KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton (1984) (dalam
Siregar, 2010 h. 4) mengemukakan bahwa belajar adlah proses perubahan tingkah
laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Menurut Slameto (2013. h 2) pengertian belajar secara Psikologis erupakan
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut
akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Ada beberapa terminologi yang terkait dengan belajar yang sering kali
menimbulkan keraguan dalam penggunaaannya terutama dikalangan siswa atau
mahasiswa, yakni terminology tentang mengajar, pembelajaran, dan belajar.
Mengajar diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan
situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar.
Pembelajaran mengandung makna proses peserta didik untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dan potensi untuk pengembangan diri serta mempelajari sesuatu
kemampuan dan nilai-nilai yang baru. Pada prosses pembelajaran pada awalnya
adalah meminta pendidik untuk dapat mengetahui kemapuan awal yang dimiliki oleh
peserta didik meliputi kemampuan dasarnya, latar belakangnya, motivasinya, bahkan
keluarganya dan ekonominya. Oleh karena itu guru akan mudah untuk mengenal
karakter siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hal ini merupakan modal
awwal bagi guru untuk menyiapkan bahan ajar yang cocok untuk peserta didik dan
menjadi indicator untuk suksesnya dalam proses pembelajaran ( Suarga, 2019).
Dapat dikemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang
direncanakan untuk membuat peserta didik belajar. Kemudian terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa dalam proses belajar. Dimana bentuk perubahan tersebut
akan membentuk karakter peserta didik pembelajaran memiliki bebrapa komponen
utama seperti adanya guru dan siswa, adanya sumber belajar, media pembelajaran
serta sarana dan prasarana dalam pembelajaran. Adanya beberapa komponen-
komponen dalam pembelajaran yaitu ada guru dan siswa, ada materi pembelajaran,
adanya metode pembelajaran, media pembelajaran dan tempat belajar, sehingga
terbentuk dan
g. Hasil Belajar
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana,2009:22). Hasil belajar
kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Hasil
belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang
menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat
atau jenjang. Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar
kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang
paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi
(Sudjana,2009:22). Taksonomi hasil belajar afektif dikemukakan oleh
Krathwohl (dalam Purwanto,2011:51) membagi hasil belajar afektif menjadi lima
tingkat yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Hasil
belajar disusun secara hirarkhis mulai dari tingkat yang paling rendah dan
sederhana hingga paling tinggi dan kompleks.
Penerimaan (receiving) atau menaruh perhatian (attending) adalah kesediaan
meneriman rangsangan yang datang kepadanya. Partisipasi atau merespons
(responding) adalah kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi. Pada
tingkat ini siswa tidak hanya memberikan perhatian kepada rangsangan tapi juga
berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan. Penilaian atau penentuan
sikap (valuing) adalah kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari
rangsangan tersebut. Organisasi adalah kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang
dipilihnya untuk menjad pedoman yang mantap dalam perilaku. Internalisasi nilai
atau karakterisasi (characterization) adalah menjadikan nilai-nilai yang
diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi
bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari (Purwanto,2011:53).
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Taksonomi yang paling banyak digunakan adalah taksonomi
hasil belajar psikomotorik dari Simpson yang mengklasifikasikan hasil belajar
psikomotorik menjadi enam: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, dan gerakan kompleks
Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar psikomotorik yang
paling rendah. Persepsi adalah kemampuan memilah dan kepekaan terhadap sesuatu
hal. Kesiapan (set) adalah kemampuan bersiap diri secara fisik. Gerakan terbimbing
(guided response) adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model yang
dicontohkan. Gerakan terbiasa (mechanism) adalah kemampuan melakukan gerakan
tanpa ada model contoh. Kemampuan dicapai karena latihan berulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan. Gerakan kompleks (adaptation) adalah keterampilan
banyak tahapan, luwes, gesit, dan lincah. Kreativitas (origination) adalah
kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau
mengombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang
orisinal.
B. Kajian Materi
Pengertian Cahaya
Di sekitar kita, ada banyak sekali benda yang memancarkan cahaya. Benda yang
dapat memancarkan cahaya dinamakan sumber cahaya. Ada dua macam sumber
cahaya, yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami
merupakan sumber cahaya yang menghasilkan cahaya secara alamiah dan setiap saat,
contohnya matahari dan bintang (Gambar 2.1). Sumber cahaya buatan merupakan
sumber cahaya yang memancarkan cahaya karena dibuat oleh manusia, dan tidak
tersedia setiap saat, contohnya lampu senter, lampu neon, dan lilin.
Pada saat kita berada di suatu ruangan, cahaya dari lampu akan menerangi
ruangan tersebut dan merambat lurus dari sumbernya. Ketika ada sebuah penghalang
yang menghalangi cahaya yang datang, maka akan terbentuk daerah gelap di tempat
dimana cahaya terhalang. Daerah itu dinamakan daerah bayangan. Apabilla sumber
cahaya cukup besar, terkadang terbentuk dua bagian bayangan (Gambar8.3). daerah
dimana sumber cahaya terhalang seluruhnya dinamakan umbra dan daerah dimana
cahaya terhalang sebagian dinamakan penumbra. Benda-benda gelap yang
menghalangi cahaya dinamakan opaque atau benda tidak tembus cahaya.
Sifat cahaya lainnya yaitu cahaya dapat dipantulkan. Ketika cahaya mengenai
permukaan yang datar dan licin, cahaya akan dipantulkan secara teratur, atau
dinamakan pemantulan teratur(Gambar). Misalnya, ketika cahaya mengenai sebuah
cermin. Seseorang dapat melihat bayangannya melalui sebuah cermin karena cahaya
dipantulkan oleh cermin tersebut.
Gambar 2.4 Pemantulan Cahaya Pada Permukaan Halus
Pemantulan oleh sebuah cermin datar memiliki sifat bayangan yang berukuran
sama besar dengan ukuran bendanya. Pemantulan oleh cermin cekung memiliki sifat
bayangan yang ukurannya lebih besar daripada ukuran bendanya, sedangkan
pemantulan oleh cermin cembung memiliki sifat bayangan yang ukurannya lebih
kecil daripada ukuran bendanya.
Pemantulan juga tidak selalu mengenai permukaan yang licin dan datar.
Adakalanya cahayadipantulkan oleh permukaan yang kasar, atau biasanya dinamakan
pemantulan baur . Walaupun pemantulan baur tidak dikehendaki ketika kita berniat
untuk melihat bayangan diri kita, akan tetapi pemantulan baur juga sangat berguna
dalam kehidupan. Anda perhatikan bahwa pada sebuah ruangan, meskipun lampu
pada ruangan tersebut tidak dinyalakan, tetapi ruang tersebut cukup terang pada siang
hari. Ini disebabkan cahaya matahari dipantulkan oleh benda-benda di sekitar ruangan
tersebut.
Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran komik fisika, disimpulkan
sebagai berikut:
D. Kerangka Berfikir
Untuk melaksanakan proses belajar mengajar, harus terjalin komunikasi yang
baik antara guru dan siswa. Tanpa adanya interaksi atau hubungan yang baik dalam
proses belajar mengajar maka tidak ada situasi yang aktif, efektif, dan menyenangkan
untuk memperoleh hasil belajar yang baik serta pencapaian yang telah ditemukan.
Media yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah media
visual dua dimensi (KOMIK) , di dunia yang semakin canggih, sebagai seorang
calon guru atau tenaga pengajar harus mampu mengikuti perkembangan teknologi
dan mampu menciptakan media pembelajaran yang menarik salah satunya adalah
komik. Dalam Media pembelajaran ini diterapkan untuk membangkitkan semagat
belajar siswa dalam pembelajaran.
Selain faktor diatas untuk membangkitkan semangat siswa media
pembelajaran ini juga salah satu faktor penentu keberhasilan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujua.
Perencanaan Pembelajaran
Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol
Posttest Posttest
Hasil Belajar