Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam tuubuh manusia tersusun atas kumpulan-kumpulan sel yang terbentuk
dalam struktur orrganisasi kehidupan. Tingkat organisasi kehidupan dapat dilihat
seperti bagan tingkat organisme kehidupan. Pada abad ke 19 penelitian semakin
berkembang. Para ahli pun banyak bermunculan dan melahirkan beberapa teori
sel. Teori sel yang dikemukakan pada umumnya berkaitan dengan fungsi-fungsi
sel.
Jauh sebelum Robert Hooke mempopulerkan istilah sel, beberapa ahli filsafat
Yunani telah mengemukakan pandangannya berkenaan dengan penyusun tubuh
makhluk hidup. Aristotles dan Paracelcius telah mengemukakan bahwa tubuh
semua hewan dan tumbuhan tersusun atas elemen-elemen sederhana. Elemen-
elemen sederhana tersebut secara bersama-sama membentuk struktur
makroskopis  makhluk hidup (De Robertis et al., 1979). Belakangan, elemen-
elemen sederhana tersebut dikenal dengan istilah sel (dari bahasa Yunani, yaitu
Cella atau Cellula yang berarti ruang atau kamar kecil).
Sebuah sel dapat berperan sebagai suatu organisme yang dikenal sebagai
organisme uniseluler atau organisme bersel satu, misalnya berbagai jenis
protozoa. Sel dapat tersusun berkelompok dan berdiferensiasi menjadi berbagai
jenis jaringan dan membentuk organ. Selanjutnya, beberapa organ membentuk
sistem organ dan pada akhirnya beberapa sistem organ, secara bersama-sama
membentuk suatu organisme. Organisme yang dibentuk  dinamakan organisme
multiseluler. Pemahaman mengenai sel baik dari aspek ultrastruktur maupun dari
aspek fungsionalnya tidak terlepas dari hasil kerja keras sejumlah pakar ilmu
pengetahuan.  Penelitian-penelitian terus dikembangkan, bahkan dari berbagai
sudut pandang dan melibatkan disiplin ilmu-ilmu lain.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah perkembangan teori tentang sel ?
2. Bagaimanakah struktur umum dari sel ?
3. Bagaimanakah bahan penyusun dari sel ?
4. Bagaimanakah cara mempelajari sel mikroskopi ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan teori tentang sel.
2. Untuk mengetahui struktur umum dari sel.
3. Untuk mengetahui bahan penyusun dari sel.
4. Untuk mengetahui cara mempelajari sel mikroskopi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Teori Sel


2.1.1 Konsep Tentang Sel
Sel merupakan kesatuan structural, fungsional dan herediter yang terkecil,
semua organisme, tumbuhan, hewan dan mikroba terdiri dari sejumlah sel dan
sekresinya; sel-sel hanya berasal dari sel yang ada sebelumnya, setiap sel
memiliki kehidupan sendiri di samping peranan gabungan didalam organisme
multisel. Sebagian besar sel bermatra sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.

2.1.2 Tinjauan Historis


1. Zacharias Jansen
Diawali oleh penemuan Zacharias
Jansen, seorang berkewarganegaraan
Belanda sekitar tahun 1580-an, yang
dibantu ayahnya ketika membuat sebuah
mikroskop sederhana dengan cara
meletakkan dua buah lensa cembung
pada dua ujung tabung (gambar 1).
Temuan Zacharian Jansen telah
mendorong para ahli lainnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Robert Hooke
Seorang ilmuwan dari Inggris, Robert
Hooke (1635 - 1703), menemukan
“ruang-ruang kecil” dari sayatan gabus
yang diamati di bawah mikroskop.

3
Hooke menemukan ruang-ruang kosong (gambar 2) pada sayatan gabus.
Ruang-ruang kecil ini oleh Hooke sebut sebagai sel. Sel-sel yang diamati
oleh Hooke merupakan sel-sel gabus yang sudah mati. Akan tetapi, Hooke
tidak mengetahui dengan pasti apa struktur dan fungsi dari ruang-ruang
ini.

3. Antonio von Leuwenhoek


Anton van Leeuwenhoek (1632-
1683) seorang berkebangsaan
Belanda dan orang yang pertama
kali mengamati dan
menggambarkan makhluk hidup
renik dengan mikroskop sederhana.
Diyakini pertama kali Leeuwenhoek
melihat bakteri dari kotoran gigi dan
protista mirip hewan dari setetes air.
Beberapa temuan penting dari Antonio van Leewenhoek diantaranya
adalah:
a) Infusoria, sejenis protista pada tahun 1674,
b) Bakteri yang berasal dari mulut manusia,
c) Vakuola,
d) Spermatozoa dan
e) Serat-serat otot.

4. Robert Brown (1773 – 1858)


Seorang ahli botani dan ahli
palaebotan yang telah memberikan
banyak kontribusi penting terhadap
perkembangan ilmu botani. Brown
juga merupakan seorang pioneer
dalam menggunakan mikroskop serta

4
telah member banyak kontribusi pengetahuan tentang inti sel dan gerakan
sitoplasma. Gerak Brown yang terjadi pada molekul-mokeul yang terlarut
dalam sitoplasma pertama kali ditemukan oleh Robert Brown. Pada tahun
1833 Robert Brown telah melaporkan penemuan tentang inti sel, ketika dia
sedang mengamati epidermis anggrek dengan mikroskopnya dia
menemukan dalam sel-selnya “titik agak buram (gelap)” yang dia
namakan nukleus atau inti sel. Perbedaan-perbedaan dasar antara
gymnospermae dan angiospermae pertama kali ditemukan oleh Robert
Brown. Masih banyak temuan dia yang banyak membantu para ahli
biologi diantaranya dalam taksonomi tumbuhan yang masih diterima
sampai saat ini. 

5. Dr. Matthias Jacob Schleiden (1804 - 1881)


Seorang Profesor Botani
berkebangsaan Jerman dari Universitas
Jena, sebagai salah seorang pencetus
teori sel bersama-sama dengan Theodor
Schwann dan Rudolf Virchow.
Schwann menyatakan bahwa bagian-
bagian yang berbeda dari tumbuhan
disusun oleh sel-sel. Schleiden dan
Schwann menjadi orang pertama yang memformulasikan apa yang
kemudian oleh orang diyakini bahwa sel sebagai prinsip dasar biologi
yang sama pentingnya dengan teori atom bagi kimia dan fisika. Schleiden
juga mengetahui pentingnya inti sel dalam proses pembelahan sel yang
ditemukan oleh Robert Brown.

6. Dr. Theodor Schwann (1839)


Berbeda dengan rekannya dari Jerman
Schleiden yang menggunakan tumbuhan
sebagai objek pengamatannya, Dr

5
Theodor Schwann bekerja sebagai ahli zoologi. Schwann berhasil
menunjukkan jaringan hewan secara mikroskopik dan menemukan
partikel-partikel yang manarik dalam jaringan syaraf dan otot. Schwann
pun telah mengobservasi sel-sel yang berhubungan dengan selubung
serabut syaraf yang disebut sel-sel Schwann. Bersama-sama dengan
Schleiden Dia menyimpulkan dari hasil observasinya tentang sel sebagai
berikut:
a) Sel merupakan kesatuan struktural, fisiologis, dan organisasi dari
makhluk hidup.
b) Sel memiliki eksistensi ganda yaitu sebagai entitas yang berbeda dan
sebagai bagian yang membangun organism.
c) Sel terbentuk secara bebas, mirip dengan pembentukan Kristal
(spontaneous generation).

7. Rudolf Ludwig Karl Virchow (1821 –1902)


Rudolf Ludwig Karl Virchow seorang
dokter Jerman, yang menyatakan sebuah
slogan “Omnis cellula e cellula” artinya
semua sel hanya berasal dari sel
sebelumnya. Pernyataannya ini
sekaligus menentang pendapat dari
penjelasan Schwann yang ketiga bahwa
sel muncul begitu saja seperti kristal
(generatio spontanea).
Dari penemuan-penemuan para ahli di atas, teori sel modern saat ini
menyimpulan bahwa :
a) Semua makhluk hidup terdiri dari sel-sel.
b) Sel adalah unit struktural dan fungsional dari semua makhluk hidup.
Semua sel berasal dari sel-sel pra-ada melalui proses pembelahan,
(Generasi spontan tidak terjadi).

6
c) Sel berisi informasi genetik yang diturunkan dari sel ke sel selama
pembelahan sel. (Sel pertama adalah pengecualian karena tidak
mungkin berasal dari sel sebelumnya yang sudah ada).
d) Semua sel pada dasarnya memiliki komposisi kimia yang sama.
2.2 Struktur Umum Sel
2.2.1 Prokariota
Kelompok prokariota mencakup bakteria dan mikroplasma. Bakteria
merupakan organisme yang paling sederhana. Mereka pada umumnya berbentuk
bola atau batang, dan berukuran beberapa mikrometer. Struktur umum suatu
bakteria dari luar ke dalam secara berturut-turut terlihat bahwa bakteria terdiri dari
selaput (membrane) plasma dan sitoplasma yang di dalamnya terdapaat nukleoid
(menyerupai nucleus) dan ribosoma, yang seluruhnya dilindungi oleh dinding sel.
Selaput (membrane) plasma pada tempat-tempat tertentu melipat-lipat dan
membentuk suatu bangunan yang disebut mesosoma. Dinding sel bakteri
mengandung senyawa mukopeptida yang digunakan untuk mengelompokkan
bakteri. Bagan yang tertera  di bawah ini menunjukkan hubungan antar marga
bakteri dengan sel induknya.

      Kadar senyawa mukopeptida bakteria gram positif lebih tinggi dari-pada


bakteria gram negatif. Pada beberapa jenis bakteria di luar dinding sel masih
terdapat suatu struktur tambahan yang disebut kapsula. Dinding sel dan kapsula
berperan  sebagai pelindung.

7
Mesosoma yang juga disebut kondrioid (berperan seperti mitokondria) juga
berperan sebagai alat pengatur penggandaan  (pembelahan) sel dan fotosintesis
bagi bakteria fotosintetik.  Lipatan selaput (membrane) plasma bersama-sama
dengan ribosoma berperan untuk mensintesis protein.
Beberapa jenis bakteria memiliki alat gerak yang disebut flagella. Alat gerak
yang sederhana ini berasal dari granula basal yang terdapat di sitoplasma. Di
tengahnya terdapat sebuah filamen yang terdiri dari senyawa protein yang disebut
flagellin. Jenis-jenis yang lain ada yang mampu melakukan fotosintesis.
Kelompok ini digolongkan ke dalam jenis cyanobacteria yang disebut juga dengan
ganggang (alga) biru-hijau. Cyanobacteria hidup soliter atau membentuk koloni
yang berupa benang. Susunan komponen struktur cyanobacteria dari luar ke
dalam sebagai berikut: seludang gelatin, dinding sel, selaput (membrane)  plasma
yang melipat-lipat membentuk lamelasoma yang mengandung pigmen
fotosintesis. Di dalam selaput (membran) plasma terdapat sitoplasma yang
mengandung ribosoma dan nukleoid.

Gambar 1.  Struktur Umum Sel Prokariota

Prokariota terkecil yang hidup bebas yaitu Myxoplasma yang juga disebut
PPLO. Organisme ini menimbulkan sejumlah penyakit pada hewan dan manusia,
misalnya penyakit pneumonia.

8
2.2.2 Eukariota
Eukariota memiliki karion atau nukleus. Di dalam nukleus inilah terkandung
sebagia besar ADN. Sel-sel eukariota mencakup sel-sel golongan protista
(eukariota bersel satu), jamur, tumbuhan, dan hewan. Ukuran sel eukariota lebih
besar daripada sel prokariota.
Struktur organisasi sel eukariota secara umum sebagai berikut: sebagian besar
bagian terluar sel tumbuhan dilindungi oleh suatu selaput yang kaku, yang
kemudian disebut dinding sel. Dinding ini sebagian besar terdiri dari senyawa
sellulosa. Di sebelah dalam dinding sel dijumpai bahan atau senyawa kimia yang
memiliki tanda-tanda hidup, yang disebut protoplasma. Protoplasma merupakan
senyawa heterogen mencakup sitoplasma yang bagian tepinya terdiferensiasi
menjadi selaput tipis yang disebut selaput (membran) plasma, dan nukleoplasma.
Antara sitoplasma dan nukleoplasma terdiri dari matriks sitoplasmik atau sitosol
yang merupakan cairan agak bening dan ruangan-ruangan yang dikelilingi selaput
(membran). Ruangan-ruangan beserta selaput (membran)nya disebut organela.
Bentukan ini terlihat langsung dalam proses metabolisme sel. Terdapat beberapa
jenis organela, yaitu Retikulum Endoplasma (RE) yang terdiri atas dua macam,
yaitu Retikulum Endoplasma Granular (REG) dan Retikulum Endoplasma
Agranular (REA). Kompleks golgi (Diktiosoma),  Badan Mikro, Mitokondria, dan
Plastida. Selain itu di dalam sitoplasma juga dijumpai hasil metabolisme yang
ditimbun dan tidak terlihat langsung dalam proses metabolisme sel. Metabolisme
yang ditimbun ini disebut paraplasma, beberapa contohnya adalah glikogen,
sellulosa, dan lain-lain. Nukleoplasma beserta selubungnya disebut nukleus. Di
dalam nukleoplasma terdapat anyaman kromatin yang terlihat pada sel dalam
stadium interfase atau kromosom yang terlihat   di saat sel mengalami
penggandaan, baik mitosis maupun meiosis.

9
   Struktur organisasi sel hewan mirip dengan sel tumbuhan dengan catatan
bahwa pada sel hewan terdapat lisosoma dan tidak memiliki plastida dan sebagian
besar tidak memiliki dinding sel. Sel hewan memiliki sentriola, sedangkan sel
tumbuhan memiliki aster yang fungsinya seperti sentriola,

Untuk lebih jelasnya mempelajari perbedaan sel makhluk hidup, maka pada
halaman berikut ini dikemukakan perbedaan sel prokariota dengan sel eukariota. 
            Tabel 1.  Perbandingan Struktur Umum Sel Prokariota dan Eukariota.
Aspek Pembeda Prokariota Eukariota
Organisme Bakteri dan Protista, Fungi, tumbuhan,
cyanobakteri dan hewan.
Ukuran sel Matra linear 1 sampai Matra linear 10 sampai 100
10 mikronmeter mikronmeter.
Metabolisme Anaerobik atau Aerobik
aerobic
Organela Tidak berstruktur Berstruktur membran,
membrane kecuali ribosoma.
AND Letaknya di sito- Letaknya di mitokondria,
plasma, berbentuk plastida, dan nukleus.
sirkular Berbentuk benang halus
yang sangat panjang dan
linier.
ARN dan protein ARN dan protein RNA disintesis di
disintesis di ruangan mitokondria, plastid, dan
yang sama di nucleus. Protein di sintesis
sitoplasma. di sitoplasma
Sitoplasma Tanpa sitoskelet, tidak Memiliki sitoskelet; terjadi
ada gerakan sito- gerakan sitoplasmik, terjadi
plasmik, endositosis, proses endositosis maupun
dan eksositosis. eksositosis.
Penggandaan Kromatin  ditarik Kromosoma dipisahkan

10
(pembelahan) sel dengan jalan melekat oleh aparatus mitosis yang
pada selaput plasma terdiri dari filamen
sitoskeletik
Organisme Unisel, ada yang Sebagian besar multisel,
selular dalam keadaan soliter dengan diferensiasi
dan ada berbentuk beberapa jenis sel.
koloni
2.3 Bahan Penyusun Sel
2.3.1 Protoplasma
Protoplasma merupakan suatu massa yang memiliki tanda-tanda hidup.
Protoplasma memiliki sifat-sifat dan tanda-tanda struktural, kimiawi, maupun
fisikokimiawi, yang serupa untuk semua sel. Perbandingan zat-zat penyusun dan zat-zat
yang dihasilkan dapat berbeda-beda. Dari analisis kimia diperoleh hasil bahwa
protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, karbohidrat (sakarida), dan garam-garam
mineral. Di bawah ini dikemukakan tabel tentang senyawa-senyawa penyusun sel
(protoplasma) tumbuhan dan hewan.
Senyawa sel Protoplas sel hewan Protoplasma sel
(dalam %) tumbuhan
(dalam %)
Air 60,0 75,0
Senyawa organic 35,7 22,5
Protein dan  17,8 4
as. Nukleat
Lipida 11,7 0,5
Sakarida 6,2 18
Senyawa anorganik 4,2 2,5

1. Air
    Di dalam sel, air dikelompokkan menjadi tiga kelompok; yaitu: Pertama; air
intramolekuler, yaitu molekul air yang merupakan bagian dari molekul-molekul
protein, sekitar 4 % dari air selular. Kedua; air terikat, merupakan molekul-
molekul air yang terikat pada protoplasma dan memerlukan tenaga cukup besar

11
untuk memisahkannya.   Ketiga; air bebas, merupakan air yang terdapat di dalam
vakuola. Air intramolekular tidak dapat dihilangkan tanpa merusak protoplasma.
     Air berperan sangat penting pada kehidupan sel maupun kehidupan semua
organisme. Air merupakan pelarut dan pengangkut senyawa-senyawa yang
diperlukan sel maupun limbah yang harus dibuang. Air juga merupakan agensia
reaksi-reaksi enzimatis. Di dalam air bebas, terlarut berbagai jenis senyawa kimia,
antara lain: Pertama; senyawa-senyawa yang mengandung Ca, Na, k, Mg, Fe, dan
lain-lain. Kedua; senyawa-senyawa organik yang terlarut. Ketiga; gas-gas terlarut
berupa O2, CO2, dan N2 yang berasal dari udara.

2. Protein
       Komponen lain dari protoplasma yang sangat penting adalah protein.
Senyawa ini terdiri dari unsur-unsur: karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Molekul-molekul protein merupakan molekul pekerja. Mereka berperan sebagai
katalisator berbagai reaksi kimia, memberi kekakuan struktural, memantau
permiabilitas selaput (membran), mengatur kadar metabolit yang diperlukan,
mengakibatkan gerakan, dan memantau kegiatan gen. Bahan baku protein adalah
molekul-molekul asam amino,  karena mengandung gugus karboksil dan gugus
amin.
     Jenis protein antara lain Fibrosa, misalnya kolagen, fibrin, aktin, miosin, dan
sebagainya, serta protein globular, misalnya haemoglobin, mioglobin, enzim dan
sebagainya. Selain itu protein digolongkan pula menjadi protein struktural dan
protein dinamis.
      Protein struktural berperan sebagai penunjang atau penyokong. Protein ini
terdapat pada membran, di dalam sel, maupun di luar sel. Protein yang terdapat di
dalam sel disebut protein struktural intrasel. Protein-protein ini membentuk
kerangka mekanik sel dan disebut kerangka sel atau sitoskelet. Mereka terdiri dari
protein tubulin, aktin, pektin, dan lain-lain. Protein struktural yang terdapat di luar
sel disebut protein struktural ekstrasel, dijumpai pada organisme multisel, 
contohnya adalah kolagen pada kulit, tulang rawan dan tulang sejati, keratin pada
kuku, rambut, dan sebagainya.

12
      Protein dinamis merupakan protein yang terlibat langsung dalam metabolisme
sel, mudah terurai dan terakit kembali. Protein ini mencakup enzim-enzim yang
merupakan katalisator pada metabolisme intrasel maupun ekstrasel, hormon,
insulin, FSH, LH, tirosen, dan sebagainya serta pigmen darah: hemoglobin dan
hemiosianin.

3. Lipida
       Lipida mencakup asam lemak, lemak netral, fosfolipida, terpen dan steroid.
Asam lemak memiliki dua daerah: Pertama; Rantai hidrokarbon yang bersifat
hidrofobik, tidak terlarut di dalam air, dan kurang reaktif, Kedua; Gugus asam
karboksilat yang mengion di dalam larutan, terlarut di dalam air, dan mudah
beraksi membentuk ester. Asam lemak merupakan sumber zat makanan. Mereka
disimpan di dalam sitoplasma berupa tetes-tetes gliserida yang terdiri dari tiga
rantai asam lemak, yang masing-masing terikat pada gliserol.  Selain sebagai
sumber zat makanan dan tenaga, peranan asam lemak yang terpenting adalah
sebagai penyusun selaput (membran) plasma. Selaput tipis ini sebagian besar
terdiri dari fosfolipida. Setiap molekul fosfolipida memiliki ekor hidrofobik yang
terdiri dari dua buah rantai asam lemak, dan gugus kepala yang bersifat polar dan
hidrofilik. Molekul-molekul fosfolipida bersifat seperti detergen. Tetesan
fosfolipida pada tetesan air akan membentuk lapisan tipis di permukaan air
tersebut. Selaput (membran) plasma terdiri dari  lapisan molekul-molekul
fosfolipida dengan ekor mengarah ke dalam membran, sedangkan kepalanya
mengarah ke luar membran. Dua buah lapisan fosfolipida dapat berkaitan ekor
dengan ekor membentuk dwilapisan fosfolipida yang merupakan struktur dasar
selaput (membran) plasma.

4. Karbohidrat (Sakarida)
Karbohidrat seringkali disebut sakarida, karena terdiri dari rangkaian
molekul-molekul gula yang disebut monosakarida. Beberapa molekul
monosakarida mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Dua buah monosakarida
yang saling berkaitan disebut disakarida,  trisakarida terdiri dari tiga buah

13
monosakarida. Empat sampai enam monosakarida yang saling berikatan
membentuk oligosakarida, dan lebih dari enam monosakarida atau gabungan
monosakarida, disakarida, dan oligosakarida membentuk polisakarida.
       Polisakarida yang juga disebut glikan merupakan untaian monosakarida yang
sangat panjang. Untaian ini dapat lurus maupun bercabang-cabang. Polisakarida
digolongkan menjadi polisakarida struktural dan polisakarida nutrien. Beberapa
contoh polisakarida struktural adalah selulosa pembentuk dinding sel tumbuhan,
asam hialuronat sebagai salah satu komponen substansi antara sel pada jaringan
ikat, glikolipida, glikoprotein, dan sebagainya. Beberapa contoh polisakarida
nutrien adalah amilum, terdapat di dalam sel tumbuhan dan bakteria, glikogen di
dalam sel hewan dan paramilum di dalam beberapa jenis protozoa.

5. Nukleotida dan Asam nukleat


   Komponen lain dari protoplasma yang sangat penting adalah nukleotida dan
asam nukleat. Satu molekul nukleotida terdiri dari sebuah basa berbentuk cincin
yang mengandung nitrogen, gula dari 5 unsur karbon berupa ribosa atau
deoksiribosa, dan gugus fosfat yang terikat pada gula.   Basa nitrogen dapat
berasal dari kelompok purin, yaitu guanin dan adenin maupun kelompok pirimidin
yaitu sitosin, timin, dan urasil. Nukleotida yang berperan sebagai pembawa tenaga
antara lain AMP, ADP, dan ATP.       Untaian sejumlah nukleotida membentuk
asam nukleat. Asam nukleat dinamakan Asam Deoksiribo Nukleat (ADN) jika
gugus gulanya terdiri dari deoksiribosa dan Asam Ribo Nukleat (ARN) bila gugus
gulanya adalah ribosa. Asam nukleat merupakan senyawa yang sangat penting,
terutama ADN sebagai pembawa sifat menurun.

6. Garam-garam mineral
Garam-garam mineral di dalam sel dapat berbentuk molekul maupun terikat
dengan molekul lain dalam bentuk ion. Ion dari garam mineral yang penting untuk
proses kehidupan sel antara lain ion Na, K, Ca, Fe, Mn, dan lain-lain.

14
2.4 Cara Mempelajari Sel Mikroskopi
Sel merupakan bentukan yang kecil dan rumit. Sulit untuk melihat struktur
dan menemukan komposisi molekulernya, lebih sulit lagi untuk memahami kerja
setiap komponennya yang dapat kita pelajari tentang sel sangat ditentukan oleh
alat yang kita miliki dan kita gunakan. Secara singkat akan dibahas teknik dasar
yang biasa digunakan untuk mempelajari sel.

1. Mikroskopi
Rata-rata sel hewan bergaris tengah antara 10 sampai 20 mikro-meter.sel-sel
ini selain kecil, juga bening dan tidak berwarna, sehingga sulit untuk dilihat. Saat
ini mikroskopi sangat ditentukan oleh teknik pembuatan preparat dan
mikroskopinya. Mikroskopi digunakan untuk mempeljari struktur suatu sel.
Sampai saat ini dikenal beberapa jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya yang
memiliki daya pisah 0,2 mikronmeter dan mikroskop elektron yang daya pisahnya
0,002 nanometer.
Dewasa ini dikenal beberapa jenis mikroskop cahaya, yaitu mikroskop
fluoresen, kontras-fase, kontras-interferensi, lapang-gelap, dan lapang- terang.
Mikroskop ini digunakan untuk mengamati dan mempelajari sel-sel yang hidup.
Mikroskop fluoresen digunakan untuk mengetahui tempat molekul-molekul
tertentu di dalam sel hidup maupun yang sudah dimatikan. Zat-zat yang akan
dilihat ditandai dengan fluorokrom, suatu senyawa yang berpencar. Cahaya yang
digunakan adalah sinar ultraviolet.
Seperti halnya mikroskop cahaya, dikenal pula  dua jenis mikroskop electron,
yaitu mikroskop elektron transmisi yang dikenal dengan singkatan TEM dan
mikroskop elektron payar yang dikenal dengan singkatan SEM. Mikroskop

15
elektron transmisi (TEM) memberikan bayangan dwimatra dan digunakan untuk
mempelajari struktur halus sel dan komponen-komponennya, sedangkan
mikroskop elektron payar (SEM) memberikan bayangan trimatra, digunakan
untuk mempelajari bentukan permukaan seperti mikrovili, stereosilia, dan
organisme unisel.
   Seseorang dapat mengamati dan mempelajari struktur sel dengan cermat dan
tenang apabila sediaan yang diamati merupakan sediaan awetan, baik suatu sel
sebagai makhluk hidup soliter maupun dalam bentuk sel dari jaringan maupun
organ.

2. Penyerpihan
Selain mikroskopi, terdapat teknik-teknik lain yang dapat digunakan untuk
mempelajari sel, antara lain teknik penyerpihan, yang digunakan untuk
mengisolasi komponen-komponen sel, yang berupa organela maupun molekul-
molekul makro maupun mikro. Teknik ini dapat dilakukan salah satunya dengan
pemisahan molekul berdasarkan gravitasi. Teknik pemusingan atau sentrifugasi
dapat mengetahui organela dan golongan zat-zat yang terkandung di dalam sel.

3. Kultur Sel
Teknik kultur sel dapat dimaksudkan untuk menghitung jumlah sel dalam suatu
lingkungan. Teknik kloning atau pembentukan koloni merupakan teknik yang
sering digunakan dalam menghitung jumlah sel.

4. Isolasi ADN
    Teknik isolasi ADN maupun manipulasi gen dan sebagainya tidak dibicarakan
di sini.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang ditarik dari malakah ini adalah sebagai berikut :
1. Sel merupakan kesatuan structural, fungsional dan herediter yang terkecil,
semua organisme, tumbuhan, hewan dan mikroba terdiri dari sejumlah sel dan
sekresinya; sel-sel hanya berasal dari sel yang ada sebelumnya, setiap sel
memiliki kehidupan sendiri di samping peranan gabungan didalam organisme
multisel. Sebagian besar sel bermatra sangat kecil, sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.
2. Kelompok prokariota mencakup bakteria dan mikroplasma. Bakteria
merupakan organisme yang paling sederhana.
3. Protoplasma merupakan suatu massa yang memiliki tanda-tanda hidup.
Protoplasma memiliki sifat-sifat dan tanda-tanda struktural, kimiawi, maupun
fisikokimiawi, yang serupa untuk semua sel. Perbandingan zat-zat penyusun
dan zat-zat yang dihasilkan dapat berbeda-beda. Dari analisis kimia diperoleh
hasil bahwa protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, karbohidrat
(sakarida), dan garam-garam mineral.
4. Sel merupakan bentukan yang kecil dan rumit. Sulit untuk melihat struktur
dan menemukan komposisi molekulernya, lebih sulit lagi untuk memahami
kerja setiap komponennya yang dapat kita pelajari tentang sel sangat
ditentukan oleh alat yang kita miliki dan kita gunakan.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan masiswa dapat mengetahui sedikit
tentang materi Biologi Sel.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kimbal, Jhon. 2004. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga


Purnomo.dkk. 2006. Biologi 2a untuk kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Sunda
Kelapa Pustaka.
Syamsuri, Istamar. dkk. 2004. Biologi Jilid 1A Untuk SMA Kelas X Semester 1.
Jakarta: Erlangga.

18

Anda mungkin juga menyukai