KELOMPOK 4
A. AuliaRosanti 1820600009
B. Selviana 1820600014
C. AsnaMaulina.N 1820600019
D. Febiyanti Ek. L 1820600023
KOPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
3.2 Memahami reproduksi tumbuhan dan
hewan,Kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan
● REPRODUKSI TUMBUHAN
Reproduksi tumbuhan adalah proses perkembang biakan atau
pembentukan individu baru pada tanaman. Dalam menghasilkan
keturunan tersebut, tumbuhan bisa menempuh cara seksual dan aseksual.
Jenis ReproduksiTumbuhan
1. Reproduksi Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi vegetatif adalah cara perkembang biakan yang dilakukan oleh
tumbuh-tumbuhan tanpa adanya peleburan antar adua sel gamet jantan
dan betina. Namun, organisme baru ini berasal dari bagian tubuh induknya
secara langsung.
Reproduksi vegetatif terbagi menjadi dua jenis, antara lain:
a. Vegetatif Alami
Reproduksi tumbuhan secara vegetatif bisa dikatakan sebagai sistem reproduksi yang tidak
melalui proses kawin. Dengan demikian, tumbuhan berkembangbiak menggunakan bagian
lain dari tubuhnya.
b. Vegetatif Buatan
Sementara itu, reproduksi vegetatif buatan adalah proses perkembangbiakan yang terjadi
pada tumbuhan akibat adanya campur tangan manusia.
Ada beberapa metode reproduksi vegetative buatan yang paling umum dilakukan, antara lain:
Proses terbentuknya individu baru tumbuhan diawali dengan peleburan dua gamet. Proses
peleburan tersebut bakal membentuk zigot yang disebut fertilisasi atau pembuahan. Pada
tumbuhan berbiji, gamet jantan atau sel sperma dihasilkan oleh alat reproduksi yang dikenal
dengan nama benang sari. Sementara gamet betina atau ovum dihasilkan oleh alat reproduksi
tumbuhan yang disebut dengan putik.
Tumbuhan yang melakukan proses reproduksi secara generatif memiliki alat reproduksi
berupa kepala sari yang di dalamnya terdapat serbuk sari.
Faktor Terjadinya Proses Reproduksi Generatif
Khusus untuk perkembangbiakan generatif pada tumbuhan, ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap reproduksi seksual ini, yaitu:
Malakogami atau penyerbukan yang terjadi karena adanya aktivitas dan bantuan dari siput.
Hydra
Selain berkembang biak secara aseksual (bertunas) hydra juga dapat berkembang biak
secara seksual. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan testis
dan ovarium , yang terdapat pada satu tubuh (hermafrodit). Alat tersebut masing-
masing menghasilkan spermatozoid daun ovum. Hasil pembuahannya adalah zigot
yang selanjutnya akan berkembang menjadi hewan baru.
Cacing pita
Tubuh cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Pada setiap
proglotid terdapat ovarium yang menghasilkan ovum dan testis yang menghasilkan sel
sperma. Bila sel telur dan sel sperma sudah masak , maka terjadilah pembuahan di
dalam proglotid yang menghasilkan zigot.
Cacing tanah
Dalam tubuh cacing tanah terdapat beberapa segmen yang kulitnya menebal disebut
klitelum. Dalam segmen tersebut terdapat testis yang membentuk spermatozoid, dan
ovarium yang membentuk ovum. Walaupun ovum dan spermatozoid terdapat dalam
satu tubuh, cacing tanah tidak pernah mengadakan pembuahan sendiri, tetapi
melakukan perkawinan dengan mempertukarkan spermatozoid (perkawinan silang).
Serangga
Pada beberapa jenis serangga, misalnya lebah madu (Apis indica), terdapat koloni yang
terdiri atas ratu yang fertil, pejantan fertil dan mati setelah kawin, dan pekerja yang
mandul (steril). Pada waktu kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung sperma
di induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma selama ratu hidup. Bila telur
yang telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut akan berkembang menjadi calon
ratu, calon pekerja atau prajurit, sedangkan yang tidak dibuahi (partenogenesis) akan
berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja dan prajurit menjadi mandul (steril)
karena pengaruh lingkungan, yaitu kurang makan.
B. Reproduksi pada Vertebrata
Vertebrata hanya dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu melalui peleburan
antara ovum dan spermatozoid. Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi di luar tubuh
maupun di dalam tubuh. Bila terjadi di luar tubuh disebut fertilisasi eksterna, misalnya pada
ikan dan katak. Bila pembuahannya terjadi di dalam tubuh disebut fertilisasi interna.
Misalnya pada reptilia, burung, dan hewan menyusui.
Perkembangbiakan pada vertebrata dapat dibedakan diatas:
ü Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya. Embrio
berkembang di dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari cadangan makanan
dalam telur. Misalnya ikan, burung, amfibia, dan sebagian reptilia.
Ikan
Ikan termasuk hewan yang bersifat ovipar. Ikan tidak mempunyai organ perkawinan.
Pembuahan terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air. Sekali bertelur ikan mampu
menghasilkan ribuan telur yang tidak dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah dibuahi
selanjutnya ada yang dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan dalam
sarang dan dijaga oleh induknya, ada yang ditempelkan pada tanaman dalam air, serta ada
pula yang disimpan di dalam rongga mulut induk betinanya seperti pada mujaer.
Amfibi
Seperti pada ikan, katak juga bertelur dengan fertilisasi eksternal. Telur yang telah dibuahi
akan bergerombol dipermukaan air. Setelah enam hari telur akan menetas menghasilkan
berudu atau kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas dengan insang. Setelah
mengalami metamorfosis selama 1- 3 bulan, ia akan berubah bentuk menjadi katak. Pada
umur satu tahun katak telah menjadi dewasa
B. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui fungsi kerja
organ-organ tubuh. Adaptasi fisiologi berlangsung di dalam tubuh sehingga
akan sulit untuk diamati.
Contoh adaptasi fisiologis pada tumbuhan, misalnya bau yang khas pada
bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk melakukan penyerbukan.
Bunga jenis ini akan menghasilkan madu atau nectar.
Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat menghasilkan zat kimia yang
berbau khas untuk menghambat tumbuhan lain yang ada di dekatnya.
Seleksi Alam
Seleksi alam merupakan proses pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap makhluk hidup
yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus hidup. Seleksi alam
dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah.
Seleksi alam sangat berkaitan dengan banyak faktor, antara lain spesies, varian, rantai
makanan, jaring-jaring makanan, perkembangbiakan, genetika, dan adaptasi.Proses perubahan
akibat seleksi tersebut dapat berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam jangka waktu yang
lama.
Beberapa contoh dari seleksi alam adalah sebagai berikut.
● Kepunahan dinosaurus dari muka bumi.
● Munculnya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap yang lebih banyak
dibandingkan kupu-kupu bersayap cerah di daerah industri.
● Adanya variasi paruh burung Finch di kepulauan Galapagos.
● Jari kaki kuda yang semula lima buah untuk menyesuaikan diri dengan tanah
lunak sekarang menjadi berjari satu.
● Burung puyuh yang langka, karena lingkungan hidup burung puyuh di daerah
bebatuan dan bidang tanah yang bergumpal-gumpal semakin tidak ada.
● Terbentuknya spesies baru akibat evolusi, yaitu proses perubahan makhluk
hidup secara perlahan dalam jangka waktu yang sangat lama, sehingga
menimbulkan spesies baru.
1. Suhu Lingkungan
Hewan mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri pada
lingkungan yang bersuhu sangat rendah, sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah.
2. Makanan
Makanan merupakan kebutuhan primer bagi semua makhluk hidup. Makanan akan menjadi
faktor penyeleksi apabila terjadi perebutan makanan
3. Cahaya Matahari
Cahaya matahari adalah faktor terpenting dalam penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang
berhijau daun (klorofil). Tanpa adanya cahaya matahari, maka proses fotosintesis tidak dapat
berlangsung, sehingga yang terjadi berikutnya adalah tumbuhan akan mati dan tereliminasi
oleh alam.
2. Jenis-jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-
organ tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh
sehingga sulit untuk diamati. Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan
secara fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan herbivor yang
dapat mencerna zat makanan di dalam lambung. Rayap dan Teredo navalis yang hidup
di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim selulose.
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah
tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah
laku dapat berupa hasil belajar maupun insting/naluri sejak lahir. Terdapat dua macam
tingkah laku, yaitu sebagai berikut.
2) Tingkah laku untuk perlindungan. Contohnya babi hutan akan menggali lubang
persembunyian dengan kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung
tubuhnya bila bertemu musuh. Contoh lain adalah kamuflase, misalnya pada bunglon
dan gurita.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk
organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi
ini sangat mudah dikenali dan mudah diamati karena tampak dari luar.
Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi
morfologi untuk menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi
morfologi berupa penyesuaian tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup
tubuh, dan alat gerak hewan. Gigi disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga
gigi hewan pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan tumbuhan. Penutup
tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit disesuaikan dengan
kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan hidup.
Contoh yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan
perbedaan suhu saat pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi
temperatur saat inkubasi (pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi
sesuai dengan jenis makanan dan habitatnya.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang
berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang
menjadi faktor penyeleksi adalah suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis
umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah
sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang kutub berbulu tebal untuk
membuatnya tetap hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang
digunakan untuk
menghangatkan tubuhnya.
b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk
hidup. Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk
hidup yang kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya
hewan yang lemah dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan
punah.
c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil.
Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang
menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan
menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa
mendapatkan makanan. Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk
sementara. Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.
Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak tinggi dan rendah. Makhluk hidup
yang mempunyai daya berkembang biak tinggi akan mudah menjaga kelestarian hidupnya.
Misalnya tikus, kucing, ilalang, dan enceng gondok.
Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak rendah sangat sulit menjaga
kelangsungan dan kelestarian jenisnya. Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua tahun
dan setiap kali beranak hanya seekor. Demikian pula badak, komodo, kancil, burung merak,
jerapah, harimau, dan ikan paus biru yang hanya menghasilkan dua anak dalam waktu 10 tahun.
Hewan yang memiliki daya berkembang biak rendah merupakan hewan-hewan yang terancam
kelestariannya.
RANGKUMAN MATERI
1.Tumbuhan dan hewan dapat melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
2. Reproduksi aseksual adalah reproduksi tumbuhan atau hewan tanpa melewati proses
fertilisasi. Reproduksi aseksual menggunakan organ tubuh ataupun bagian tubuh hewan
ataupun tumbuhan, sedangkan reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan proses
fertilisasi.
3. Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melalui proses fertilisasi, yaitu proses peleburan
inti sel kelamin jantan (sel sperma) dan inti sel kelamin betina (sel telur) yabg bisa
menghasilkan zigot untuk keberlangsungan hidup spesies tersebut.
7. Tumbuhan Lumut (Bryophyta) mengalami reproduksi seksual dan aseksual pada satu kali
siklus hidupnya. Reproduksi seksual dengan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina,
yaitu pada tahap gametofit. Pada tahap sporofit tumbuhan lumut menghasilkan spora.
Reproduksi lumut secara aseksual dapat melalui gemmae atau kuncup.
8. Teknologi reproduksi pada tumbuhan meliputi vertikultur, hidroponik,Hibrida, dan kultur
jaringan tumbuhan.
9. Hewan dapat melakukan reproduksi aseksual melalui tunas, fragmentasi, membelah diri,
sporutasi dan partenogenesis.
10. Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya hewan yang bereproduksi secara
seksual dibagi menjadi hewan vivipar, ovipar dan ovovivipar.
11. Beberapa hewan dapat mengalami tahap reproduksi seksual dan tahap reproduksi aseksual
dalam satu kali siklus hidup, misalnya pada ubur-ubur.
12. Beberapa hewan dapat mengalami metamorfosis atau perubahan struktur tubuh tiap tahap
pertumbuhan dan perkembangannya. Metamorfosis dapat digolongkan menjadi
metamorphosis sempuna contohnya: kupu-kupu dan nyamuk serta metamorfosis tidak
sempurna contohnya: kecoa dan belalang.
13. Teknologi reproduksi pada hewan ialah melalui inseminasi buatan yang biasanya
diaplikasikan pada hewan sapi untuk menghasilkan anakan yang unggul.
14. Hewan dan tumbuhan terjaga kelangsungan hidupnya selain melalui reproduksi juga
melalui peristiwa adaptasi dan seleksi alam.
15. Seleksi alam adalah proses yang dilakukan oleh alam untuk memilih jenis organisme yang
paling mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
16. Faktor faktor yang meyebabkan seleksi alam antara lain kompetisi, adaptasi dan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 : Untuk SMP/MTs Kelas 9. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Kemendikbud. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP.MTs Kelas VII Semester 2.