Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PEMBELAJARAN PAI

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perencanaan dan Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu :
YUDHI FACHRUDIN. M. pd.i

Oleh:

M.Ubaidillah Hammam: (212201014)

Nur Hadits :( )

Muhammad Ridwan: :( )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA


ISLAM BINAMDANI
TANGERANG 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan nikmat
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah tentang, “Konsep Pembelajaran PAI” ini kami susun dengan semaksimal
mungkin, agar pembaca mampu memahami dan mempelajari makalah ini serta dapat
mengambil manfaat maupun ispirasi.

Terima kasih banyak kami ucapkan kepada dosen pengampu, yang telah memberikan
tugas makalah ini, sehingga kami mamppu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Namun,
kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tentu masih banyak kekurangan serta kesalah
baik dalam penulisan, materi terkait, dan susunan bahasanya. Kami dengan sepenuh hati
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar kedepannya kami
dapat membuat makalah dengan baik lagi.

Tangerang, 3 Mei 2023

Penulis
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi.
Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian
dan tukar menukar pesan atau informasi antara pendidik dengan peserta didik. Satu
kesatuan dari proses komunikasi belajar mengajar yang bertumpu pada tujuan
pendidikan di sekolah adalah media pembelajaran. Peran media pembelajaran pun
menjadi penting karena memiliki nilai praktis dan fungsi yang besar dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam
hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah
satu oern yang dimiliki seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai
fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal
mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik,
demi mencapai tujuan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah makna dari konsep?
2. Apakah dasar belajar?
3. Apa makna dari pembelajaran?

C. Tujuan
1. Memahami makna konsep
2. Mengetahui dasar belajar
3. Memahami makna pembelajaran
BAB II
Pembahasan

A. Konsep Dasar Pembelajaran


Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan
teori akan berkaitan dengan sesuatu hal yang dipandang secara ilmiah. Jika teori
berhubungan dengan konsep maka dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran
akan tertuju pada landasan ilmiah pembelajaran. Melalui landasan ilmiah yang disebut
dengan konsep dasar inilah maka semua pihak akan memahami apa itu pembelajaran.
Pada uraian ini akan dibahas beberapa tema yang berkaitan dengan
pembekalan terhadap pemahaman tentang pembelajaran. Diantaranya juga akan
berhubungan dengan landasan-landasan filsafat, psikologis, sosiologis, dan
komunikasi yang selalu banyak ditemukan dalam sebuah pembelajaran. Sebelum
beranjak pada pembahasan tentang konsep dasar dan landasan-landasan ilmiah dari
pembelajaran, maka penulis merasa perlu untuk memberikan tambahan pemahaman
dasar terhadap pembelajaran ini.

B. Hakikat Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada
tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman, belajar juga merupakan
proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. (Sudjana, 1989:28)
Sedangkan Witherington (1952) menyebutkan bahwa "belajar merupakan
perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon
yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan, atau pemahaman".
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang menyangkut
pengertian belajar sebagai berikut:
a. Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang berkesinambungan
yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.
b. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen.
c. Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara
keseluruhan.
d. Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek
motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.

terjadinya proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif, sebagaimana


dikemukakan bigge (1982) yaitu berhubungan dengan perubahan-perubahan tentang
kekuatan variabel-variabel hipotesis, kekuatan-kekuatan, asosiasi, hubungan-
hubungan dan kebiasaan, atau kecenderungan perilaku. (Willis, 1986:20)
Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang
berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar,
kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan
terjadinya kegiatan belajar. Dengan demikian maka manifestasi belajar atau perbuatan
belajar dinyatakan dalam bentuk tingkah laku. Mengenai jenis perubahan tingkah laku
dalam proses belajar ini, Gagne dan Briggs, (1988:105), menyatakan bahwa perbuatan
hasil belajar menghasilkan perubahan dalam bentuk tingkah laku dalam aspek:
a. Kemampuan membedakan
b. Konsep kongkrit
c. Konsep terdefinisi
d. Nilai
e. Nilai/aturan tinggi
f. Strategi kognitif
g. Informasi verbal
h. Sikap
i. Keterampilan motoric

C. Landasan Konsep Pembelajaran


1. Filsafat
Secara filosofis belajar berarti mengingatkan kembali pada manusia mengenai
makna hidup yang bisa dilalui melalui proses meniru, memahami, mengamati,
merasakan, mengkaji, melakukan, dan meyakini akan segala sesuatu kebenaran
sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai segala yang dicita-
citakan manusia. Belajar diperlukan oleh individu manusia, akan tetapi belajar
juga harus dipahami sebagai suatu kegiatan dalam mencari dan membuktikan
kebenaran. Dengan demikian filsafat apapun yang telah menjadi hasil pikir
manusia maka kaitannya dengan belajar ibarat siklus bahwa dengan filsafat
manusia bisa mempelajari (belajar) tentang segala sesuatu, dan sebaliknya dengan
aktivitas belajar maka pemikiran-pemikiran tentang belajar terus berkembang dan
banyak ditemukan sehingga membawa pada warna inovasi ide dan pemikiran
manusia sepanjang zaman.
2. Psikologis
Psikologis sebagai ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang akhirnya
mempelajari produk dari gejala kejiwaan ini dalam bentuk perilaku-perilaku yang
nampak dan sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Diantara psikologi yang
banyak dan memang masih bertahan menjadi landasan pokok dalam dunia
pendidikan dan pembelajaran yaitu psikologi kognitif dan behavioristik.
Jiwa manusia terdiri atas berbagai daya, seperti daya ingat, daya berfikir,
mencipta, rasa, serta kemauan. Daya ini akan berfungsi jika telah terbentuk dan
berkembang. Oleh karena itu daya-daya itu harus dilatih. Dalam teori ini yang
terpenting adalah faktor pembentukannya. Oleh karena itu, psikologi saya bersifat
formal, maka untuk mengembangkan daya ingat para siswa perlu diberi latihan
menghafal kata. Adapun mengembangkan daya pikir maka siswa diberi hitungan
yang sulit.
3. Sosiologis
Jika dalam belajar tanpa arah tujuan pada makna hidup manusia sebagai
makhluk sosial, maka belajar akan dijadikan cara untuk saling menguasai,
memusnahkan, karena segala sesuatu yang dipelajari, diketahui, dipahami melalui
belajar tidak digunakan dalam menciptakan kondisi Landasan sosiologis ini sangat
penting dalam mengiringi perkembangan inovasi pembelajaran yang banyak
terimbas oleh perubahan zaman yang semakin hedonistik.
Maka pemahaman akan belajar yang ditinjau dari aspek sosiologis inilah yang
sangat dibutuhkan dewasa ini.
4. Komunikasi
Pendidikan dan komunikasi ibarat setali tiga uang, yang satu memberikan
pemaknaan terhadap yang lainnya. Dalam prakteknya proses belajar atau
pembelajaran akan menghasilkan suatu kondisi di mana individu dalam hal ini
siswa dan guru, siswa dengan siswa, atau interaksi yang kompleks sekalipun pasti
akan ditemukan suatu proses komunikasi. Landasan komunikasi ini akan banyak
memberikan warna dalam bentuk pendekatan, model, metode, dan strategi
pembelajaran, serta pola-pola Inovasi pembelajaran.

D. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran hanya menerapkan kemampuan dan menggunakan sarana
serta mengikuti mekanisme yang telah diatur dengan baik. Proses pembelajaran yang
telah direncanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain
menerapkan proses pembelajar telah ditata dengan baik, juga harus selalu meminta
feedback dan melakukan kajian untuk terus membenahi proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dapat melalui tatap muka didalam ruang kelas dan dapat melalui media
elektronik sesuai dengan peraturan didalam SAP.

E. Perkembangan Konsep Dasar Pembelajaran


Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari konsep mengajar
(teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan
antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut
dapat dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini terdapat
komponen-komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi, fasilitas dan prosedur
serta alat atau media yang harus dipersiapkan.
Demikian halnya dengan teaching system', dimana komponen perencanaan
mengajar, bahan ajar, tujuan, materi, dan metode, serta penilaian dan langkah
mengajar akan berhubungan dengan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan.
Kenyataan bahwa dalam proses pembelajaran terjadi pengorganisasian, pengelolaan
dan transformasi informasi oleh dan dari guru kepada siswa. Ketiga kategori kegiatan
dalam proses pembelajaran ini berkaitan erat dengan aplikasi dan konsep sistem
informasi manajemen.
Meier (2002:103) mengemukakan bahwa semua pembelajaran manusia pada
hakekatnya mempunyai empat unsur, yakni persiapan (preparation), penyampaian
(presentation), pelatihan (practice), penampilan hasil (performance).
a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta belajar untuk
belajar. Persiapan pembelajaran itu seperti mempersiapkan tanah untuk
ditanami benih. Jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi
yang baik untuk pertumbuhan yang sehat.
b. Penyampaian (Presentation)
ahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk
mempertemukan peserta belajar dengan materi belajar yang mengawali
proses belajar secara positif dan menarik. Belajar adalah menciptakan
pengetahuan, bukan menelan informasi, maka presentasi dilakukan
semata-mata untuk mengawali proses belajar dan bukan dijadikan fokus
utama.
c. Pelatihan (Practice)
Tahap latihan ini dalam siklus pembelajaran berpengaruh terhadap 70%
atau lebih pengalaman belajar keseluruhan. Dalam tahap inilah
pembelajaran yang sebenarnya berlangsung. Bagaimanapun, apa yang
dipikirkan dan dikatakan serta dilakukan pembelajaran yang menciptakan
pembelajaran dan bukan apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan
oleh instruktur atau pendidik.
d. Penampilan Hasil (Perfomance)
Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan,
pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan
kearifan menjadi tindakan. Tujuan tahap penampilan hasil ini adalah untuk
memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan.
Setelah mengalami tiga tahap pertama dalam siklus pembelajaran, kita
perlu memastikan bahwa orang melaksanakan pengetahuan dan
keterampilan Beru mereka pada pekerjaan mereka, nilai-nilai nyata bagi
diri mereka sendiri, organisasi, dan klien organisasi.

F. Hasil belajar Dari Pembelajaran


Secara keseluruhan pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran tidak
akan sempurna jika berhenti pada definisi atau proses. Maka penulis merasa perlu
untuk menguraikan apa yang dihasilkan dari suatu proses pembelajaran. Berikut
uraian dari kaitan antara hasil pembelajaran yang sangat diharapkan sekali oleh semua
masyarakat belajar khususnya peserta didik.
a. Hasil Belajar
Bloom (1956) mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif,
efektif, dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, Bloom menyebutkan 6
tingkatan yaitu:
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Pengertian
4. Aplikasi
5. Analisa
6. Sintesa
7. Evaluasi
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses
belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan, baik yang
menyangkut segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi
dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks yang bersifat
pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil
belajar.
b. Motivasi Menuju Hasil Proses Pembelajaran
Pengaruh motivasi di sini adalah motivasi baik intern maupun ekstern
terhadap hasil belajar yang dimaksud. Menurut Hilgard "motif merupakan
tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai
melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu perilaku. Menurut jenisnya
motif dibedakan menjadi motif primer dan sekunder, yang dikutip oleh
Syamsudin (1990), membedakan motif sebagai berikut:
1. Motif primer (primary motive) atau motif dasar (basic motive)
menunjukkan kepada motif yang tidak dipelajari (unlearned motive)
yang sering juga digunakan istilah dorongan (drive).
2. Motif sekunder (secondary motives) menunjukkan kepada motif yang
berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari
(conditioning and reinforcement) kedalam golongan ini termasuk
"takut yang dipelajari (learning fears)", "motif-motif sosial (ingin
diterima, dihargai, conformitas, afiliasi, persetujuan, status, merasa
aman, dan sebagainya)", "motif-motif objektif dan interest (eksplorasi,
manipulasi, minat)", "maksud (purpose) dan aspirasi", "motif
berprestasi (achievement motive)".
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Mengajar adalah proses menciptakan kondisi agar siswa/mahasiswa
mengalami proses belajar, maka guru/dosen harus mampu mengajar secara efektif.
Hal itu berarti mengajar secara efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar
siswa/mahasiswa yang efektif, dan dapat menghasilkan perubahan tingkah laku
setelah proses pembelajaran tersebut. Dan proses pembelajaran merupakan tahapan-
tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa atau peserta didik.
Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini
adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik, guru harus berupaya
dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mampu
melakukan proses pembelajaran ini guru harus mampu menyiapkan proses
pembelajarannya. Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru
hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan
bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, perubahan dan munculnya beberapa konsep dan
pemahamannya merupakan suatu bukti bahwa pembelajaran adalah proses mencari
kebenaran, menggunakan kebenaran dan mengembangkannya untuk kepentingan
pemenuhan kebutuhan hidup manusia, khususnya yang berhubungan dengan upaya
merubah perilaku, sikap, pengetahuan, dan pemaknaan terhadap tugas-tugas selama
hidupnya.
Daftar Pustaka

Sadiman. Arief S. M.Sc, seri pustaka Teknologi pendidikan Nomor. 6 Media pendidikan
pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
Sudarwanto. Profesionalisme Guru. Artikel: Yogyakarta. 2005.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Rineka Cipta: 1999
Mulyati, Andi, Psikologi Belajar: Jakarta. 2008.
Sadirman, A.M, Interaksi dan Motivasi (belajar mengajar). Jakarta: Rajawali Pers. 2014
Sanjaya, Wina, Konsep Pembelajaran. Jakarta: Perdana Media Group. 2010
Hanafiah, Nanang dan Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika
Aditama. 2012.

Anda mungkin juga menyukai