PENDAHULUAN
1
kelamin jantan dan alat kelamin betina dan ditandai oleh adanya peristiwa
pembuahan (Fertilisasi). Reproduksi vegetatif pada hewan umumnya terjadi pada
avertebrata dan tidak melibatkan alat reproduksi. Ada 3 cara perkembangbiakan
pada hewan secara vegetatif yaitu pertunasan, pembelahan sel, dan flagmentasi.
Kebanyakan organisme mempunyai perbedaan yang nyata antara individu jantan
dan individus betina. Alat reproduksi hewan pada dasarnya terdiri atas sel kelamin
dan alat kelamin (Anonim 1 : 2009 ).
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan reproduksi secara umum
2) Untuk memahami pembagian jenis-jenis reproduksi
3) Untuk mengenal proses pembuahan pada hewan
4) Untuk mengetahui alat reproduksi ada hewan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Pembelahan ganda,
Pembelahan berulang, sehingga dalam sekali pembelahan dari satu
individu dapat dihasilkan lebih dari dua individu. Contoh hewan yang
dapat melakukan pembelahan ganda adalah Plasmodium.
3. Pertunasan atau budding
Pembentukan tunas kecil yang serupa dengan induk. Tunas ini kemudian
memisahkan diri dan menjadi individu baru. Contohnya pada Hydra, ubur-
ubur pada saat berbentuk polip, dan hewan dari golongan Porifera. Selain
bereproduksi dengan tunas, Porifera juga dapat melakukan reproduksi
secara seksual.
4. Fragmentasi
Individu baru terbentuk dari bagian tubuh induk yang terbagi-bagi/terputus
baik sengaja atau tidak. Setiap bagian tumbuh dan berkembang
membentuk bagian yang belum ada sehingga menjadi individu baru yang
utuh. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah
cacing tanah, bintang laut, dan Planaria. Fragmentasi bukan merupakan
cara reproduksi yang utama, karena dalam kondisi normal Planaria
bereproduksi secara seksual.
5. Partenogenesis
Individu baru terbentuk dari telur yang tidak dibuahi. Hewan yang
mengalami partenogenesis adalah serangga, misalnya lebah madu.
4
B. Perkembangbiakan Seksual Pada Hewan
Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi,
sel kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau
fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di
dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan
di dalam tubuh induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di
luar tubuh induk betina disebut fertilisasi eksternal.
Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air,
misalnya katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat
banyak, sehingga dapat memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan
eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe acak dan tipe sarang. Pada
tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di sembarang tempat.
Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu untuk melepaskan sperma dan sel
telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih besar. Pada fertilisasi internal,
pembuahan yang terjadi dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari induk jantan
harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi.
Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma
dihasilkan oleh testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan
oleh ovarium (indung telur). Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina
disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel kelamin jantan disebut
spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina disebut
oogenesis.
Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang
kemudian berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio
dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar.
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-
kadang dapat terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga
reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
5
1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa
dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan
dan semut jantan.
2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
1. Konjugasi
2. Fusi
3. Isogami
yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
4. Anisogami
yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya
sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
6
5. Oogami
yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang
tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
A. Reproduksi Sel
7
dengan pembe-lahan sel secara langsung maupun tidak langsung tersebut? Kalian
akan mengetahuinya dengan menyimak penjelasan berikut.
8
2. Pembelahan Sel secara Tidak Langsung (Mitosis dan Meiosis)
9
pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama
dengan jumlah kromosom induknya. Proses pembelahan mitosis terjadi pada
semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan gamet
(sel kelamin). Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi
dua sel anakan. Sel anakan ini mewarisi sifat sel induknya dan memiliki jumlah
kromosom yang sama dengan induknya. Jika sel induk memi-liki 2n kromosom,
maka setiap sel anakan juga emiliki 2n kromo-som. Jumlah 2n ini disebut juga
kromosom diploid. Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan
reproduksi secara aseksual. Pada manusia dan hewan, pembelahan mitosis terjadi
pada sel meristem somatik (sel tubuh) muda yang mengalami pertum-buhan dan
perkembangan. Sebagai contoh, sel telur yang telah dibuahi sperma akan
membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk embrio. Sel-sel pada
embrio ini terus-menerus membelah secara mitosis dan akhirnya terbentuk bayi.
Pertumbuhan manusia dari bayi hingga dewasa juga melalui mekanisme
pembelahan sel secara mitosis. Inilah salah satu bentuk kekuasaan tuhan yang
harus kita syukuri. Pembelahan meiosis yang disebut juga sebagai pembelahan
reduksi merupakan pembelahan sel induk dengan jumlah kromosom diploid (2n)
menghasilkan empat sel anakan. Setiap sel anakan mengandung separuh
kromosom sel induk atau disebut haploid ( n). Pembelahan meiosis terjadi pada
proses pembentukan sel gamet (sel kelamin) pada organ reproduksi (testis atau
ovarium). Pada manusia atau hewan, sperma yang haploid dihasilkan di dalam
testis dan sel telur yang juga haploid dihasilkan di dalam ovarium. Pada tumbuhan
berbunga, sel gamet dihasilkan di dalam putik dan benang sari. Pembentukan
gamet jantan dan gamet betina terjadi melalui tahapan gametogenensis (dibahas
pada subbab tersendiri). Penyatuan kedua gamet akan menghasilkan zigot dengan
variasi genetik. Ini disebabkan karena sel anakan merupakan hasil penyatuan dua
sel yang berbeda materi genetiknya. Perpaduan ini menyebabkan adanya variasi
genetik.
10
Tahapan Pembelahan Mitosis
Pada tahap ini, sel dianggap sedang istirahat dan tidak melaku-kan
pembelahan. Namun, interfase merupakan tahap yang penting untuk
mempersiapkan pembelahan atau melakukan metabolisme sel. Pada interfase,
tingkah laku kromosom tidak tampak karena berbentuk benang-benang kromatin
yang halus. Walaupun begitu, sel anak yang baru terbentuk sudah melakukan
metabolisme. Sel perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis sebelum
memasuki proses pembelahan berikutnya.Apa saja kegiatan sel pada saat
interfase? Pada saat interfase, sel mengalami subfase berikut.
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Pada subfase
ini, sel-sel belum mengadakan replikasi DNA yang masih bersifat 2n (diploid).
Sementara organel-organel yang ada di dalam sel, seperti mitokondria,
retikulum endoplasma, kompleks golgi, dan or-ganel lainnya memperbanyak
diri guna menunjang kehidupan sel.
11
b. Fase Sintesis (S)
Pada subfase ini, sel melakukan sintesis materi genetik. Materi ge-netik adalah
bahan-bahan yang akan diwariskan kepada keturunannya, yaitu DNA. DNA
dalam inti sel mengalami replikasi (penggandaan jumlah salinan). Jadi, subfase
sintesis (penyusunan) menghasilkan 2 salinan DNA.
Pada subfase ini, inti sel mempunyai satu atau lebih nukleolus
(membran inti sel). Di luar inti terdapat dua sentrosom yang terbentuk oleh
replikasi sentrosom pada tahap sebelumnya. Sentrosom mengala-mi
perpanjangan menyebar secara radial yang isebut aster (bintang). Pada
sentrosom terdapat sepasang sentriol yang berfungsi menentukan orientasi
pembelahan sel. Walaupun kromosom telah diduplikasi pada fase S, namun
pada fase G2, kromosom belum dapat dibedakan secara individual karena
masih berupa benang-benang kromatin.
Setelah ketiga tahapan interfase dilalui, sel telah siap menjalani pembelahan
secara mitosis. Seperti fase interfase, pembelahan mitosis juga terdiri dari
beberapa fase. Untuk mengetahui lebih jauh tentang fase-fase pada pembelahan
mitosis, simaklah penjelasan berikut. Secara garis besar, fase pembelahan mitosis
terbagi menjadi dua fase, yaitu fase pembelahan inti ( kariokinesis ) dan fase
pembelahan sitoplasma ( sitokinesis).Kariokinesis adalah fase pembelahan inti sel.
12
Secara rinci, fase kariokinesis dibagi menjadi empat subfase, yaitu profase,
metafase, anafase, dan telofase. Sekarang, marilah kita bahas keempat subfase
tersebut.
a Profase
b Metafase
13
Pada metafase, kromosom tampak jelas.Pada tahap metafase sesungguhnya,
sentrosom telah berada pada kutub sel. Dinding inti sel menghilang. Sementara
itu, kromosom me-nempatkan diri pada bidang pembelahan yang disebut bidang
metafase. Bidang ini merupakan bidang khayal yang terletak tepat di tengah sel,
seperti garis katulistiwa bumi sehingga disebut juga bidang ekuator. Pada bidang
ini, sentromer dari seluruh kromosom terletak pada satu baris yang tegak lurus
dengan gelendong pembelahan. Kinetokor pada setiap kromatid menghadap pada
kutub yang berlainan (perhatikan Gambar 4.7). Dengan letak kromosom berada di
bidang pembelahan, maka pembagian jumlah informasi DNA yang akan diberikan
kepada sel anakan yang baru, benar-benar rata dan sama jumlahnya. Tahapan ini
merupakan akhir dari metafase.
c Anafase
14
d Telofase
Pada tahap telofase ini, inti sel anakan terbentuk kembali dari fragmen-
fragmen nukleus. Bentuk selnya memanjang akibat peran mikrotubulus non
kinetokor. Benang-benang kromatin mulai longgar. Dengan demikian, fase
kariokinesis yang menghasilkan dua inti sel anak yang identik secara genetik telah
berakhir, namun dua inti sel masih berada dalam satu sel. Agar kedua inti terpisah
menjadi sel baru, perlu adanya pembelahan sitoplasma yang disebut sitokinesis.
Sitokinesis terjadi, segera setelah telofase selesai. Pada fase sitokinesis terjadi
pembelahan sitoplasma diikuti pembentukan sekat sel baru, sehingga terbentuk
dua sel anakan. Pada sel hewan, sitokinesis ditandai dengan pembentukan alur
pembelahan melalui pelekukan permukaan sel di sekitar bekas bidang ekuator. Di
sepanjang alur melingkar, terdapat mikrofi lamen yang terdiri dari protein aktin
dan miosin. Protein tersebut berperan dalam kontraksi otot atau pergerakan sel
yang lain. Kontraksi ini semakin ke dalam sehingga menjepit sel dan membagi isi
sel menjadi 2 bagian yang sama.
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang keras.
Oleh karena itu, pada sitokinensis tidak terbentuk alur pembelahan. Sitokinesis
terjadi dengan pembentukan pelat sel (cell plate ) yang terbentuk oleh vesikula di
sekitar bidang ekuator. Vesikula-vesikula yang dibentuk oleh badan golgi tersebut
saling bergabung. Penggabungan juga terjadi dengan membran plasma diikuti
terbentuknya dinding sel yang baru oleh materi dinding sel yang dibawa oleh
vesikula.
Pembelahan Meiosis
15
ini dimulai pada sel-sel kelamin (sel reproduksi) calon bapak dan calon ibu. Me-
kanisme tersebut adalah pembelahan sel secara meiosis . Makhluk hidup yang
sejenis mempunyai jumlah kromosom yang sama pada setiap sel. Misalnya,
manusia mempunyai 46 kromosom, ke-cuali pada sel reproduksi atau sel
kelaminnya. Sel kelamin pada manusia hanya mempunyai setengah jumlah
kromosom sel tubuh lainnya, yaitu 23 kromosom. Jumlah setengah kromosom
(haploid) ini diperlukan untuk menjaga agar jumlah kromosom anak tetap 46.
Kalian telah mengetahui bahwa anak terbentuk dari perpaduan antara sel kelamin
betina (sel telur) dan sel kelamin jantan (sperma). Perpadu an kedua sel kelamin
yang ma-sing-masing memiliki 23 kromosom ini akan menghasilkan sel anak
(calon janin) yang mempunyai 46 kromosom. Oleh sebab itu, pembelahan meio-
sis sangat berpengaruh dalam perkembang an makhluk hidup.
1. Tahap Meiosis I
16
kromosom masih belum jelas terlihat karena masih berbentuk benang-benang
halus (kro-matin) sebagaimana interfase pada mitosis. Selain itu, sentrosom juga
bereplikasi menjadi dua (masing-masing dengan 2 sentriol), seperti tampak pada
gambar di samping. Sentriol berperan dalam menentu-kan arah pembelahan sel.
Setelah terbentuk salinan DNA, barulah sel mengalami tahap pembelahan meiosis
I yang diikuti tahap meiosis II. Tahap meiosis I ter-diri atas profase I, metafase I,
anafase I, dan telofase I, serta sitokinesis I. Bagaimanakah ciri-ciri setiap fase
pembelahan tersebut? Berikut akan dibahas fase-fase meiosis I pada sel hewan
dengan 4 kromosom diploid (2n = 2). Untuk lebih jelasnya, simaklah penjelasan
di bawah ini.
a. Profase I
1) Leptoten
2) Zigoten
17
Kromosom homolog saling berdekatan atau berpasangan menurut
panjangnya. Peristiwa ini disebut sinapsis. Kromosom homolog yang
berpasangan ini disebut bivalen (terdiri dari 2 kro-mosom homolog).
3) Pakiten
4) Diploten
5) Diakinesis
b. Metafase I
18
Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar
berhadap-hadapan di sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase I).
Membran inti mulai menghilang. Mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub
melekat pada satu kromosom di setiap pasangan. Sementara mikrotubulus dari
kutub berlawanan melekat pada pasang-an homolognya. Dalam hal ini, kromosom
masih bersifat diploid.
c. Anafase I
d. Telofase I
e. Sitokinesis
19
menghasilkan dua sel haploid yang mengandung setengah jumlah kromosom
homolog. Meskipun demiki-an, kromosom tersebut masih berupa kromatid
saudara (kandungan DNA-nya masih rangkap). Untuk menghasilkan sel anakan
yang mem-punyai kromosom haploid diperlukan proses pembelahan selanjutnya,
yaitu meiosis II. Jarak waktu antara meiosis I dengan meiosis II disebut dengan
interkinesis .
Jadi, tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan DNA pada sel
anakan yang baru hasil dari meiosis I. Meiosis II terjadi pada ta-hap-tahap yang
serupa seperti meiosis I. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang tahap meiosis
II, perhatikan uraian selanjutnya.
Tahap Meiosis II
Tahap meiosis II juga terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telo-fase.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap meiosis I. Masing-masing sel anakan
hasil pembelahan meiosis I akan membelah lagi menjadi dua. Sehingga, ketika
pembelahan meiosis telah sempurna, dihasilkan empat sel anakan. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa jumlah kromo-som keempat sel anakan ini tidak lagi diploid
(2n) tetapi sudah haploid (n). Proses pengurangan jumlah kromosom ini terjadi
pada tahap meio-sis II. Bagaimanakah proses pengurangan jumlah kromosom ini
terjadi? Kalian akan mengetahuinya setelah mempelajari uraian di bawah ini.
a. Profase II
20
b. Metafase II
Pada metafase II, setiap kromosom yang berisi dua kromatid, me-rentang atau
berjajar pada bidang metafase II (Gambar 4.18b). Pada tahap ini, benang-
benang spindel (benang mikrotubulus) melekat pada kinetokor masing-
masing kromatid.
c. Anafase II
Fase ini mudah dikenali karena benang spindel mulai menarik kromatid
menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan. Akibatnya, kromosom
memisahkan kedua kromatidnya untuk bergerak menuju kutub yang berbeda
(Gambar 4.18c). Kromatid yang terpisah ini se-lanjutnya berfungsi sebagai
kromosom individual.
d. Telofase II
Pada telofase II, kromatid yang telah menjadi kromosom menca-pai kutub
pembelahan. Hasil akhir telofase II adalah terbentuknya 4 sel haploid,
lengkap dengan satu salinan DNA pada inti selnya (nuklei).
e. Sitokinesis II
Selama telofase II, terjadi pula sitokinesis II, ditandai adanya sekat sel yang
memisahkan tiap inti sel. Akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid.
Berdasarkan uraian di depan, sel-sel anakan sebagai hasil pembelahan
meiosis mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi
genetis yang dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya
keturunan yang bervariasi juga.
21
tersebut. Pada proses perkembangbiakan generatif (seksu-al) hewan maupun
tumbuhan, bahan baku tersebut berupa sel kelamin yang disebut gamet. Gamet
jantan dan betina diperlukan untuk mem-bentuk zigot, embrio, kemudian individu
baru. Nah, pada materi beri-kut ini akan dibahas tentang proses pembentukan
gamet, baik jantan maupun betina yang disebut gametogenesis ( genesis =
pembentukan).Gametogenesis melibatkan pembelahan meiosis dan terjadi pada
organ reproduktif. Pada hewan dan manusia, gametogenesis terjadi pada testis dan
ovarium, sedangkan pada tumbuhan terjadi pada pu-tik dan benang sari. Hasil
gametogenesis adalah sel-sel kelamin, yaitu gamet jantan (sperma) dan gamet
betina (ovum atau sel telur). Seka-rang, marilah kita mempelajari proses
terjadinya gametoge nesis pada hewan dan tumbuhan.
a. Spermatogenesis
22
Sperma berbentuk kecil, lonjong, berfl agela, dan secara keselu-ruhan
bentuknya menyerupai kecebong (berudu). Flagela pada sperma digunakan
sebagai alat gerak di dalam medium cair. Sperma dihasilkan pada testis. Pada
mamalia, testis terdapat pada hewan jantan sebagai buah pelir atau buah zakar.
Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang. Di dalam testis terdapat saluran-
saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus . Pada dinding sebelah dalam
saluran inilah, terjadi proses spermatogenesis. Di bagian tersebut terdapat sel-
sel induk sperma yang bersifat diploid (2n) yang disebut
spermatogonium .Pembentukan sperma terjadi ketika spermatogonium
mengalami pembelahan mitosis menjadi spermatosit primer (sel sperma
primer). Selanjutnya, sel spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua
spermatosit sekunder yang sama besar dan bersifat haploid. Setiap sel
spermatosit sekunder mengalami meiosis II, sehingga terbentuk 4 sel spermatid
yang sama besar dan bersifat haploid.
b. Oogenesis
23
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin betina atau gamet
betina yang disebut sel telur atau ovum. Oogenesis terjadi di dalam ovarium.
Di dalam ovarium, sel induk telur yang disebut oogonium tumbuh besar
sebagai oosit primer sebelum membelah secara meiosis. Berbeda dengan
meiosis I pada spermatogenesis yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder
yang sama besar. Meiosis I pada oosit primer menghasilkan 2 sel dengan
komponen sitoplasmik yang berbeda, yaitu 1 sel besar dan 1 sel kecil. Sel yang
besar disebut oosit sekunder , sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub
primer ( polar body ). Oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami
pembelahan meiosis tahap II. Oosit sekunder menghasilkan dua sel yang
berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid yang akan berkembang menjadi
ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub.Sementara itu, badan
kutub hasil meiosis I juga membelah menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi,
hasil akhir oogenesis adalah satu ovum (sel telur) yang fungsional dan tiga
badan kutub yang me ngalami degenerasi (mati).
24
2.4 Pola Perkembangan Pada Hewan
1. Pengertian Fertilisasi
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang
dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot)
atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma
(plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot
itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan
pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya
motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana
berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila
satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan
cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada
sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube
terlibat dalam proses fertilisasi.
25
2.5 Reproduksi Pada Invertebrata dan Vertebrata
a) Membelah Diri
26
dengan membentuk kista yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista tersebut,
Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru
dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik, dinding
kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar, tumbuh dan berkembang
menjadi Amoeba dewasa.
b) Fragmentasi
27
2. Reproduksi Seksual (Generatif)
1. Fertilisasi Internal
Peleburan sel gamet jantan dan sel gamet betina terjadi di dalam tubuh hewan
betina. Pada mekanisme ini hewan akan dilengkapi dengan alat kopulasi. Alat
28
kopulasi ini akan membantu menghantarkan pertemuan sel gamet. Penis
merupakan alat kopulasi pada beberapa jantan, dan vagina alat kopulasi pada
hewan betina. Hewan jantan melepaskan berjuta-juta sel gamet melalui alat
kopulasi ke dalam alat reproduksi betina. Kemudian sel-sel sperma ini akan
“berlari” mencari keberadaan ovum, hanya satu sperma yang dapat membuahi
satu telur.
Berdasarkan cara perkembangan embrio dibedakan menjadi:
29
hewan.
Contoh: sebagian besar mamalia, termasuk manusia.
• Bertelur melahirkan (OVOVIVIPAR)
Suatu kombinasi antara bertelur dengan melahirkan. Pada
perkembangan ini, embrio disimpan dalam telur tak bercangkang di
dalam tubuh. Telur-telur ini dilengkapi dengan kantung kuning untuk
menyuplai perkembangan embrio. Sampai waktu yang ditentukan,
telur-telur ini pecah di dalam tubuh induk betina, dan keluar dari tubuh
betina. Contoh: beberapa reptil (kadal, dll).
30
1.Reproduksi Ikan
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak
memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang
bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih
lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium
melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina
mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam
air. Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang
disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma)
dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi
eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi
melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu. Telur-telur yang telah
dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan
menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa
kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih
jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat
bertahan hidup.
31
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak
jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi
di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan
ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan
menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke
dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran
vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang
ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat
pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung
yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter.
Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan
disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan
ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi
eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut
berbentuk gumpalan telur.
32
atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk
lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya
celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
33
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang
tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang
hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning
telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai
jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka
akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati
oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk
membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan
terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
34
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat
perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan
dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan
membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas
dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang
baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri,
serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan
vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar,
sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal,
mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin
jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).
35
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma
yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter.
Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar
prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan
oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk
zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan
berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan
perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan
oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan
tali pusar.
36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Reproduksi yaitu suatu proses biologis di mana individu/organisme
baru diproduksi. Atau bisa juga merupakan cara dasar
mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk
kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu
proses reproduksi oleh pendahulunya .
2) Pada hewan terjadi dua cara perkembangbiakan yaitu
Perkembangbiakan Aseksual dan Perkembangbiakan Seksual.
3) Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet
yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk
membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus.
4) Perkembangbiakan pada invertebrata (hewan tanpa tulang
belakang) meliputi perkembangbiakan secara Aseksual (Vegetatif)
dan Seksual (Generatif). Sedangkan pada Vertebrata (hewan
bertulang belakang) hanya dapat berkembangbiak secara Seksual
(Generatif).
3.1 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada makala ini yaitu agar
pembaca dapat mengetahui tentang sistem reproduksi pada hewan dan
mengkritik jika terdapat kesalahan pada makala ini.
37