Anda di halaman 1dari 10

SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

A. PERGILIRAN GENERASI
Siklus hidup semua tumbuhan darat bergantian antara dua generasi
organisme multisel yang berbeda: gametophytes dan sporofit. Seperti
ditunjukkan dalam diagram di bawah ini (menggunakan pakis sebagai contoh),
setiap generasi menimbulkan lainnya, sebuah proses yang disebut pergantian
generasi.
Gametofit haploid multiseluler ("gamet-memproduksi tumbuhan") adalah
nama untuk produksi dengan mitosis dari haploid gamet-telur dan sperma-yang
sekering selama pembuahan, membentuk zigot diploid. Pembelahan mitosis
zigot menghasilkan sporophyte diploid multiseluler ("spora-memproduksi
tumbuhan"). Meiosis dalam sporophyte yang matang menghasilkan spora
haploid, sel-sel reproduksi yang dapat berkembang menjadi organisme haploid
baru tanpa sekering dengan sel lain. Pembelahan mitosis dari sel spora
menghasilkan gametofit multiseluler baru, dan siklus dimulai lagi.

Gambar 01. Silih bergantinya generasi: lima langkah umum

B. LUMUT
Tumbuhan lumut meliputi tiga divisi yaitu Hepatophyta, Bryophyta, dan
Anthocerophyta. Umumnya berukuran kecil antara 1 – 10 cm atau lebih.
Semua lumut tidak menghasilkan bunga atau biji, sebagai gantinya lumut
menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya.
Dalam hidupnya lumut mengalami pergiliran keturunan antara generasi
gametofit dan generasi sporofit. Generasi gametofit (bersifat haploid) lebih
menonjol dibandingkan generasi sporofit. Lumut yang sehari-hari kamu lihat
adalah generasi gametofitnya.
Pada fase ini lumut membentuk struktur batang dan daun, melakukan
fotosintesis, membentuk organ reproduksi/gametangia (anteridium dan
arkegonium), gamet, dan spora. Jika kedua gametangia terdapat dalam satu
individu disebut berumah satu (monoisous atau autoisous) dan jika terpisah
pada
dua individu disebut berumah dua (dioisous) sehingga terdapat lumut jantan
dan betina. Generasi sporofit memperoleh makanan dari generasi gametofit,
sehingga hidupnya tergantung pada generasi gametofit.
Siklus hidup lumut dimulai ketika spora berkecambah menghasilkan
protonema. Protonema kemudian tumbuh dan berdiferensiasi membentuk
rizoid, batang, dan mikrofil. Dari ujung batang berkembang organ reproduksi.
Organ reproduksi betina disebut arkegonia yang dilindungi oleh modifikasi
daun yang disebut perisaeta. Organ reproduksi jantan disebut anteridium yang
ditutupi oleh modifikasi daun yang disebut perigonium. Arkegonium
menghasilkan sel telur atau ovum dan anteridium menghasilkan sperma yang
berflagela dua. Sperma kemudian berenang untuk membuahi sel telur.
Pembuahan ini hanya dapat berlangsung bila lingkungannya basah atau berair.
Gerakan sperma ke arah sel telur berupakan gerak kemotaksis, karena adanya
rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur. Hasil
pembuahan membentuk zigot yang kemudian tumbuh memjadi sporofit yang
bersifat haploid. Ketika sporofit masak (menjadi dewasa, yaitu berumur antara
¼ – ½ tahun) akan membentuk tangkai panjang (disebut seta) yang ujungnya
berupa kapsul yang disebut sporogonium. Di dalam kapsul, setiap sel induk
spora membelah menghasilkan empat spora yang berkumpul membentuk
tetrad. Ketika spora telah masak, kapsul pelindungnya pecah dan spora
dibebaskan. Spora kemudian dilepaskan yang dapat berkecambah dan memulai
siklus hidup lumut lagi.

Gambar 02. Sporofit dan sporangia dari Sphagnum (jenis lumut daun)
Sporophyte memiliki organ multiseluler disebut sporangia (tunggal,
sporangium) yang menghasilkan spora. Dalam sporangium, sel diploid disebut
sporocytes, atau sel-sel ibu spora, menjalani meiosis dan menghasilkan spora
haploid. Jaringan luar sporangium yang melindungi spora berkembang sampai
mereka dilepaskan ke udara.

Gambar 03. Archegonia dan antheridia dari Marchantia (jenis lumut hati)
Salah satu fitur yang membedakan tanaman darat awal dari nenek moyang
mereka adalah alga produksi gamet dalam organ multisel disebut gametangia.
Gametangia betina disebut archegonia (tunggal, archegonium). Setiap
archegonium adalah organ berbentuk seperti buah pir, yang menghasilkan telur
tunggal nonmotile (tidak bergerak) dipertahankan dalam bagian bulat dari
organ (bagian atas untuk spesies yang ditunjukkan di sini) . Suatu gametangia
laki-laki, yang disebut antheridia (tunggal, antheridium), menghasilkan sperma
dan melepaskan mereka ke lingkungan. Di banyak kelompok tanaman masa
kini, sperma memiliki flagella dan berenang ke telur melalui tetesan air atau
lapisan air. Setiap telur dibuahi dalam sebuah archegonium, di mana zigot
berkembang menjadi embrio.

Gambar 04. Skema daur hidup lumut.


Gambar 05. Daur hidup lumut.
Keterangan gambar:
1. Spora akan berkecambah melalui pembelahan mitosis, membentuk
protonema kecil, berwarna hijau seperti benang yang menyerupai alga hijau
2. Protonema haploid itu terus tumbuh dan berdiferensiasi (buds= gametofit
yang berkembang), dan akhirya membentuk gametofit yang dewasa secara
seksual.
3. Sperma berenang melalui lapisan tipis yang lembab sampai ke arkegonium
dan membuahi telur
4. Zigot (diploid) akan membelah secara mitosis dan berkembang menjadi
sporofit embrionik di dalam arkegonium
5. Sporofit menumbuhkan batang panjang (seta) yang muncul dari
arkegonium, akan tetapi dasar sporofit itu tetap menempel pada gametofit
betina
6. Menancap dengan kakinya, nutrisis sporofit tetap bergantung pada
gametofit
7. Pada ujung batang terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat pembelahan
meiosis terjadi dan spora haploid berkembang. Ketika penutup sporangium
membuka, spora akan menyebar.

Gambar 06. Lumut tanduk (Filum Anthocerophyta)


Gambar 07. Lumut daun (filum Bryophyta)

C. PAKU
Tumbuhan paku-pakuan (atau disingkat tumbuhan paku, dikenal pula
sebagai pakis) telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak
menghasilkan biji untuk reproduksinya. Sebagai gantinya tumbuhan paku
menghasilkan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya sehingga tumbuhan
paku sering disebut kormofita berspora.
Daur hidup tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan yang terdiri
dari dua fase utama yaitu gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang terlihat
sehari-hari merupakan fase sporofit yang menghasilkan spora. Bentuk generasi
fase gametofit dinamakan protalium, yaitu tumbuhan kecil berupa lembaran
berwarna hijau, mirip lumut hati, akar berupa rizoid, tidak berbatang, dan tidak
berdaun. Protalium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab.
Protalium menghasilkan anteridium yaitu organ penghasil sperma atau sel
kelamin jantan dan arkegonium yaitu organ penghasil ovum atau sel telur.
Agar terjadi pembuahan, lingkungan harus berair sebagai media sperma
berpindah menuju ovum. Ovum yang dibuahi berkembang menjadi zigot,
kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku baru. Berdasarkan spora yang
dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu sebagai berikut.
1. Paku homospor atau isospor, menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya
paku kawat (Lycopodium clavatum).
2. Paku heterospor, menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukurannya.
Spora yang kecil disebut mikrospora yang berjenis jantan, dan spora yang
besar disebut makrospora yang berjenis betina. Hasil fertilisasi ovum oleh
sperma menghasilkan zigot yang dapat tumbuh menghasilkan tumbuhan
paku. Misalnya paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi
(Marsilea crenata).
3. Paku peralihan, menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama
(isospora) tetapi sebagian jantan dan sebagian betina (heterospora),
misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile).

Gambar 06. Skema daur hidup paku.


Gambar 08. Daur hidup paku (pakis).
Keterangan gambar:
1. Sebagian besar pakis adalah homospora, yang berarti menghasilkan
satu jenis spora saja. Setelah spora pakis menempati suatu tempat yang
baik, spora tersebut akan berkembang menjadi gametofit kecil yang
mencukupi dirinya sendiri dengan fotosintesis.
2. Masing-masing gametofit membangun organ yang memproduksi
sperma (disebut anteridia) dan organ yang memproduksi sel telur
(disebut arkegonia), umumnya keduanya matang pada waktu yang
berlainan.
3. Sperma pakis menggunakan flagela untuk berenang melalui cairan dari
anteredium sampai ke sel telur. Zat pemikat (attractant) yang
disekresikan oleh arkegonia membantu mengarahkan sperma.
4. Zigot berkembang menjadi sporofit baru, dan tumbuhan muda itu
tumbuh keluar dari arkegonium induknya, yaitu gametofit.
5. Bintik-bintik pada permukaan bawah daun reproduktif (sporofil)
disebut sori (tunggal, sorus). Setiap sorus adalah kumpulan sporangia.
Sporangia melepaskan spora, yang akan menjadi gametofit.

Anda mungkin juga menyukai