Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SAROHA RASKITA SIHOMBING

NIM : 859889978
MK : STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

JAWABAN TUGAS 1

1. konsep belajar terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut:


a. Pada prinsipnya, strategi pembelajaran digunakan guru untuk mengaktifkan siswa
belajar (mental dan emosional)
b. Perubahan perilaku siswa sebagai hasil belajar harus dirumuskan secara jelas dalam
rumusan kompetensi yang mengandung tujuan pembelajaran atau indikator
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
c. Guru hars menyiapkan lingkungan belajar yang memicu dan menantang siswa
belajar. Lingkungan yang memungkingkan siswa belajar dengan melalui
pengalaman langsung atau pengamatan langsung hasilnya kan lebih baik daripada
belajar dengan melalui pengalaman tidak langsung.
PRINSIP BELAJAR
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam
pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat
menentukan proses dan hasil belajar.
Motivasi
Berfungsi sebagai penggerak aktivitas. Bila motornya tidak ada, maka aktivitas tidak
akan terjadi; dan bila motornya lemah, aktivitas yang terjadi pun lemah pula. Motivasi
belajar berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar
itu sendiri.
Perhatian
Adalah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu objek.
Memunculkan perhatian seseorang pada suatu objek dapat diakibatkan oleh dua hal: 1)
orang itu mempunyai kaitan dengan dirinya, misalkan dengan kebutuhan, cita-cita,
pengalaman, bakat, dan minat. 2) objek itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang lain
dari yang lain dari yang sudah biasa.
Aktivitas
Belajar adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional.

2. Karakteristik pembelajaran di SD adalah sebuah upaya atau tindakan yang dilakukan


oleh seorang pendidik kepada para siswanya yang memiliki beragam perbedaan karakter
dalam melakukan proses pembelajaran yang baik. Dan melalui proses belajar inilah
nantinya yang akan diharapkan mampu untuk mengubah bentuk perilaku siswa. Proses
belajar harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan mencari
sendiri informasi untuk diolah menjadi konsep, prinsip dan generalisasi.

Ada beberapa karakteristik/teori belajar di SD, diantaranya:

a. Teori belajar disiplin mental, adalah karakteristik teori belajar yang menganut
prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental seperti daya untuk mengamati,
menanggapi, mengingat dan berpikir.
b. Teori belajar asosiasi, adalah teori belajar yang berdasarkan pada perubahan
tingkah laku yang menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi
aktivitas yang otomatis.

c. Teori insight, adalah teori belajar yang mengubah pemahaman siswa. Perubahan
ini terjadi apabia siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang
bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif.

d. Teori belajar gestalt, adalah teori belajar yang menganggap bahwa siswa erupakan
individu yang utuh.

3. Perbedaan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran


a. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang terhadap proses pembelajaran
yang sifatnya masih umum.
Sebuah pendekatan pembelajaran di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatar belakangi metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu.
b. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara tertentu yang digunakan secara prosedural
dan sistematis dalam suatu aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil
dan proses belajar
c. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan upaya atau cara untuk mengimplementasikan
rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata, agar tujuan yang telah disusun
tersebut dapat tercapai secara optimal.
d. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran merupakan cara yang dilakukan seseorang guru dalam
mewujudkan suatu metode pembelajaran secara lebih spesifik.
4. Untuk memahami tentang kegiatan dan prosedur dalam kegiatan awal pembelajaran, di
bawah ini akan diuraikan tentang kegiatan tersebut.
1. Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan
kegiatan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus dimulai dari tahap
prainstruksional (tahap pendahuluan atau awal pembelajaran). Upaya yang harus
dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik di antaranya:
a. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik Kondisi belajar dapat
dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap
yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku bahkan takut.
Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran
sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh percaya
diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat kreativitas siswa. Di samping itu,
perlu adanya kesiapan maupun penataaan alat-fasilitas kelas yang memudahkan
siswa beraktivitas belajar dalam kelas. Hal kecil juga dapat berpengaruhi terhadap
kondisi belajar misalnya kebersihan dan kerapihan tempat belajar.
b. Mengabsen Siswa Guru mengecek kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu
dalam mengecek kehadiran siswa dapat dilakukan dengan cara siswa yang hadir
disuruh menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan
mengapa yang bersangkutan tidak hadir? dan seterusnya. Secara tidak langsung
guru telah memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti
pelajaran dan membiasakan diri apabila tidak hadir perlu memberitahukan pada
guru yang disampaikan melalui temannya secara lisan atau tertulis.
c. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa Kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh
kesiapan dan semangat belajar siswa. Kesiapan (readinees) belajar siswa
merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam
menciptakan kesiapan dan semangat dalam belajar siswa, khususnya dalam awal
pembelajaran, alternatif yang perlu dilakukan guru di antaranya:
(1) membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber
belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar;
(2) menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam
belajar;
(3) menujukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar;
(4) mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal pembelajaran;
(5) menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan menarik perhatian siswa;
(6) menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya
d. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis Pada hakikatnya suasana belajar
yang demokratis dapat dikondisikan melalui pendekatan proses belajar CBSA
(Cara Belajar Siswa aktif). Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis
guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani
berpendapat atau berani mengeluarkan ide- ide, dan berani memperlihatkan
unjukkerja (performace). Alternatif yang dapat dilakukan guru dalam awal
pembelajaran diantaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab
siswa atau memberikan stimulus supaya siswa berpendapat atau mengeluarkan
gagasan berkaitan dengan topik bahasan. Suasana belajar yang demokratis harus
dikondisikan sejak awal pembelajaran, guru harus selalu memberikan kesempatan
pada siswa untuk melakukan kreativitas. Mulai dari awal pembelajaran guru
memungkinkan dapat mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki oleh
siswa.
2. Melaksanakan Kegiatan Apersepsi dan atau Melaksanakan Tes Awal.
Setelah mengkondisikan kegiatan awal dalam pembelajaran, guru harus melaksanakan
kegiatan apersepsi dan atau penilaian terhadap kemampuan awal (entry behaviour) siswa.
Penilaian awal atau pre tes tujuannya adalah untuk mengukur dan mengetahui sejauh
mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa.
Kemampuan awal tersebut sebagai dasar untuk kelanjutan bahan pelajaran yang harus
dipelajari oleh siswa. Pelaksanaan pre tes (tes awal) perlu dilaksanakan untuk dapat
menjajagi bahan pelajaran apa yang sudah dikuasai oleh siswa. Kegiatan guru dalam
apersepsi lebih menitik beratkan pada kegiatan mengulas (secara singkat) tentang bahan
pelajaran yang sudah dipelajari dengan yang akan dipelajari sehingga keterkaitannya
dapat dipahami siswa. Pelaksanaan tes awal perlu memperhatikan waktu yang tersedia
supaya dalam prosesnya tidak mengganggu kegiatan pembelajaran inti. Tes awal dapat
dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap
representatif (mewakili) seluruh siswa. Terkadang tes awal dalam prosesnya selalu
dipadukan dengan kegiatan apersepsi. Seperti telah dikemukakan diatas bahwa apersepsi
menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pelajaran yang sudah
dimiliki oleh siswa dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa.

Anda mungkin juga menyukai