PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan Phylum Annelida?
2. Bagaimana ciri-ciri Phylum Annelida?
3. Bagaimana morfologi Phylum Annelida?
4. Bagaimana cara reproduksi Phylum Annelida?
5. Bagaimana sistem gerak Phylum Annelida?
6. Bagaimana sistem respirasi Phylum Annelida?
7. Bagaimana sistem pencernaan Phylum Annelida?
8. Bagaimana klasifikasi Phylum Annelida?
9. Apa peranan Phylum Annelida?
10. Bagaimana integrasi Annelida dalam Alquran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang disebut dengan Phylum Annelida
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Phylum Annelida
3. Untuk mengetahui morfologi Phylum Annelida
4. Untuk mengetahui cara reproduksi Phylum Annelida
5. Untuk mengetahui sistem gerak Phylum Annelida
6. Untuk mengetahui sistem respirasi Phylum Annelida
7. Untuk mengetahui sistem pencernaan Phylum Annelida
8. Untuk mengetahui klasifikasi Phylum Annelida
9. Untuk mengetahui peranan Phylum Annelida
10. Untuk mengetahui integrasi Annelida dalam Alquran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Annelida
Pada hakikatnya, Anelida merupakan bahasa latin (anulus yang berarti cicin, dan edios
yang berarti bentuk). Anelida merupakan hewan yang bersegmen-segmen atau beruas-ruas,
organ tubuh yang ditemukan seperti alat reproduksi terdapat disetiap segmen. Sistem otot dan
pembuluh darah satu sama lain berkembang dengan baik tetap terkoordinasi.1
Annelida memiliki alat gerak yang berupa rambut-rambut kaku (setae) pada tiap segmen.
Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang bersifat glanduler.
Dinding tubuh dan saluran pencernaan dengan lapisan-lapisan otot sirkuler dan longitudinal;
sudah mempunyai rongga (coelom) dan umumnya terbagi oleh septa; saluran pencernaan
lengkap, tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu tubuh. Sistem cardiovasculare adalah sistem
tertutup, pembuluh-pembuluh darah membujur, dengan cabang-cabang kecil (kapiler) pada tiap
segmen (metamer); plasma darah mengandung hemoglobin. Kebanyakan bersifat hermaphrodit
dan perkembangan secara langsung atau bersifat gonochoristis dan perkembangan melalui
stadium larva. Reproduksi dengan membentuk tunas terjadi pada beberapa spesies.2
Umumnya sistem pencernaan lengkap tidak diatur secara metamerical atau tersegmen.
Sistem respirasi dilakukan melalui kulit, insang atau parapodia, sedangkan alat ekskresi berupa
sepasang nephridia yang terdapat sepanjang tiap ruas. Pada anelida memiliki sistem peredaran
darah tertutup dan pada sisitem saraf terdapat sepasang ganglion (otak pada prostomium),
pharynx dikelilingi saraf penghubung dengan sepasang benang saraf ventral disepanjang tubuh
lengkap dengan sebuah ganglion dan sepasang saraf lateral disetiap ruas.3
4
Radiopoetro. Zoologi. (Jakarta: Erlangga, 1991). h. 284-285.
Selain memiliki ciri umum, Annelida juga memiliki ciri khusus. Adapun ciri-ciri atau
karakteristik khusus yang dimiliki Annelida, yaitu:
1. Memiliki sistem reproduksi hemafrodit yakni memiliki dua alat kelamin (jantan dan
betina). Tetapi dapat juga bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi
diikuti dengan regenerasi.
2. Pada kelas Oligochaeta, terdapat seperti cincin pada tubuhnya.
3. Tubuhnya terdiri atas segmen-segmen sehingga membantunya dalam bergerak.5
D. Morfologi Annelida
Bentuk simetri tubuh dari Annelida berbentuk simetri bilateral, yakni bagian tubuhnya
tersusun bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika diambil garis memotong dari depan ke
belakang, maka akan terlihat bagian tubuh yang sama antara kanan dan kiri. 6 Tubuh terbagi dari
ruas yang sama dari sumbuh anterior sampai dengan posterior. Diding tubuh memiliki otot
memanjang dan melingkar untuk aktivitas berenang , merayap, dan menggali, dan diselimuti
oleh epidermis dan lapisan kutikula yang tipis.7
E. Reproduksi Annelida
5
Mukayat Djarubito Brototwidjoyo ,Zoology Dasar . (Yogyakarta:Erlangga,1989). h. 28-29.
6
Aida Fitriani Sitompul dkk. Taksonomi Hewan Invertebrata. (Medan: UNIMED FRESS, 2018. )h. 90-91.
7
Uun Yanuhar. Avertebrata. h. 122.
Hampir pada semua anelida, ceolom berkembang secara embrionik seperti split dalam
mesodoma pada tiap sisi usus (schizocoel) yang membentuk sepasang kompartemen ceolomic
pada setiap segmen. Garis peritoneum (lapisan mesodermal epithelium) dinding tubuh
membentuk mesenteris dorsal dan ventral dan menutupi semua organ. Peritone dari segmen
yang berdekatan bertemu membentuk septa. Dalam septa terdapat lubang usus dan pembulu
darah.8
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Sepasang ovarium menghasilkan ova dan terletak di
dalam segment ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam segment ke-13 dan
infundibulumnya bercilia. Oviduct tadi melalu septum yang terletak di antara segment ke-13 dan
ke-14, dan di dalam segment ke-14 membesar membentuk kantong telur.
Testes, ductus spermaticus atau vasa deferentia masing-masing ada 2 pasang, sedang
vesicula seminalisnya ada 3 pasang. Testes terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh
dinding-dinding vesicula seminalis. Ductus spermaticus mulaii dari testes bagian caudal, dan
melanjutkan diri ke posterior sampai segment ke-15, dan pada segment ini juga ductus itu
bermuara keluar. Spermatozoa yang telah meninggalkan testes, akan masuk ke dalam vesi- cula
seminalis dan selanjutnya tersimpan di situ. Walaupun cacing tanah bersifat hermaphrodit, tetapi
tidak terjadi autofertilisasi. Di antara segment-segment 9 dan 10; 10 dan 11, terdapat
receptaculum seminis, yang merupakan tempat penampung spermatozoa dari cacing lain.
8
Uun Yanuhar. Avertebrata. h.123.
pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi
otot-otot dinding orsal pharynx di badan.9
9
Radiopoetro. Zoologi. h. 292-293.
kemudian darah mengalir ke dorsal melalui pembuluh-pembuluh darah parietalis masuk
ke dalam aorta dorsalis.
d. Fungsi darah, Darah berfungsi untuk mengangkut oxygen, sari-sari makanan, sisa-sisa
metabolisme, dan substansi-substansi lain. Pada saat darah mengalir menuju ke kulit,
hemoglobin mengikat CO2. CO2 keluar melalui kulit sedang O2 dari udara masuk tubuh
cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk
oxyhemoglobin. Dalam proses respirasi, jaringan-jaringan memerlukan adanya O2. Darah
mengalir dari dinding badan ke kapiller-kapiller dalam jaringan-jaringan Pertukaran zat-
zat di antara darah dan jaringan terjadi di dalam ronga rongga lympha yang sangat kecil.
Darah juga mengangkat substansi-substansi lain, seperti: secresi kelenjar-kelenjar.
Lympha, Plasma darah dan beberapa corpuscula membentuk lympha, yang keluar dari
aliran darah melalui kapiller-kapiller menuju ke jaringan-jaringan. Lympha mengangkut
O2 darah ke jaringan-jaringan dan mengangkut CO2 dan sisa-sisa metabolisme masuk ke
dalam peredaran darah melalui kapiller kapiller darah.10
10
Ibid. h. 290-292.
inilah yang diabsorbsi oleh dinding intestinum dan selanjutnya bersama sama dengan
circulasi darah diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh. Pada saat cacing tanah
mengambil makanan melalui mulutnya, ikut juga termakan sejumlah partikel-partikel
tanah. Kemudian sisa-sisa makanan beserta partikel-partikel tadi dikeluarkan melalui
anus dan diletakkan di atas permukaan tanah di dekat lubang dari liang tempat cacing itu
berada. Sisa-sisa ini berbentuk kelompok-kelompokan kecil dari partikel-partikel tanah.11
I. Klasifikasi Annelida
Dalam filum annelida terdapat 7 kelas, yaitu Archiannelida, Polychaeta, Myzostoma,
Oligochaeta, Hirudinea, Echiurida, dan Gephyrea.
1. Kelas Polychaeta
Cacing-cacing poliketa berbentuk memanjang, dapat lebih dari 30 cm, silindris (Agak
pipih dorsoventral) dan bersegmen. Hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah
pasang surut, dan aktif di waktu malam. Kepala jelas, dengan faring yang dapat ditonjolkan ke
luar. Faring itu berahang di kelilingi dengan peristomium dan beratap yang disebut dengan
prostomium. Prostomium dilengkapi dengan 4 buah mata sederhana disebelah dorsal, 2 tentakel
pendek dan 2 palpus. Peristomium dilengkapi dengan 4 tentakel panjang. Tiap segmen (kecuali
yang terakhir) mempunyai alat tambahan lateral yang disebut parapedia. Tiap parapedia
mempunyai setae banyak yang mungkin berguna untuk menggali pasir atau celah-celah batuan.
12
Contoh :Nersis sp. Cacing ini terkenal sebagai cacing pendiam (clam worm) sistem digesti mulai
dari faring ke esofagus, dan terus ke usus (ventrikulo-intestinum). Ke dalam esofagus itu
bermuara dua kantong kelenjar. Usus berkonstriksi secara teratur.
2. Kelas Oligochaeta
11
Ibid. h. 289-290.
12
Mukayat Djarubito Brotowidjoyo. Zoologi Dasar. (Jakarta: Erlangga, 1990). h. 100
Sebagian besar oligoketa hidup dalam air tawar atau di darat. Oligoketa tidak
berparapodia dan mempunyai beberapa sebuah setae. Kepala tidak jelas. Bersifat hermafrodit.
Berbeda dengan kelas-kelas yang lain dari filum annelida, cacing oligoketa tidak membentuk
larva trokofor. Beberapa oligoketa antara lain. Aelosoma sp, Chaetogaster sp, panjangnya
kurang dari 1 mm. Tetapi cacing-cacing tanah raksasa seperti Rhinodrilus fafneri dari Ekuador
dan Megascolides australis dari australia dapat tumbuh sampai kira-kira 2 meter dengan
penampang melintang kira-kira 2-3 sm. Kebanyakan cacing tanah hanya mencapai 10-25 cm.
Contoh :Lumbricus terrestris (cacing tanah). Cacing tanah mempunyai bentuk tubuh memanjang,
gilig, dengan segmentasai nampak jelas dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula. Mulut
berbentuk celah pada ujung anterior, dibawah penjuluran dorsal yang disebut protomium. Anus
pada ujung posterior. Pada cacing yang telah dewasa seksual, mulai dari segmen ke 32 dari
anterior dan memanjang ke posterior sampai 6 atau 7 segmen.
13
Ibid. h. 106.
Gambar Kelas Hirudinea
J. Peranan Annelida
a. Menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan tanah dan membantu
aerasi tanah misal cacing palolo
b. Sebagai makanan, misal cacing palolo dan cacing wawo
c. Menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah,
misal lintah
d. Sebagai pakan udang misal Nereis sp.
Cacing Nereis Sp. merupakan hewan invertebrata anggota Familia Nereidae,
Classis Polychaeta yang hidup di ekosistem estuarin, sebagai benthik. Nereis Sp.
dapat dimanfaatkan untuk pakan udang karena mengandung asam amino dan
asam lemak tak jenuh yang tinggi, untuk menyempurnakan mutu sel gamet pada
induk udang dan meningkatkan mutu larva.14
e. Sebagai bioindikator pencemaran air
Kualitas perairan berpengaruh langsung terhadap organisme yang hidup di
dalamnya yang salah satu adalah phylum Annelida. Annelida hidup relatif
menetap di suatu substrat sehingga keberadaan ataupun ketidakberadaannya dapat
memberikan gambaran kondisi perairan tempat hidupnya. Kelompok hewan ini
berperan penting dalam rantai makanan, karena Annelida salah satu mata rantai
14
Eko Setio Wibowo, dkk. “Aspek Biologi dan Lingkungan Polychaeta Nereis sp. di Kawasan Pertambakan
Desa Jeruklegi Kabupaten Cilacap: Potensinya Sebagai Pakan Alami Udang”. Pancasakti Science Education
Journal. Vol. 3 No. 1, 2018.
dalam proses penguraian bahan organik dan sumber makanan bagi organisme
lain. Makrozoobenthos merupakan organisme aquatik yang hidup di dasar
perairan dengan pergerakan yang pergerakan relatif lambat yang kehidupanya
sangat dipengaruhi oleh substrat dasar dan kualitas perairan, karena itu
makrozoobenthos dapat dijadikan indikator biologis. Keberadaan Annelida yang
termasuk hewan makrozoobenthos di dalam perairan sangat ditentukan oleh
interaksinya terhadap faktor fisik, kimiawi, dan biologis. Perubahan kondisi
perairan dapat menimbulkan gangguan terhadap mikroorganisme di dalamnya.
Annelida yang merupakan salah satu jenis hewan makrozoobenthos mempunyai
batas toleransi tertentu terhadap faktor-faktor tersebut sehingga struktur
komunitas (indeks dominansi dan komposisi jenis) Annelida akan berbeda pada
kondisi lingkungan yang berbeda.15
f. Sebagai gambaran kondisi perairan, pengurai bahan organik dan makanan
organisme lain.
Kualitas perairan berpengaruh langsung terhadap organisme yang hidup di
dalamnya, salah satunya yaitu filum Annelida. Annelida hidup relatif menetap
pada suatu subtrat sehingga hewan Annelida dapat memberikan suatu gambaran
kondisi pada ekosistem perairan yang ditempati. Hewan Annelida mempunyai
peranan penting sebagai proses penguraian bahan organik dan sumber makanan
bagi organisme yang hidup pada ekosistem perairan tersebut. Hewan Annelida
berperan penting pada lingkungan khususnya ekosistem air tawar mengalir (lotik)
sebagai pengurai (dekomposer) serta menjadi makanan untuk organisme yang
hidup di dalamnya.16
Artinya: “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan
itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian
(yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”
Keterkaitan ayat ini dengan pembahasan Annelida ialah salah satu hewan ciptaan Allah
yang berjalan menggunakan perut. Ada juga beberapa hewan lain yang berjalan meenggunakan
perut contohnya seperti ikan, ular,dan salah satunya cacing. Ayat ini menjelaskan bahwa
beraneka macam cara berjalan hewan. Pada umumnya tentulah makhluk hidup berjalan
menggunakan kaki dan sangat aneh rasanya jika makhluk hidup berjalan tanpa kaki. Sehingga
bila di analisis ayat ini menjadi tanda tanda kebesaran Allah dalam menciptakan sesuatu Yang
allah kehendaki .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Annelida adalah salah satu jenis cacing yang bersegmen. Annelida merupakan hewan
simetris bilateral ceolomata, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf
yang tersusun seperti tangga tali. Annelida memiliki system digesti, saraf, ekskresi dan
reproduksi yang bersifat metamerik. Ciri-ciri yang dapat dilihat dan diamati pada bagian luar
tubuh dari hewan yang termasuk dalam filum annelida, diantaranya: Memiliki tubuh yang
bersegmen, Tubuh berbentuk tubular memanjang atau gilig, Memiliki tubuh yang simetri
bilateral, Memiliki septa yang memisahkan setiap ruas segmen, Tubuhnya licin, Mengandung
rambut-rambut kaku (setae), Memiliki alat untuk berenang (parapodia). Ciri Anatomi Ciri-ciri
bagian dalam tubuh hewan yang termasuk dalam filum annelid, yaitu: Memiliki tiga lapisan
tubuh (tripoblastik) yakni, eksoderm, meksoderm dan endoderm.Berkutikula sehingga licin
tubuhnya, Memiliki alat ekskresi berupa sepasang nefridia, Hemafrodit, Sebagian besar Annelida
hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya)
dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di
dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat
lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
Filum Annelida dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan segmentasi tubuh, yaitu:
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob,
O₂ & CO₂ berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada
juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi
lembab. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan
nefrotor. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Sistem pencernaan annelida sudah
lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Annelida sudah
mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler.
Siklus hidup Annelida adalah telur-larva (trokofor)-dewasa dalam habitatdewasa. Peranan
Annelida bagi Kehidupan manusia, sebagai berikut diantaranya: Untuk dikonsumsi, Untuk
pengobatan sedot lintah, Sebagai decomposer dalam ekosistem, dll.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
berharap pembaca lebih bijak dalam menanggapi setiap isinya. Semoga dengan mempelajari
makalah phylum Annelida ini, dapat menambah pengetahuan pembaca terkait zoologi
invertebrata dan dapat mengambil pelajaran untuk kehidupan sehari-hari agar dapat
mempertimbangkan setiap tindakan nantinya. Dan kami sebagai penulis makalah ini juga
memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki kekurangan-kerungan yang
terdapat di dalam makalah ini. Sehingga dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi kedepanya.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Nizar dan Nofisulastri. 2018. “Identifikasi Jenis Annelida Pada Habitat Sungai Jangkok Kota
Mataram”. Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi. Vol. 6, No. 2. 107-113.
Brototwidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoology Dasar . Yogyakarta:Erlangga.
Dharmawibawa, Iwan Doddy. 2019. ”Struktur Komunitas Annelida Sbagai Bioindikator
Pencemaran Sungai Ancar Kota Mataram”. Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi. Vol. 7, No.
1. 53-69.
Kastawi, H. Y., dkk. 2003. Zoologi Invertebrata. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Radiopoetro. 1991. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Sitompul, Aida Fitriani, dkk. 2018. Taksonomi Hewan Invertebrata. Medan: UNIMED PRESS.
Wibowo, Eko Setio, dkk. 2018. “Aspek Biologi dan Lingkungan Polychaeta Nereis sp. di Kawasan
Pertambakan Desa Jeruklegi Kabupaten Cilacap: Potensinya Sebagai Pakan Alami Udang”.
Pancasakti Science Education Journal. Vol. 3 No. 1.
Yanuhar, Uun. 2018. Avertebrata. Malang: UB Press.