Kenal adalah tahu, jadi mengenal dapat
diartikan sebagai mengetahui (Suharso dan Ana Retnoningsih,2011:235).
Sedangkan

mengetahui

itu

sendiri

berhubungan

erat

dengan

sebuah

pengetahuan.Di dalam kata-kata operasional, pengetahuan masuk ke dalam ranah


kognitif tingkat satu.
Pengetahuan dijabarkan sebagai kemampuan untuk mendefinisikan,
mendeskripsikan,

mengidentifikasikan,

mendaftarkan,

menjodohkan,

menyebutkan, menyatakan, dan mereproduksi. Berdasarkan uraian tersebut, maka


keinginan untuk mengenal dapat diartikan sebagai keinginan untuk dapat
melakukan kemampuan-kemampuan yang ada pada ranah kognitif tingkat
pengetahuan itu tadi, (Arikunto,2012:150). Aspek yang ketiga adalah keinginan
untuk memahami. Kata memahami itu sendiri berhubungan dengan sebuah
pemahaman. Di dalam kata-kata operasional, pemahaman termasuk ke dalam
ranah kognitif tingkat dua.
Pemahaman dijabarkan sebagai kemampuan untuk mempertahankan,
membedakan,

menduga,

menggeneralisasikan,
memperkirakan

menerangkan,

memberikan

contoh,

(Arikunto,2012:151).

memperluas,

menyimpulkan,

menuliskan

Berdasarkan

kembali,

uraian

tersebut,

dan
maka

keinginan untuk memahami dapat diartikan sebagai keinginan untuk dapat


melakukan kemampuankemampuan yang ada pada ranah kognitif tingkat
pemahaman itu tadi. Berdasarkan ketiga aspek yang ada pada uraian di atas, maka
indikator dari rasa ingin tahu peserta didik adalah sebagai berikut, yang pertama
adalah indikator pada aspek keinginan untuk berinteraksi, indikatornya adalah
tertarik pada materi yang akan diajarkan, dan penasaran pada materi yang akan
diajarkan. Yang kedua adalah indikator pada aspek keinginan untuk mengenal,
indikatornya

adalah

membuat

pertanyaan-pertanyaan

mengenai

materi

pembelajaran. Yang ketiga adalah indikator pada aspek keinginan untuk

memahami, indikatornya adalah melakukan penyelidikan untuk mencari jawaban


atas pertanyaanpertanyaan mengenai materi pembelajaran.
Melalui proses pembelajaran yang mengoptimalkan rasa ingin tahu peserta
didik diharapkan akan dapat mampu memaksimalkan hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar merupakan perubahan dan derajat perubahan yang terjadi setelah
melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar sendiri memiliki makna sebuah
kegiatan yang menghasilkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini
dihasilkan dari pengalaman dan latihan selama kegiatan belajar. Perubahan dan
derajat perubahan perilaku yang terjadi dalam kegiatan belajar mencakup tiga
ranah psikologis, yaitu ranah afektif, ranah kognitif, dan ranah psikomotorik.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi baru yang kita
peroleh dari lingkungan sekitar akan terbentuk menjadi sebuah kerangka berpikir
dan rancangan kuat dari konstruksi gagasan yang telah ada sebelumnya. Jadi
pengetahuan baru dapat diperoleh dengan cara menyesuaikan informasi baru yang
kita dapat dari lingkungan sekitar dengan pengetahuan yang telah kita miliki
sebelumnya.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) menegaskan bahwa mata pelajaran IPA menekankan pada penguasaan
kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah (Dipkepnas,2006). Proses
pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan pengumpulan ilmu pengetahuan yang
berupa fakta fakta, konsep konsep, prinsip prinsip saja, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk memepelajari dirinya sendiri dan alam sekitar,
serta proses perkembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan

sehari hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman


langsunguntuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Pembelajaran di luar kelas (out door study) merupakan pembelajaran yang
dilakukan di luar ruang kelas atau di luar gedung sekolah, atau berada di alam
bebas, seperti: bermain di lingkungan sekitar sekolah, di taman, atau di
perkampungan masyarakat sekitar sehingga diperoleh pengetahuan dan nilai-nilai
yang berkaitan dengan aktivitas hasil belajar terhadap materi yang disampaikan di
luar

kelas.

Pendekatan pembelajaran di luar kelas (out door study) adalah pendekatan yang
dilakukan guru, dimana guru mengajak peserta didik belajar di luar kelas untuk
melihat peristiwa langsung di lapangan yang di gunakan sebagai sumber belajar.
Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu
agar peserta didik belajar melalui pengalaman yang mereka peroleh.
Pembelajaran di luar kelas (out door study) ini adalah sebagai pendekatan
pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman lawan kata pada peserta didik.
Karena dengan pembelajaran di luar kelas (out door study)peserta didik dapat
merasakan pengalaman langsung melalui pengalaman sendiri di luar kelas
terhadap suatu objek di lingkungan untuk meningkatkan pemahaman anak
tersebut. Melalui sudut pandang kependidikan, aktivitas pendidikan yang
dilakukan di luar lingkungan sekolah, setidaknya memuat tiga konsep utama,
yaitu konsep proses belajar, aktivitas luar kelas dan lingkungan. Konsep proses
belajar melalui aktivitas luar kelas adalah proses belajar interdisipliner melalui
satu seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas.

Pendekatan ini secara sadar mengeksploitir potensi latar alamiah untuk


memberi kontribusi terhadap perkembangan fisik dan mental. Cara tersebut
meningkatkan kesadaran terhadap hubungan timbal balik dengan lingkungan,
program dapat mengubah sikap dan perilaku terhadap lingkungan yang mereka
peroleh melalui pengalaman langsung di luar kelas. Kedua yaitu konsep aktivitas
luar kelas merupakan suatu pendekatan dengan menggunakan kehidupan di luar
ruangan yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk
memperoleh dan menguasai berbagai bentuk keterampilan dasar, sikap dan
apresiasi terhadap berbagai hal yang terdapat di luar kelas.
Bentuk-bentuk kegiatan luar kelas dapat berupa: menjelajah atau
mengamati lingkungan sekitar sekolah, mempelajari sesuatu yang mereka peroleh
melalui benda-benda yang ada di sekitar lingkungan dimana kita tinggal dan lain
sebagainya.Konsep lingkungan yang merujuk pada eksplorasi ekologi sebagai
andalan mahluk hidup yang saling tergantung antara yang satu dengan yang lain.
Pentingnya lingkungan tidak hanya dijadikan sebagai tempat belajar melainkan
lingkungan juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang mereka peroleh dari
lingkungan tersebut, melalui pengalaman langsung di luar kelas proses
pembelajaran tidak hanya di lakukan di dalam kelas melainkan lingkungan di luar
kelas yang dapat lebih meningkatkan hasil belajar peserta didik pada suatu materi
pembelajaran.
Pada saat ini, kenyataan menunjukan bahwa metode pembelajaran
konvensional masih mendominasi dalam proses pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar. Pembelajaran konvensional yang umum dilakukan adalah metode mengajar
dalam bentuk ceramah atau informatif, dimana mengajar lebih banyak berbicara

dalam menginformasikan fakta atau konsep. Sedangkan peserta didik hanya


mendengarkan dan mencatat saja sehingga hal ini menyebabkan rendahnya minat
belajar peserta didik.Piaget (Usman Samatowa, 2011: 5), mengemukakan bahwa
pengalaman langsung memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya
perkembangan kognitif anak. Berdasarkan hal itu, pembelajaran IPA yang ideal
adalah pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung bagi anak. Konsep
IPA dapat diterima anak apabila anak aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA.
Anak mengkonstruksi pengetahuan baru dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki anak sebelumnya.
Kenyataan yang diperoleh di lapangan masih diterapkan pembelajaran
yang bersifat konvensional. Pada pembelajaran di kelas IV guru cenderung
menggunakan metode

ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Hal

tersebut yang menyebabkan peserta didik pasif, diharapkan dapat mengalami


perubahan dengan menerapkan metode pembelajaran inovatif. Saya melaksanakan
observasi di kelas IV dengan banyak peserta didik 37 pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Banyaknya peserta didik perlu adaya alternatif ketika materi
IPA yang memerlukan percobaan. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep tetapi juga merupakan
proses penemuan.

PERMASALAHAN
Kurangnya rasa ingin tahu peserta didik kelas IV terhadap materi manfaat
dan peran matahari di SD N Ajibarang Wetan. Pembelajaran didominasi oleh guru
dengan menggunakan metode ceramah, peserta didik hanya mendengar penjelasan
dari guru dan mengerjakan yang diperintahkan oleh guru dan hasil belajar peserta
didik masih belum seperti yang diharapkan. Terdapat jumlah peserta didik dengan
kategori gemuk, sedangkan kondisi kelas yang kurang luas membuat suasana
kurang efisian ketika pembelajaran percobaan. Berdasarkan hasil diskusi dengan
guru

kelas,

Dosen

Pembimbing

Magang

(DPPM)

dan

guru

pamongmenghasilkan pilihan solusi antara lain : (1) Membangun ruangan kelas


baru, (2) mengurangi jatah jumlah peserta didik dan (3) melakukan pembelajaran
di dalam dan di luar kelas (out door) yang bertujuan untuk meningkatkan minat
Belajar dan menciptakan proses belajar yang mampu membuat peserta didik
menjadi aktif, kreatif, dan perhatian peserta didik menjadi terpusat pada apa yang
sedang dipelajari, sehingga belajar menjadi bermakna bagi peserta didik.

GAGASAN KREATIF
Setelah diskusi dengan guru pamong maka muncul suatu gagasan untuk
mengembangkan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran, yaitu melalui
berbagai pendekatan yang melibatkan emosi dan aktivitas peserta didik dalam
proses pembelajaran IPA, salah satunya yaitu melalui metode pembelajarn di luar
dan di dalam kelas (out door). Melalui percobaan yang dilakukan di luar kelas dan
di dalam kelas (out door study) menekanakan rasa ingin tahu peserta didik.
Pembelajaran berdasarkan melihat menalar dan melakukan menyediakan suatu
alternatif pembelajaran bagi peserta didik yang lebih luas dari pada pembelajaran
yang berpusat pada guru. Peserta didik akan lebih banyak pengalaman dengan
keterlibatan dirinya secara aktif dari pada yang diperoleh dengan melihat atau
mendengar suatu konsep.
Pendekatan pembelajaran di luar kelas (out door study) adalah sebuah
pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi
pembelajaran berbagai permainan sebagai media transformasi konsep-konsep
yang disampaikan dalam pembelajaran. (Irawan,A. Dalam Ginting ;2005:37).
Kegiatan persiapan penerapan Pembelajaran DiluarSekolah

(Out

Door

Study) yang dilakukan oleh penulis meliputi: materi Manfaat dan Peran
Matahari, pengarahantujuan dan isi informasi yang akan dicapai pada peserta
didik, kegiatanapersepsi, mengidentifikasi sasaran (peserta didik) yang akan
menerimainformasi, penetapan teknik penyampaian informasi, penetapan
jadwaldan waktu kegiatan, menyediakan bahan berupa sapu tangan; tisu; dan
kertas, mempersiapkan alat seperti gayung dan air, mempersiapkanrencana
pelaksanaan, serta ketepatan persiapan yang dilakukan.

Tahap selajutnya, Proses pembelajaran di luar kelas( Out Door Study)


meliputi:

pemberian

motivasi

kepada

peserta

didik

untuk

bertanya,

keterlibatanpeserta didik, merangsang semangat peserta didik, membuat kelompok


kecil, pemberian lembar tugas, membagikan rencana pelaksanaan, mempersiapkan
pengamat, penyampaian tahap - tahap tugas yang dilakukan, simulasi percobaan
kegiatan, keterlibatan guru pada saat proses pembelajaran di luar kelas
Teknik Evaluasi yang digunakan oleh penulis dalam penerapan
metode pembelajaran di luar kelas oleh guru tergolong cukup. Ini berarti telah
dilaksanakan evaluasi penerapan metode pembelajaran di luar kelas namun masih
ditemui kekurangan-kekurangan didalamnya karena belum optimal dilaksanakan.
Evaluasi penerapan tersebut meliputi: Diskusi danevaluasi tugas yang diberikan
atau

dijalankan,

penilaian

kegiatan

peserta

didik, pemberian

evaluasi atautugas, pemeriksaan tugas, penilaian tugas peserta didik,manfaat yang


dirasakan, hambatan yang dirasakan.

PENUTUP
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam
pembelajaran di kelas IV SD Negeri Ajibarang Wetan melalui pendekatan
saintifik melalui out door study pembelajaran pada materi manfaat dan peran
matahari. Model pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui out door study
membawa dampak positif bagi peserta didik maupun guru. adanya perbaikan
pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan kontekstual yang disertai
pemberian motivasi, dorongan, arahan, dan pembagian kelompok secara
heterogen yang sesuai dengan kelompok diskusi dari guru menjadikan peserta
didik berani untuk bertanya, mengukapkan pendapat dalam diskusi dan kerja
kelompok, tidak malu ketika maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok,
serta mampu berbicara di depan kelas dengan suara yang lantang, semakin
meningkatkan penguasaan konsep IPA peserta didik.
Sebaiknya artikel ini dapat dilanjutkan untuk penelitian lebih lanjut lagi
dalam bentuk penyusunan skripsi. Selain itu bagi pendidik/calon pendidik yang
membaca artikel ini dapat mengembangkan dan menerapkan penelitian ini serta
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Masjid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja RosdakaryaOffset.
Suharso dan Retnoningsih, Ana. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Semarang: Widya Karya.
Depdikbud. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta
Samatowa, U. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Anda mungkin juga menyukai