Dosen Pengampu:
Oleh:
NIM : 0310182050
T.A. 2020
A. Pengertian Organisme
Istilah “organisme” pertama kali muncul dalam bahasa Inggris pada 1701
dan mengambil definisi yang sekarang oleh 1834 (inggris Oxford Dictionary).
B. Jenis Organisme
1. Organisme uniseluler
Organisme, yang terdiri dari hanya satu sel tunggal dan lebih kecil dan
lebih sederhana jika dibandingkan dengan organisme multisel. Organisme
uniseluler melaksanakan semua fungsi khusus dalam satu sel. Kehidupan, yang
tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, adalah organisme uniseluler.Contoh
organisme uniseluler; Organisme uniseluler termasuk amuba, bakteri dan
beberapa bentuk ganggang seperti diatom.
Semua dari kita memiliki ide singkat tentang bakteri. Kanan dari
pembentukan yoghurt untuk menyebabkan penyakit menular, bakteri yang
hadir di mana saja di lingkungan. Mereka menit dan memiliki berbagai
bentuk (batang, bulat, spiral, dll). Beberapa strain bakteri yang disesuaikan
dalam kondisi keras seperti jauh di dalam kerak bumi dan air panas.
Mereka memainkan peran penting dalam daur ulang nutrisi.
d. Cyanobacteria
Juga dikenal sebagai ganggang biru-hijau (BGA), cyanobacteria
adalah organisme uniseluler. Ini memiliki karakteristik dari kedua bakteri
dan ganggang, maka nama. Cyanobacteria menyerupai ganggang karena
keduanya menjalani fotosintesis untuk produksi pangan. Sementara sifat
prokariotik dari BGA membuatnya mirip dengan bakteri.
Selain ini, contoh termasuk diatom, Euglena, chlorella, dan
Chlamydomonas. Dalam rangka untuk mendapatkan ide tentang
bagaimana organisme ini terlihat seperti, Anda dapat mempelajari
mikroorganisme dalam air kolam. Untuk percobaan biologi,
mengumpulkan sampel air tawar dari kolam taman dalam botol kecil.
Menggunakan tetes mata, menaruh setetes sampel air pada slide, lembut
tempat slip cover di atasnya, dan mengamati di bawah mikroskop. Anda
akan menemukan organisme menit bergerak secara acak, yang sebagian
besar adalah organisme yang memiliki sel tunggal. Organisme, yang
terdiri dari banyak sel dan jauh lebih besar dan lebih kompleks
dibandingkan dengan organisme uniseluler.
2. Organisme Multiseluler
Organisme, yang terdiri dari banyak sel dan jauh lebih besar dan lebih
kompleks dibandingkan dengan organisme uniseluler.Organisme multisel telah
mengalami diferensiasi sel, yang melakukan fungsi khusus.Sebagai contoh: sel
saraf, sel darah, sel-sel otot, semua melakukan fungsi yang berbeda.Sebagian
besar kehidupan, yang dapat dilihat dengan mata telanjang, adalah organisme
multiseluler.
Sebuah organisme multi sel -mencakup semua organisme dari Plantae dan
Animalia kerajaan – ikan, manusia, harimau, kuda, sapi, anjing, domba, ular, ikan
paus, gajah, pohon mangga, mawar, tanaman, tumbuh-tumbuhan, dll.
C. Ciri-Ciri Organisme
1. bernapas
2. bergerak
4. Membutuhkan makanan
a. Semua makhluk membutuhkan makanan (zat makanan) untuk sumber
energi, membangun tubuh, mengatur aktivitas fisiologi lainnya. Jenis
(zat) makanan dan cara memperolehnya berbeda-beda, tergantung jenis
makhluk nya.
b. Hewan memperoleh makanan dengan beberapa cara:
- Memakan mangsa (predasi, hewannya disebut predator)
Menurut sumber makanannya, hewan predator dikelompokkan
dalam beberapa golongan :
1) Herbivora, zat makanan berasal dari tetumbuhan
2) Karnivora, zat makanan berasal dari hewan
3) Omnivora, zat makanan dari tumbuhan dan hewan Cara hidup
predasi juga terjadi pada hewan rendah.
Perilaku makan sesama jenisnya disebut kanibalisme
- Merampas dari inang (parasit).
- Memakan sisa makhluk, di antaranya adalah pemakan bangkai
c. Jamur dan Bakteri memperoleh / menyerap makanan dari sisa makhluk
(saprotrof), atau dari inang yang ditumpanginya (parasit). Pola hidup
saprotrof merupakan bagian dari makhluk pengurai (dekomposer).
d. Tumbuhan mampu menyusun zat makanannya sendiri (autotrof)
melalui fotosintesis. Bahan zat) dasar yang diserap tumbuhan berupa gas
(CO2, O2), garam-garaman (mineral) dan air tanah. Sebagian
tumbuhan hidup parasit pada tumbuhan lain
5. Tumbuh
6. Berkembang biak
D. Klasifikasi Organisme
1. Kingdom Monera
2. Kingdom Protista
a. Filum Euglenophyta
3. Kingdom Fungi
Semua jamur kecuali jamur lendir dan jamur air dimasukan dalam
kingodm Fungi. Selnya eukariotik, cara makan heterotrof yaitu menyerap zat
organik dari lingkungan, tidak berklorofil, dinding sel dari zat kitin. Sebagian
besar hidup parasit dan saprofit. Divisi yang tergolong kingdom Fungi adalah:
a. Divisi Zygomycota
b. Divisi Ascomycota
c. Divisi Basidiomycota
d. Divisi Deuteromycota
4. Kingdom Plantae
Organisme yang masuk dalam kingdom Plantae tubuhnya ada yang
tersusun atas satu sel (misalnya ganggang hijau), banyak sel namun terdiferensiasi
(misalnya ganggang cokelat dan merah) dan banyak sel yang terdeferensiasi
membentuk jaringan (misalnya tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan biji). Semua
selnya eukariotik, mempunyai plastida (umumnya kloroplas), karena itu hidup
secara autotrof. Dinding sel mengandung selulosa, dan siklus hidupnya
mengalami pergiliran keturunan antar generasi saprofit dan gametofit (khususnya
lumut, paku, dan tumbuhan biji). Divisi dalam kingdom ini adalah:
5. Kingdom Animalia
a. Filum Prifera
b. Filum Coelenterata
c. Filum Platyhelminthes
d. Filum Nemathelminthes
e. Filum Rotifera
f. Filum Bryozoa
g. Filum Mollusca
h. Filum Annelida
i. Filum Arthropoda
j. Filum Echinodermata
k. Filum Chordata
E. Pembentuk Organisme
1. Sel
Sejak tahun 1665, ketika saat pertama Robert Hooke yang dengan
menggunakan mikroskop menemukan sel, perkembangan penelitian tentang sel
terus berkembang dengan sangat pesat. Sejak saat itu semakin banyak penelitian
tentang sel, apalagi dengan ditemukannya mikroskop elektron pada tahun 1950-
an. Sejalan dengan perkembangan teknologi, penelitian yang tadinya hanya pada
aspek-aspek struktural, kini makin meningkat pada aspek molekuler.
Semua sel pada dasarnya mempunyai struktur dasar yang sama, yaitu
membran plasma, sitoplasma, dan inti. Di dalam sitoplasma itulah terdapat
bermacam-macam organel yang berfungsi untuk menjalankan fungsi kehidupan
sel tersebut.
a. Membran plasma
Membran plasma atau selaput plasma adalah sebuah lapisan paling
luar sel yang berfungsi mengatur keluar dan masuknya zat ke dalam sel.
Selaput yang tersusun dari lemak dan protein ini dikatakan bersifat selektif
permeabel, yang artinya ada zat-zat tertentu yang dapat masuk dengan
mudah dan ada zat tertentu yang lebih sulit melewatinya.
b. Sitoplasma
Di sebelah dalam membran sel, di luar inti terdapat suatu bagian
yang disebut sitoplasma. Sitoplasma merupakan suatu koloid yang dapat
berubah dari encer menjadi kental dan sebaliknya. Sitoplasma tersusun
dari air dan bahan-bahan kimia terlarut seperti karbohidrat, lemak, protein,
mineral, dan vitamin. Dalam sitoplasma terdapat benda-benda yang
disebut organel (organ kecil). Organel yang terdapat dalam sel, antara lain
badan golgi, lisosom, mitokondria, retikulum endoplasma, ribosom,
sentriol (pada sel hewan saja), khloroplas (pada sel tumbuhan saja).
Organel-organel inilah yang menjalankan fungsi-fungsi kehidupan sel.
Badan golgi berfungsi untuk transportasi, lisosom untuk pencernaan,
mitokondria untuk pernapasan, retikulum endoplasma untuk sistensis dan
transportasi, ribosom untuk sintesis protein, sentriol untuk pembelahan sel,
dan khloroplas untuk fotosintesis.
c. Inti
Inti merupakan badan di dalam sitoplasma yang ukurannya
terbesar. Inti mempunyai dua lapisan membran, dan plasma di dalamnya
disebut nukleoplasma. Inti memegang peranan penting sebab dalam intilah
terdapatnya materi inti (DNA) yang merupakan materi genetik yang
berperan dalam pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya.
2. Jaringan
Pada organisme yang hanya terdiri dari satu sel seluruh aktivitas hidupnya
dilakukan oleh sel itu sendiri, sedangkan pada organisme yang tersusun oleh
banyak sel, sel-sel penyusunnya akan berdiferensiasi untuk melakukan fungsi
tertentu. Dengan demikian pada organisme bersel banyak beberapa sel akan
berkoordinasi untuk suatu fungsi tertentu. Sekumpulan sel yang mempunyai
struktur dan fungsi yang sama disebut jaringan.
3. Organ
Organ-organ yang terdapat pada tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah,
dan biji. Sebagaimana halnya pada organ hewan, organ pada tumbuhan juga
tersusun oleh beberapa jaringan. Daun, misalnya tersusun oleh jaringan epidermis,
jaringan parenkim, dan jaringan pembuluh.
4. Sistem Organ
5. Organisme
Disini saya mengambil dampak positif dan negatif eceng gondok pada
lingkungan di Desa Banyu Biru Kabupaten Semarang.
Rawa Pening merupakan danau yang terbentuk secara alami dan memiliki
fungsi yang begitu banyak, sebagai usaha perikanan air rawa, PLTA, irigasi
pertanian dan pariwisata (Sutarwi, 2008). Adanya perubahan fungsi lahan menjadi
objek pariwisata yang mampu meningkatkan penghasilan perekonomian
masyarakat sekitar. Objek wisata yang dikelola dengan baik akan mampu
memberikan daya tarik lebih terhadap wisatawan domestik bahkan wisatawan
asing.
Tanaman eceng gondok merupakan vegetasi tanaman air yang tergolong
sebagai tanaman gulma atau hama pada perairan di Rawa Pening, tanaman eceng
gondok yang menjadi salah satu komponen daya tarik objek wisata di Rawa
Pening tidak hanya menghasilkan dampak positif namun juga memiliki dampak
negatif. Sejak tahun 1931 sudah dilakukan penanganan guna mencegah laju
pertumbuhan tanaman eceng gondok khususnya guna menjaga ketersediaan air
untuk PLTA. Pada tahun 2007 hingga 2010 pemerintah dibantu oleh masyrakat
sekitar melakukan pembersihan rawa dan pengangkatan tumbuhan gulma eceng
gondok seluas 150 Ha, kemudian pada tahun 2011 dilakukan pembersihan seluas
30 Ha
(Effendi, 2003).
Tanaman eceng gondok salah satu vegetasi air yang banyak berkembang
di permukaan air danau, tanaman ini memiliki tingkat kehijauan yang tinggi serta
dapat berkembang biak secara cepat melalui vegetatif. Keberadaan tanaman
enceng gondok di Rawa Pening memiliki berbagai pengaruh dan dampak yang
dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Banyubiru, terutama masyarakat yang
sering melakukan aktifitas di Rawa Pening. Adanya dampak positif dan dampak
negatif dari adanya tanaman Eceng Gondok mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian terkait persepsi masyarakat terhadap tanaman Eceng Gondok Rawa
Pening yang berdampak pada lingkungan di Desa Banyubiru.
Persepsi masyarakat bisa berupa persepsi positif dan persepsi negatif. Hal
yang mempengaruhi persepsi positif ini bisa dilihat dari tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap hal tertentu dengan menempuh jenjang pendidikan yang
tinggi. Hal yang mempengaruhi persepsi negatif masyarakat bisa dilihat dari
kekurangan pengetahuan dan minimnya pendidikan, sehingga persepsi negatif
tidak terlalu dihiraukan karena persepsi tersebut berjalan sesuai kehendaknya.
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berpengaruh terhadap persepsi yang di
fikirkan untuk kedepannya. Oleh karena itu, Penelitian ini melihat persepsi
masyarakat terhadap tanaman eceng gondok yang tumbuh di Rawa Pening yang
berdampak pada lingkungan di Desa Banyubiru.
Ningsih, Yoza Wahyu dkk. 2019. Persepsi Masyarakat Terhadap Tanaman Eceng
Gondok Rawa Pening di Desa Banyubiru Kabupaten Semarang. Jurnal
Geografi, Edukasi dan Lingkungan. Vol. 3, No. 2