Teori Behavioristik
Contohnya, seorang anak disuruh oleh gurunya untuk menghafal perkalian dan maju keesokan
harinya, tapi anak tersebut belum menghafalnya dan disuruh berdiri di depan kelas oleh
gurunya.
pendidik tak hanya memberi ceramah, tapi melalui instruksi singkat yang diikuti beberapa
contoh baik yang dilakukan sendiri maupun secara simulasi. Dengan demikian, peserta didik
akan lebih paham.
Teori behavioristik berlaku di Indonesia, sebab sistem kurikulum kita berbasis kompetensi.
Untuk itu, biasanya di sekolah-sekolah guru lebih berkuasa, begitulah teori belajar ini.
Model belajar kognitif menyatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi
serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Menurut buku Psikologi Pendidikan karya Zulqarnain dkk, kelebihan dari teori belajar
kognitivisme adalah aktivitas belajar akan lebih mandiri dan inovatif.
Secara tidak sadar, siswa harus lebih aktif dan kreatif karena mereka tidak hanya pasif duduk
diam memperhatikan guru.
Sementara kekurangannya adalah teori ini pada dasarnya lebih menekankan kemampuan
ingatan peserta didik.
Sehingga kelemahan yang terjadi adalah selalu menganggap semua peserta didik memiliki
kemampuan daya ingat yang sama
Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian
filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi.
Teori ini juga lebih mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajarnya.
Proses belajar mengajarnya adalah dari pengalaman hidup siswa. Dengan pengalaman hidup
akan dijadikan sebagai landasan materi.
Menurut salah satu tokoh humanistik, Ausubel, belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi
yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya.
Mengutip academia.edu karya Nirza Diani, salah satu kelebihan dari teori ini adalah siswa
diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
pribadinya secara bertanggung jawab.
Tentunya tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau
etika yang berlaku.
Sementara, kekurangan dari teori ini adalah siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya
akan ketinggalan dalam proses belajar.
Selain itu, siswa yang tidak aktif dan malas akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.
Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar.
Teori ini menyatakan bahwa pengetahuan adalah bentukkan siswa yang belajar lewat interaksi
dengan bahan atau pengalaman baru, ilmu yang didapatkan tidak dapat ditransfer guru ke
murid. Isi materi pelajaran ditentukan oleh murid sendiri.
Teori belajar ini dihasilkan dari lingkungan sekitar dengan menggunakan panca indera seperti
melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan merasakan.
Strategi pembelajaran konstruktivisme adalah belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif,
dan lain sebagainya.
Menurut buku Teori Konstruktivisme karya Ahmad Suryadi dkk, kelebihan dari teori ini adalah
peserta didik lebih aktif dan kreatif.
Melalui pembelajaran ini, peserta didik dituntut bisa memahami pembelajarannya baik yang
didapat di sekolah maupun di luar. Sehingga pengetahuan yang didapatkan dapat dikaitkan
dengan baik dan sesama.
Sementara salah satu kekurangannya adalah dalam pendekatan ini, guru tidak menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya, tapi membantu siswa membentuk pengetahuannya sendiri.
Baca artikel detikbali, "4 Teori Belajar yang Wajib Dipahami Beserta Penerapannya"
selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-6514058/4-teori-belajar-yang-wajib-dipahami-
beserta-penerapannya.