Anda di halaman 1dari 3

Ulva

Selada laut, itulah julukan untuk Ulva. Dijuluki demikian karena bentuk talus Ulva memang mirip
daun selada. Ulva merupakan ganggang hijau yang berbentuk lembaran tipis seperti daun.
Umumnya Ulva hidup di laut yang dangkal dan melekat pada substrat dengan perantaraan
pelekap (holdfast). Dalam siklus hidupnya, Ulva mengalami reproduksi seksual yang khas yang
disebut pergiliran keturunan antara fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid)
(Gambar di bawah).

Ulva memiliki dua macam talus, yaitu talus haploid (gametofit) dan talus diploid (sporofit).
Keduanya memiliki bentuk yang sama (isomorfisme). Pada fase sporofit, Ulva (sporofit) akan
bereproduksi aseksual dengan cara membelah meiosis untuk menghasilkan spora kembara
(zoospora) berflagela empat. Zoospora tersebut kemudian tumbuh menjadi individu baru yang
merupakan gametofit. Selanjutnya, individu gametofit tersebut akan bereproduksi seksual
dengan cara membentuk gametangia. Gametangia akan menghasilkan gamet jantan dan
gamet betina yang akan bersatu untuk membentuk zigot (diploid). Zigot itu kemudian tumbuh
menjadi Ulva (sporofit) baru.

Contoh lain ganggang hijau adalah Hydrodiction, Oedogonium, Ulothrix, Pediastrum,


danScenesdesmus. Hydrodiction disebut juga jaring air karena talusnya berbentuk filamen yang
bercabang-cabang membentuk jaring. Ulothrix dan Zygnema merupakan ganggang hijau
berbentuk filamen yang tidak bercabang. Pediastrum membentuk koloni seperti renda
danScenesdesmus terdiri atas empat sel berderet serta berflagela.

Reproduksi pada Ganggang Coklat dilakukan secara aseksual dan seksual serta mengalami
pergiliran keturunan. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk zoospora,
misalnya pada Ectocarpus, sedangkan reproduksi seksual dengan cara membentuk gamet
jantan dan gamet betina.

Gambar.
Daur hidup Laminaria
Contoh reproduksi seksual Ganggang Coklat dapat kita lihat pada reproduksi Laminaria. Mula-
mula sel di permukaan talus Laminaria (sporofit) berkembang menjadi sporangium yang
menghasilkan zoospora haploid (n) melalui pembelahan meiosis. Kemudian, sebagian zoospora
berkembang menjadi gametofit jantan dan sebagian lagi menjadi gametofit betina. Gametofit
jantan akan menghasilkan sperma haploid dan gametofit betina akan menghasilkan ovum
haploid. Selanjutnya, zigot tersebut tumbuh dan berkembang menjadi sporofit dewasa yang
diploid (2n).

Anda mungkin juga menyukai