Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL MANDIRI 3

PEMBELAJARAN IPS DI SD
Tutor : SAUFIAH, S.Pd., M.Pd

Di kerjakan oleh :
Rahmatul Ummah
NIM : 858286153

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ - BANJARMASIN
POKJAR – BARABAI
KAB. HST
2020
PERTANYAAN !
1. Apa saja pengertian :
a. Metode Pembelajaran
b. Strategi Pembelajaran
c. Media Pembelajaran
d. Model Pembelajaran
2. Jelaskan ciri khas dan karakteristik pembelajaran tematik masing-masing 2 buah ?
3. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran tematik ?
4. Apa Pengertian :
a. Nilai dan Sikap
b. Perilaku Sosial
c. Berikan contohnya masing-masing 2 buah

JAWABAN :
1. Pengertian dari :
a. Metode pembelajaran (learning methods) adalah suatu proses penyampaian materi
pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan teratur oleh tenaga
pengajar atau guru.
Metode pembelajaran juga diartikan sebagai suatu strategi atau taktik dalam melaksanakan
kegiatan belajar dan mengajar di kelas yang diaplikasikan oleh tenaga pengajar sehingga
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
b. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang
pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan
peserta didik menerima danmemahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan
pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
c. Media Pembelajaran adalah Media Pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
d. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang
memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Hal ini sesuai dengan apa yang
tercantum dalam Permendikbud No.103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Pasal 2.

2. Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagaimana diungkapkan


dalam berikut
a. Berpusat pada siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan
harus mampu memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan
dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar
siswa.
b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan
mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan
memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.
  
Sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan pula dalam karakteristik pembelajaran
terpadu/tematik sebagai berikut : 
a. Pembelajaran berpusat pada siswa.
Pembelajaran tematik dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa, karena
pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa
diharapkan dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainsya sesuai dengan perkembangannya.

b. Memberikan pengalaman langsung kepada anak.


Pembelajaran tematik diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung dalam
pembelajaran yang mengaitkan antar konsep dan prinsip yang dipelajari dari beberapa
mapel. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa
yang dialami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan
pengetahuannya.

3. Tahapan pelaksanaan pembelajaran tematik


a. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan
kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam
pelajaran
(1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam
pelajaran (1 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk
mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada
tahap ini dapatdilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan
disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan
sik/jasmani, dan menyanyi.
2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat
dilakukan secara klasikal. Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan.
Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng,
membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

b. Pengaturan Jadwal pelajaran


Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama
dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan
lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran.

4. Pengertian :
a. Nilai dan Sikap
1. Nilai
Dalam kamus bahasa Indonesia, nilai adalah harga, angka kepandaian. Adapun menurut
Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk
menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. 
Dalam perspektif Spranger, kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-
nilai dan kesejahteraan. Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai dimensi nilai
dalam kepribadian manusia, tetapi spranger tetap mengakui kekuatan individual yang
dikenal dengan istilah “ roh subjektif” (subjective spirit) dan kekuatan nilai-nilai budaya
merupakan “roh objektif” (objevtive spirit). Roh objektif akan berkembang manakala
didukung oleh roh subjektif, sebaliknya roh subjektif terbentuk dan berkembang dengan
berpedoman kepada roh objektif yang diposisikan sebagai cita-cita yang harus dicapai.
Menurut Harrocks, Nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok
sosial membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin
dicapai.
Dalam buku psikologi perkembangan peserta didik oleh Prof. Sinolungan mengatakan nilai
adalah suatu yang diyakini kebenarannya, dipercayai dan dirasakan kegunaannya, serta
diwujudkan dalam sikap atau perilakunya. Jadi, nilai bersifat normatif, suatu keharusan
yang menuntut diwujudkan dalam tingkah laku, misalnya nilai kesopanan dan
kesederhanaan. Misalnya, seseorang yang selalu bersikap sopan santun akan selalu
berusaha menjaga tutur kata dan sikap sehingga dapat membedakan tindakan yang baik
dan yang buruk. Dengan kata lain, nilai-nilai perlu dikenal terlebih dahulu, kemudian
dihayati dan didorong oleh moral, baru kemudian akan terbentuk sikap tertentu terhadap
nilai-nilai tersebut.

2. Sikap
Fishbein (1975) mendefenisikan sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk
merespon secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel laten yang
mendasari, mengarahkan dan mempengaruhi perilaku. Sikap tidak identik dengan respons
dalam bentuk perilaku, tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari
konsistensi perilaku yang dapat diamati. Secara operasional, sikap dapat diekspresikan
dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang merupakan respons reaksi dari sikapnya
terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa, atau situasi.
Menurut Chaplin (1981) dalam Dictionary of Psychology menyamakan sikap dengan
pendirian. Chaptin menegaskan bahwa sumber dari sikap tersebut bersifat kultural,
familiar, dan personal. Artinya, kita cenderung beranggapan bahwa sikap-sikap itu akan
berlaku dalam suatu kebudayaan tertentu, selaku tempat individu dibesarkan. Jadi, ada
semacam sikap kolektif (collective attitude) yang menjadi stereotipe sikap kelompok
budaya masyarakat tertentu. Sebagian besar dari sikap itu berlangsung dari generasi ke
generasi di dalam struktur keluarga. Akan tetapi, beberapa darin tingkah laku individu juga
berkembang selaku orang dewasa berdasarkan pengalaman individu itu sendiri. Para ahli
psikologi sosial bahkan percaya bahwa sumber-sumber penting dari sikap individu adalah
propaganda dan sugesti dari penguasa-penguasa, lembaga pendidikan, dan lembaga-
lembaga lainnya yang secara sengaja diprogram untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
individu.
Sikap merupakan salah satu aspek psikologi individu yang sangat penting karena sikap
merupakan kecenderungan untuk berperilaku sehingga akan banyak mewarnai perilaku
seseorang. Sikap setiap orang berbeda atau bervariasi, baik kualitas maupun jenisnya
sehingga perilaku individu menjadi bervariasi. Pentingnya aspek sikap dalam kehidupan
individu, mendorong para psikolog untuk mengembangkan teknik dan instrumen untuk
mengukur sikap manusia. Beberapa tipe skala sikap telah dikembangkan untuk mengukur
sikap individu, kelompok, maupun massa untuk

b. Perilaku Sosial
Perilaku sosial menunjukkan kemampuan untuk menjadi orang yang
bermasyarakat. Perilaku sosial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku umum yang ditunjukkan oleh individu dalam masyarakat, yang pada dasarnya
sebagai respons terhadap apa yang dianggap dapat diterima atau tidak dapat diterima
oleh kelompok sebaya seseorang.
Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau
rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang
terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang
sesuai dengan tuntutan sosial. (Hurlock, 2003)
Perilaku secara bahasa berarti cara berbuat atau menjalankan sesuatu sesuai
dengan sifat yang layak bagi manusia. Secara sosial berarti segala sesuatu
mengenai masyarakat atau kemasyarakatan. Sedangkan secara istilah diartkan sebagai
berikut ini: Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain
atau sebaliknya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lainyang sesuai dengan
tuntutan sosial (Hurlock, 2003).
c. Berikan contohnya masing-masing 2 buah
1. Contoh nilai
a. Menolong
Pemberikan pertolongan kepada sesama manusia selalu diajurkan. Pertolongan ini
sendiri bagian daripada proses adaptasi yang dilakukan manusia dalam wujud
melakukan sosialisasi antara masyarakat. Secara langsung dalam kasus menolong setiap
masyarakat akan memberikan penilaian yang baik, dan penelitian ini sendiri kemudian
dijadikan pedoman.
b. Mencuri
Mengambil hak orang lain atau seringkali disebut dengan “mencuri” adalah penilaian
buruk yang dijastiskan kepada masyarakat. Orang yang gemar melakukan pencurian
kemudian akan di dorong untuk dihukum lantaran merugikan pihak lainnya. Kasus
inilah kemudian dijadikan segai telaah seseorang terhadap proses penilaian kegiatan.

2. Contoh sikap
a. Menghormati sesama manusia agar terjalin kerukunan.
b. Mengedepankan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi dalam
bermusyawarah.

3. Contoh perilaku sosial Dalam Kehidupan Sekolah


Tidak hanya dalam lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah juga merupakan
lingkungan penting dalam menjalin hubungan atau interaksi antar manusia sebagai
makhluk sosial. Berikut beberapa contoh tindakan sebagai makhluk sosial didalam
lingkungan sekolah:
a. Mendengarkan Saat Kegiatan Belajar dan Mengajar Berlangsung
Walaupun konteksnya lebih kecil dari sebuah lingkungan masyarakat, tetapi
lingkungan kelas juga merupakan salah satu sarana pelaksanaan hubungan atau
interaksi antar makhluk sosial. Mendengarkan saat kegiatan belajar dan mengajar
berlangsung merupakan salah satu tindakan baik sebaik makhluk sosial.
b. Menghormati Bapak Ibu Guru
Berlaku sopan dan santun sebagai makhluk sosial tidak hanya berlaku saat berada di
lingkungan masyarakat tetapi harus berlaku dimanapun keberadaannya, termasuk
dalam lingkungan sekolah. Salah satu wujud tindakannya adalah dengan
menghormati bapak dan ibu guru di lingkungan sekolah. Hubungan baik yang terjalin
antar siswa dan guru merupakan salah satu contoh nilai sosial di lingkungan sekolah
dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai