Anda di halaman 1dari 17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
a. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran
Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton (1984) (dalam
Siregar, 2010 h. 4) mengemukakan bahwa belajar adlah proses perubahan tingkah
laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan
individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Menurut Slameto (2013. h 2) pengertian belajar secara Psikologis erupakan
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut
akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Ada beberapa terminologi yang terkait dengan belajar yang sering kali
menimbulkan keraguan dalam penggunaaannya terutama dikalangan siswa atau
mahasiswa, yakni terminology tentang mengajar, pembelajaran, dan belajar.
Mengajar diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan
situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar.
Pembelajaran mengandung makna proses peserta didik untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dan potensi untuk pengembangan diri serta mempelajari sesuatu
kemampuan dan nilai-nilai yang baru. Pada prosses pembelajaran pada awalnya
adalah meminta pendidik untuk dapat mengetahui kemapuan awal yang dimiliki oleh
peserta didik meliputi kemampuan dasarnya, latar belakangnya, motivasinya, bahkan
keluarganya dan ekonominya. Oleh karena itu guru akan mudah untuk mengenal
karakter siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hal ini merupakan modal
awwal bagi guru untuk menyiapkan bahan ajar yang cocok untuk peserta didik dan
menjadi indicator untuk suksesnya dalam proses pembelajaran ( Suarga, 2019).
Dapat dikemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang
direncanakan untuk membuat peserta didik belajar. Kemudian terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa dalam proses belajar. Dimana bentuk perubahan tersebut
akan membentuk karakter peserta didik pembelajaran memiliki bebrapa komponen
utama seperti adanya guru dan siswa, adanya sumber belajar, media pembelajaran
serta sarana dan prasarana dalam pembelajaran. Adanya beberapa komponen-
komponen dalam pembelajaran yaitu ada guru dan siswa, ada materi pembelajaran,
adanya metode pembelajaran, media pembelajaran dan tempat belajar, sehingga
terbentuk dan

b. Teori- teori belajar


1. Teori behavioristik
Teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajran yang
dikenal sebagai aliran behaviristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya prilaku
yang tampak sebagai hasil belajar. menurut teori behavoristik, proses pembelajaran
lebih menekankan pada proses pemberian rangsangan (stimulus) dan respon yang
dilakukan oleh siswa. hal ini dapat diartikan bahwa peserta didik diajarkan materi
sebanyak-banyaknya agar mereka paham karena teori ini menganngap peserta didik
belum tahu apa-apa. Pendidik sangat berpengaruh dalam proses belajar ini dan
stimulus yang diberikan melalui pembiasaan yang berupa ceramah.
a. Kekurangan teori behaviristik
a) Pembelajaran hanya berpusat pada guru.
b) Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru.
c) Peserta didik tidak bebas bekreasi dan berimajinasi.
b. Kelebihan teori behavioristik
a) Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek
dan pembiasaan.
b) Materi yang diberikan sangat detail.
c) Membangun konsentrasi pikiran
2. Teori belajar kognitif
Teori ini menggambarkan bahwa aktivitas internal yang terdiri dari beberapa
proses, seperti pemahaman, megingat, mengolah informasi, problem solving, nalisis,
prediksi, dan perasaan. Dalam proses belajar mengajar disekolah, contoh penerapan
dari teori kognitif adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta didik serta member ruang bagi mereka untuk saling bicara serta diskusi
dengan teman-temannya.
a. Kelebihan teori belajar kognitif
a) Teori ini mengarahkan guru untuk mengenal siswa secara individu
sehingga dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa.
b) Teori ini juga menjelaskan tingkat perkembangan kognitif manusia mulai
bayi hingga dewasa sehingga memudahkan untuk memilih pelajaran yang
tepat bagi anak usia tertentu.
c) Teori ini cocok untuk mempelajari materi pelajaran yang lebih rumit yang
membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan dan berkreasi
menciptakan sesautu bentuk atau ide baru.
b. Kelemahan teori belajar kognitif
a) Teori ini dianggap lebih dekat kepada psikologi belajar dari pada teori
belajar , sehingga aplikasinya dalam proses belajar menjadi tidak mudah.
b) Teori ini dianggap sukar dipraktekkan secara murni sebab seringkali kita
tidak mungkin memahami struktur kognitif tersebut menjadi bagian-bagian
yang jelas batasnyaa.
3. Teori belajar humanistik
Menurut teori humanistic, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia atau
proses belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Teori ini mengajarkan peserta didik untuk bekreasi dan berinovasi
sebebas-bebasnya untuk menemukan hal baru sebagai latihan.peran guru tidak begitu
banyak karena guru hanya membimbing dan mengarahkan bukan mengatur peserta
didik.guru hanya membantu peserta didik untuk mengenal dirinya juga
lingkungannya.
a.Kekurangan belajar humanistic
a) Pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran.
b) Kebebasan yang diberikan akan cendrung disalahgunakan.
c) Pemusatan pikiran akan berkurang.
d) Kecurrangan-kecurangan yang semakin menjadi tradisi.
b. Kelebihan teori belajar
a) Tumbuhnya kreativitas peserta didik.
b) Semakin canggihnya teknologi maka akan semakin maju perkembangan
belajarnya.
c) Tugas guru berkurang.
d) Mendekatkan satu dengan yang lainnya.
4. Teori belajar konstruktivisme
Didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme lebih memahami
hakikat belajar sebagai kegiatan yang berdifa mekanistik antara stimulus respon,
konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau
menciptakan pengetahuan dengan member makna pada pengetahuannya sesuai
dengan pengalamannya.
c. Pengertian Pembelajaran Fisika
Pembelajaran fisika adalah bagian dari sains IPA yang pada hakikatnya
merupakan kumpulan pengetahuan, cara berfikir dan penyelidikan. IPA sebagai
kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model.
IPA sebagai cara berfikir merupakan aktivitas yang berlangsung di dalam fikiran
orang yang berkecimpung didalamnya karena adanya rasa ingin tahu dan hasrat untuk
memahami fenomena alam. IPA sebagai cara penyelidikan merupakan cara
bagaimana informasi ilmiah diperoleh, di uji dan di validasikan.
Fisika lahir dan berkembang dari hasil observasi dan eksperimen. Suatu
masalah yang sudah berhasil dipecahkan akan menghasilkan masalah baru dan
diminta dipecahkan lagi, demikian seterusnya sehingga fisika terus berkembang
secara dinamis. Akibatnya konsep, prinsip, dan teori fisika juga bertambah, sehingga
menuntut peranan yang lebih besar lagi dalam usaha pemahaman konsep tersebut
kepada siswa .

Menurut Depdiknas (2006:2) pembelajaran fisika harus mempertimbangkan


hal-hal sebagai berikut :

1. Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berfikir


yang berguna untuk memecahkan masalah didalam kehidupan sehari – hari.
2. Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta
didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang di persyaratkan
untuk memasuki jenjang pendidikan profesi serta mengembangkan IPTEK,
3. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi salah satu
aspek penting kecakapan hidup.
4. Pembelajaran Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga Fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi suatu proses
penemuan.
Berdasarkan uraian di atas proses pembelajaran Fisika menuntut keterlibatan
peserta didik secara aktif dan bertujuan agar penguasaan dari kognitif, afektif, serta
psikomotorik terbentuk pada diri peserta didik. Alat ukur hasil belajarnya tidak
cukup jika hanya dengan tes objektif atau subjektif saja. Maka alat ukur yang
digunakan haruslah alat ukur yang mampu mengembangkan pengalaman untuk
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis serta mengambil kesimpulan, Dan mampu bekerja sama dengan peserta
didik lain.
d. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
kata “media” berasal dari bahasa Latin, yaitu “medius” yang secara harfiah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap atau memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.
Secara sederhana, Media Pembelajaran adalah alat-alat bantu yang
digunakan untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar, mulai dari
buku sampai penggunaan perangkat elektronik dikelas. Media pembelajaran
berfungsi untuk menjelaskan atau memvisualisasikan suatu materi yang sulit
dipahami jika hanya menggunakan ucapan verbal. Misalnya, penjelasan tentang
siklus air, sistem pencernaan ataupun sistem pernapasan pada manusia.

2. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli


Menurut Arsyad (2015:10), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar
sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
Menurut Karim (2014:7), media pembelajaran adalah suatu perantara yang
menghubungkan si penyampai pesan dengan si penerima pesan, dalam hal ini pesan
berupa materi pembelajaran untuk mencapi suatu tujuan dalam hal yang
menghubungkan dengan program pendidikan.

3. Fungsi Media Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran media mempunya fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru ) menuju penerima (siswa). Dalam kegiatan interaksi
antara siswa dan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan kelebihan
media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga
kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Daryanto, 2016, hlm.7)
adalah sebagai berikut.
1) Kemampuan Fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan
menampilkan kembali objek atau kejadian.
2) Kemampuan manipulative, artinya media dapat menampilkan
kembali objek atau kejadian dengan berbagai perubahan
(manipulasi)sesuai keperluan, misalnya ukuran kecepatan, dan lain-
lain.
3) Kemampuan distributive, artinya media mempu menjangkau audien
yang besar jumlahnya dalam satu penyajian secara serempak,
misalnya siaran TV atau radio.

Pengembangan Media Pembelajaran hendaknya diupayakan untuk


memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki media tersebut dan berusaha
menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses
pembelajaran.

4. Fungsi media pembelajaran secara umum


1) Menarik Perhatian Siswa
2) Memperjelas Penyampaian Pesan

3) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan biaya

5. Jenis- Jenis Media Pembelajaran


1) Media Grafis
Media grafis termasuk media visual, berfungsi menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan saluranyang dipakai menyangkut indra
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam-simbol-
simbol komunikasi visual.
2) Audio
Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi objek-objek,
mengklasifikasi objek, mampu menunjukan hubungan special dari suatu objek,
membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret.
3) Animasi
Media Animasi mampu menunjukan suatu proses abstrak sehingga siswa
dapat melihat pengaruh perubahan suatu variabel terhadap proses tersebut. Media
animasi menyediakan suatu tiruan yang apabila dilakukan pada peralatan yang
sesungguhnya terlalu mahal atau berbahaya.
4) Video
Video sangat cocok untuk menhajarkan materi dalam ranah prilaku atau
psikomotor. Akan tetapi, video mungkin saja kehilangan detail dalam
pemaparan Materi karena siswa harus mampu mengingat detail dari scene ke
scene. Umumnya siswa menganggap bahwa belajar melalui video lebih mudah
dibandingkan teks sehingga mereka kurang terdorong untuk lebih aktif
didalam berinteraksi dengan materi. Video memaparkankeadaan real dari suatu
proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat memperkaya pemaparan.

6. Manfaat Media Pembelajaran


1. Manfaat Media Pembelajaran Bagi Guru
1) Memudahkan Guru Dalam Menjelaskan Materi Rumit
2) Metode Pembelajaran Yang Digunakan Bisa Lebih Bervariasi
3) Efisiensi dalam penggunaan waktu dan tenaga
4) Dapat lebih mudah memfokuskan perhatian murid pada materi yang sedang
dipelajari
5) Menata suasana kelas agar lebih hidup dan interaktif
6) Membuat Siswa menjadi lebih aktif di kelas dan tidak mudah merasa bosan
di kelas
7) Tercapainya Tujuan Kegiatan Belajar Mengajar Secara Efektif.
2. Manfaat Media Pembelajaran Bagi Siswa
1) Bisa lebih memahami materi yang disampaikan pengajar.
2) Pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah dimengerti.
3) Kualitas belajar siswa meningkat.
4) Proses belajar dapat dilakukan dimana saja.
5) Mendukung pembelajaran mandiri atau otodidak.
6) Membangkitkan motivasi, minat dan keinginan belajar.
e. Media Dua Dimensi
Media dua dimensi adalah media yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar
yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis,
media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua
dimensi.Salah satu media bentuk papan adalah papan tempel. Papan tempel adalah
sebilah papan yangfungsinya sebagai tempat untuk menempelkan pesan dan suatu
tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian aktivitas
penting suatu sekolah.
f. Komik
Pengertian komik adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani “komikos” yang
artinya bercanda atau bersuka cita. Inilah mengapa pengertian komik adalah karya
tulis yang masih berkaitan secara langsung dengan cerita humor.
Meski sebenarnya, komik adalah bisa berupa hal receh sampai serius yang
berbau ilmiah. Pengertian komik komik adalah seni gambar yang tidak bergerak,
tetapi rangkaian gambar dan teks singkat dalam komik sudah lebih dari cukup
menguatkan isi cerita komik.
Scott McCloud dalam buku Understanding Comics: The Invisible Art (1993),
yang dikutip oleh M.S. Gumelar (2011: 6), “Justaposed pictoral and other images in
deliberate sequence, intended to convey information and/or produce an aesthhetic
response in the reader.”
Dijelaskan bahwa pengertian komik adalah gambar yang diurutkan sengaja
untuk menyampaikan informasi secara jelas dan mampu menarik perhatian pembaca.
Jenis-jenis komik adalah ada dua macam menurut Daryanto, yakni komersial yang
sederhana dan pendidikan yang informatif.
Menurut Sudjana dan Rifai (2011), Komik dapat digunakan dalam bentuk
komik sebagai pendidikan. Komik dapat digunakan sebagai bahan pendidikan, karena
dapat menyederhanakan proses belajar mengajar, meningkatkan pembelajaran siswa,
dan menghasilkan minat pada penilaian siswa.
Berdasarkan fungsinya, Daryanto (2010 : 27) membedakan komik menjadi dua
jenis, yaitu :
1. Komik Komersial
Komik Komersial jauh diperlukan dipasaran karena bersifat personal,
menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan bahasa percakapan dan
bahasa pasaran. Komik komersial memiliki kesederhanaan jiwa dan moral,
dan adanya kecenderungan manudiawi terhadap pemujaan pahlawan.
2. Komik Pendidikan
Komik pendidikan cenderung menyediakan isi yang bersifa informatif. Komik
pendidikan banayak diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, dam lembaga-
lembaga non-profit.
Bergantung pada jenis atau bentuk kemasan, komik dibagi menjadi empat
genre, yaitu :
a) Komik Strip
Komedian stripteam adalah jenis komik yang hanya berisi beberapa panel
grafis. Namun, jika dilihat darinperspektif materi pelajarannya, komik ini
mengungkapkan ide tentang subjek penuh. Karena ada beberapa gambar,
sebagian besar ide tidak dibahas, biasanya satu pusat percakapan, seperti
jawaban untuk berbagai peristiwa atau masalah yang muncul.
b) Komik Buku
Buku komik adalah sejenis buku kimik yang sikemas dalam bentuk buku dan
biasa menampilkan keseluruhan cerita hanay dalam satu buku.
c) Komik Humor dan Petualangan
Komedi dan petualangan anak-anak sangat popule karena lucu dan
mengundang pemaca untuk tertawa ketika menikmati komik.
d) Komik Biografi dan Komik Ilmiah
Komik biografi sering menceritakan kisah hidup orang berjasa, sering
ditampilkan dalam bentuk komik, sedangkan komil ilmiah biasanya berisi
campuran komik dan array.

g. Hasil Belajar
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana,2009:22). Hasil belajar
kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Hasil
belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang
menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat
atau jenjang. Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar
kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang
paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi
(Sudjana,2009:22). Taksonomi hasil belajar afektif dikemukakan oleh
Krathwohl (dalam Purwanto,2011:51) membagi hasil belajar afektif menjadi lima
tingkat yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Hasil
belajar disusun secara hirarkhis mulai dari tingkat yang paling rendah dan
sederhana hingga paling tinggi dan kompleks.
Penerimaan (receiving) atau menaruh perhatian (attending) adalah kesediaan
meneriman rangsangan yang datang kepadanya. Partisipasi atau merespons
(responding) adalah kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi. Pada
tingkat ini siswa tidak hanya memberikan perhatian kepada rangsangan tapi juga
berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan. Penilaian atau penentuan
sikap (valuing) adalah kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari
rangsangan tersebut. Organisasi adalah kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang
dipilihnya untuk menjad pedoman yang mantap dalam perilaku. Internalisasi nilai
atau karakterisasi (characterization) adalah menjadikan nilai-nilai yang
diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi
bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari (Purwanto,2011:53).

c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Taksonomi yang paling banyak digunakan adalah taksonomi
hasil belajar psikomotorik dari Simpson yang mengklasifikasikan hasil belajar
psikomotorik menjadi enam: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, dan gerakan kompleks
Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar psikomotorik yang
paling rendah. Persepsi adalah kemampuan memilah dan kepekaan terhadap sesuatu
hal. Kesiapan (set) adalah kemampuan bersiap diri secara fisik. Gerakan terbimbing
(guided response) adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model yang
dicontohkan. Gerakan terbiasa (mechanism) adalah kemampuan melakukan gerakan
tanpa ada model contoh. Kemampuan dicapai karena latihan berulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan. Gerakan kompleks (adaptation) adalah keterampilan
banyak tahapan, luwes, gesit, dan lincah. Kreativitas (origination) adalah
kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau
mengombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang
orisinal.

B. Kajian Materi
Pengertian Cahaya

Cahaya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik, yang


gelombang yang tidak memerlukan medium sebagai media perambatannya. Misalnya,
pada siang hari tampak terangkarena cahaya matahari menerangi bumi. Walaupun
matahari berada jauh dari bumi dan dipisahkan oleh ruang hampa di ruang angkasa,
namun cahaya matahari mampu sampai di bumi.

Di sekitar kita, ada banyak sekali benda yang memancarkan cahaya. Benda yang
dapat memancarkan cahaya dinamakan sumber cahaya. Ada dua macam sumber
cahaya, yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami
merupakan sumber cahaya yang menghasilkan cahaya secara alamiah dan setiap saat,
contohnya matahari dan bintang (Gambar 2.1). Sumber cahaya buatan merupakan
sumber cahaya yang memancarkan cahaya karena dibuat oleh manusia, dan tidak
tersedia setiap saat, contohnya lampu senter, lampu neon, dan lilin.

Sebagaimana salah satu bentuk gelombang, cahaya memiliki sifat-sifat


gelombang, diantaranya cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan dan dapat
dibiaskan. Untuk membuktikan bahwa cahaya merambat lurus dapat dilakukan
eksperimen sederhana sebagaimana ditunjukkan pada Gambar .

Gambar 2.1 Matahari


Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009

Gambar 2.2 Cahaya merambat lurus.


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Pada saat kita berada di suatu ruangan, cahaya dari lampu akan menerangi
ruangan tersebut dan merambat lurus dari sumbernya. Ketika ada sebuah penghalang
yang menghalangi cahaya yang datang, maka akan terbentuk daerah gelap di tempat
dimana cahaya terhalang. Daerah itu dinamakan daerah bayangan. Apabilla sumber
cahaya cukup besar, terkadang terbentuk dua bagian bayangan (Gambar8.3). daerah
dimana sumber cahaya terhalang seluruhnya dinamakan umbra dan daerah dimana
cahaya terhalang sebagian dinamakan penumbra. Benda-benda gelap yang
menghalangi cahaya dinamakan opaque atau benda tidak tembus cahaya.

Gambar 2.3 Bayangan umbra dan penumbra

Tidak semua benda dapat menghalangi cahaya. Benda-benda bening bahkan


dapat ditembus cahaya. Misalnya, kaca jendela rumah kita. Pantulan sinar matahari
dapat masuk ke ruang tamu rumah kita sehingga ruang tamu tersebut menjadi terang,
walaupun ketika itu lampu tidak dinyalakan. Benda-benda bening ini biasanya
dinamakan benda transparans. Ada benda lain yang dapat meneruskan sebagian
cahaya yang datang dan menyebarkan sebagian cahaya yang lainnya. Benda seperti
ini dinamakan benda transluens atau benda tembus cahaya. Contohnya kain gorden
tipis, dan beberapa jenis plastik.

Sifat cahaya lainnya yaitu cahaya dapat dipantulkan. Ketika cahaya mengenai
permukaan yang datar dan licin, cahaya akan dipantulkan secara teratur, atau
dinamakan pemantulan teratur(Gambar). Misalnya, ketika cahaya mengenai sebuah
cermin. Seseorang dapat melihat bayangannya melalui sebuah cermin karena cahaya
dipantulkan oleh cermin tersebut.
Gambar 2.4 Pemantulan Cahaya Pada Permukaan Halus

Pemantulan oleh sebuah cermin datar memiliki sifat bayangan yang berukuran
sama besar dengan ukuran bendanya. Pemantulan oleh cermin cekung memiliki sifat
bayangan yang ukurannya lebih besar daripada ukuran bendanya, sedangkan
pemantulan oleh cermin cembung memiliki sifat bayangan yang ukurannya lebih
kecil daripada ukuran bendanya.

Pemantulan juga tidak selalu mengenai permukaan yang licin dan datar.
Adakalanya cahayadipantulkan oleh permukaan yang kasar, atau biasanya dinamakan
pemantulan baur . Walaupun pemantulan baur tidak dikehendaki ketika kita berniat
untuk melihat bayangan diri kita, akan tetapi pemantulan baur juga sangat berguna
dalam kehidupan. Anda perhatikan bahwa pada sebuah ruangan, meskipun lampu
pada ruangan tersebut tidak dinyalakan, tetapi ruang tersebut cukup terang pada siang
hari. Ini disebabkan cahaya matahari dipantulkan oleh benda-benda di sekitar ruangan
tersebut.

Gambar 2.5 Pemantulan Cahaya Pada Permukaan Tidak Teratur

Selain dipantulkan, cahaya dapat pula mengalami pembiasan. Pembiasan cahaya


merupakan peristiwa pembelokan cahaya ketika merambat dari suatu medium ke
medium lain yang memiliki indeks bias yang berbeda. Pembiasan cahaya terjadi
karena adanya perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika gelombang cahaya
tersebut merambat diantara dua medium berbeda. Gambar menunjukkan salah satu
contoh pembiasan cahaya.
C. Kajian Penelitian Yang Relevan

Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran komik fisika, disimpulkan
sebagai berikut:

1) Pengembangan Komik Berbasis Ethnoscience Sebagai Media


Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Kalor. Berdasarkan hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa komik yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai
media pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor rata- rata
penilaian ahli media sebesar 3,95 dengan interpretasi sangat baik,dan skor rata-
rata penilain oleh ahli materi sebesar 3,80 dengan interpretasi sangat Baik.
(Muliati Supandi,dkk,2015:35)
2) Pengembangan Buku Komik Fisika Pokok Bahasan Newton Berbasis
Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik.Diperoleh
hasil bahwa komik yang dikembangkan mampu meningkatkan motivasi belajar
peserta didik. Hal ini dilihat dari hasil uji coba lapangan yang memperlihatkan
bahwa motivasi peserta didik mengalami peningkatan tinggi, terlihat dari rata-
rata N-Gain yang didapat yaitu sebesar 0,70,dan pada uji coba terbatas diperoleh
N-Gain sebesar 0,67 dengan criteria sedang. (Farida Huriawati,2015:88)

3) Pengembangan Komik Fisika Berbasis Android Sebagai Suplemen Pokok


Bahasan Radioaktifitas Untuk Sekolah Menengah Atas. Hasil penelitian
menunjukan bahwa aplikasi komik fisika berbasis Android layak digunakan
sebagai suplemen pembelajaran pada pokok bahasan radioaktivitas, dengan
persentase skor rata-rata data responden sebesar 77,91% atau berada dalam
criteria baik. (W.S Hadi and P Dwijayanti,2015;15)

4) Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik online Toondoo dengan


Metode Diskusi dan Tanya Jawab untuk Materi Geometri Dasar Pada Peserta
Didik KelasX. Dari perhitungan analisis akhir rata-rata tes peserta didik dengan
menggunakan uji-t dua pihak, rata-rata nilai tes kelas eksperimen adalah 85,8065
dan rata-rata nilai tes kelas control 79,193. Berdasarkan perhitungan diperoleh
bahwa H0 ditolak artinya hasil belajar peserta didik yang menggunakan komik
online Toondoo dengan metode diskusi dan tanya jawab lebih efektif dari pada
peserta didik yang belajar tanpa menggunakan komik online Toondoo.
(PuspitaDwiWidyastuti,2015:383)

D. Kerangka Berfikir
Untuk melaksanakan proses belajar mengajar, harus terjalin komunikasi yang
baik antara guru dan siswa. Tanpa adanya interaksi atau hubungan yang baik dalam
proses belajar mengajar maka tidak ada situasi yang aktif, efektif, dan menyenangkan
untuk memperoleh hasil belajar yang baik serta pencapaian yang telah ditemukan.
Media yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah media
visual dua dimensi (KOMIK) , di dunia yang semakin canggih, sebagai seorang
calon guru atau tenaga pengajar harus mampu mengikuti perkembangan teknologi
dan mampu menciptakan media pembelajaran yang menarik salah satunya adalah
komik. Dalam Media pembelajaran ini diterapkan untuk membangkitkan semagat
belajar siswa dalam pembelajaran.
Selain faktor diatas untuk membangkitkan semangat siswa media
pembelajaran ini juga salah satu faktor penentu keberhasilan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujua.

Peserta didik SMK N.1


Batang Angkola Kelas X

Perencanaan Pembelajaran

Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol

Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran


Eksperimen Konvensional

Posttest Posttest

Hasil Belajar

Anda mungkin juga menyukai