NIM : 083210012
2022
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua makhluk hidup. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau
disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk
tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe
sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas
lebih dari 1013 sel.
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai
0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur
ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm
(0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal
tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop
pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665
ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki
perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir
dua abad setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji
dalam cabang biologi yang disebut biologi sel.
1. Pengertian Sel
Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti. Semua fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara asalkan
seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian
sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan (faal tubuh).
Berdasar jumlah sel penyusunnya makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup
uniseluler dan multiseluler. Makhluk hidup multiseluler berasal dari satu sel (zigot) yang
kemudian mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Struktur sel terdiri dari nukleus (inti sel),
sitoplasma beserta organelnya, membran sel dan dinding sel. Sel yang mempunyai fungsi khusus
biasanya dilengkapi dengan organel khusus yang tidak ditemukan pada sel lain.
Sel bisa diartikan sebagai gumpalan dari protoplasma yang berinti dan berfungsi sebagai
komponen atau alat dalam membantu penyelenggaraan segala aktivitas untuk kebutuhan
hidupnya. Selama pertumbuhan, sel akan berubah seiring dengan perkembangannya baik dari
bentuk untuk menyesuaikan dengan fungsinya. Bentuk sel bisa epidermis, hal ini akan
melindungi sel-sel lain dalam menyimpan persediaan makanan.
Sel berasal dari kata cella dimana memiliki arti sekumpulan partikel-partikel yang berukuran
kecil dan membentuk suatu kesatuan terkecil dari makhluk hidup agar dapat melaksanakan suatu
kehidupan. Pengertian sel sendiri mencakup dari beberapa hal yang berasal dari empat teori
yakni unit struktural terkecil dari makhluk hidup, unit fungsional terkecil dari mahkluk hidup,
pertumbuhan terkecil dari suatu makhluk hidup, serta unit hereditas terkecil dari mahkluk hidup.
Sel dilihat pertama oleh Aristoteles (384 – 322 SM). Dia menyatakan bahwa semua makhluk
hidup tersusun dari suatu benda hidup atau unit struktural yang mempengaruhi kehidupan suatu
organisme. Pada saat ini belum dikenal kata “sel” dari unit structural tersebut.
Robert Hooke (1665 M), Dialah orang yang pertama kali
yang menamakan unit structural tersebut sebagai “sel”.
Beberapa investigator dari tahun 1665 s/d 1831 yang
mempelajari sel, Tak satupun yang dapat menyimpulkan
bahwa benda hidup tersebut tersusun dari unit atau sel
yang serupa.
Setiap sel mempunyai aksi dan tugas secara bebas sebagai bagian integral dari organisme
lengkap.
Ukuran Sel
Ukuran dan Bentuk Sel : Ukuran sel biasanya bevariasi antara 10 µm – 100 µm.
Ukuran sel yang terkecil pada Pleuropneumonia yaitu 0,1 – 0,5 µm.
Ukuran sel yang terpanjang pada serat Sclerenchymatous pada Boehmenia nevia, yaitu ± 55 cm.
Jumlah Sel
Protozoa, bakteri, fungi dan alga bersel satu. Mereka disebut sebagai bentuk uniseluler atau
aseluler.
Sebagian besar Kingdom animalia dan Kingdom Plantae dan sebagaian besar Kingdom Fungi
terdiri beberapa sel, mereka dikatakan sebagai organisme multiseluler.
Type Sel
Sel Prokariotik; yaitu sel dimana mitokondria, kloroplas, dan nucleus tidak terlihat secara jelas.
Type sel ini ditemukan pada bakteri dan alga biru hijau yang tergolong dalam kingdom Monera .
Sel Eukariotik; yaitu sel dimana batas nucleus dan membrane tampak secara jelas. Type sel ini
ditemukan pada semua Kingdom Protista , Kingdom Fungi , Kingdom Plantae dan Animalia.
2. Sejarah Sel
Penemuan awal
Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16 dan selanjutnya
dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris. Hingga pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah
memiliki kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali. Ilmuwan Inggris Robert Hooke kemudian
merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber cahaya sendiri sehingga lebih mudah
digunakan. Ia mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan struktur
mikroskopik gabus sebagai "berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak beraturan"
dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke menyebut pori-pori itu cells karena
mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau penjara. Yang sebenarnya dilihat oleh Hooke
adalah dinding sel kosong yang melingkupi sel-sel mati pada gabus yang berasal dari kulit pohon
ek. Ia juga mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi cairan.
Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang kain,
menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk mengamati
berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal, protozoa,
dan bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat yang memerinci kegiatannya
kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah satu
suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur yang
diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa Belanda: 'hewan
kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam bahasa Inggris oleh Royal Society), yang
diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern.
Pada tahun 1675–1679, ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit penyusun tumbuhan
yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut pengamatannya, setiap rongga tersebut berisi
cairan dan dikelilingi oleh dinding yang kokoh. Nehemiah Grew dari Inggris juga menjabarkan
sel tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682, dan ia berhasil mengamati
banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun tumbuhan, yaitu kloroplas.
Teori sel
Dua ratus tahun kemudian, yakni sekitar tahun 1835, seorang ilmuan Prancis yang bernama Felix
Dujardin meneliti bahwa sel-sel tersebut tersusun atas substansi berupa cairan. Cairan tersebut
dikenal dengan istilah Protoplasma. Istilah Protoplasma kali ini dikemukakan oleh Johannes
Purkinje.
Beberapa ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau mengamati
bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel, namun hal tersebut masih diperdebatkan pada saat
itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden menyatakan bahwa semua
tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya
merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya nukleus (yang ditemukan
Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira
bahwa sel terbentuk dari nukleus. Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi
dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana
Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga
tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh semua
organisme adalah pembentukan sel.
Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah
Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan
Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses
patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh Robert
Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari
sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang
memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).
Perkembangan biologi sel
Antara tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena seluler dasar,
seperti mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting, seperti mitokondria,
kloroplas, dan badan Golgi. Lahirlah bidang yang mempelajari sel, yang saat itu disebut sitologi.
Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan
sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel. Pada tahun 1960,
perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di New York, Amerika Serikat,
dan tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and Biophysical
Cytology berganti nama menjadi Journal of Cell Biology. Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel
telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya
sendiri serta memiliki misi mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.
3. Bagian-Bagian Sel
a. Membran plasma
1. Mengatur lalu lintas senyawa-senyawa atau ion-ion yang masuk dan keluar sel atau
organel
2. Sebagai reseptor (pengenal) molekul-molekul khusus (hormon) metabolit dll dan agensia
khas seperti bakteri dan virus
3. Tempat berlangsunya berbgai reaksi kimia seperti pada membran motokondria, kloroplas,
retikulum endoplasma dan lain-lain,
4. Membran plasma juga berfungsi sebagai reseptor perubahan lingkungan sel, seperti
perubahan suhu, intensitas cahaya dan lain-lain.
b. Dinding sel
Fungsi dinding sel pada tumbuhan adalah untuk memperkokoh sel sebagaimana sel tulang pada
hewan.
c. Sitoplasma dan nukleoplasma
Fungsi nucleolus adalah tempat perakitan ribosom.
d. Organel sel
Organel sel antara lain adalah : retikulum endoplasma, mitokondria, badan golgi, kloroplas,
nucleus, lisosom, peroksisom, vakuola. Disamping organel yang dibungkus membran ada pula
organel yagn tidak dibatasi membran seperti ribosom
1. Retikulum endoplasma
Tempat biosintesis protein. Protein disintesis pada REG
Tempat penambahan molekul karbohidrat. Molekul karbohidrat ditambahkan pada rantai
protein yang telah disintesis RE sebelum dibawa ke badan golgi, lisosom, membran sel atau ke
ruang antar sel. Penambahan ini terjadi di lumen RE.
Tempat biosinteis fospolipid dan kolesterol. Membran RE berfungsi untuk membentuk
semua lipid yang diperlukan untuk membentuk atau memperbaiki membran plasma, termasuk
fospolipid dan kolesterol.
Tempat detoksifikasi, proses ini berlangsung pada REA sel-sel usus, ginjal, kulit, dan
terutama di hari. Senyawa-senyawa yang berbahaya dan bersifat racun, diubah menjadi tidak
berbahaya.
2. Badan Golgi
Kompleks golgi berfungsi sebagai
1. Tempat glikosilasi protein dan lipid, yaitu proses perakitan protein dan lipid
berkarbohidrat tinggi.
2. Berperan dalam pemulihan membran sel
3. Berperan dalam mencekresikan bahan tertentu yang dibutuhkan di luar sel. Bahan yang
akan disekresikan terlebih dahulu dikemas dalam vesikuli sekretoris atau granula sekretoris.
4. Pada sel tumbuhan kompleks golgi juga berperan dalam perakitan dinding sel.
3. Lisosom dan peroksisom
Organel ini penting untuk melindungi sel dari penimbunan H2O2. pada biji yang sedang
tumbuh peroksisom berperan dalam perimbakan asam lemak yang tersimpan dalam biji menjadi
gula yang diperlukan untuk tubuh.
4. Mitokondria
Mitokondria mempunyai banyak fungsi metabolik, terutama untuk menghasilkan energi pada
metabolisme karbohidrat dan lemak (disebut juga respirasi), sintesis ATP dan lain-lain. Jumlah
mitokondria dalam sel tidak sama tergantung pada aktivitas sel. Sel-sel yang aktif seperti sel
pada jaringan otot mempunyai banyak mitokondria.
5. Kloroplas
Fungsi kloroplas adalah tempat fotosintesis dan sintesis ATP pada sel tumbuhan
Selain kloroplas pada rumbuhan juga terdapat plastida lain yaitu kromoplas yang mengandung
pigmen kuning dan leukoplas yang tidak mengandung pigmen
6. Sentrosoma
Sentrosoma merupakan argenel yang bentuknya agak bulat dan terletak dekat ini. Pada
sentrosoma terdapat dua sentriol yang tersusun tegak lurus satu dengan yang lain. Sentrosoma
berperan dalam pembelahan sel.
7. Ribosom
Mmerupakan struktur terkecil yang terdapat dalam sel, dan merupakan tempat berlangsungnya
sintesis. Ukuran ribosom pada sel eukariota berbeda dengan sel prokariota. Pada sel yang aktif
melakukan sintesis protein, ribosoma dapat mencapai 25% dari bobor kering sel.
8. Vakuola
Vakuola merupakan organel yang berisi cairan, dan dibatasi oleh membran plasma, vakuola
umumnya terdapat pada sel tumbuhan. Pada sel tumbuhan yang muda terdapat banyak vakuola-
vakuola kecil, tetapi dengan bertambahnya umur sel, maka terbentuk vakuola tengah yang besar.
Vakuola berfungsi untuk menyimpan sementara bahan makan terlarut dan sia-sia metabolisme.
4. Struktur Sel
Prokariotik
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe prokariotik. Bagian luar
sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran plasma. Kapsula yaitu bagian yang
paling luar berupa lendir yang berfungsi untuk melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula
adalah polisakarida. Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, dan
beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino.
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan
membran dalam merupakan bagian bahan seperti karbohidrat, protein, dan beberapa garam
anorganik serta berbagai asam amino. Berdasarkan struktur dinding selnya bakteri
dikelompokkan menjadi bakteri Gram negatif dan Gram positif
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan
membran dalam merupakan bagian penutup yang paling dalam. Membran plasma bakteri
mengadung enzim oksida dan respirasi. Fungsinya serupa dengan fungsi mitokondria pada sel
eukariotik. Pada beberapa daerah membran plasma membentuk lipatan ke arah dalam disebut
mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat
konyugasi. Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya
mengandung villi yang berfungsi untuk melekatkan diri. Sitoplasma merupakan bagian dalam sel
bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang mengandung butiran-butiran protein,
glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan
organel-organel yang memiliki sistem endomembran seperti badan Golgi, retikulum endoplasma
(RE), kloroplas, mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan
pada sitoplasma bakteri.
Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara struktural
memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki fungsi yang sangat
khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel.
Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler
maupun yang uniseluler.
Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada sel hewan, pada
bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan dan jamur
ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel jamur secara
kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan
selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan
tidak ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel hewan, tumbuhan, dan jamur
memiliki struktur yang serupa.
5. Fungsi Sel
Ditinjau dari fungsinya, sel merupakan unit fungsional dari semua (konsep) organism hidup.
Jadi, fungsi kehidupan ini dikerjakan oleh tiap individu sel. Fungsi kehidupan organisme tingkat
tinggi (termasuk manusia) dikerjakan oleh tiap sel dari berbagai alat tubuh dan organisasi yang
sempurna terjadilah aktivitas terpadu untuk melangsungkan fungsi kehidupan ini. Aktivitas
terpadu dikoordinasikan oleh kekuatan yang belum kita ketahui menurut teori vitalitas
dinyatakan sebagai a transcendent force not inherent in the chemical composition of protoplasm.
Ditinjau dari perkembangan, maka sel merupakan unit perkembangan, karena tiap jenis jaringan
dan alat tubuh didahului oleh pembentukan jenis sel tertentu.
Ditinjau dari keturunan, sel merupakan unit hereditas. Seperti yang dijelaskan dalam hal
reproduksi, dalam inti sel terdapat kromosom yang mengandung gen-gen (factor keturunan).
Semua sifat turun temurun dari suatu individu (hewan uniselular atau hewan multiselular)
terdapat dalam sel itu atau dalam sel reproduksi atau dalam sel kelamin.
6. Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Pada
organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga
merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel
mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada hewan
uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara
ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk
proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru.Ada dua
macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara
tidak langsung ’mitosis dan meiosis’.
Pembelahan Sel secara Langsung
Proses pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan ami-tosis atau pembelahan biner.
Pembelahan biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa melalui fase-fase
atau tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler
(bersel satu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat
mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang
identik (sama satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu seterus-
nya. Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti
pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan. Pembelahan biner dapat
terjadi pada organisme prokariotik atau eukariotik tertentu. Perbedaan antara organisme
prokariotik dan eukariotik, terutama berdasarkan pada ada tidaknya membran inti selnya.
Membran inti sel tersebut membatasi cairan pada inti sel ( nukleoplasma) dengan cairan di luar
inti sel, tempat terdapatnya organel sel ( sitoplasma). Organisme prokariotik tidak mempunyai
membran inti sel, sedangkan organisme eukariotik mempunyai membran inti sel. Oleh karena
itu, eukariotik dikatakan mempunyai inti sel (nukleus) sejati. Pembelahan biner pada organisme
prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri terdapat pada daerah yang disebut nukleoid. DNA
pada bakteri relatif lebih kecil dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotik. DNA pada bakteri
berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler sehingga tidak perlu dikemas menjadi kromosom
sebelum pembelahan.
Pembelahan Sel secara Tidak Langsung (Mitosis dan Meiosis)
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui tahapan-tahapan tertentu.
Setiap tahapan pembelahan ditandai dengan penampakan kromosom yang berbeda-beda. Kalian
telah mengetahui bahwa di dalam inti sel terdapat benang-benang kromatin . Ketika sel akan
membelah, benang-benang kromatin ini menebal dan memendek, yang kemudian disebut
kromosom. Kromosom dapat berikatan dengan warna tertentu, sehingga mudah diamati dengan
mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom merupakan benang pembawa sifat.
Di dalam kromosom terdapat gen sebagai faktor pembawa sifat keturunan.
Pada waktu sel sedang membelah, terjadi proses pembagian kromosom di dalamnya. Tingkah
laku kromosom selama sel membelah dibedakan menjadi fase-fase atau tahap-tahap pembelahan
sel. Pembelahan sel yang terjadi melalui fase-fase itulah yang disebut pembelahan secara tidak
langsung. Mengenai fase-fase pembelahan mitosis akan dibahas pada subab tersendiri.
Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan mitosis dan
meiosis . Sebelum kalian mempelajari lebih jauh tentang pembelahan sel secara tidak langsung,
ada baiknya kalian lakukan rubrik Diskusi beri-kut ini.
Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau organ tu-buh organisme terjadi melalui
proses pembelahan sel secara mitosis. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang
menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya.
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan
yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel anakan. Sel anakan ini
mewarisi sifat sel induknya dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Jika
sel induk memi-liki 2n kromosom, maka setiap sel anakan juga emiliki 2n kromo-som. Jumlah
2n ini disebut juga kromosom diploid.
Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi secara aseksual. Pada manusia
dan hewan, pembelahan mitosis terjadi pada sel meristem somatik (sel tubuh) muda yang
mengalami pertum-buhan dan perkembangan. Sebagai contoh, sel telur yang telah dibuahi
sperma akan membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk embrio. Sel-sel pada
embrio ini terus-menerus membelah secara mitosis dan akhirnya terbentuk bayi. Pertumbuhan
manusia dari bayi hingga dewasa juga melalui mekanisme pembelahan sel secara mitosis.