Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan petunjuknya penulis dapat menyelesaikan Makalah Sel Sebagai Dasar Kehidupan
dengan tepat sesuai waktu yang ditentukan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi Umum serta para
teman-teman kelompok yang telah bekerja sama membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan kearah yang lebih baik. Untuk yang terakhir, penulis berharap
agar makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan juga para pembacanya.

Surakarta, 8 Oktober 2023

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mahluk hidup. Dalam kehidupan
sehari-hari biologi mengampil peran yang sangat penting. Mahluk hdiup tersusun dari sel.
oleh karena itu sel merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Sel berasal dari kata latin cell
yang berarti ruangan kecil. Sel ditemukan pertama kali oleh Robert Hooke yang melakukan
pengamatandengan mikroskop pada sayatan sayatan gabus (terdapat ruangan-ruangan kecil
yang menyusun gabus tersebut). Istilah sel ini terus digunakan hingga Brown (1831)
mengemukakan bahwa sel merupakan suatu ruangan kecil yang dibatasi membran , yang di
dalamnya terdapat cairan ( protoplasma).

Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak kasat mata. Ada yang hanya 1-10 mikron,
ada yang mencapai 30-40 mikron, bahkan ada yang beberapa sentimeter.Didalam ukuran
yang sangat kecil bentuk yang bermacam-macam tersebut, sel memiliki bagian
bagian sel yang memiliki fungsi masing masing.antar bagian sel itu melakukan interaksi dan
saling ketergantungan. Sel merupakan kesatuan dasar fungsional dan struktural. Artinya,
sebagai unit struktural setiap makhluk hidup tersusun dari sel-sel. Sementara sebagai
fungsional berarti semua fungsi-fungsi kehidupan berlangsung di dalam sel.

Dalam pembagiannya sek terdiri dari eukaritoik (eu=sejati, karyon=inti) yang memiliki
membran inti dan Prokariot (pro=sebelum, karyon=inti) yang tidak memiliki. membran inti
dan pada umumnya makhluk hidup uniseluler.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana sejarah penemuan sel ?


2) Apa pengertian dari sel ?
3) Bagaimana klasifikasi dari jenis sel ?
4) Bagaimana struktur dan fungsi organel sel ?
5) Bagaimana proses respirasi sel ?
6) Bagaimana metebolisme dalam sel ?
7) Bagaiaman proses transpor sel ?
8) Bagaimana reproduksi sel ?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu.


1) Mengetahui peran sel dalam kehidupan mahluk hidup.
2) Mengidentifikasi perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH SEL

Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus
suber menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi
dinding tebal dalam pengamatannya. Robert Hooke kemudian menyebut ruang ruang kosong
tersebut dengan istilah cellulae yang berarti sel. Namun, sel yang ditemukan oleh Robert Hooke
merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Sejak penemuan itu, beberapa ilmuwan berlomba
untuk mengetahui lebih banyak tentang sel.

Seorang ilmuwan Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) merancang


sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop tersebut digunakan untuk mengamati air
rendaman jerami. Dalam pengamatannya, ia menemukan organisme yang bergerak-gerak di
dalam air yang kemudian disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek merupakan orang pertama
yang menemukan sel hidup. Perkembangan penemuan tentang sel mendorong berkembangnya
persepsi tentang sel. Dari sinilah kemudian lahir teori-teori tentang sel. Beberapa teori tentang
sel sebagai berikut.
a. Sel merupakan kesatuan atau unit struktural makhluk hidup.
Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan Theodor Schwan (1810–
1882). Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan Jerman, mengadakan
pengamatan mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang bersamaan Theodor
Schwan melakukan pengamatan terhadap sel hewan. Schleiden menyatakan bahwa semua
tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya
merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya nukleus (yang
ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia
salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus. Pada tahun 1839, Theodor Schwann
yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus
sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan. Schwann menyatakan
bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal
pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan sel. Dari
hasil pengamatan keduanya, mereka menarik kesimpulan sebagai berikut.
1) Tiap makhluk hidup terdiri dari sel.
2) Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup
3) Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang tersusun lebih
dari satu sel disebut organisme bersel banyak

b. Sel sebagai unit fungsional makhluk hidup.


Max Schultze (1825–1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik
kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi juga merupakan bagian
penting sel sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal
ini muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional
kehidupan.

c. Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk hidup


Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman, ia memerinci teori sel sebagaimana yang
dikenal dalam bentuk modern. Pada mulanya ia sependapat dengan Schleiden mengenai
pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses patologis
membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh Robert
Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel
berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan
makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, yaitu omnis cellula e cellula (semua
sel berasal dari sel).

d. Sel sebagai unit hereditas makhluk hidup


Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan sifat yang
terdapat dalam nukleus, yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat gen yang
merupakan unit pembawa sifat. Melalui penemuan ini muncullah teori bahwa sel
merupakan unit hereditas makhluk hidup.
Penemuan-penemuan yang mendukung perkembangan teori sel sebagai berikut.
a. Robert Brown (1812), Biolog Skotlandia, menemukan benda kecil terapung dalam cairan
sel yang ia sebut nukleus.
b. Felix Durjadin (1835), beranggapan bahwa bagian terpenting sel adalah cairan sel yang
sekarang disebut protoplasma.
c. Johanes Purkinye (1787–1869), orang pertama yang mengajukan istilah protoplasma
untuk menamai bahan embrional sel telur.

B. PENGERTIAN SEL

Sel berasal dari kata ‘cella' yang berarti ruangan berukuran kecil maka sel merupakan
unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan Sel merupakan suatu unit
dasar kehidupan penyusun makhluk hidup (atau organisme), baik uniseluler maupun
multiseluler. Struktur sel sangat erat kaitannya dengan fungsinya. Secara struktural tubuh
makhluk hidup terdiri atas satu sel atau beberapa sel schingga sel disebut satuan struktural
makhluk hidup. Secara fungsional tubuh makhluk hidup dapat melaksanakan kehidupan jika sel-
sel penyusun itu berfungsi, sehingga sel juga disebut satuan fungsional makhluk hidup Sel
mengandung materi genetik penentu sifat makhluk hidup yang dapat di wariskan kepada
keturunannya. Sehingga, sel adalah unit struktural, fungsional dan herediter terkecil pada
makhluk hidup yang berupa ruangan kecil yang dibatasi oleh selaput dan berisi cairan pekat.

Sel memiliki semua perangkat dan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan
proses hidup yaitu bergerak, memperbanyak diri, beradaptasi atau merespon terhadap perubahan
lingkungan. Proses hidup tersebutlah yang menunjang berlangsungnya kehidupan pada makhluk
hidup yang disusun oleh sel tersebut. Dengan demikian, semua aspek dari sistem kehidupan bisa
dipelajari dengan mengkaji proses hidup yang terjadi pada tingkat sel. Sel berada pada skala di
bawah 10 um, sedangkan komponen penyusun sel yaitu atom dan molekul berada pada skala
nanometer atau 10 um . Sel hakekatnya merupakan serangkaian reaksi kimia yang sangat
kompleks dan saling terintegrasi. Reaksi kimia yang terjadi merupakan interaksi diantara
molekul, senyawa, atau atom pada skala nano. Reaksi kimia pada skala nano ini hanya mungkin
terjadi pada ruang yang berskala mikro yaitu sel. Dalam ruang skala sentimeter, reaksi skala
nano sangat sulit terjadi, karena probabilitas bertemu antar molekul, senyawa, atau atom sangat
kecil. Dengan demikian pembahasan proses hidup pada tingkat sel menjadi cerminan proses
hidup yang terjadi pada level organisme.Molekul dan atom sebagai nonliving things akan tetap
menjadi nonliving things, bila diantara mereka tidak ada saling interaksi Sejumlah molekul atau
atom tertentu yang mempunyai sifat dan karakter kimia yang komplemen akan saling
berinteraksi. Interaksi ini terjadi secara integratif pada seluruh molekul dan atom sedemikian
rupa sehingga dari nonliving things bisa memunculkan living things.

C. KLASIFIKASI SEL

a. Sel Prokariotik
Sel diklasifikasikan menjadi 2 yaitu sel prokariotik dan eukariotik, Sel prokariotik berasal
dari bahasa Yunani (pro: sebelum, karyon: inti/nukleus) yaitu sel yang tidak memiliki inti sel.
Hal ini tidak berarti bahwa sel prokariotik tidak memiliki materi genetik, melainkan materi
genetiknya tersebar di dalam sitoplasma yang dikenal dengan istilah nukleoid. Ukuran sel
prokariotik sangat kecil kisaran 1−10 μm. Prokariotik awalnya diklasifikasikan kedalam
kingdom monera.Tetapi studi molekuler membaginya menjadi dua kingdom berbeda yaitu
eubacteria dan archaebacteria. Sebagian besar prokariotik yang hidup di tanah, penyebab
penyakit, dan bakteri di kehidupan sehari-hari termasuk ke dalam eubacteria. Sedangkan
archaebacteria ditemukan pada lingkungan yang ekstrim seperti di air panas, air garam pekat,
mata air vulkanik, sedimen laut dalam, lingkungan asam, dan kondisi ekstrim lainnya.

Struktur dasar sel prokariotik sangat sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik.
Prokariotik memiliki dinding sel sebagai lapisan pelindung yang kuat. Lapisan ini kemudian
mengelilingi membran plasma dan membungkus satu sel yang mengandung sitoplasma dan
DNA. Contoh organisme sel prokariotik yaitu bakteri, ganggang hijau biru dan arkae. Sel bakteri
bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner yaitu dengan membagi sel menjadi dua
sel. Struktur dasar sel prokariotik terdiri dari empat struktur utama, yaitu: (1) dinding sel, (2)
membran plasma, (3) ribosom, dan (4) nukleoid (materi genetik). Selain itu jenis sel prokariotik
memiliki struktur organel tambahan seperti (1) flagella, (2) phili, (3) endospora, (4) kapsul.
Prokariotik tidak memiliki organel khusus, seperti mitokondria, badan golgi, retikulum
endoplasma, dan lain lainnya seperti organel sel yang terdapat pada sel eukariotik.

b. Sel Eukariotik
Eukariotik berasal dari kata Yunani (eu: sejati, karyon: inti/nukleus) yaitu sel yang memiliki
inti atau nukleus (karion) yang dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran
yaitu membran sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Sel eukariotik mempunyai
ukuran dan bentuk yang berbeda tergantung dari jenis dan fungsinya. Sel eukariotik ada yang
mempunyai bentuk tetap seperti sel saraf dan sel tumbuhan, ada pula yang bentuknya dapat
berubah-ubah seperti sel lekosit, dan lain-lain. Bentuk dari sel pada umumnya tergantung
terutama dari fungsi sel dan juga tergantung dari tegangan permukaan membran sel, viskositas
sitoplasma, rigiditas membran plasma, pengaruh mekanis dari sekitarnya. Ukuran sel eukariotik
sangat bervariasi, sel hewan yang terkecil mempunyai diameter 4 mikron dan yang terbesar
sampai beberapa sentimeter.

Sel eukariotik memiliki nukleus yang terbungkus di dalam membran, sehingga DNA yang
terdapat di dalam nukleus dapat tersimpan dalam kompartmen khusus yang terpisah dari bagian
lain dari sel yang disebut sitoplasma. Disamping itu, terdapat juga jenis organel lain yaitu
mitokondria dan kloroplas, yang terbungkus dalam dua lapis membran yaitu membran dalam dan
membran luar yang secara kimiawi memiliki perbedaan dengan membran yang membungkus
nukleus. Sel eukariotik ini terdapat pada organisme yang lebih kompleks seperti pada sel hewan
dan sel tumbuhan .Namun, organel sel pada sel tumbuhan dan sel hewan tidaklah sama, ada
bagian yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada pula bagian sel yang sama diantaranya yaitu
membran plasma dan nukleus. Hewan dapat bergerak dengan aktif sedangkan tumbuhan secara
pasif. Hal ini disebabkan karena bentuk sel hewan yang fleksibel dan bentuknya dapat berubah-
ubah, berbeda dengan sel tumbuhan yang kaku dan tidak fleksibel.

D. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL

Secara garis besar, sel dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu.
a. Membran Sel (Selaput Plasma)
Membran sel merupakan bagian terluas dari sel, bersifat semipermiabel, dan tersusun atas
lipid dan protein sehingga disebut selaput lipoprotein. Fungsi membran sel, yaitu untuk
mengontrol atau mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan lingkungannya,
sebagai reseptor atau penerima rangsang dari luar, sebagai pelindung sel, serta
mengontrol zat yang akan masuk maupun keluar meninggalkan sitoplasma.
b. Sitoplasma
Sitoplasma adalah protoplasma yang mengisi ruangan antara selaput plasma dan inti sel
(nucleus). Sitoplasma merupakan system koloid yang amat dinamis, senantiasa bergerak,
dan tidak pernah diam. Pada sel tumbuhan, sitoplasma terdiri atas, ektoplasma yaitu
sitoplasma yang berbatasan dengan membrane sel dan endoplasma, yaitu sitoplasma yang
terdapat dalam ektoplasma. Pada sel hewan, ektoplasma adalah selaput plasma itu sendiri,
sedangkan cairan disebelah dalam ektoplasma merupakan endoplasmanya. Ektoplasma
tampak lebih jernih dan kompak daripada endoplasma. Sitoplasma tersusun atas bahan
dasar cair yang disebut sitosol. Di dalam sitosol terlarut senyawa organic yang penting
bagi kehidupan. Selain itu, juga terlarut ion-ion gas dan molekul-molekul kecil, seperti
garam, asam lemak, asam amino, gula nukleotid, vitamin, serta mulekul besar seperti
protein dan RNA yang membentuk larutan koloid.
c. Organel
Untuk melaksanakan berbagai fungsi hidup, sel dilengkapi organel. Organel merupakan
bagian isi didalam sitoplasma, meliputi: inti sel, mitokondria, ribosom, lisosom, plastida,
retikulum endoplasma, badan golgi, dan badan mikro.
1) Inti sel
Inti sel merupakan salah satu organel terbesar yang dilindungi oleh membran nukleus
yang disebut nukleus dan di dalamnya terdapat nukleolus. Adapun fungsi dari nukelus
yaitu sebagai pusat pengatur seluruh kegiatan sel, mengendalikan reproduksi sel,
mengatur sintesis protein, dan pembawa informasi genetik.
2) Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan organel yang berbentuk saluran-saluran yang
terhubung dengan inti. Retikulum endoplasma terdiri dari 2 jenis yaitu retikulum
endoplasma halus yang tidak mengandung ribosom, dan retikulum endoplasma kasar
yang merupakan tempat menempelnya ribosom. Retikulum endoplasma memiliki
fungsi yaitu berperan dalam transport zat, sebagai tempat menempelnya ribosom, dan
menampung protein yang disintesis oleh ribosom.
3) Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang berbentuk kapsul dengan saluran lekuk
pendek di bagian dalamnya. Mitokondria dilindungi oleh membran rangkap. Adapun
fungsi mitokondria yaitu untuk respirasi sel dan pusat pembangkit tenaga.
4) Badan golgi
Badan golgi merupakan organel yang berbentuk bulatan yang memiliki fungsi berupa
berperan penting dalam sekresi zat, sintesis lisosom, serta mengangkut dan mengubah
materi zat secara kimia.
5) Ribosom
Ribosom merupakan organel sel yang terdapat di sitoplasma dan menempel di
reticulum endoplasma kasar. Ribosom memiliki peran penting untuk sintesis protein.
6) Lisosom
Lisosom merupakan organel yang banyak ditemukan dalam sel-sel yang berperan
penting dalam imunitas, seperti leukosit dan limfosit. Fungsi dari lisosom yaitu untuk
menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki (autofogi), menghancurkan diri
dengan membebaskan isi lisosom (autolisis), melindungi sel dengan menelan atau
menghancurkan benda asing, mencerna zat-zat yang belum dapat diurai, serta
merupakan tempat pembentukan enzim pencernaan.
7) Plastida
Plastida merupakan organel yang khas pada sel tumbuhan sebagai tempat pigmen
warna. Organel ini terdapat didalam sitoplasma dan merupakan hasil perkembangan
dari badan kecil yang dikenal dengan proplastida, yang banyak terdapat didaerah
meristematik. Di dalam plastida terdapat zat warna atau pigmen fotosintesis yang
berperan menyerap energi cahaya dan kemudian diubah menjadi energy kimia.
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, plastida dibedakan menjadi luekoplas,
kromoplas, dan kroloplas.
8) Vakuola
Vakuola umumnya ditemui pada sel tumbuhan. Vakuola merupakan organel yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sekaligus menyimpan zat-
zat yang akan dieksresikan.
9) Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar dari sel dan dibentuk oleh badan golgi. Dinding
sel primer terbentuk pada waktu sel membelah, dan setelah mengalami penebalan
dengan zat lignin, kutin dan suberin (gabus) berubah menjadi dinding sekunder.
Fungsi dinding sel yaitu melindungi bagian sel yang berada di dalamnya, sebagai
jalan masuk keluarnya air beserta materi terlarut, memberi bentuk tertentu dan
memperkukuh sel, bersama sama vakuola berperan dalam menjaga turgiditas sel
untuk menopang tubuh.
10) Badan mikro
Organel yang masuk ke dalam badan mikro adalah glioksisom dan perioksisom.
Disebut badan mikro karna ukurannya sangat kecil yaitu antara 1-2 mm. Glioksisom
dan perioksisom merupakan organel yang dibatasi membrane tunggal. Glioksisom
terdapat pada jaringan yang mengandung lemak, misalnya biji-bijian. Glioksisom
hanya terdapat pada tumbuhan. Fungsi badan mikro adalah untuk metabolisme lemak,
yaitu mengubah lemak manjadi karbohidrat atau sebaliknya. Selain itu, glioksisom
menghasilkan enzim glioksilat, katalase, dan glikoliat oksidae. Badan mikro
mengandung enzim katalase yang bertindak sebagai katalisator dalam menguraikan
hidrogen peroksida yang bersifat racun. Perioksisom merupakan organel yang
mempunyai penampilan sangat mirip dengan glioksisom dan menghasilkan enzim
sejenis. Fungsi ini berkaitan dengan proses fotorespirasi.

Pada sel tumbuhan dan hewan terdapat perbedaan dalam struktur organelnya. Perbedaan tersebut
yaitu :
a. Sel Hewan
Pada sel hewan tidak didapati dinding sel dan plastida. Namun sel hewan memiliki
lisosom dan sentriol yang tidak dimiliki oleh sel pada tumbuhan. Pada hewan tertentu
memiliki vakuola yang berukuran kecil dan sedikit. Timbunan zat berupa lemak dan
glikogen.
b. Sel Tumbuhan
Pada sel tumbuhan didapati dinding sel dan membran sel yang tidak ada pada sel hewan.
Umumnya memiliki plastida dan tidak memiliki lisosom dan sentriol. Pada sel tumbuhan
memiliki vakuola yang berukuran besar dengan timbunan zat berupa pati.

E. RESPIRASI SEL

1. Respirasi Anaerob

Respirasi Anaerob merupakan respirasi pada sel yang tidak memerlukan adanya
oksigen. Respirasi ini juga menghasilkan ATP sebagai bentuk energinya. Respirasi ini
terjadi di sitoplasma pada sel. Dalam proses respirasi aerob akan menghasilkan ATP
sebanyak 2 ATP (Adenosin Tri Phosphat). Respirasi Anaerob terdiri atas beberapa
tahapan sebagai berikut.

a. Tahapan Fermentasi asam laktat


i. Glikolisis
Tahap pertama fermentasi asam laktat adalah glikolisis. Dalam glikolisis,
glukosa (gula) dipecah menjadi dua molekul piruvat melalui serangkaian reaksi
kimia di dalam sel. Proses ini menghasilkan sedikit ATP dan NADH sebagai
pembawa elektron yang akan digunakan lebih lanjut.
ii. Konversi Piruvat
Asam piruvat yang dihasilkan dari glikolisis diubah menjadi asam laktat. Reaksi
ini terjadi dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen) dan mengubah piruvat
menjadi asam laktat menggunakan NADH yang dihasilkan selama glikolisis. Ini
membantu dalam mengoksidasi NADH kembali menjadi NAD+ sehingga
glikolisis dapat berlanjut.
iii. Regenerasi NAD+
Pada tahap ini, terjadi proses konversi piruvat menjadi asam laktat. NADH
berubah kembali menjadi NAD+ sehingga dapat digunakan lagi dalam tahap
glikolisis. NAD+ diperlukan untuk menjaga glikolisis tetap berjalan dengan baik.
b. Tahapan Fermentasi Alkohol
i. Glikolisis
Tahap pertama dalam fermentasi alkohol adalah glikolisis, di mana molekul
glukosa dipecah menjadi dua molekul piruvat. Proses ini menghasilkan sedikit
ATP dan NADH sebagai pembawa elektron.
ii. Dekarboksilasi
Piruvat yang dihasilkan dari glikolisis mengalami dekarboksilasi, yaitu
melepaskan karbon dioksida, mengubahnya menjadi senyawa yang disebut
asetaldehida. Pada tahap ini, NADH juga dioksidasi kembali menjadi NAD+.
iii. Konversi Asetaldehida
Asetaldehida yang dihasilkan dalam langkah sebelumnya dikonversi menjadi
etanol. Dalam reaksi ini, NADH dioksidasi kembali menjadi NAD+, yang
diperlukan untuk menjaga kelancaran glikolisis.
iv. Pelepasan Karbon Dioksida
Karbon dioksida (CO2) dilepaskan sebagai produk sampingan selama tahap
konversi asetaldehida menjadi etanol, yang sering terlihat sebagai gelembung-
gelembung gas.

2. Respirasi Aerob

Respirasi Aerob merupakan respirasi pada sel yang memerlukan oksigen pada
prosesnya. Seluruh proses respirasi aerob berlangsung di matriks mitokondria. Dalam
proses respirasi aerob akan menghasilkan ATP sebanyak 36 ATP (Adenosin Tri
Phosphat). Tahapan pada respirasi Aerob adalah sebagai berikut.

a. Glikolisis
Proses glikolisis terjadi pada bagian sitoplasma atau sitosol. Dalam tahapan glikolisis,
molekul glukosa akan diuraikan menjadi suatu senyawa yang lebih sederhana. Dari
proses penguraian tersebut, glukosa akan menghasilkan 2 molekul ATP, 2 molekul asam
piruvat, dan 2 molekul NADH.
b. Dekarbolklisasi Oksidatif
Pada tahap ini, hal pertama yang terjadi adalah asam piruvat berubah menjadi asetil
koenzim A sehingga menghasilkan molekul CO2 dan NADH. Pada tahapan sebelumnya
menghasilkan 2 asam piruvat, sehingga pada tahap ini dekarboksilasi oksidatif
menghasilkan masing-masing 2 molekul pada asetil koenzim A, CO2, dan NADH.
c. Siklus Krebs
Pada tahap siklus krebs akan dihasilkan 2 molekul ATP, 2 molekul FADH2, 6 molekul
NADH, dan 4 molekul CO2. Karbon dioksida dalam respirasi aerob dihasilkan dalam
proses siklus krebs ini
d. Transpor Elektron
Tahap ini akan terjadi reaksi reduksi dan oksidasi antara NADH dan FADH2 yang
dihasilkan pada tahapan siklus krebs. Senyawa-senyawa yang terjadi di dalam tahap
transpor elektron adalah sitokrom B, sitokrom C, sitokrom A, sitokrom A3, koenzim Q,
serta oksigen. Tahap ini menjadi tahap yang paling banyak dalam menghasilkan ATP di
antara tahapan yang lainnya.

F. REPRODUKSI SEL

1. Amitosis
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap -tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel - sel
yang bersifat prokariotik. Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki membran
pada inti selnya. Amitosis sendiri sering dikenal sebagai pembelahan secara langsung
atau pembelahan biner. Pembelahan ini banyak dilakukan organisme uniseluler, seperti
bakteri, protozoa, dan mikroalga. Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan
membelah menjadi dua sel yang identik (sama satu sama lain). Pembelahan dimulai
dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma.
Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan.

2. Mitosis
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang
teratur yang terjadi pada sel somatic. Mitosis merupakan pembelahan sel yang bertujuan
dalam proses pertumbuhan dan regenerasi. Mitosis adalah bentuk pembelahan sel yang
paling umum dari sel eukariotik. Dalam proses ini, sel mereplikasi bahan genetiknya
sepenuhnya, yang kemudian membelah menjadi dua, menghasilkan dua sel kembar
identik. Sisa sel kemudian mulai menggandakan dan perlahan-lahan membelah
sitoplasma, sampai membran plasma akhirnya membagi dua sel anak baru menjadi dua.
Hasilnya adalah empat sel anakan yang identik.

Tahapan dari pembelahan mitosis adalah sebagai berikut :


a. Profase
Pada profase, kromatin mengalami kondensasi membentuk kromosom. Kromosom
memendek dengan cepat dan menjadi lebih besar. Setiap kromosom terdiri dari dua
kromatid yang disatukan pada sebuah sentromer. Membran inti pecah diikuti
menghilangnya nukleolus (anak inti). Kromosom mulai terlihat menebal dan memendek.
Kromosom menggandakan diri menjadi sepasang kromatid, berjalan kearah kutub yang
berlawanan dan membentuk benang spindel. Benang Spindel merupakan bagian dari
kromosom yang berfungsi menggerakkan kromosom saat proses pembelahan sel sedang
dimulai.

b. Metafase
Pada tahap ini, benang-benang spindel mulai kelihatan jelas. Benang-benang spindel
mengikat sentromer dari masing-masing kromosom. Kedua kromatid dalam satu
kromosom (sering disebut kromatid kakak beradik) masih dihubungkan oleh satu
sentromer dan terletak di bidang ekuator sel, kromosom berada ditengah bidang equator.

c. Anafase
Kedua kromatid memisahkan diri dan masing - masing bergerak sebagai kromosom
anakan menuju kutub dari spindel yang berlawanan letaknya. Proses ini didahului oleh
membelahnya sentromer menjadi dua bagian. Fase ini menyelesaikan pembagian jumlah
kromosom secara kuantitatif sama ke dalam sel anakan. Kecuali itu juga berlangsung
pembagian bahan genetik secara kualitatif sama.
d. Telofase
Kromosom anakan pada kutub spindel merupakan tanda dimulainya telofase.
Terbentuknya membran inti baru, anak inti baru dan menghilangnya spindel terjadi
selama fase ini. Dengan terbentuknya dua buah inti baru, maka di tengah sel terbentuk
dinding yang baru. Berlangsunglah sitokinesis (pembelahan sitoplasma).

3. Meiosis
Meisosis merupakan pembentukan sel yang bertujuan dalam pembentukan gamet
pada sel kelamin. Meiosis merupakan pembelahan sel yang berlangsung dengan dua kali
pembelahan yang menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh
dari jumlah kromosom sel induk. Pada pembelahan ini berlangsung melalui dua tahap
yaitu meiosis I dan meiosis II.

Tahapan dari pembelahan meiosis adalah sebagai berikut.


1. Meiosis I
i. Profase I
a) Leptoten
Leptoten adalah tahapan ketika leptotene kromatin bentuknya menjadi lebih padat
(kondensasi) dan berubah menjadi kromosom.

b) Zigoten
Zigoten merupakan proses yang terjadi setelah proses leptoten selesai dilakukan.
Dalam fase ini, kromosom-kromosom akan membentuk sinapsis yang kemudian
berpasangan dengan homolognya.

c) Pakiten
Pakiten adalah fase ketika lengan-lengan kromosom menjadi ganda. Setelah itu,
kromosom ganda ini akan membentuk suatu kiasma atau area pindah silang untuk
pasangan kromosom homolog.

d) Diploten
Diploten adalah tahap terjadinya rekombinasi kromosom yang diakibatkan oleh proses
kromatid yang berpindah silang pada kiasma.
e) Diakinesis
Pada tahap ini, sentrosom akan terbelah menjadi dua buah sentriol dan juga membrane
inti akan menjadi terhalang. Kedua sentriol yang dihasilkan dari pembelahan tersebut
akan bergerak menuju masing-masing kutub.

ii. Metafase I
Kromosom berada sejajar di garis ekuator sel dan juga semua gelendong sudah melekat
pada kinetokor kromosom. Akan tetapi, dalam metafase 1, kromosomnya masih memiliki
bentuk tetrad.

iii. Anafase I
Kromosom yang mendekatkan dirinya ke kutub hanya memiliki dua DNA saja. Hal ini
terjadi karena seluruh kromosom telah berpindah. Berbeda dengan anafase yang ada pada
pembelahan mitosis yang setiap kutub mendapatkan 4 DNA karena yang berpindah hanya
kromatidnya saja.

iv. Telofase I
Pembelahan sel terjadi sehingga setiap sel yang pada awalnya mempunyai 4 DNA menjadi
2 DNA saja. Dalam prosesnya, bagian-bagian inti sel terbentuk lagi dengan susunan
kromosom yang berbeda.

2. Meisosis II
i. Profase II
Pada tahap pembelahan yang kedua ini, proses dimulai dengan gelendong yang muncul
serta kromosom yang mulai bergerak mendekati ekuator.

ii. Metafase II
Posisi kromosom berjajar di ekuator dan benang-benang spindel sudah melekat pada
kinetokor.

iii. Anafase II
Kromatid saudara yang mempunyai sifat genetik sama akan ikut menuju ke sentromer
lewat jalur benang spindel. Dalam pembelahan ini, terjadi pembelahan ekuasional dengan
jumlah yang sama.

iv. Telofase II
Kromosom dari kromatid yang terpisah mencapai kutub pembelahan dan melahirkan
empat inti mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan satu salinan DNA. Lalu
terjadi fase sitokinesis II, yaitu tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan menghasilkan
empat sel kembar haploid sebagai hasil dari akhir tahapan pembelahan meiosis.
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B., Bray, D., Hopkin, K., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., and Walter, P.
2014.Fourth Edition Essential Cell Biology. NewYork: Garland Science, Taylor &
Francis Group.
Amelia, T. 2017. Buku Ajar Mikrobiologi. Tanjungpinang :
Jawetz.,Melnick.,and Adelberg. 2013. Medical Microbiology 26th Edition. New York: McGraw.
Campbell Neil A, dkk. 2008. Biologi. Jilid I. Erlangga : Jakarta.
Ammu, R. M. 2018. Peran Pembelajaran Biologi Sel dan Molekuler Dalam Pengelolaan Dan
Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia. In Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Biologi. 2(1) : 878-885.
Campbell, R. M. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta
Kolin, dkk. 2018. Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS) pada
Materi Sistem Organisasi Kehidupan Tingkat Sel. Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains.
1(2) : 263-176.
Lakitan dan Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo
Persada Jakarta.
Burhaman, B. 2019. Dari Sejarah Lokal Sul-Sel Ke Sejarah Lokal Sul-Selbar : Memikirkan
Perspektif Baru Sejarah Lokal. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya. 14(2). Hal:2-3.

Anda mungkin juga menyukai