Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KRITIS JURNAL

Oleh
Muhammad Ardiansyah
08 Oktober 2019

1. Bibliografi
Fang, Lai. 2014. The Education of China’s Migrant Children: The Missing
Link in China’s Education System. International Journal of Educational
Development, Vol. 37; 68-77.

2. Tujuan Penulisnya
(a) Peserta didik dapat mengetahui bagaimana sistem pendidikan yang ada
di China.
(b) Peserta didik dapat memahami bagaimana pemerintah mengelola
pendidikan untuk anak migran.
(c) Peserta didik dapat memahami apa saja perbedaan dalam sistem
pendidikan China dengan Indonesia.
(d) Peserta didik dapat mengambil Ibrah dari kebijakan pemerintah China
terhadap pendidikan bagi anak migran.
(e) Peserta didik dapat semakin termotivasi agar terus semangat belajar
meskipun dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai, seperti
halnya anak migran di China yang tetap semangat belajar meskipun
kurang diperhatikan oleh pemerintahnya.

3. Fakta-fakta Unik
(a) Ternyata permasalahan pendidikan anak migran merupakan salah satu
tantangan terbesar yang dihadapi pemerintah China.
(b) Anak migran yang ada di China tidak dapat bersekolah di Sekolah
Negeri, tetapi bersekolah di Sekolah Umum.
(c) Sekolah untuk anak migran tidak teratur dan memiliki fasilitas yang
buruk. Guru yang mengajar dibawah kualifikasi yang baik dan
kurikulum yang terpecah.
(d) Melakukan survei dengan mengumpulkan informasi tentang sumber
daya sekolah dan sifat dan kualitas staf pengajar dari kepala sekolah.
Ukuran sumber daya sekolah mencakup ukuran sekolah (Jumlah siswa
di sekolah), siswa-rasio guru, siswa-rasio luas sekolah (diukur sebagai
jumlah siswa per meter persegi), rasio siswa-kelas (Jumlah siswa dibagi
dengan jumlah ruang kelas di sekolah), pangsa mengajar staf pengajar
yang merupakan wanita (atau guru wanita), sekolah (diukur dalam
beberapa tahun sejak sekolah mulai beroperasi), usia bangunan utama di
sekolah dan ketersediaan fasilitas tertentu (laboratorium komputer,
Perpustakaan, air panas dan klinik).
(e) Mengadakan penelitian dan pengamatan dengan membandingkan dua
kondisi di provinsi Beijing dan Shaanxi.
(f) Pada sistem pendidikan China, evaluasi dan penugasan pengajaran
peringkat hampir selalu dilakukan dengan cermat (dipantau pejabat di
atas dan Komite yurisdiksi) dengan melalui protokol yang ketat.
Contohnya menggunakan pangsa ranking II guru dan berbagi ranking
III guru di sekolah sebagai ukuran kualitas guru.

4. Pertanyaan yang Muncul


(a) Bagaimanakah solusi agar anak migran yang datang dari pedesaan di
China dapat bersekolah dengan layak seperti yang ada di kota?
(b) Apakah dengan adanya pangsa ranking untuk menentukan kualitas guru
dapat menjamin guru tersebut sudah benar-benar berkualitas?
(c) Bagaimanakah peluang seorang lulusan dari sekolah migran yang
umumnya memiliki kualitas pendidikannya rendah masuk ke universitas
negeri?
(d) Model pembelajaran seperti apakah yang dapat diterapkan oleh guru
yang mengajar di sekolah migran?
(e) Sebenarnya apakah yang menjadi landasan penyelenggaraan pendidikan
di China?
(f) Apakah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh pemerintah China?
(g) Bagaimanakah kesenjangan pencapaian antara siswa migran dan siswa
pedesaan?
(h) Apakah yang dapat dijadikan ibrah dari sistem pendidikan di China ini
guna menjadikan pendidikan di Indonesia lebih baik lagi?

5. Konsep atau Prinsip Biologi/Pendidikan Biologi yang ada relevansinya


dengan konsep yang dipelajari
Meskipun pembelajaran dalam jurnal ini terkait sistem pendidikan untuk
anak migran di China, tetapi jika dipahami lebih lanjut tentu ada Ibrah yang dapat
diambil untuk pembelajaran dalam Biologi. Salah satunya mengenai kualitas guru.
Seperti yang sama-sama kita ketahui bahwa kita sebagai calon guru Biologi
haruslah memiliki kualitas dalam mengajar dan mendidik peserta didik kita
nantinya. Penentuan kualitas guru bukan dengan pemberian pangsa rangking seperti
yang dijelaskan dalam jurnal ini, tetapi dengan sejauh mana guru tersebut dapat
berkreasi, berinovasi, memotivasi siswanya untuk maju, berakhlakul karimah dan
berdaya saing guna menghadapi tuntutan zaman yang semakin kompleks seperti
saat ini.
Selain itu, dapat dipahami bahwasanya dengan membaca jurnal ini juga
semakin menambah khazanah ilmu pengetahuan kita sebagai calon guru Biologi.
Karena yang harus kita kuasai bukan hanya kompetensi pedagogiknya saja, tetapi
kompetensi profesi yang meliputi penguasaan pengetahuan umum juga harus kita
penuhi guna menjadikan kita sebagai guru yang berkualitas dan profesional. Untuk
mewujudkan hal tersebut, tentu dimulai dari sekarang disaat kita masih menjadi
mahasiswa agar kedepannya kita akan terlatih agar dapat menjadi seorang pendidik
yang benar-benar paham akan kewajibannya, tanggung jawabnya sebagai seorang
pendidik.

6. Refleksi
Berdasarkan analisis kritis jurnal yang telah saya lakukan, menggugah saya
untuk membaca referensi terkait sistem pendidikan di negara lainnya. Agar sebagai
calon pendidik, saya tidak buta akan informasi. Agar segala sesuatu yang sekiranya
dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar di Indonesia hendaknya
dapat diserap dan ditambahkan dalam proses pembelajaran. Begitupun sebaliknya,
jika tidak sesuai maka bisa dijadikan pertimbangan dan bahan evaluasi guna mampu
mendesain kurikulum dengan sedemikian rupa guna tercapainya tujuan pendidikan
nasional.
Selain itu, pengajaran yang dapat saya ambil dalam analisis jurnal kali ini
ialah tentang semangat belajar dari anak migran China yang tidak mau kalah dengan
siswa yang memang sudah menetap di kota. Lebih jauh lagi, sebagai cerminan diri
agar senantiasa bersyukur dapat mengenyam pendidikan yang layak di Indonesia
ini, walaupun sama-sama belum adanya pemerataan pendidikan, tetapi setidaknya
harus bisa senantiasa bersyukur karena walau ada yang tinggal di pedesaan masih
dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri. Menyiratkan bahwa
pendidikan di pedesaan juga tidak kalah kualitasnya dengan yang ada di perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai