Anda di halaman 1dari 25

PEDAGOGIK TRANSFORMATIF

Praktik Baik Pedagogik


Transformatif Tentang
Teori Belajar

Aby Rafdi Auzan Ramadhan


Akmal Fadillah
Ali Ahmad
Muhammad Rohadi
BAB 1
Kata Pengantar
Teori belajar adalah kumpulan konsep dan prinsip yang digunakan
untuk menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pemahaman baru. Teori-
teori ini membantu kita memahami proses-proses kognitif,
emosional, dan perilaku yang terjadi selama pembelajaran. Dalam
konteks pendidikan, pemahaman tentang teori belajar sangat
penting karena membantu para pendidik memahami bagaimana
siswa-siswa mereka memperoleh pengetahuan dan bagaimana
mereka dapat membantu siswa-siswa tersebut belajar dengan
lebih efektif.

Teori belajar ini memperkenalkan konsep-konsep dasar yang


mendasari proses pembelajaran. Ini meliputi berbagai pendekatan
seperti behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan teori-
teori belajar lainnya yang membahas bagaimana manusia
memperoleh pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan
mengubah perilaku mereka. Dalam konteks teori belajar, pendidik
dapat memahami bagaimana faktor-faktor seperti motivasi,
reinforcement, persepsi, dan pemrosesan informasi memengaruhi
cara seseorang belajar.

Dengan memahami kata pengantar teori belajar, para pendidik


dapat memilih pendekatan yang sesuai untuk membantu siswa-
siswa mereka belajar dengan lebih efektif, serta merancang
lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan siswa
secara holistik.

3
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Kata Pengantar............................ 3
B. Daftar Isi....................................... 4

BAB 2 ISI
A. Definisi Teori Belajar................... 5
B. Jenis-jenis Teori Belajar............... 7
C. Implementasi Teori Belajar........ 11
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan.................................. 18
B. Daftar Pustaka............................. 19
C. Link Youtube................................ 21
D. Lampiran....................................... 22

4
BAB 2
ISI
DEFINISI TEORI BELAJAR

Teori belajar adalah suatu teori yang di


dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan
siswa, perancangan metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan di kelas maupun di
luar kelas. Teori-teori ini memberikan
kerangka kerja untuk memahami faktor-
faktor yang mempengaruhi proses belajar,
mekanisme di balik perubahan perilaku. dan
cara individu mengatasi informasi atau
pengalaman baru.
Teori belajar mencakup berbagai pendekatan,
mulai dari yang bersifat psikologis, kognitif,
behavioristik, hingga konstruktivis. Setiap
teori memberikan penckanan pada aspek-
aspek tertentu dari proses belajar. seperti
stimulus dan respons (behaviorisme),
konstruksi pengetahuan (konstruktivisme),
atau interaksi sosial (sosial kognitiF).

6
Jenis Jenis
Teori Belajar
1. Teori behavioristik
teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan
teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar.

Contoh aplikasi teori Behaviorisme


1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk
mengidentifikasi "entry behavior" mahasiswa (pengetahuan
awasmahasiswa)
3. Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik)
4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub
pokok bahasan, sub topik)
5. Menyajikan materi pelajaran
6. Memberikan stimulus berupa:
pertanyaan tes latihan tugas-tugas
7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
8. Memberikan penguatan/reinforcement (positif ataupun
negatif)
9. Memberikan stimulus baru
10. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
(mengevaluasi hasil belajar)
11. Memberikan penguatan 7
2.Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang
pada abad terakhir sebagai protes terhadap
teori perilaku yang yang telah berkembang
sebelumnya. Model kognitif ini memiliki
perspektif bahwa para peserta didik
memproses infromasi dan pelajaran melalui
upayanya mengorganisir, menyimpan, dan
kemudian menemukan hubungan antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan
yang telah ada. Model ini menekankan pada
bagaimana informasi diproses.

Contoh aplikasi teori belajar Kognitivisme


Menurut Piaget :
1. Menentukan tujuan instruksional
2. Memilih materi pelajaran
3. Menentukan topik yang mungkin dipelajari secara
aktif oleh mahasiswa
Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang
cocok untuk topik yang akan dipelajari mahasiswa.
5. Mempersiapkan pertanyaan yang dapat memacu
kreatifitas mahasiswa untuk berdiskusi atau
bertanya
6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Menurut Brunner :
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Memilih materi pelajaran
3. Menentukan topik yang bisa dipelajari secara induktif oleh
mahasiswa
4. Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi, yang dapat digunakan
mahasiswa untuk belajar
5. Mengatur topik-topik pelajaran:
• sederhana ≥ kompleks
• enaktif > ikonik simbolik
6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
8
3. Teori Belajar Humanistik
teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian
yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif. Kemampuan positif ini yang disebut sebagai
potensi manusia dan para pendidik yang beraliran
humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada
pembangunan kemampuan yang positif.Kemampuan
positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan
emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi
merupakan karateristik yang sangat kuat yang nampak
dari para pendidik beraliran humanisme. Dalam teori
pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses
yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan
manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta
realisasi diri orang yang belajar secara optimal.

Contoh Aplikasi Teori Humanistik


1. Menentukan tujuan instruksional
2. Menentukan materi pelajaran
3. Mengidentifikasi "entry behavior" mahasiswa
4. Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan
mahasiswa mempelajarinya secara aktif
(mengalami)
5. Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas,
dsb) yang akan digunakan mahasiswa untuk belajar
6. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif
7. Membimbing mahasiswa memahami hakikat makna
dari pengalaman belajar mereka
8. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi
pengalaman tersebut
9. Membimbing mahasiswa sampai mereka mampu
mengaplikasikan konsep-konsep baru ke situasi yang
baru
10. Mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar
9
4. Teori Belajar Konstruksivisme Pembelajaran
konstruktivistik adalah pembelajaran yang lebih
menekankan pada proses dan kebebasan dalam
menggali pengetahuan serta upaya dalam
mengkonstruksi pengalaman. Dalam proses
belajarnya pun, memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa
sendiri, untuk berfikir tentang pengalamannya
sehingga siswa menjadi lebih kreatif dan imajinatif
serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif. Yang terpenting dalam teori
konstruktivistik adalah bahwa dalam proses
pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan
penekanan. Merekalah yang harus aktif
mengembangkan pengetahuan mereka, bukannya
guru atau orang lain. Peserta didik perlu
dibiasakan untuk memecahkan masalah dan
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan
bergelut dengan ide-ide. Penekanan belajar siswa
secara aktif ini perlu dikembangkan karena
kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu
mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan
kognitif siswa.
Startegi Pembelajaran Konstruktivisme

• Belajar aktif,
• Model pembelajaran
• Belajar mandiri,
kognitif:
• Belajar kooperatif
• problem based
dan kolaboratit,
learning,
• Self-regulated learning,
• discovery learning,
• Generative learning,

10
• cognitive strategies,
• project based learning
1. Implementasi Teori Kognitif dalam meningkatkan prestasi belajar
IPS di kelas III

Berdasarkan pendapat yang dikemukan oleh Robert faktor kognitif


mempunyai peranan penting bagi prestasi belajar. hal ini
dikarenakan sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu
berhubungan dengan mengingat dan berpikir. Dalam hal ini
penerapan teori kognitif socara optimal akan mampu memberikan
dampak pada prestasi belajar terutama pada pembelajaran IPS.

Teori Kognitif berdasarkan taksonoma Bloom yang telah di revisi


merupakan jenjang berfikir yang diawali dengan proses mengingat.
memahami, menerapkan menganasis mengevaluasi
menciptakan. Sehingga dengan adanya penerapan teori kognitif dalam
meningkatkan prestasi belajar IPS di kelas III. dalam artian IPS
merupakan salah satu imu yang dapat menintegrasikan dari sosial,
buadaya, ekonomi dan politik dapat meningkatkan kemampuan dalam
berpikir dan beragumentasi. memberikan kontribusi dalam
ponyelesaian berbagai masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja,
serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Dengan belajar, IPS seseorang akan dajarkan dolam hal ini untuk
bernalar, secara kritis, kreatif, dan aktif. Hal inti bahwa
siswa yang dalam belajar IPS
Mampu mengoptimalkan setiap materi yang diberikan oleh guru,
sehingga akan dapat meningkatkan tingkat sosialisasi kepada
masyarakat di sekitar.

11
2. Implementasi Teori Konstruktivisme
di Sekolah Dasar
Dapat dikatakan bahwa implikasi dari teori pembelajaran
konstruktivisme di Sekolah Dasar merupakan model
nerabelajaran: yang berorientasi, pada student centered.
yaitu memandang siswa sebagai individu aktif dan dapat
membangun pengetahuannya sendiri, Fungsi utama dan
model pembelajaran Konstruktivisme adalah menunjang
proses pembelajaran yang efektif yang dilaksanakan
guru. Kedudukan model pembelajaran konstruktivisme
ada dalam komponen langkah-langkah atau tahapan
tahapan dalam, mengajar merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan proses interaksi guru dan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Dan hasil penelitian
didapati bahwa model pembelajaran 5M, seperti,
mengamati. menanya. menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan penyajian materi yang sangat detail
pada tiap langkahnya di harapkan memudahkan siswa
menangkap pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat di capai dengan maksimal
Dari pengamatan 5M bahwa siswa dapat mengamati
materi yang di sampaikan oleh guru, siswa dapat
bertanya porsoalan atau permasalahan yang Kurang
dapat dapat mengerti atau menangkap materi yang
Telah di ajarkan oleh guru kemudian siwa melakukan
diskusi kepada guru tentang hal yang kurang di pahami
sehingga bisa terselesaikan.

12
3. Implementasi Teori Belajar Beharioristik
dalam Pembelajaran

Implikasi dari teori beharioristik dalam


proses pembelajaran
dirasakan kurang memberikan ruang gerak
yang bebas bagi pembelajaran untuk
berkreasi berekpresimentasi dan
mengembangkan
Kemampuannya sendiri. Karena sistem
pembelajaran tersebut bersifat otomatis
mekanis dalam menghubungkan stimulus
dan respon sehinga terkesan seperti kinerja
mesin atau robot.
terkesan seperti kinerja mesin atas robot.

Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat


essensial dalam belajar. sehingga
pembelajaran lebih banyak di kaitkan
dengan aturan disiplin.
Peserta didik objek yang berperilaku sesuai
dengan aturan. sehingga kontrol belajar
harus di pegang oleh peserta didik.
Metode penguatan behavioristik sangat
efektid dalam menciptakan perilaku positif
pada linkungan belajar siswa tersebut.

13
4. Implementasi Teori Humanisme dalam
Proses Belajar Mengajar
Penerapan teori humanisme lebih menunjuk
pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang amewarnai metode-metode
yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanisme adalah menjadi
fasilitator bagi para peserta didik dan guru
memberikan motivasi, kesadaran mengenai
makna belajar dalam kehidupan peserta didik.
Guru memfasilitasi pengalaman belajar
kepada peserta didik dan mendampingi
peserta didik untuk memperoleh tujuan
pembelajaran. Peserta didik berperan sebagai
pelaku utama (student center) yang memaknai
proses pengalaman belajarnya sendiri.
Diharapkan peserta didik memahami potensi
diri, mengembangkan potensi dirinya secara
positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negatif.Teori belajar humanisme
dirasa penting untuk diterapkan dalam proses
belajar mengajar disekolah, dan telah sedikit
banyak diterapkan oleh pendidik dalam
mengajar baik secara langsung atau terencana
maupun secara tidak langsung atau mengalir
begitu saja, karena sebenarnya pada dasarnya
setiap pembelajaran menganut aliran teori
belajar humanisme.

14
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi
Teori Belajar

1. Strategi Mengatasi Hambatan

1. Pelatihan dan Pengembangan Profesional:


Untuk mengatasi resistensi terhadap
perubahan, pendidik perlu mendapatkan
pelatihan dan pengembangan profesional yang
memungkinkan mereka memahami,
menginternalisasi, dan mengimplementasikan
konsep Pedagogik Transformatif. Pelatihan ini
dapat mencakup lokakarya, seminar, dan
program pengembangan lainnya.

2. Penggunaan Sumber Daya dengan Bijak:


Dalam menghadapi keterbatasan sumber daya,
penting untuk mengidentifikasi sumber daya
yang paling krusial dan mengalokasikan mereka
dengan bijak. Pendidikan berbasis proyek dan
pembelajaran kolaboratif bisa menjadi
alternatif yang memerlukan lebih sedikit
sumber daya daripada metode tradisional.

3. Kampanye Pemahaman Konsep: Pihak sekolah


atau institusi pendidikan dapat melakukan
kampanye pemahaman konsep Pedagogik
Transformatif, baik di antara staf pengajar
maupun siswa. Ini dapat dilakukan melalui
workshop, diskusi panel, atau seminar yang
melibatkan ahli pendidikan yang berkompeten
di bidang ini.

15
2. Pelibatan dan Dukungan Pihak Terkait

1. Kolaborasi antara Guru dan Manajemen


Sekolah: Kolaborasi yang baik antara guru dan
manajemen sekolah sangat penting. Manajemen
sekolah harus mendukung dan memfasilitasi
guru dalam menerapkan pendekatan
transformatif dengan menyediakan sumber daya
dan mendukung keputusan strategis.

2. Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat:


Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam
proses pembelajaran adalah langkah penting.
Orang tua dapat diberdayakan untuk mendukung
pembelajaran transformatif di rumah, sedangkan
masyarakat dapat memberikan dukungan berupa
sumber daya tambahan dan kesempatan
kolaboratif.

3. Kemitraan dengan Industri dan Lembaga


Eksternal: Mengembangkan kemitraan dengan
industri dan lembaga eksternal dapat
memperkaya pengalaman belajar siswa.
Dukungan finansial, bantuan teknologi, dan
sumber daya lainnya dari pihak eksternal dapat
membantu mengatasi pembatasan sumber daya.

16
BAB 3
penutup
kita telah menjelajahi konsep-konsep fundamental dalam Teori
Belajar dan menggali prinsip-prinsip Pedagogik Transformatif
yang memberikan fondasi bagi pendekatan inovatif dalam
pembelajaran. Dalam rangka untuk merangkum perjalanan kita
dan memberikan gambaran utuh, kesimpulan ini akan
membahas poin-poin kunci, menggarisbawahi pentingnya
penerapan praktik baik, dan memberikan dorongan untuk
pembaca agar aktif menerapkan pembelajaran yang
transformatif dalam konteks mereka.

1. Teori Belajar sebagai Dasar Penting: Teori Belajar membentuk


fondasi utama bagi pendidikan. Memahami bagaimana siswa
belajar dan bagaimana guru dapat memfasilitasi proses ini
adalah kunci untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
efektif.

2. Pedagogik Transformatif sebagai Pendekatan Progresif: Pedagogik


Transformatif menawarkan pendekatan yang melibatkan siswa secara
aktif, mempromosikan pemikiran kritis, dan mendorong
pertumbuhan pribadi. Ini lebih dari sekadar metode pengajaran; itu
adalah filosofi yang mendasari transformasi dalam pemikiran dan
sikap siswa.

3. Praktik Baik sebagai Landasan Implementasi: Implementasi


Pedagogik Transformatif memerlukan praktik baik yang
terfokus pada keterlibatan siswa, penggunaan teknologi, dan
penilalan formatif. Studi kasus dan contoh praktik baik
memberikan wawasan konkret tentang bagalmana pendekatan
ini dapat diwujudkan dalam situasi nyata.
4. Teknologi sebagal Penunjang Pendidikan: Integrasi teknologi
menjadi aspek krusial dalam Pembelajaran Transformatif.
Penggunaan platform online, aplikasi, dan alat pembelajaran
digital tidak hanya meningkatkan aksesibilitas tetapi juga
meningkatkan pengalaman belajar.
5. Penilalan sebagal Alat Pembelajaran: Pendekatan
transformatif memandang penilaian sebagal bagian integral
dari proses pembelajaran. Penilaian formatif memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang perkembangan siswa,
memungkinkan guru untuk merespons secara tepat waktu.
18
link pertama
link kedua
link ketiga

19
Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. New York:
Herder and Herder.

Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of


Higher Psychological Processes.
Cambridge, MA: Harvard University Press.

Dewey. J. (1938). Experience and Education. New York:


Kappa Delta Pi.

Brookfield, S. D. (2015). The Skillful Teacher: On Technique,


Trust, and Responsiveness in the Classroom. San
Francisco: Jossey-Bass.

Mezirow, J. (1991). Transformative Dimensions of Adult


Learning. San Francisco: Jossey-Bass.

Hattie, J. (2009). Visible Learning: A Synthesis of Over 800


Meta-Analyses Relating to Achievement. New York:
Routledge.

Gardner, H. (2011). Frames of Mind: The Theory of Multiple


Intelligences. New York: Basic Books.

Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W.,


Cruikshank, K. A., Mayer, R. E., Pintrich, P. R., ... &
Wittrock, M. C. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of
Educational Objectives. New York: Addison Wesley
Longman. 20
Pink, D. H. (2009). Drive: The Surprising Truth About What
Motivates Us. New York:
Riverhead Books.

Siemens, G. (2005). Connectivism: A Learning Theory for


the Digital Age. International Journal of Instructional
Technology and Distance Learning.

Imron, A, & Putri, L. I. (2018). Kompetensi Pedagogik Peserta


Praktik Pengalaman Lapangan. MAGISTRA: Media
Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman, 9(1),
64-
87.

Rakhmania, R., Purwanti, M., & Riyanti, B. P. D. (2023).


Gambaran Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam
Memahami Teori dan Praktik Pendidikan untuk Anak Usia Dini.
Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(6), 6591-
6608.

an Herliani, A., & Wahyudin, D. (2018). Pemetaan kompetensi


teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guru pada dimensi
pedagogik. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 11(2), 134-148.

Arifin, A., & Gultom, U. A. (2016). Lesson Study: Peningkatan


Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Praktik Pengalaman
Lapangan (Ppl) Di Smp Kota Tarakan. Journal of Educational
Science and Technology, 2(3), 185-203.
21
Nama : Aby Rafdi Auzan Ramadhan
NIM : 2201025194
Kelas : 3G
Tentu Saja, dalam pembelajaran Pedagogik Transformatif, saya
akan berusaha untuk mendapatkan nilai A. Rasionalisasi atas
pilihan ini didasarkan pada komitmen saya untuk benar-benar
memahami dan menguasai konsep-konsep yang diajarkan
dalam mata pelajaran tersebut. Nilai A akan mencerminkan
upaya maksimal saya dalam memahami teori dan praktik
pedagogi transformatif, serta kemampuan saya dalam
mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam konteks nyata.

Dengan mendapatkan nilai A, saya akan membuktikan bahwa


saya telah benar-benar menguasai materi-materi yang
diajarkan, mampu menerapkannya dalam situasi pembelajaran,
dan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konsep-
konsep pedagogik yang transformatif. Selain itu, nilai A juga
mencerminkan komitmen saya terhadap pembelajaran yang
mendalam dan kemampuan saya dalam berpikir kritis serta
kreatif dalam menghadapi tantangan yang muncul dalam
konteks pendidikan.

Dengan demikian, mendapatkan nilai A dalam pembelajaran


Pedagogik Transformatif akan menjadi bukti konkret atas
dedikasi dan pemahaman saya yang mendalam terhadap
materi, serta akan memberi saya keyakinan bahwa saya telah
benar-benar mempersiapkan diri dengan baik untuk
mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam karier saya di
bidang pendidikan.

22
Nama : Ali Ahmad
Nim : 2201025210
Kelas : 3G

Dalam pembelajaran Pedagogik Transformatif, saya ingin


mendapatkan nilai A. Hal ini karena saya memiliki pemahaman
yang mendalam tentang materi-materi yang diajarkan dan
berkomitmen untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Pedagogik Transformatif menuntut partisipasi
aktif, pemahaman mendalam, dan penerapan konsep-konsep
pembelajaran yang inovatif dan bermakna. Saya percaya bahwa
dengan upaya maksimal dan keterlibatan penuh dalam
pembelajaran, saya dapat mencapai hasil yang memuaskan
sesuai dengan standar penilaian yang ditetapkan. Selain itu,
nilai A juga mencerminkan komitmen saya untuk
mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam ranah
pendidikan, sesuai dengan prinsip-prinsip pedagogik
transformatif yang menekankan pada pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dan mendorong perubahan positif
dalam masyarakat.

23
Nama : Akmal Fadhiilah
Nim : 2201025065
Kelas : 3G

Dalam pembelajaran Pedagogik Transformatif selama 1


semester, saya bertujuan untuk meraih nilai A. Alasannya, nilai
A mencerminkan pemahaman yang mendalam dan mampu
mengaplikasikan konsep pembelajaran transformatif secara
efektif. Saya percaya bahwa mendapatkan nilai A
mencerminkan dedikasi saya terhadap pembelajaran,
kemampuan untuk berpikir kritis, dan kemauan untuk
mengintegrasikan prinsip-prinsip pedagogik transformatif
dalam praktik pembelajaran saya. Saya akan berusaha secara
konsisten berpartisipasi aktif dalam kelas, menyelesaikan tugas
dengan teliti, dan berkomunikasi dengan dosen dan teman
sekelas untuk memperdalam pemahaman saya. Dengan meraih
nilai A, saya yakin akan membuktikan komitmen saya terhadap
pemahaman konsep dan penerapannya dalam praktik
pendidikan.

24
Nama : Muhammad Rohadi
Nim : 2201025130
Kelas : 3G

Saya ingin mendapatkan nilai A dalam pembelajaran Pedagogik


Transformatif selama 1 semester ini. Alasannya, saya memiliki
tingkat pemahaman yang tinggi terkait konsep-konsep dasar
dan aplikatif dalam pendekatan tersebut. Dengan aktif
mengikuti perkuliahan, berpartisipasi dalam diskusi, dan
menyelesaikan tugas dengan baik, saya yakin dapat
menunjukkan penerapan prinsip-prinsip pedagogik
transformatif secara efektif. Selain itu, saya berkomitmen untuk
terus meningkatkan keterampilan mengajar saya,
mendengarkan umpan balik, dan berkolaborasi dengan sesama
mahasiswa untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
inklusif dan dinamis. Dengan upaya maksimal ini, saya yakin
nilai A mencerminkan dedikasi dan pencapaian terbaik dalam
pembelajaran Pedagogik Transformatif.

25

Anda mungkin juga menyukai