Anda di halaman 1dari 15

GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK

Gambar contoh gejala alam biotik dan abiotik gunung berapi alam

A. Ciri-Ciri Makhluk Hidup

Sebelum membahas gejala alam biotik, ada baiknya kita mengenal komponen biotik
terlebih dahulu. Komponen bioti adalah makhlik hidup yang terdiri atas manusia, hewan,
dan tumbuhan. Makhluk hidup dapat di bedakan dengan benda tak hidup berdasarkan ciri-
ciri yang dimilikinya. Makhluk hidup memiliki ciri-ciri kehidupan, seperti benafas, bergerak
dan berkembang biak.

1. Bernapas

Setiap saat makhluk hidup selalu bernapas. Nernapas adalah proses pengambilan
oksigen dari udara bebas serta melepaskan karbon dioksida dan uap air ke luar tubuh.
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh di guanakan untuk proses pembakaran zat
makanan. Proses ini di sebut oksidasi biologis. Proses oksidasi menghasilkan zat energy
dan zat sisa berupa karbon dioksida dan uap air. Energy yang di hasilkan di gunakan
untuk berbagai aktivitas tubuh.
Alat pernapasan makhluk hidup berbeda-beda manusia dan sebagian hewan
mamalia bernapas dengan paru-paru. Ikan bernapas dengan insan, sedangkan burung
bernapas dengan pundi-pundi udara. Pada permukaan daun, terdapat lubagng
pernapasamn yang di sebut dengan stomata dan lentisel pada batang,

2. Membutuhkan Makanan (Nutrisi)

Semua makhluk hdup memerlukan makanan (nutrisi). Makanan berfungsi untuk


menghasilkan energy, pertumbuhan, dan mengganti sel-sel tubuh rusak. Makanan yang
di serap harus mengandung zat-zat yang du butuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat,
lemak, protein, vitamin. Dan mineral. Karbohidrat sangat di perlukan oleh tubuh untuk
menhasilkan energy. Zat makana banyak terdapat singkong, kentang, ketela, jagung,
beras, gandung, dan tepung terigu.

Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan bagi tubuh. Lemak memiliki kalori
paling tinggi di bandingkan dengan zat makanan lainnya. Zat makanan ini terdapat
dalam susu dan mentega. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel
tubuh yang rusak. Protein di bagi menjadi dua macam, yaitu protein hewani dan protein
nabati. Protei hewani bersal dari hewan, contohnya telur, daging, susu, dan ikan.
Sedangkan protein nabati bersal dari tumbuhan, contohnya, kacang-kacangan dan buah-
buahan. Vitamin dan mineral di perlukan oleh tubuh untuk mengatur kegiatan tubuh.
Vitamin dapat di peroleh dari huah-buahn dan sayur-sayuran.

Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda dalam memperoleh


makanan. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, makhluk hidup di bedakan
menjadi organisme autotrof dan heterotroph. Organisme autotrof dapat menghasilkan
makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Contohnya adalah tumbuhan hijau karena
memiliki zat hijau daun (klorofil). Sedangkan organisme heterotroph tidak dapat
menghasilkan makanannya sendiri. Kebutuhan makananya tergantung pada organsme
lainnya.

3. Tumbuh dan Berkembang


Setiap makhluk hidup tumbuh atau mengalami pertumbuhan. Tumbuh merupakan proses
bertambahnya volume atau ukuran tubuh makhluk hidup yang irreversible (tidak dapat
kembali kebentuk semula). Pertumbuhan di pengaru leh factor dalam, yaitu gen atau
hormon serta factor luar (nutrisi). Sedangkan, perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan yang di pengaruhi oleh hormone, nutrisi dan lingkungan.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada manusia, antara lain embrio, fetus
(janin), neonates (bayi yang baru lahir), bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan manula
(tua). Pertumbuhan pada hewan dapat di lihat [ada katak, yaitu daru telur menjadi
kecebong, mejadi katak berekor, menjadi katak muda, serta akhirnya akan menjadi katak
dewasa yang akan menghasilkan telur.

4. Bergerak
Semua makhluk hidup bergerak. Bergerak berarti berpindahnya posisi dari satu tempat
ketempat lainnya. Hewan bergerak secara aktif, karena dapat berpindah tempat.
Tumbuhan bergerak secara lambat dan pasif, karena tidak dapat berpindah tempat.
Tumbuhan bergerak karena adanya rangsangan dari luar, misalnya gerak membuka biji
lamtoro akibat perubahan kadar air.
5. Berkembang biak
Setiap makhluk hidup akan berkembang biak untuk memperoleh
keturunan,sehingga jenisnya tetp lestari dan tidak akan punah. Cara perkembangbiakan
pada hewan di bagi menjadi dua macm, yaitu secara generative dan secara vegetative.
Perkembangbiakan secara generatifndi sebut juga perkembangbiakan secara kawin.
Perkembangbiakan secara generative selalu di dahului dengan fertilisasi, yaitu peleburan
antara sel telur dan sel sperma. Hewan tingkat tinggi umumnnya berkembangbiak secara
kawin. Demikian juga dengan mamaia dan manusia berkembangbiak secara generative.
Perkembangbiakan secara vegetaif di sebut juga dengan perkembangbiakan secara tak
kawin. Pada perkembngbiakan secara vegetative tidak terjadi peistiwa secara faertilisasi.
Hewan-hewan tingkat rendah, seperti amoeba, paramaecium, planaria dan volvox
globator umumnnya berkembangbiak secara vegetative.
Berbeda dengan hewan, tumbuhan bias berkembang biak secara generative atau
vegetative. Tumbuhan berkembang biak secara generative dengan menggunakan biji.
Sedangkan, vegetative dengan menguanakan bermacam-macam cara, isalnya, setek,
cangkok, menyambung, merunduk, dan tunas.
6. Peka terhadap rangsangan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah memberika respons terhadap rangsangan.
Kemampuan makhluk hidup memberikan angapan terhadap rangsangan di sebut
iritabilitas. Hewan memilii system saraf untuk menanggapi rangsangan tumbuhan tidak.
Rangsangan dapat di sebabkan oleh faktor luar tubuh. Sentuhan cahaya, dan
perubahan suhu merupakan bentuk rangsangan eksternal makhluk hidup. Contoh
kepekaan makhluk hidup terhadap rangsangan, antara lain daun putri malu akan menutup
bila di beri sentuhan, mata akan mengedip bila terkena cahaya yang silau, dan manusia
akan bersin bila ada bau yang menyengat.

7. Metabolisme
Ciri khas makhluk hidup lainnya adalah selalu melakukan sistem metabolisme.
Metabolisme adalah proses kimiawi yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup
yang berfungsi untuk menghasilakan energi. Metabolisme berhubungan dengan proses
bernapas dan menghasilkan zat sisa. Energi yang di hasilkan akan di gunakan untuk
melakukan berbagai aktifitas, seperti bergerak, bereproduksi, tumbuh dan berkembang.
Proses metabolisme berlangsung secara terus-menerus tanpa henti hingga tubuh makhluk
hidup akan selalu berada dalam kondisi yang homeostatis. Homeostatis adalah proses
terjadinya terus-menerus untuk memelihara stabilitas dan berdaptasi terhadap lingkungan
sekitar.
Terdapat dua macam reaksi metabolisme, yaitu anabolisme (penyusunan atau
sintesis) dan katabolisme (penguraiana atau perombakan). Contoh reaksi anabolisme
yang sering kita jumpai adalah fotosistesis. Fotointesis menggunakan energi matahari
untuk mengubah air dan gas karbon dioksida menjadi menjadi energi kimia. Energi ini
sebagaian di gunakan oleh tumbuhan untuk melakukan aktivitas hidupnya dan
sebagianlagi di siman dalam bentuk zat organik. Mekanisme fotosintesis pada tumbuhan
hijau dapat di tuliskan sebagai berikut:

Katabolisme adalah proses penguraian atau pemecahan molekul-molekul


organik yang awalnya kompleks menjadi molekul-molekul yanglebih sederhana. Contoh
katabolisme adalah pada saat memakan nasi. Nasi terdiri atas molekul kompleks yang di
sebut amilun. Melalui katabolisme, amilun akan di pecah atau di uraikan menjdadi
molekul sederhana yang di sebut glukosa.
Oksigen yang di peroleh melalui pernapasan di gunakan untuk pembakaran zat
makanan. Proses pembakaran baru dapat di lakukan jika zat makanan sudah dalam
bentuk paling sederhana. Proses pembakaran ini berlangsung dalam sel. Proses
pembakaran zat makanan merupakan kelanjutan katabolisme ini di sebut mekanisme
respirasi sel. Proses respirasi sel adalah pembakaran (oksidasi) glukosa (zat gula) dari
amilun (misalnya nasi ) yang akan menghasilkan energi dan zat sisa berupa karbon
dioksida dan air. Secara sederhana mekanismenya adalah sebagai beriku:
8. Adaptasi
Setiap makhluk hidup di lengkapi dengan kemampuan beradaptasi agar dapat bertahan
hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri struktur tubuh yang j=khusus berkaitan
dengan caraya beradaptasi dengan lingkungan.
Setiap organisme termasuk hewan mempertukarkan panas tubuhnya dengan lingkungan
agar suhu tubuhnya stabil. Berdasarkan sumber panas yang di peroleh tubuhnya, hewan
di bedakan menjadi hewan ektotermik dan hewan endotermik. Hewan ektotermik
mendapatkan sebagian besar panas tubuhnya dari sekelilingnya. Sebaliknya, hewan
endotermik mendapatkan sebagian atau semua panas tubuhnya dari hasil metabolisme
dari dalam tubuhnya. Kucing dan burung merupakan contoh hewan endotermik.
Terdapt tiga bentuk adaptasi makhluk hidup dengan lingkungannya, yaitu adaptasi
morfologi, fisiologi dan tingkah laku. Adaptasi morfologi yaitu penyesuaian di ri
makhluk hidup yang berkaitan dengan organ-organ tubuhnya. Contohnya burung elang
mempunyai kuku yang tajam untukmenerkam mangsa. Adaptasi fisiologi yaitu
penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuhnya. Contohnya,
manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di daerah pegunungan.
Sedangkan adaptasi tingkah laku yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan
tingkah lakunya. Contohnya, bunglon yang mengubah warna tubuhnya.

9. Ekskresi
Tidak semua perombakan bahan makanan maupun pernapasan dapat di
manfaaatkan oleh tubuh. Bahan yang tidak di manfaatkan akan menjadi sisa yang harus
di keluarkan dari dalam tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme dari dalam
tubuh di sebut ekskresi.
Sisa metabolisme berupa urine yang di hasilkan oleh ginjal di keluarkan adri
tubuh melalui uretra atau saluran kencing. Keringat yang di keluargan melalui pori-pori
kulit merupakan zat sisa yang harus di keluarkan untuk menjaga suhu tubuh . sisa
pernapasan yang berupa karbon dioksida juga harus di keluarkan melalui paru-paru.
Hewan juga memiliki sistem ekskresi, hanya saja alat yang digunakan sedikit
berbeda dengan manusia. Jika manusia menggunakan ginjal, kulit, paru-paru, dan hati,
maka cacing tanah menggunakan nefridia. Serangga menggunakan buluh malpighi, dan
cacing pipih planaria menggunakan sel api
Tumbuhan tidak memilki saluran pembuangan khusus seperti hewan. Bahan sisa
minyalnya uap air di siang hari di keluarkan melalui lentisel pada batang atau stomata
pada daun. Akan tetapi,pada malam hari tumbuhan melalui jalan yang sama untuk
mengeluarkan karbon di oksida.
10. Regulasi
Regulasi adalah proser pengaturan keserasian di dalam organisne yang di atur oleh saraf
hormon. Sistem regulasi di dalam tubuh makhluk hidup berfungsi untuk menciptakan
hidup yang seimbang, serasi, dan selaras. Semua makhluk hidup dapat bertahan pada
suhu tertentu. Ikan dapat hidup pada air yang bersuhu 5-30 ºC. Beberapa jenis bakteri
dapat berthan hidup sampai 80 ºC. Sedangkan, tumbuhan dapat hidup baik antaru suhu
0-43 ºC.

B. Gejala Alam Biotik

Gejala alam biotik berupa peristiwa-peristiwa atau gejala yang timbul akibat interaksi
antarkomponen biotik (makhkuk hidup) dalam ekosistem. Gejala alam biotik banyak di
jumpai di lingkungan sekitar kita seperti peristiwa-peristiwa beriku:

1. Ledakan Tanaman yang Merajalela


Hama tanaman yang merajalela di area pertanian, misalnya sawah atau kebun
akan menimbulkan erugian bagi petani. Keadaan ini di picu oleh terbunuhnya musuh
alami hama tersebut, baik bagi penggunaan peptisida yang berlebihan maupun karena
hadirnya predator musuh alami.

2. Penyebaran Virus
Penyebaran virus berdampak buruk bagi kesehatan menusia dan makhluk hidup
lainnya. Virus flu burung (H5N1) muncul akibat mutase genetic berbagai jenis ungags.
Dengan perpindahan yang tidak terkendali, uanggag-unggas yangterinfeksi akan
menularkan virusnya pada ungags lain di tempat baru. Penyebaran selanjutnya pada
manusia yang kontak dengan unggas tersebut.
Virus penyebab deman berdarah mengguanakn vector nyamuk untuk
mengjangkiti manusia. Penduduk yang tinggal di lingkungan kurang bersih akan mudah
sekali terjangkiti penyakit ini. Padahal penyakit ini dapat menyebabkan kematian apabila
terlambat ditangani. Oleh karena itu, lebih baik mencegah darupada mengobati. Sebaiknya
menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal agar selalu bersih agar terhindar dari deman
berdarah
Virus HIV/ AIDS yang hingga kini belum di temukan obatnya menjadi salah satu
masalah yang timbulnya gejala alam biotik. Virus ini awalnya hanya di temukan pada
hewan sebangsa simpangse di Benua Afrika. Akan tetapi, karena kesamaan jumlah
kromosan, virus ini akhirnya dapat menjangkiti manusia. Penyebarannya sangat sulit di
kendalikan, karena metode penularannya yang sangat bervariasi.

3. Populasi Eceng Gondok yang Menjamur


Penggunaan pestisida dan pupuk yang berlebihan akan meningkatkan kandungan
nitrogen dalam air. Peningkatan tersebut mengakibatkan pertumbuhan eceng gongdok
menjadi pesat (eutrofikasi). Pertumbuhan eceng gondong yang cepat membutuhkan
banyak oksigen. Pasokan oksigen untuk ikan dan tanamana lainnya menjadi berkurangdan
pada akhirnya menyebabkan kematian. Keadaan ini juga merupakan contoh gejala
alambiotik yang perlu di perhatikan.

4. Pembusukan pada Makanan


Pada permukaan roto yang di bairkan di tempat terbuka selama berhari-hari akan
timbul bercak-bercak hitam. Bercak-bercah ini tidak lain adalah jamur yang tumbuh pada
permukaan roti untuk membantu pembusukan.

5. Kepunahan Spesies Langka


Berbagai spesies tanaman dan hewan langka yang terancam kepunahan
merupakan contoh gejala alam biotik. Hal ini terjadi karena rendahnya laju
perkembangbiakan sepsis-spesies tersebut.selain itu, factor pemburuan liar yang makin
meningkat berdampak besar pada keadaan ini. Beberapa spesies langka dunia terancang
kepunahan, antara laini badak bercula satu, trenggiling, harimau Sumatera, gajah, dan
burung cendrawasih.

C. Gejala Alam Abiotik

Gejala alam abiotic merupakan peristiwa-peristiwa atau gejalayang di tunjukkan


oleh adanya keadaan benda tak hidup. Seperti halnya gejala alam biotik, gejala alam abiotic
juga banyak di temukan dalam kehidupan hari-hari. Gejala alam abiotic banyak di jumpai di
lingkungan sekitar kita seperti peristiwa-peristiwa berikut ini:
1. Rotasi Bumi
Dalam system tata surya, bumi terletak sebagai planet ketiga dari matahari setelah
Merkurius dan Venus. Dalam peredarannya mengelilingi matahari, bumi juga berputar
pada poros atau sumbunya. Perputaran bumi pada porosnya di sebut rotasi bumi. Bumi
berotasi dari barat ke timur. Jika di lihat dari kutub utara, gerak rotasi bumi berlawanan
dengan arah putaran jarum jam.
Waktu yang di butuhkan bumi untuk satu kali berotasi di sebut kala rotasi. Lamanya 23
jam 56 menit 4 detik atau di anggap 24 jam. Selang waktu ini di namakan satu hari.
Adanya rotasi bumi menyebabkan terjadinya beberapa peristiwa berikut:
a. Pergantian Siang dan Malam
Bumi berotasi dari baratke timur secara terus-menerus. Oleh karena itu bentuk bumi
bulat, maka hanya separuh bagian saja yang terkena sinar matahari, sedangkan bagian
bumi lainnya gelap gulita. Bagian permukaan bumi yang terkena sinar matahari
mengalami siang hari. Sedangkan bagian permukaan bumi yang mebelakangi
matahari mengalami malam hari.
Lamanya bumi berotasi adalah 24 jam. Oleh karena itu, panjang siang dan malamrata-
rata12 jam. Panjang periode siang atau malam hari di khatulistiwa hamper sama
sepanjang tahun. Akan tetapi, terkadang terdapat perbedaan sedikit antara panjang
siang dan malam hari. Suatu waktu panjang siang lebih besar dari 12 jam dan
berartipanjang malam kurang dari 12 jam. Perbedaan ini lebih besar uuntuk tempat-
tempat yang jauh dari khatulistiwa, misalnya di daerah kutub.
b. Perbedaan Waktu
Guna menentukan suatu letak tempat di permukaan bumi, maka bola bumi di
bagi-bagi oleh garis khayal, yaitu garis lintang dan garis bujur (meridian). Garis
lintang adalah garis yang sejajar dengan garis khatulistiwa, sedangkan garis bujur
adalah garis yang sejajar dengan garis tengah kutub.
Sekali berotasi, bumi menempuh 360° bujur selama 24 jam. Artinya, sepuluh
bujur menempuh 4 menit. Arah rotasi bumi dari barat ke timur. Itulah sebabnya
matahari selalu terbit di timur terbenang ke barat. Orang-orang yang berada di daerah
timur akan mengamati matahari terbit dan matahari lebih cepat daripada daerah yang
berada di sebelah barat. Wilayah yang lebih 150 ke timur akan mengamati matahari
terbit lebih cepar satu jam.
Garis bujur 0 derajat melewati Kota Greenwich, sehingga waktu pangkal di
tetapkan di Greenwich (GMT = Greenwich Mean Time). Indonesian terletak di atara
95° BTdan 141° BT. Oleh karena itu, Indonesia terbagi menjadi daerah waktu. Waktu
Indonesia bagian Barat (WIB) berpangkal pada waktu meridian 105° BT. Daerahnya
meliputi, Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sulsel, Bengkulu, Lampung, DKI
Jakarta, Serang (Banteng), Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Kalbar, dan Kalteng.
WIB memiliki selisih dengan GMT= 7 jam lebih lambat. Waktu Indonesia bagian
Tengah (WITA) berpangkal pada waktumeridian 120° BT. Daerahnya meliputi
Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulut, Bali, NTB, dan NTT. WITA meniliki
selisih dengan GMT= 8 jam lebih lambat. Waktu Indonesia bagaian timur (WIT)
berpangkal pada meridian 135° BT. Daerahnya meliputi Maluku dan Papua. WIT
memiliki selisihhdengan GMT =9 jam lebih lambat.

c. Gerak Semu Harian Benda Langit


Gerak rotasi bumi menyebabkan benda-benda lngit yang sebenarnya diam seolah-
olah tampak bergerak. Arahrotasi bumi dari barat ke timur, sehingga gerak semu
benda langit dari arah sebaliknya yaitu timur ke barat. Itulah sebabnya kita melihat
matahari terbit dari timur dan terbenang kearah barat.

d. Perbedaan Percepatan Gravitasi di Permukaan Bumi


Akibat rotasi bumi, terjadi penempatan di kedua kutub bumi dan pengembungan di
khatulistiwa (ekuator). Akinbatnya, terjadi perbedaan jari-jari di kutub dan jari-jari di
khatulistiwa. Percepatan gravitasi bumi berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari.
Dengan demikian, percepatan gravitasi di daerah kutub lebih besar daripada tempat di
daerah khatulistiwa.
1. Terjadinya Gunung Meletus

Contoh fenomena alam abiotik yang kesatu ialah terjadinya gunung meletus.
Gunung meletus merupakan gejala yang timbul dampak terdorongnya endapan magma
perut bumi oleh gas bertekanan tinggi di dalam gunung berapi. Terjadinya gunung meletus
dapat memunculkan kerugian secara material dan korban jiwa. Akan tetapi, selain
menyerahkan kerugian, ia pun dapat menyerahkan keuntungan untuk para petani di
sekitarnya. Tanah-tanah di dekat letusan gunung berapi lazimnya akan menjadi lebih subur
dan cocok untuk kegiatan budidaya tumbuhan mereka.

2. Terjadinya Tsunami

Tsunami terjadi dampak pergeseran lempeng batuan bumi di dasar laut.


Pergeseran lempengan bumi yang lantas membuka cekungan besar di dasar lautan
menciptakan air laut surut. Volume air laut memenuhi cekungan itu secara cepat sampai
penuh dan menghasilkan suatu gelombang berkecepatan tinggi. Gelombang ini akan
mengarah ke daratan dan pada akhirnya mengakibatkan tsunami. Karena penyebabnya ini,
tsunami lantas digolongkan menjadi misal gejala alam abiotik.

3. Terjadinya Banjir

Banjir merupakan salah satu bencana yang kerap melanda saat musim penghujan
tiba. Di wilayah indonesia sering kali terjadi banjir. Banyak penyebab yang menimbulkan
terjadinya banjir. Namun masyarakat sering kali melupakan bahwa banjir bisa terjadi
akibat hal sepele, namun berdampak luas. Banjir biasanya selalu melanda saat intensitas
hujan tinggi, namun minimnya kesadaran masyarakat dan ketahuan prihal banjir sering kali
banjir menimbulkan masalah, seperti kurang sigapnya warga saat terjadi banjir. Oleh sebab
itu ada baiknya saat terjadi banjir jita perlu evakuasi ke tempat aman, hal tersebut untuk
menghindari terjadinya banjir yang lebih besar.
Sama laksana tsunami,gempa pun merupakan misal gejala alam abiotik. Gejala alam ini
dimunculkan karena sejumlah penyebab, di antaranya sebab pergeseran lempeng bumi
(tektonik), letusan gunung berapi (vulkanik), dan sejumlah penyebab lainnya.

4. Terjadinya Angin 
Angin terjadi sebab interaksi komponen abiotik di alam. Komponen utama yang
mengakibatkan terjadinya angin ialah perbedaan suhu udara dan desakan udara. Angin
merupakan misal gejala alam abiotik yang menunjang proses penyerbukan tumbuhan
(anemogami). Di samping itu, angin pun berguna untuk kehidupan organisme lainnya

5. Kebakaran hutan

Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, merupakan kebakaran


yang terjadi di alam liar, tetapi dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian
disekitarnya. Kebakaran ini dapat disebabkan oleh fenomena alamiah berupa petir dan
musim kemarau berkepanjangan, tapi dapat juga terjadi karena kecerobohan manusia, dan
pembakaran.

6. Terjadinya Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam geologis yang terjadi karena
adanya pergerakan massa batuan atau tanah. Pengertian tanah longsor juga dapat diartikan
peristiwa berpindahnya material dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Material
ini berupa batuan dan tanah.

Tanah longsor umumnya berlangsung pada malam hari sesudah seharian terjadi hujan lebat.
Terjadinya peristiwa ini hanya dapat diprediksi lokasinya saja, tapi waktu terjadinya tidak dapat
diprediksi. Wilayah yang memiliki kerawanan terkena tanah longsor adalah wilayah yang
bergunung- gunung dan menonjol dengan struktur yang tidak kuat.

A. Contoh Gejala Alam Abiotik

B. Mengamati Gejala Alam Biotik dan Abiotik


Kita semua sadar bahwa manusia tidak akan dapat hidup sendiri, melainkan hidup
berdampingan dan saling berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan dapat berupa makhluk
hidup (lingkungan biotik) dan berupa makhluk tak hidup (lingkungan abiotik). Batu dan kerikil
yang berserakan di halaman rumah merupakan komponen abiotik, sedangkan kupu-kupu,
burung, dan bunga mawar merupakan komponen biotik. Dengan demikian, berdasarkan
objeknya, gejala alam dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala alam biotik dan gejala alam
abiotik.

Gejala alam dapat berupa gejala kejadian dan gejala kebendaan. Gejala alam adalah
kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam seperti terjadinya hujan, kebakaran,
perkaratan, pengendapan, ke-lahiran, metamorfosis, pernapasan, dan sebagainya. Sedangkan
gejala alam kebendaan menunjukkan benda-benda yang ada di alam seperti tanah liat, besi,
kapur, burung, siput,pohon mangga, dan sebagainya.

Di alam ini, banyak gejala abiotik yang menyebabkan timbulnya gejala abiotik baru,
demikian juga banyak pula gejala alam biotik yang menyebabkan timbulnya gejala biotik baru.
Contohnya gejala alam panas matahari menyebabkan air menguap, uap air di udara berkumpul
membentuk awan, ketika awan telah jenuh, akan turun menjadi hujan. Selain itu ada pula gejala
alam abiotik yang mempengaruhi gejala alam biotik atau sebaliknya. Contohnya fotosintesis
merupakan gejala biotik yang dipengaruhi oleh gejala alam abiotik seperti intensitas sinar
matahari dan suhu. Gejala abiotik pelapukan batuan yang ditumbuhi lumut disebabkan oleh
gejala biotik pertumbuhan lumut tersebut.
C. Peralatan yang digunakan untuk mengamati gejala alam biotik atau abiotik antara
lain sebagai berikut.

1. Teropong/binokuler

Dengan alat ini kita dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh.
Hal ini sangat berguna ketika mengamati sesuatu yang tidak memungkinkan untuk
melakukannya dari dekat, contohnya mengamati burung yang hinggap di pohon, binatang
buas, gunung meletus, antena parabola di puncak menara, dan sebagainya.

2. Kamera

Alat ini bermanfaat untuk mengambil gambar objek-objek yang tidak


memungkinkan dibawa ke laboratorium untuk dikaji lebih mendalam atau untuk
mengabadikan kegiatan maupun hasil kegiatan yang dilakukan. Misalnya untuk
mengambil gambar batuan di sungai yang besar, pagar berkarat, hewan/tumbuhan langka
atau bagian-bagiannya yang ada di kawasan konservasi, pembedahan katak, serangga,
dan sebagainya.

3. Berbagai alat ukur

Ketika mengamati objek biotik maupun abiotik, maka kita perlu mendeskripsikan
ukurannya seperti panjang, luas, volume, berat, dan sebagainya. Karena itu, penggunaan
alat ukur yang tepat sangat diperlukan. Misalnya rol meter cocok untuk mengukur lebar
lapangan, penggaris sesuai untuk mengukur panjang buku, sedangkan mengukur diameter
sekrup lebih tepat menggunakan jangka sorong atau micrometer. Untuk mengukur
volume, dapat digunakan labu ukur atau gelas ukur. Untuk mengukur berat digunakan
timbangan atau neraca. Untuk mengukur suhu benda maupun lingkungan digunakan
termometer. Sedangkan untuk mengukur waktu dapat digunakan stopwatch.

4. Lup

Alat ini merupakan sebuah lensa cembung yang berguna untuk mengamati benda-
benda kecil agar tampak lebih besar, misalnya untuk mengamati permukaan batu apung,
lumut kerak, tubuh serangga, dan sebagainya.

5. Mikroskop

Mikroskop merupakan alat yang berguna untuk mengamati benda-benda renik


seperti bakteri, irisan penampang melintang daun, permukaan kristal garam dapur, dan
sebagainya. Untuk menggunakan mikroskop, kita dituntut memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup.
6. pH meter

pH meter merupakan alat untuk mengetahui derajat keasaman suatu objek atau
lingkungan di sekitar objek.

7. Kompas

Jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara – selatan medan magnet bumi.
Oleh karena itu kompas cukup berguna sebagai penunjuk arah ketika melakukan
pengamatan di alam. Selain kompas, saat ini tersedia teknologi penentu lokasi yang
menggunakan satelit sehingga lebih akurat, yaitu GPS (Global Positioning System).
Selain tersedia dalam sebuah alat, teknologi GPS juga telah diadopsi dalam handphone.

8. Barometer dan Altimeter

Barometer merupakan alat untuk mengukur tekanan udara. Biasanya pada


barometer sekaligus terdapat altimeter, yaitu alat untuk menentukan ketinggian tempat
dari permukaan air laut. Namun demikian ada juga barometer dan altimeter yang
terpisah. Barometer dan altimeter terutama berguna ketika melakukan pengamatan
objek di alam.

D. Karakteristik Atau Sifat Gejalaalam Abiotik Antara Lain Sebagai Berikut.

1. Wujud

Benda abiotik dapat dibedakan wujudnya, yaitu ada yang berwujud padat, cair,
dan gas. Ketika mendefinisikan wujud, kamu harus menyebutkan suhunya karena wujud
zat dipengaruhi oleh suhu. Misalnya air berwujud padat pad suhu 0°C, pada suhu kamar
berwujud cair, dan bila dipanaskan dapat berubah wujud menjadi gas. Perubahan wujud
merupakan contoh gejala alam kejadian pada objek abiotik.

2. Bentuk

Semua benda abiotik mempunyai bentuk yang dapat kamu gunakan sebagai cara
mengenali benda tersebut. Kertas, pensil, tas, dan buku mempunyai bentuk yang berbeda
sehingga dengan mudah kamu membedakan satu dengan lainnya.

3. Warna

Gejala alam abiotik dapat diamati karakteristik warnanya, misalnya tanah ada
yang berwarna merah, coklat, hitam, dan putih.

4. Ukuran
Benda abiotik mempunyai ukuran yang dapat diukur, diamati dan dibandingkan
dengan benda lain. Ukuran benda abiotik dapat berupa ukuran panjang, berat, suhu, berat
jenis, dan sebagainya.

5. Bau

Gejala alam abiotik dapat dicirikan berdasarkan baunya. Dari baunya kamu bisa
mengenal zat belerang, ammonia, tawas, atau yang lain. Meskipun bau merupakan salah
satu cara mengenal suatu bahan, namun tidak semua bahan amanuntuk dihirup
uap/baunya guna mengetahui jenis bahan itu.

6. Rasa

Beberapa benda abiotik dapat diketahui berdasarkan rasanya. Contohnya gula


rasanya manis, cuka berasa asam, sedangkan garam rasanya asin

7. Tekstur

Tekstur merupakan halus kasarnya permukaan suatu benda. Karakteristik benda


abiotik dapat dikenali dari teksturnya. Tanpa membuka mata, tentu kamu dapat
membedakanantara pasir dan tepung dari teksturnya.

https://images.tokopedia.net/img/cache/500-square/product-
1/2016/6/7/7231428/7231428_db903dce-27ac-4018-846c-9669d833f521.jpg.webp

https://ae01.alicdn.com/kf/HTB1zud3XizxK1RkSnaVq6xn9VXal/KaRue-DC05-Kamera-
Digital-16-Juta-Pixel-Kamera-Profesional-SLR-Kamera-4X-Zoom-Digital-LED-Lampu.jpg

https://qph.fs.quoracdn.net/main-qimg-234b42a849d88d2fd358c44c24e81dde

gerhana

Anda mungkin juga menyukai