Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang


membedakan dengan benda tak hidup. Ciri-ciri tersebut seperti halnya memerlukan makan,
bernapas, tumbuh dan berkembang, mampu berkembang biak, peka terhadap rangsang serta
bergerak. Selain itu, ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup
adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup
tersebut yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih
lanjut membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk
mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat pada
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan tersebut meliputi
perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan
sebagainya. Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk
hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka kita dapat menarik
beberapa
rumusan masalah, antara lain:
a. Bagaimana ciri-ciri makhluk hidup?
b. Bagaimana keanekaragaman makhluk hidup?
c. jelaskan klasifikasi makhluk hidup
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui ciri-ciri makhluk hidup.
b. Mengetahui jenis-jenis keanekaragaman makhluk hidup.
c. Untuk mengetahui klasifikasi makhluk hidup

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri-ciri makhluk hidup


Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk tak hidup.
Ciri-ciri tersebut antara lain :

1. Makhluk Hidup Berkembang Biak


Berkembang biak merupakan kemampuan makhluk hidup untuk memperbanyak
keturunan. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah untuk melestarikan keturunan.
Cara perkembangbiakan makhluk hidup dibagi menjadi dua, yaitu perkembangbiakan
secara vegetatif (tidak kawin) dan perkembangbiakan secara generatif (kawin). Pada
hewan tingkat tinggi umumnya perkembangbiakan dilakukan secara generatif. Sementara,
pada hewan tingkat rendah perkembangbiakan pada umumnya dilakukan secara vegetatif.
Pada tumbuhan, perkembangbiakan juga dilakukan secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan secara vegetatif dapat berupa tunas, stek, stolon, geragih. Adapun
perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji.

2. Makhluk Hidup Bernapas


Semua makhluk hidup pasti melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah
mengambil udara dari luar (O2) dan mengeluarkan udara dari dalam (CO2) dari dalam
tubuh. Proses pernapasan ini berguna untuk menghasilkan energi atau yang lebih dikenal
dengan proses oksidasi. Oksidasi merupakan proses pembakaran makanan dalam tubuh
yang berfungsi untuk menghasilkan energi yang berguna bagi makhluk hidup untuk
mampu beraktivitas. Proses pernapasan makhluk hidup berbeda-beda, bergantung pada
tempat dan jenis makhluk hidup. Makhluk hidup yang hidup di darat akan memiliki
sistem pernapasan yang berbeda dengan makhluk hidup yang hidup di air ataupun
makhluk hidup amphibi. Makhluk hidup yang hidup di darat seperti manusia, kucing dan
kambing bernapas dengan menggunakan paru-paru. Sementara ikan, bernapas dengan
menggunakan insang. Lain halnya dengan makhluk hidup amfibi yang bernapas dengan
menggunakan insang, kulit dan paru-paru. Makhluk hidup seperti tumbuhan juga
bernapas. Alat pernapasannya berupa
stomata dan lentisel.

2
3. Makhluk Hidup Bergerak

Salah satu ciri yang sangat membedakan antara makhluk hidup dengan makhluk
tak hidup adalah bergerak. Gerak pada manusia dan hewan akan nampak sangat jelas
karena manusia dan hewan mempunyai alat gerak. Alat gerak pada manusia berupa
kaki dan tangan. Sementara alat gerak pada hewan dapat berupa kaki, sayao, sirip,
silia, dan lainnya. Selain hewan dan manusia, tumbuhan juga mampu bergerak. Gerak
pada tumbuhan memang sulit kita amati secara kasat mata. Contoh gerakan pada
tumbuhan adalah gerak menutupnya daun putri malu bila disentuh, menutupnya daun
petai cina pada sore hari.
4. Makhluk Hidup Menerima dan Menganggapi Rangsangan (Iritabilitas)
Kemampuan menerima dan memberikan tanggapan terhadap rangsang adalah
salah satu hal yang membedakan makhluk hidup dengan makhluk tak hidup. Dengan
istilah ini, tidak berarti manusia, gajah, atau pohon mudah terangsang. Tetapi yang
kita maksudkan, mereka memberikan tanggapan terhadap perubahan dalam
lingkungannya. Tanggapan makhluk hidup terhadap rangsang umumnya diperlihatkan
dalam bentuk gerak. Gerak tumbuh, gerak sebagian tubuh ataupun gerak berpindah
tempat. Sebagian dari makhluk tak hidup, ada juga yang secara sepintas, kita
menganggapnya dapat bergerak. Untuk membuktikan adanya gerak pada hewan
sebagai tanggapan terhadap rangsang, bukanlah merupakan suatu masalah, kita
dengan mudah dapat melakukannya. Tetapi untuk tumbuhan, kita perlu melakukan
secara seksama. Karena, hanya beberapa jenis tumbuhan saja yang dapat mudah
teramati. Misalnya gerak menutup daun putri malu bila menerima rangsangan berupa
sentuhan.
5. Makhluk Hidup tumbuh dan Berkembang
Tumbuh merupakan suatu proses bertambah besarnya ukuran makhluk, dan
penambahan ukuran ini tidak kembali kepada ukuran semula. Sedangkan kembang,
merupakan suatu proses pencapaian kedewasaan, mulai dari bentuk atau keadaan yang
sederhana, misalnya biji ke bentuk atau keadaan yang makin kompleks, misalnya
pohon. Penambahan ukuran dan pencapaian kedewasaan ini terjadi karena adanya
proses pembentukan jaringan baru yang diawali oleh penambahan jumlah, ukuran dan
fungsi dari sel. Tentu saja pertambahan jumlah dan ukuran ini hanya dapat terjadi jika
ada penambahan materi berupa zat-zat yang diproleh dari makanan.

3
6. Makhluk Hidup Memerlukan Makanan dan Air
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber tenaga, untuk
tumbuh kembang, dan untukmengganti sel-sel yang telah rusak. Sedangkan air
diperlukan untuk keseimbangan tubuh, pelarut beberapa zat, vitamin dan mineral.
Makanan diubah menjadi zat-zat yang diperlukan tubuh setelah melalui proses biologi
dan kimiawi. Sebagian dari zat makanan tersebut kemudian melalui proses
pembakaran diubah menjadi energi. Untuk proses ini diperlukan oksigen yang didapat
dari proses pernafasan.
7. Makhluk Hidup Mengeluarkan Zat Sisa
Zat sisa dari proses produksi harus dikeluarkan, jika tidak akan menimbulkan
racun di dalam tubuh.Zat sisa yang dikeluarkan bisa berupa cairan, gas ataupun zat
padat. Alat pengeluaran zat sisa pada hewan atau manusia , yaitu :
a. Paru paru mengeluarkan CO2
b. Kulit mengeluarkan keringat
c. Ginjal mengeluarkan urine

B. Keanekaragaman Mahkluk Hidup


1. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan yang terdiri atas unsur-unsur
biotik (jenis-jenis makhluk hidup), faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) dan kimia
(keasaman, alinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Ekosistem terdiri atas
perpaduan berbagai jenis, kondisi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam.
Oleh karena itu, jika susunan komponen jenis dan susunan faktor fisik serta kimianya
berbeda, ekosistem yang dihasilkanpun akan berbeda. Ekosistem yang satu dengan
ekosistem yang lain tidak mungkin akan tersusun dari organisme-organisme yang
sama serta unsur-unsur kimia yang sama pula. Dengan demikian, suatu tipe ekosistem
tertentu akan terdiri atas kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas, yang
berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lain.
2. Kenaekaragaman Jenis
Jenis merupakan satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk dan
penampilannya yang terdiri atas pengelompokan populasi dan bagian individu yang
mampu salin berkawin sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya
dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya. Untuk
kelompok individu yang tidak berkembang biak secara kawin, misalnya pada

4
kebanyakan jenis mikrobia batasan jenis ditentukan oleh kemampuannya dalam
menduduki relung yang sama.Jenis terbentuk dari kesesuaian kandungan genetik yang
mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tampat hidupnya. Karena
lingkungan tempat hidup jenis beraneka ragam, maka jenis yang dihasilkan akan
beraneka ragam pula. Pada umumnya proses terjadinya jenis berlangsung secara
perlahanlahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun. Proses ini berlangsung melalui
perubahan penyesuaian atau evolusi jenis lain yang sudah ada sebelumnya. Dalam
waktu yang sangat lama proses evolusi telah membentuk jutaan jenis yang berbeda-
beda. Proses ini mengakibatkan terdapatnya keterkaitan antara jenis yang satu dengan
jenis yang lainnya. Keterkaitan inilah yang dikenal dengan kekerabatan.
3. Keanekaragaman Genetik
Setiap jenis, umumnya terdiri dari beberapa populasi, yang tersusun dari
sekumpulan individu yang banyak sekali jumlahnya. Seluruh warga suatu jenis
memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama. Akan tetapi setiap kerangka
dasar tadi tersusun oleh ribuan faktor pengatur kebakaan. Faktor inilah yang
menentukan apakah suatu bibit jagung berbiji putih, kuning, merah, ungu atau
lainnya, atau apakah seekor ayam akan berbulu hitam, coklat, putih, abu-abu atau
totol. Untuk setiap sifat yang nampak tadi, atau juga yang tidak jelas terlihat, akan ada
satu faktor pengaturnya yang disebuut gen.
Sekalipun individu-individu suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen
genetik yang sama, setiap individu ternyata memiliki komponen faktor yang berbeda-
beda bergantung peda penurunnya. Susunan perangkat faktor genetik ini menentukan
sifat yang disandang individu yang bersangkutan. Keanekaragaman genetik suatu
jenis ditentukan oleh keanekaragaman susunan faktor genetik yang terkandung dalam
jenis yang bersangkutan.
Jadi, masing-masing individu dalam suatu jenis mempunyai susunan faktor
genetik yang tidak sama dengan usunan genetik individu yang lain, meskipun dalam
jenis yang sama. Selain ditentukan oleh faktor genetiknya, sifat yang terlihat dari luar
pada masing-masing individu, ditentukan pula oleh keadaan lingkungan atau
perpaduan keduanya. Dua individu yang mempunya susunan genetik yang sama akan
menunjukkan sifat luar yang sangat berbeda. Jika masing-masing lingkungan
hidupnya sangat berbeda. Sebaliknya dua individu yang memiliki susunan genetik
yang berbeda boleh jadi akan menunjukkan beberapa sifat luar yang mirip bila
keduanya hidup dalam lingkungan yang sama.

5
C. Klasifikasi Makhluk Hidup
Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi 6
kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan
Animalia.
1. Archaebacteria
Archaebacteria merupakan organisme prokariotik uniseluler yang hidup di
lingkunngan anerob dengan kondisi yang ekstrem, misalnya kawah gunung berapi
dan sumber air panas. Ada yang merupakan autotrof, tetapi sebagian besar
merupakan heterotrof.
2. Eubacteria
Anggotanya merupakan organisme prokariotik uniseluler, meskipun ada pula yang
berkoloni membentuk filamen. Bakteri termasuk organisme autotrof atau heterotrof
dengan tiga bentuk dasar, yaitu bulat, batang dan spiral.
3. Protista
Ciri-ciri protista adalah eukariotik (mempunyai membran inti), uniseluler atau
multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof. Jenis-jenis protista:
a. Protista mirip hewan (Protozoa). Berikut ini yang termasuk protista yang
memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
- Rhizopoda
Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau
pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia.
Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).
- Flagellata
Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air
tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab
penyakit surra pada hewan ternak).
- Cilliata
Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut getar
silia. Contoh: Paramecium,caudatum.
- Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan semua jenis sporozoa hidup sebagai
parasit. Contoh: Plasmodium.

6
b. Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae). Berikut ini
adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan
(ganggang/algae).
1)Euglenophyta
Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil
sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.
2) Pyrophyta
Sebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga
yang hidup di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak
secara aktif. Contoh: Ceratium.
c. Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur. Berikut ini yang termasuk protista
yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi).
1)Myxomycota (jamur lendir)
Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yang hidup bebas
yang berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini
membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila
keadaan kering. Contoh: Physarium.
2)Oomycota (jamur air)
Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau
atau kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual
menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu
spora yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa baru.
Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).
4. Fungi
Fungi atau jamur termasuk organisme eukariotik karena sudah memiliki inti sel
yang terbungkus membran. Ciri-ciri jamur secara umum, yaitu bersel satu atau banyak
dengan dinding sel dari zat kitin dan tidak berklorofil. Daur hidup jamur mempunyai
keturunan diploid yang singkat. Jamur hidup sebagai saprofit dengan menguraikan
bahan organik yang sudah mati atau sampah dan bangkai. Selain itu, beberapa jenis
jamur hidup secara parasit, yaitu menumpang dan mengambil bahan organik dari inang
yang masih hidup. Jamur parasit akan menyebabkan penyakit yang disebut mikosis.
Contohnya: panu, kadas, kurap.

7
Kelas-kelas jamur meliputi:
a. Zygomycotina
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
5. Plantae(tumbuhan)
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah istilah untuk organisme yang memiliki
ciri eukariotik dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis
untuk menghasilkan makanan karena memiliki klorofil.Berdasarkan berkas pembuluh,
plantae dibagi kedalam dua kelompok (divisi), yaitu Thallophyta dan Tracheophyta.
a. Thallophyta
Thallophyta mempunyai bagian tubuh yang sederhana, tidak mempunyai
pembuluh angkut, akar, batang, dan daun sejati. Berikut ini yang termasuk
Thallophyta.
1) Algae (ganggang)
Algae banyak tumbuh di tempat basah, multiseluler, dapat benang atau
berkoloni, memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis. Tapi, ada
juga yang memiliki pigmen lain. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi.
Sedangkan secara seksual dengan fertilisasi antara gamet jantan dan betina. Algae
dibedakan atas 4 kelompok, yaitu: Chloropyta (alga hijau), Chrysophyta (alga
keemasan), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).
2) Bryophyta (Lumut)
Bryophyta hidup di tempat-tempat yang lembap, mempunyai bagian-bagian
tubuh yang menyerupai daun, batang dan akar, mampu melakukan fotosintesis
karena memiliki klorofil. Dalam masa hidupnya mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis) yang menghasilkan generasi penghasil gamet (gametofit) dan
generasi penghasil spora (sporofit). Spora dihasilkan oleh sporogonium. Lumut
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a) Hepaticeae (Lumut hati)
Tumbuh secara horisontal, belum memiliki daun, dapat dibedakan menjadi
lumut hati jantan dan betina. Alat reproduksinya adalah gemma, secara seksual
dengan gametofit. Contoh: Marchantia.
b).Musci (Lumut daun)
Tubuh lumut daun lebih menyerupai batang dan daun, hidup di tempat-tempat
basah, berkelompok.

8
Contoh: Sphagnum fimbriatun, Mnium.
b. Tracheophyta
Tumbuhan ya ng memiliki pembuluh angkut memiliki bagian-bagian tubuh
yang terdiri dari akar, batang, dan daun sejati. Akar memiliki fungsi sebagai alat untuk
menyerap air dan zat-zat mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan
pernapasan. Daun berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Yang termasuk ke
dalam Tracheophyta adalah:
1) Pterydophyta
Mempunyai daun, batang, dan akar sejati, tidak berbunga. Akarnya berbentuk
serabut, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan. Pterydophyta telah
memiliki pembuluh angkut (xilem) dan (floem), dan mengalami metagenesis,
seperti tumbuhan lumut. Pterydophyta dikelompokkan menjadi 4 divisio,
yaitu: Psilophyta (paku purba), Lycophyta (paku kawat), Sphenophyta (paku
ekor kuda), dan Pterophyta (paku sejati).
2) Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Tumbuhan yang memiliki daun, batang, akar, dan bunga sebagai alat
reproduksi dan menghasilkan biji. Bagian bunga yang menghasilkan gamet
jantan disebut benangsari dan yang menghasilkan gamet betina disebut putik.
Perkembangbiakan secara seksual dengan biji. Di dalam biji terdapat
embrio/lembaga (calontumbuhanbaru).Spermatophyta dibagi menjadi dua
kelompok yang didasarkan pada letak bijinya, yaitu:
- Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Biji tidak
terbungkus daun buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan berbentuk k erucut
yang disebut strobilus. Terdapat strobilus jantan dan strobilus betina.
Gymnospermae terbagi menjadi 4 kelas, yaitu:Cyadinae, contoh: Cycas
rumphii (pakis haji). Coniferae, contoh: Agathis alba (damar). Gnetinae,
contoh: Gnetum gnemon (melinjo). Ginkyonae,contoh: Ginkgo biloba.
- Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Angiospermae memiliki bunga sejati sebagai alat reproduksi. Bakal biji
diselubungi daun buah. Bungabunga pada Angiospermae ada yang lengkap
maupun tidak lengkap. Bunga lengkap bila memiliki kelopak bunga, mahkota
bunga, putik, dan benangsari. Biji terbungkus bakal buah. Setelah terjadi

9
pembuahan, biji berkembang sehingga mengandung kandung lembaga
(embrio) dan endosperma (cadangan makanan).
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, berdasarkan keping daun lembaga,
yaitu dikotil dan monokotil.
6. Animalia (Hewan)
Dunia hewan atau animalia meliputi dua kelompok besar, yaitu invertebrata
(hewan yang tidak memiliki tulang belakang) dan vertebrata (hewan yang memiliki tulang
belakang).
a. Invertebrata
Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Animali yang termasuk dalam kelompok ini memiliki habitat yang sangat bervariasi,
dari laut, sungai, darat, bahkan sampai di pegunungan. Hewan-hewan yang termasuk
invertebrata antara lain: porifera (hewan berpori), coelenterata (hewan berongga),
platyhelminthes (cacing pipih), nemathelmintes (cacing benang atau cacing gilik),
annelida (cacing gelang), mollusca (hewan bertubuh lunak), anthropoda (hewan yang
memiliki kaki bersendi-sendi) dan echinodermata (hewan berkulit duri).
b. Vertebrata
Vertebrata pada umumnya terbungkus oleh lapisan tubuh (epidermis dan dermis).
Vertebrata yang hidup di darat biasanya memiliki kulit menanduk dan memiliki tulang.
Pada vertebrata tingkat rendah endosekeleton berupa tulang rawan. Adapun vertebrata
yang sudah maju , endosekeleton berupa tulang keras. Sistem peredaran darah
dilengkapi jantung dengan atriun dan ventrikel. Sistem pernafasan dilengkapi organ
berupa ingsang, kulit dan paru-paru. Sistem eksresi dilengkapi dengan organ
ginjal.Sistem reproduksi secara seksual antara hewan jantan dan betina.Hewan yang
termasuk vertebrata adalah :
1) Pisces
Tubuh pisces ditutupi oleh sisik, memiliki alat gerak berupa sirip. Suhu
tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan lingkungan disebut poikilotermis.
Habitatnya diperairan tawar, perairan laut dan perairan payau. Hewan ini
bernapas menggunakan ingsang memiliki alat khusus yang berfungsi untuk
mengetahui arah atau arus air disebut gurat sisi. Reproduksi terjadi secara
seksual, pertemuan sel telur dan sperma terjadi diluar tubuh disebut
pembuahan eksternal. Kelas pisces dibagi mennjadi tiga ordo, yaitu Agnatha,
Chondrichtyes, dan Osteichthyes.

10
2) Amphibia
Amphibia merupakan kelompok hewan dengen fase hidup yang berlangsung
di air dan darat. Amphibia merupakan kelompok Vertebrata yang pertama
keluar dari kehidupan dalam air. Amphibia memiliki kulit yang selalu basah
dan berkelenjar, tidak memiliki sisip. Alat gerak berupa dua pasang kaki
untuk berjalan atau berenang, berjari empat atau lima atau lebih sedikit, tidak
bersirip. Mata memiliki kelopak yang dapat digerakkan. Mata juga memiliki
selaput yang menmutupi mata saat berada dalam air (disebut Membrana
niktitans). Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat
masih kecil (berudu) bernapas dengan insang. Setelah dewasa bernapas
dengan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan
lingkungannya disebut poikilotermis. Reproduksi amphibia berlangsung
dengan pembuahan eksternal. Tubahnya memiliki sistem urogenital, artinya
saluran kelamin dan saluran ekskresi bergabung menjadi satu dalam kloaka.
Amphibia dibagi menjadi 3 ordo, yaitu stegoephalia, caudata, dan anura.
3) Reptilia
Reptilia merupakan vertebrata yang mampu menyesuaikan diri di lingkungan
kering di tanah. Kulitnya mengalami penandukkan (kornifikasi) untuk
mencegah banyak hilangnya cairan tubuh. Tubuh dilengkapi dengan 2 pasang
anggota gerak, masing-masing memiliki 5 jari, ada jenis yang tidak memiliki
kaki. Reptilia berkembang biak dengan bertelur. Telur diletakkan disuatu
tempat dan dibiarkan menetas sendiri. Namun, ada beberapa hewan yang
mrngerami telurnya. Reptilia memiliki lubang kloaka yang transversal
(plagiotremata). Reptilia memiliki gigi untuk mempertahankan diri serta
mengunyah makanan. Pernapasan reptilia selalu dengan paru-paru. Pada
chelonia bernapas juga dengan kloaka. Sistem peredaran darah berupa jantung
yang terdiri atas 2 serambi dan 2 bilik dengan sekat yang tidak sempurna
(foramen panizzae) contohnya pada crocodilia sehingga pemisah darah tidak
sempurna. Reptilia dibagi menjadi empat ordo, yaitu Chelonia,
Rhynchocephalia, Squamata, dan Brocodilia.
4) Aves
Tubuh aves terbungkus oleh bulu, memiliki dua pasang anggota gerak, yaitu
berupa sepasang sayap dan sepasang kaki. Masing-masing kaki berjari 4 buah,
cakar terbungkus oleh kulit yang menanduk dan bersisik. Pada mulut terdapat

11
paruh atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh zat tanduk. Respirasi dilakukan
dengna paru-paru dan berhubungan dengan kantong udara (saccus
pneumaticus). Suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan, disebut
homoiotermis, sehingga suhu tubuh tetap. Hewan ini tidak memiliki kantong
kencing. Pada hewan betina hanya terdapat ovarium dan oviduk kiri.
Fertilisasi terjadi di dalam tubuh hewan betina sehingga (fertilisasi internal).
Aves dikelompokan antara lain menjadi ordo-ordo berikut Archaeornithes,
Struthioniformes, Galliformes, Columbiformes, Passeriformes, Anseriformes.
5) Mamalia
Hewan mamalia memiliki kelenjar susu untuk menyusui anaknya serta
mengasuhnya dalam waktu tertentu. Mamalia merupakan kelompok hewan
yang tertinggi tingkatannya. Tubuhnya tertutup oleh rambut, kulit banyak
mengandung kelenjar (sebasea/kelenjar minyak,sudorifera/kelenjar
keringat,bau, dan susu/glandula mamae). Mamalia memiliki 4 anggota gerak.
Jantung terdiri atas 4 ruang yang sempurna, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel.
Pernapasan berlangsung dengan organ paru-paru. Sistem ekskresi dengan
ginjal, kulit dan paru-paru. Hewan jantan memiliki alat kopulasi berupa penis,
sedangkan yang betina memiliki vagina. Hewan betina biasanya memiliki
plasenta yang menghubungkan embrio dengan dinding uterus. Pembuahan
terjadi secara internal. Embrio akan berkembang dalam tubuh induk betina
dan setelah lahir akan disusui. Mamalia dikelompokkan menjadi beberapa
ordo, antara lain Monotremata, Marsupialia, Chiroptera, Primata, Cetacea,
Carnivora, Artiodactyla.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri khas yang
membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan
dengan benda tak hidup antara lain; bernapas, bergerak, menerima dan menanggapi
rangsang, berkembang biak, tumbuh dan berkembang, memerlukan makan dan
mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beraneka ragam. Keanekaragaman makhluk
hidup menjadikan para ilmuan membuat suatu sistem yang dinamakan klasifikasi.
Tujuan dari klasifikasi adalahmempermudah para ilmuan untuk mempelajari makhluk
hidup sesuai dengan persamaan yang ada pada makhluk hidup. Para ahli taksonomi
modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi enam kingdom yang
meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan
Animalia.Keanekaragaman pada makhluk hidup dibagi menjadi: keanekaragaman
ekosistem, keanekaragaman jenis, dan keanekargaman genetika.
B. Saran
Mengharapkan setiap mahasiswa Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar pada
khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya, selalu berusaha menambah
wawasannya tentang Ilmu Pengetahuan Alam, agar dapat menjadi generasi penerus yang
memajukan bangsa dan negara dengan tetap mengahargai alam, serta lebih bijak
memanfaatkan Sumber Daya Alam. Terlebih lagi, kita sebagai calon pendidik diharapkan
dapat mengajarkan kepada peserta didik kita tentang keanekaragaman makhluk hidup
agar mereka lebih peduli terhadap makhluk hidup yang ada dialam semesta ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fitadwiindriyani.Makalah Ciri-ciri Mahkluk Hidup dan Keanekaragaman Mahkluk


Hidup.Fitadwiindriyani.blogspot.com,kamis17/10/19.

14

Anda mungkin juga menyukai