Anda di halaman 1dari 6

NAMA KELOMPOK : 1.

HIDAYATULLAH
2. ANNISA
3. MIRNAWATI
KELAS : REGULER B
MATA KULIAH : IPA SEKOLAH III
TUGAS
Membedakan cara perkembangbiakan secara aseksual dan seksual kelompok tumbuhan
Briophyta, Pteridophyta, Gymnospermae dan Angyospermae dengan membuat uraian setap
tahapan disertai gambar siklus hidup setiap kelompok tumbuhan. Lengkapi dengan glossary.
Jawaban :
1. Bryophyta
Bryophyta atau lumut dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual dapat terjadi melalui peleburan sel gamet jantan dan betina. Sedangkan
reproduksi aseksual melalui fragmentasi dan pembentukan gemma. Sepanjang hidupnya
tumbuhan lumut mengalami metagenesis (pergiliran keturunan). Pergiliran keturunan
terjadi antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Generasi gametofit merupakan
generasi yang menghasilkan gamet. Generasi sporofit merupakan generasi yang
menghasilkan spora. Pada tumbuhan lumut fase gameteofit lebih dominan dibandingkan
fase sporofit. Pada tahapan gametofit, organ reproduksi seksual tumbuh pada bagain
pucuk batang. Tumbuhan lumut memiliki organ penghasil sel kelamin jantan
(anteridium) dan organ penghasil sel kelamin betina (arkegonium). Pada saat ovum siap
dibuahi, maka arkegonium terbuka. Sel sperma menuju arkegonium dengan bantuan air
sehingga terjadilah fertilisasi. Hasil fertilisasi tersebut akan tumbuh menjadi zigot
kemudian tumbuh menjadi sporofit yang nantinya akan menghasilkan spora. Tahapan
menghasilkan spora inilah dimulai fase sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai
akan tumbuh menjadi protonema. Selanjutnya protonema akan tumbuh menjadi
tumbuhan lumut baru.
Uraian tahap siklus tumbuhan lumut diawali dengan berkecambahnya spora yang
jatuh pada daerah yang tepat. Daerah yang tepat untuk tumbuhan lumut adalah daerah
yang lembab, terdapat nutrisi, dan mendapat pancaran sinar matahari. Spora kemudian
tumbuh menjadi tumbuhan lumut muda (protonema). Kemudian tumubuh menjadi
tumbuhan lumut dewasa (gametofit). Tumbuhan lumut dewasa mempunyai alat kelamin
jantan berasal dari anteredium dan mampu menghasilkan spermatozoid. Selain itu,
tumbuhan lumut juga memiliki alat kelamin betina berasal dari arkegonium sehingga
mempu membentuk ovum (sel telur). Peleburan spermatozoid dan ovum dapat
membentuk zigot, bakal tumbuhan lumut baru. Selanjutnya, zigot akan tumbuh
membentuk badan penghasil spora yang biasa disebut dengan sporogonium. Spora-spora
yang terbentuk dilindungi oleh suatu tempat yang dinamakan kotak spora yang dikenal
dengan sporangium. Dinding sporangium akan mengering dan akhirnya pecah ketika
spora yang berada di dalamnya telah masak. Kemudian spora-spora yang telah masak
tersebut akan terhamburkan ke lingkungan. Jika spora-spora tersebut jatuh di tempat
yang lembab, mengandung nutrisi, dan terpapar cahaya maka spora akan tumbuh
menjadi protonema (lumut muda). Kemudian, protonema akan tumbuh menjadi
tumbuhan lumut baru, kemudian tumbuh dan berkembang hingga setelah dewasa siap
bereproduksi dan mengikuti alur daur hidup lumut yang sama. Begitulah satu rangkaian
daur hidup lumut yang selanjutnya akan masuk pada daur hidup yang baru.
Ringkasnya uraian siklus tumbuhan lumut yaitu :
Spora → Protonema → Tumbuhan Lumut → Anteridium (Menghasilkan
Sperma)/Arkegonium (Menghasilkan Ovum) → Zigot → Sporogonium → Sporangium
- Spora.

2. Pteridophyta
Reproduksi tumbuhan paku dilakukan secara vegetatif (aseksual), yakni dengan
menghasilkan tunas, dan generatif (seksual), yakni melalui pembentukan sel kelamin
jantan dan betina oleh alat-alat kelamin. Tumbuhan paku mengalami metagenesis
(pergiliran keturunan). Spora tumbuhan paku yang jatuh ke tanah akan tumbuh menjadi
protalium yang merupakan generasi penghasil gamet dan akan segera membentuk
anteredium sebagai penghasil spermatozoid dan arkegonium yang menghasilkan ovum.
Saat spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid dan akan segera
berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah kelompok
tumbuhan yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki akar, batang, dan
daun sejati.
Secara singkat alur daur hidup tumbuhan paku meliputi spora masak keluar dari
sporofit
– protalium – protalium membentuk arkegonium dan anteridium – sperma membuahi
ovum dengan media air – terbentuk zigot – sporofit ( paku dewasa) – sporofit
menghasilkan spora. Daur hidup tumbuhan paku homospora secara lebih jelas dapat
dilihat pada gambar di bawah.
Daur Hidup Tumbuhan Paku Heterospora

Paku heterospora mampu menghasilkan dua macam spora yang memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda. Kedua spora yang dihasilkan pada tumbuhan paku heterospora
disebut mikrospora dan makrospora. Mikrospora adalah spora dengan ukuran kecil yang
menjadi protalium jantan dan dapat menghasilkan sel sperma melalui pembentukan
anteridium. Sedangkan makrospora adalah spora yang memiliki ukuran lebih besar yang
akan menjadi protalium betina dan akan menghasilkan ovum. Alur daur hidup tumbuhan
paku heterospora dapat dilihat pada bagan di bawah.

Daur Hidup Tumbuhan Paku Peralihan

Tumbuhan paku peralihan menghasilkan dua macam spora yang sama bentuk dan
ukurannya tetapi memiliki jenis kelamin yang berbeda. Contoh tumbuhan paku peralihan
adalah paku ekor kuda (Equisetum debile). Alur daur hidup tumbuhan paku peralihan
dapat dilihat pada bagan di bawah.
3. Gymnospermae
Contoh reproduksi seksual yaitu penyerbukan pada tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) adalah menempelnya serbuk sari ke ilang bakal biji (mikrofil), dan
terjadi pembuahan tunggal. Alat reproduksi berupa strobilus jantan dan strobilus betina.
Proses penyerbukan gymnospermae berjalan alami, dan umumnya dibantu oleh angin.
Contoh dari tumbuhan gymnospermae, yaitu melinjo, pinus, damar, pakis haji, dan cycas.
Contoh reproduksi aseksual adalah pembentukan tunas yaitu berupa tonjolan kecil yang
akan berkembang dan membentuk sama seperti induknya dengan ukuran kecil.
Kemudian tunas ini dapat di lepas dan apabila di tanam, tumbuh sebagai individu baru.
Contoh : Sel Ragi dan Hydra (sejenis coelenterata).
Gymnospermae berkembang biak dengan perubahan generasi, yang berarti siklus
reproduksinya memiliki fase haploid dan diploid. Benih terbuka ke udara dan langsung
dibuahi dengan penyerbukan. Dalam siklus hidup gymnospermae, tanaman bergantian
antara fase seksual dan fase aseksual. Produksi gamet terjadi pada fase seksual atau
siklus generasi gametofit. Spora diproduksi dalam fase aseksual atau generasi sporofit.
Dalam gymnospermae, sporofit tumbuhan dikenali sebagai bagian terbesar dari
tumbuhan itu sendiri, termasuk akar, daun, batang, dan kerucut. Sel - sel sporofit
tumbuhan bersifat diploid dan mengandung dua set kromosom lengkap . Sporofit
bertanggung jawab untuk produksi spora haploid melalui proses meiosis . Gametofit
tumbuhan menghasilkan gamet jantan dan betina yang bersatu pada penyerbukan untuk
membentuk zigot diploid baru. Zigot matang menjadi sporofit diploid baru, sehingga
menyelesaikan siklusnya. Gymnospermae menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya
dalam fase sporofit, dan generasi gametofit sepenuhnya bergantung pada generasi
sporofit untuk bertahan hidup.

4. Angiospermae
Reroduksi seksual yaitu angiospermae adalah bentuk yang dominan di darat, mereka
berkembang biak dengan cara seksual dan aseksual. Tanaman ini berkembang biak
dengan organ reproduksi yang disebut bunga. Struktur jantan dikenal sebagai benang sari
dan struktur betina dikenal sebagai karpel. Anter dari benang sari menghasilkan serbuk
sari biji-bijian yang mengandung gametofit jantan. Karpel ini memiliki stigma, tabung
sari dan bakal biji yang terletak pada ovarium. Penyerbukan adalah proses transfer gamet
jantan dengan ovula betina, untuk penyerbukan terjadi serbuk sari menempel ke stigma
dari karpel tersebut. Serbuk sari bermigrasi ke ovula untuk membuahi sel telur dan inti
endosperma dalam gametofit betina, proses ini dikenal sebagai fertilisasi ganda. Hasilnya
adalah zigot yang berkembang menjadi embrio. Endosperma dan jaringan betina
menimbulkan jaringan disekitar benih yang berkembang. Ovarium dari gametofit betina
berkembang menjadi buah. Penyerbukan dapat penyerbukan sendiri maupun
penyerbukan silang.
Dalam siklus hidupnya, tumbuhan Angiospermae akan dimulai ketika inti sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina bersatu untuk membentuk zigot, yang kemudian akan
tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan Angiospermae dewasa. Tumbuhan
Angiospermae akan melalui dua tahapan generasi, yaitu generasi gametofit dan generasi
sporofit. Pergiliran generasi ini disebut sebagai metagenesis.

Seperti inilah siklus yang akan dialami oleh Angiospermae semasa hidupnya:
1. Fase Gametofit
Fase ini akan dimulai ketika serbuk sari menempel pada kepala putik dan membentuk
buluh serbuk sari. Di Dalam buluh serbuk sari terdapat 3 inti sel, yaitu inti vegetatif, inti
generatif I dan inti generatif II yang masing-masing bersifat haploid. Sementara pada
bagian pangkal putik terdapat ovarium atau bakal buah. Di dalam bakal buah, terdapat
bakal biji yang mengandung 1 sel telur, 2 sel sinergid, 2 inti kandung lembaga sekunder,
dan 3 sel antipoda. Inti generatif I yang haploid akan berfusi dengan inti sel telur,
sehingga membentuk zigot diploid. Sementara inti generatif II akan berfusi dengan inti
kandung lembaga sekunder untuk membentuk endosperm yang triploid. Hasil dari proses
fertilisasi tersebut akan tumbuh dan membentuk buah yang memiliki biji.
2. Fase Sporofit
Bila biji jatuh di tempat yang mendukung, mereka kemudian tumbuh menjadi tumbuhan
baru, yang akan memiliki akar, batang, daun, dan pada suatu saat terbentuk bunga.
Tumbuhan Angiospermae dewasa bersifat diploid dan dikenal dengan generasi sporofit
(penghasil spora).
GLOSSARY

Angiospermae : tumbuhan vaskular yang memiliki bunga dan buah dengan biji tertutup
dimana bijinya dibungkus oleh ovarium.

Briophyta : sebuah divisi tumbuhan yang hidup didarat, umumnya berwarna hijau dan
berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut
yang terbesar adalah kurang dari 50 cm. Lumut hidup di batu, kayu
gelondongan, pepohonan, dan ditanah.
Diploid : sebutan untuk sel atau individu yang memiliki sel dengan dua set genom.
Epifit : kelompok tumbuhan yang tumbuh dan hidup dengan cara menempel pada tumbuhan
lain misalnya pohon untuk memperoleh kebutuhan hidupnya berupa air, sinar
matahari, dan menyerap unsur-unsur hara dari kulit batang pohon penumpu yang
membusuk.
Gametofit : fase untuk menghasilkan gamet atau sel kelamin. Sel ini yang akan
melangsungkan reproduksi seksual.
Gymnospermae : tumbuhan vascular dengan biji yang terlanjang atau terbuka juga tidak
memiliki buang dan buah.
Heterospora : tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora dengan ukuran yang
berbeda.

Karpelum : alat penyusun kelamin betina (putik) pada bunga yang dimiliki tumbuhan
angiospermae.
Kormus : vegetasi yang telah dapat dibedakan bagian-bagian fungsionalnya.
Kormofita : tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun karena
memiliki akar, batang dan daun sejati disebut juga tumbuhan berkormus.
Metagenesis : daur hidup yang dialami oleh organisme, baik tumbuhan maupun hewan yang
untuk setiap fase/tahapnya melibatkan individu dengan kandungan genetik
berbeda.
Protonema : bagian lumut yang dihasilkan oleh perkecambahan spora pada lumut.

Pteridophyta : kelompok tumbuhan yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah
memiliki akar, batang, dan daun sejati.

Reproduksi : proses perkembangbiakan atau pembentukan individu baru pada suatu


tumbuhan dalam rangka menjaga kelangsungan keturunan spesiesnya.

Rizoid : struktur menyerupai rambut atau benang-benang yang berfungsi untuk melekatkan
tubuh pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral. Batang
dan daun tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem dan xylem.

Anda mungkin juga menyukai