DALAM PEMBELAJARAN”
Di SusunOleh :
Kelompok 9
SyarifHidayatullah 198620631010
Erwin Permana
Semoga makalah ini bias berguna bagi kita semua sebagai pembaca khususnya
dalam bidang pendidikan, meskipun dalam (isi) makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan maupun tatanan bahasanya.
Maka oleh sebab itulah kami menghrapakan kritikdan saran dari pembaca agar
kami bias memperbaiki makalah ini.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
COVER
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi
individu agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna bagi bangsa dan negara.
Proses itu akan menemukan hasil jika pendidik bisa mendidik individu (siswa) dengan
baik, mendidiknya dengan cara apa? Dengan cara mengimplementasikan teori-teori
belajar yang tepat kepada peserta didik agar menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa
mencapai tujuan pndidikan itu sendiri. Dari masalah di atas dapat kita ambil rumusan
masalah sebagai berikut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori belajar?
2. Apa saja teori-teori belajar yang harus di pahami oleh peserta didik?
3. Bagaimana cara mengimplementasikan teori=teori belajar tersebut?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teori belajar.
2. Untuk mengetahui apa saja teori-teori belajar.
3. Untuk mengetahui cara mengimpelementasikan teori belajar.
BAB II PEMBAHASAN
2. Teori Behavioristik
a. Definisi teori behavioristik
“Teori behavioristik adalah teori yang menekankan pada perubahan pola
tingkah laku individu (behaviour) yang dapat di amati menurut aliran
behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan
yang di tangkap panca indra dengan kecendrungan untuk bertindak atau hubungan
antara stimulus dan respon”.(novi irwan nahar 2016 hlm 66-67).
Teori behavioristik adalah teori yang menekankan pada perubahan sikap
individu dengan memberikan sebuah stimulus dan respon. Teori belajar ini
mengharapkan terbentuknya prilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Stimulus
yang di berikan oleh guru itu akan menimbulkan respon dari siswa sehingga
terjadi sebuah perubahan sikap dari siswa karna pengaruh stimulus tersebut dan
perubahan yang terjadi itu adalah hasil belajar .
b. Implementasi teori behavioristik
Menurut freddy widya ariesta (2018) Penerapan teori behavioristik dalam dunia
pendidikan ini bisa di lihat dari beberapa contoh misalnya :
1) Me mberikan hukuman terhadap siswa yang terlambat sekolah
2) Siswa yang tidak mengerjakan tugas di kasih hukuman seperti lari keliling
lapangan
Dari beberapa contoh di atas terlihat bagaimana teori ini bisa
memunculkan emosional siswa sebagai peserta didik karna ada balasan jika
siswa mengerjakan sesuatu tapi teori ini tidak selalu menakutkan misalnya :
1). Siswa yang bisa menyelesaikan tugas dia di kasih hadiah
2). Siswa bisa mendapatkan pujian atas apa yang dia lakukan atau penghargaan
lainnya semasih itu bersifat positif.
3. Teori kognitif
a. Definisi Teori Kognitif
“Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20 an. Secara sederhana teori
ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari
beberapa proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem
solving, analisis, prediksi, dan perasaaan”. (Niko rhamadani 2010).
Teori kognitif adalah gambaran internal tentang aktivitas belajar yang di
mulai dari beberapa proses yaitu, pemahaman, mengingat, mengolah iinformasi,
problem solving, analisis, prediksi, dan perasaan. Teori ini menekankan pada
kerja otak anak didik/siswa dalam mengolah berbagai macam informasi serta
masalah dan membuatnya untuk bisa berpikir kritis dan berpikir secara rasional.
b. Implementasi Teori kognitif
Dalam proses belajar mengajar di perlukan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimal. Berikut adalah penerapan teori belajar kognitif menurut
teori gestalt (dalam yossita wisman 212-215) dalam proses pembelajara:
1) Pengalaman tilikan (insight); Tilikan bisa di sebut juga pemahaman
mengamati. Dalam proses belajar, hendaknya peserta didik memiliki,
kemampuan tilikan yaitu mengenal keterkitan unsur-unsur suatu objek atau
peristiwa.
2) Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) ; dalam hal ini unsur-unsur
yang bermakna akan sangat menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Hal ini akan sangat bermanfaat dan membantu peserta dalam
menangani suatu masalah. Jadi, hal-hal yang di pelajari para peserta didik
hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
3) Perilaku bertujuan (pusposive behavior);suatu perilaku akan terarah pada
tujuan. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika para peserta didi
mengerti tujuan yang ingin dicapainya. Jadi, hendaknya para guru membantu
para peserta didik untuk memahami arah dan tujuannya.
4) Prinsip ruang hidup (life space); perilaku individu memiliki hubungan dengan
tempat dan lingkungan dia berada. Jadi, materi yang diajarkan harusnya
berhubungan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan individu.
5) Transfer dalam belajar; yaitu proses pemindahan pola tingkah laku dalam
situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar terjadi dengan
jalan melepaskan pengertian objek dari satu konfigurasi ke konfigurasi lain
dalam tata susunan yang tepat. Transfer belajar akan terjadi apabila peserta
didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan
masalah pada situasi lain.
4. Teori konstruktivistik
a. Definisi teori konstruktivistik
Menurut meljis salwanis (2016) Konstruktivistik merupakan Teori
pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali
pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman atau dengan kata lain
teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya sendiri. Dalam proses belajarnya pun, memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa
sendiri, untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga siswa menjadi lebih
kreatif dan imajinatif serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
Teori konstruktivistik adalah teori yang mengkostruksikan pengalaman anak didik
sehingga siswa bisa aktiv dalam belajar dan menemukan sendiri kompetensi
maupun pengetahuannya.
Selama ini kita beranggapan bahwa otak kiri adalah otak yang bersifat
logika, dan otak kanan berkaitan erat dengan kreativitas. Hasil penelitian terakhir
membuktikan bahwa pandangan ini salah. Otak kiri dapat menjadi otak yang
kreatif. Hal ini dibukttikan dengan hasil karya Dr. Edward De Bono yang
mencetuskan Lateral Thinking (Berfikir Lateral) pada tahun 1970.
Teori kerja otak adalah teori yang di gunakan untuk mengaktifkan kedua
bagian otak kita otak kiri maupun otak kanan agar bisa berguna untuk proses
pembelajaran .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori belajar adalah peristiwa dimana seorang guru meberikan prinsip belajarnya
sehingga memudahkan dia untuk berkolaborasi dengan siswa atau anak didiknya
untuk membahas masalah-masalah yang ada dalam suatu pembelajaran.
Adapun beberapa macam teori-teori belajar yang harus di pelajari ialah, teori
humanistik, Teori Behavioristik, Teori Kognitif,Teori konstruktivikstik,Teori
Pemrosesan Informasi,Teori Kecerdasan Ganda, Teori Kerja Otak
B. Saran
Sebagai seorang guru kita harus mampu untuk memahami berbagai nacan
teori-teori agar ketika kita mengajar kita bisa sistematis dalam mengajar maupun
mendidik anak didik kita supaya tujuan pendidikan itu bisa tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Qodir Abdul. jurnal pedagogik (v 4 no 2, juli-desember 2007) hakikat teori humanistik serta
ABSTRAK
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mencapai manusia yang berpikir
kritis serta berjiwa religius dan berbudi pekerti. Untuk mencapai semua itu tentu guru
sebagai pendidik harus memperhatikan beberapa hal untuk mendidik siswa didiknya
agar pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai tujuan itu sendiri. Teori-teorri dari
masa ke masa terus di kembangkan oleh para ahli agar proses belajar mengajar bisa
berbaur dengan kemajuan jaman. Teori adalah konsep penting yang harus di miliki
oleh guru agar bisa melaksanakan proses belajar mengajar secara sistematis dan bisa
menciptkan suasana beljar di kelas dengan nyaman.