Anda di halaman 1dari 5

Nama : Raja Rhamdany H (41205425122032)

Sejarah
Sejarah teori sel juga tidak lepas dari sejarah keberadaan alat pembesar mutakhir, yakni
mikroskop. Alat mikroskop ini pertama kali ditemukan dengan dua lensa (majemuk) pada
kesudahan masa zaman ke-16. Setelah itu kemudian dikembangkan di Belanda, Italia, dan Negara
Inggris. Sampai pada pertengahan masa zaman ke-17 mikroskop mulai memiliki kemampuan
untuk perbesaran hingga mencapai 30 kali.
Ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk yang
memiliki sumber cahaya sendiri sehingga membuatnya lebih mudah untuk digunakan. Robert
Hooke mulai mengamati irisan- irisan tipis, seperti gabus lewat mikroskop tersebut dan mencoba
untuk mengajarkannya. Penjelasan yang didapat dari penangkapan mikroskopik gabus adalah
berpori-pori seperti sarang lebah, namun pori-porinya tidak beraturan.
Hooke menyebut pori-pori itu adalah cells karena hampir mirip dengan sel atau bilik kecil-
kecil di dalam biara atau penjara- penjara. Hal yang sebenarnya dilihat oleh Hooke adalah dinding-
dinding sel kosong yang melingkupi sel- sel mati pada gabus tersebut. Sel tersebut bersumber dari
kulit pohon ek sebagai bahan baku pembuatan gabus. Hooke kemudian juga mengamati tumbuhan
hijau yang juga memiliki sel yang berupa cairan.
Sedangkan, pada masa yang sama di Belanda, ilmuwan bernama Antoni van Leeuwenhoek
yang juga merupakan seorang pedagang kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa
satu dan digunakannya untuk mengamati berbagai hal. Leeuwenhoek kemudian sukses melihat sel
darah merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri.
Kemudian tahun 1673 Leeuwenhoek mulai mengirimkan surat tentang aktivitas yang
dipekerjakannya kepada Royal Society, yaitu sebuah perkumpulan ilmiah di Inggris dan
menerbitkannya. Di salah satu suratnya, Leeuwenhoek menjelaskan hal yang bergerak di
dalam cairan liur yang ditelitinya di bawah mikroskop. Leeuwenhoek pun menyebutnya dengan
istilah ditjen atau dirjen dalam bahasa Belanda yang artinya hewan kecil.
Lalu diterjemahkan menjadi animalcule dalam bahasa Inggris oleh Royal Society yang
selanjutnya diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern sekarang. Tahun 1675–1679,
ilmuwan Italia bernama Marcello Malpighi kemudian menjabarkan unit- unit penyusun tumbuhan
yang diberi nama utricle atau berarti kantong kecil. Menurutnya setiap rongga tersebut memiliki
cairan dan dikelilingi oleh dinding- dinding yang terlihat kokoh.
Nehemiah Grew, ilmuwan asal Inggris kemudian juga mengajarkan tentang sel tumbuhan
dalam tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682. Grew sukses mengamati banyak hal yang
dibangun tumbuhan berwarna hijau kecil di dalam sel- sel daun tumbuhan yang kemudian diberi
nama kloroplas.
Perkembangan Biolog Sel
Selang tahun 1875 dan 1895, kemudian terjadi berbagai penemuan tentang fenomena
seluler landasan, yakni mitosis, meiosis, dan fertilisasi, dan berbagai kajian organel penting
lainnya, seperti mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi. Dari situlah lahir segi yang kemudian
focus untuk mempelajari sel yang disebut dengan istilah sitologi.
Perkembangan teknik baru ini tarsus terjadi, terutama pada bagian fraksinasi sel
dan mikroskopi electron. Hal ini kemudian memungkinkan kajian ilmu sitologi dan biokimia
melahirkan segi baru yang dikenal juga dengan biologi sel. Kemudian tahun 1960, perhimpunan
ilmiah dari American Society for Cell Biology didirikan di New York, Amerika Serikat.
Tidak lama setelahnya muncul jurnal ilmiah bernama Journal of Biochemical and
Biophysical Cytology berubah nama menjadi Journal of Cell Biology. Setelah dekade 1960-an,
biologi sel kini sudah menjadi suatu disiplin ilmu atau kajian yang mapan, dengan perhimpunan
dan publikasi ilmiahnya sendiri. Selain itu kajian ilmu ini juga memiliki misi untuk
mengungkapkan mekanisme fungsi pada organel sel.

Sel adalah bentuk unit terkecil yang strukturan dan fungsial pada makhluk hidup. Lalu,
mengapa sel dikatakan sebagai unit terkecil struktural? Hal tersebut karena merupakan bentuk
kumpulan dari sel akan menjadi sebuah jaringan dan kemudian membentuk organ dan sistem organ
yang lebih kompleks, yakni membentuk organisme- organisme yang lebih besar.
1. Bentuk Sel
Bentuk sel sangat kecil dan juga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Grameds tentu perlu
alat pembesar yang menunjang agar bisa melihat sel, seperti mikroskop. Alat tersebut mampu
melihat hal-hal yang bentuknya kecil, layaknya melihat bakteri, virus, atau jamur untuk diamati
bentuk dan perkembangannya.
Penemu sel pertama kali adalah Anthony Van Leeuwenhoek pada tahun 1623 sampai 1723
yang ditemukannya menggunakan alat mikroskop ini. Atas penemuannya tersebut membuat
banyak ahli akhirnya ikut mengamati dunia biologi tentang hal- hal yang berkaitan dengan sel,
yakni tidak bisa dipegang dan dilihat secara langsung.
2. Letak Sel
Letak sel ada di setiap makhluk hidup, termasuk hewan, tumbuhan, dan tentu manusia yang
pasti memiliki bentuk sel yang lebih kompleks. Sel pada tumbuhan, mungkin kita tidak bisa
melihat tumbuhan bergerak secara signifikan secara sendirinya, namun tumbuhan juga memiliki
struktur sel juga.
Struktur sel dan letaknya sel juga pasti berbeda antar tumbuhan, hewan dan manusia. Namun
dengan kumpulan sel tersebut akan terjadi kerjasama antar organ, sistem organ, jaringan sehingga
bisa membantu makhluk hidup tersebut untuk bertahan hidup dan melakukan proses aktivitas
kehidupan, seperti pencernaan, pernapasan, pertumbuhan, dan sebagainya.
Jadi bisa dikatakan meskipun kecil, sel memiliki peran yang penting dalam struktur organisme
makhluk hidup. Meskipun merupakan unit terkecil struktural, namun sel memiliki fungsional yang
besar pada makhluk hidup.

3. Sel yang di Bangun


Perlu Grameds ketahui bahwa semua sel itu dibatasi dengan membran atau disebut juga dengan
istilah membran plasma. Sedangkan daerah di dalam sel disebut dengan sitoplasma. Setiap sel
kemudian pada tahap tertentu akan berisi DNA sebagai materi yang bisa diwariskan untuk
aktivitas kerja sel tersebut.
Selain itu, setiap sel juga memiliki ribosom yang berfungsi untuk membuat protein yang akan
digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut. Setiap organisme
ini tersusun atas salah satu atau dua jenis sel yang dibangun berbeda, yakni sel prokariotik atau
sel eukariotik.
Kedua jenis sel tersebut dibedakan berdasarkan letak DNA di dalam sel itu sendiri. Jadi setiap
bagian DNA pada eukariotik membran organel yang terselubung atau nukleus diberi nama isi sel.
Sedangkan prokariota itu tidak memiliki nukleus. Hanya bentuk bakteri dan arkea saja yang
memiliki sel prokariotik, sedangkan jamur, tumbuhan, protista, dan binatang memiliki sel
eukariotik.

a) Sel Prokariotik
Sel Prokariotik adalah organisme uniseluler dengan ukuran sel yang memiliki ukuran kecil
antara 0,7 sampai 0, 2. Biasanya sel ini tersusun dari selubung sel, membrane sel, sitoplasma,
nucleoid, dan beberapa susunan lainnya. Hampir semua sel ini memiliki selubung sel di luar
membrane selnya. Selain itu juga biasanya memiliki satu molekul DNA pembangun yang
melingkar dan berkonsentrasi pada nukleotida.
b) Sel Eukariota
Tidak seperti sel Prokariota, sel Eukariota memiliki nucleus. Jadi, sitoplasma eukariota adalah
bentuk daerah di bagian selang nukleus dan membran sel tersebut. Sitoplasma ini kemudian terdiri
lagi dari beberapa medium semicair yang disebut juga dengan istilah sitosol.
Di dalam sitosol tersebut terdapat organel-organel dengan bentuk dan fungsi yang
terspesialisasi. Pada sebagian sitosol tersebut juga tidak dimiliki prokariota. umumnya organel
tersebut akan dibatasi dengan satu lapis membrane. Namun tetap dibatasi dengan dua membran,
misalnya ada susunan nukleus.

 Teori Sel Schleiden


Schleiden mengemukakan bahwa teori sel adalah setiap bentuk makhluk hidup, termasuk
tumbuhan itu tersusun atas sel- sel. Anggapan Schleiden tersebut didukung oleh Theodor
Schwann yang juga mengungkapkan bahwa setiap makhluk hidup tersusun atas sel- sel. Dengan
adanya dasar dan dukungan tersebut, Schleiden dan Schwann akhirnya merumuskan teori sel.
Menurut pendapat Schleiden dan Schwann sel adalah suatu satuan atau unit terkecil dari
kehidupan atau makhluk hidup itu sendiri.
 Teori Sel Max Schulze
Max Schultze kemudian mengungkapkan bahwa sel adalah bentuk unit fungsional terkecil dari
makhluk hidup. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam sel akan terjadi bentuk
kerjasama antara jaringan dan organel- organel sel dengan baik, sehingga proses tersebut dapat
membantu makhluk hidup untuk beraktivitas lebih baik.
 Teori Sel Rudolf Virchove
Rudolf Virchow juga mengungkapkan tentang teori sel bahwa sel adalah suatu unit
pertumbuhan yang terkecil dari makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup didalamnya
memiliki sel yang kemudian akan tumbuh dan berkembang dari kecil menjadi organisme yang
lebih besar untuk berfungsi. Teori ini juga dikenal dengan sebutan”Omne cellula e cellula” yang
artinya setiap sel berasal dari sel yang sebelumnya dan akan terus mengalami pertumbuhan.
1. Metabolisme
Semua yang terjadi pada reaksi kimia menciptakan makhluk hidup dalam melakukan aktivitas
adalah bentuk metabolism. Setiap reaksi kimia tersebut kemudian terjadi di dalam sel.
Metabolisme yang terjadi di dalam sel bisa berbentuk reaksi katabolic yang merupakan
perombakan senyawa kimia untuk berproduksi energi dan kemudian dibuat sebagai bahan
pembentukan senyawa lainnya.
Selain itu juga bisa berbentuk reaksi anabolic yang merupakan reaksi penyusunan komponen sel.
Salah satu proses katabolik yang merubah molekul makanan untuk berproduksi menjadi energi di
dalam sel adalah respirasi seluler. Proses tersebut kemudian berlanjut di
dalam mitokondria eukariot atau disebut sitosol prokariota dan berproduksi menjadi ATP.
Sedangkan contoh proses anabolik adalah bentuk sintesis protein yang kemudian berlanjut menjadi
ribosom dan membutuhkan ATP.
2. Komunikasi Sel
Kemampuan sel untuk membuat komunikasi adalah proses menerima dan mengirimkan ‘sinyal’
dari dan kepada bentuk sel lain. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antar organisme
uniseluler untuk mengatur fungsi dan perkembangan pada tubuh organisme multiseluler tersebut.
Contohnya pada bakteri yang mengadakan komunikasi antara satu sama lain dalam proses quorum
sensing atau pengindraan kuorum. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan apakah jumlah
mereka sudah cukup sebelum akhirnya membentuk biofilm. Sementara sel- sel
dalam embrio binatang akan mengadakan komunikasi untuk koordinasi pada
proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel lainnya.
3. Siklus Sel
Perlu Grameds ketahui bahwa setiap sel itu bersumber dari pembelahan sel- sel sebelumnya.
Sedangkan proses kehidupan sel untuk mengalami pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya
disebut dengan siklus sel. Biasanya siklus sel ini terdiri dari empat proses atau fase yang
terkoordinasi, yakni pertumbuhan sel, replikasi DNA, pemisahan DNA yang sudah membelah
kedua yang kemudian akan menjadi sel anakan, serta terjadi pembelahan sel berikutnya.
4. Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel ini membentuk beragam jenis sel yang kemudian muncul selama
perkembangan suatu organisme multiseluler terjadi dari suatu sel telur yang sudah dibuahi.
Contohnya pada mamalia yang bersumber dari suatu sel yang berkembang menjadi suatu
organisme dengan ratusan jenis sel berbeda, yakni otot, saraf, dan kulit. Sel- sel dalam embrio
yang masih ada kemudian melakukan pensinyalan sel untuk mempengaruhi ekspresi gen sel
lainnya dan menyebabkan proses diferensiasi tersebut.
5. Kematian Sel Terprogram
Sel dalam organisme multiseluler bisa mengalami kematian karena pengendalian populasi sel
dengan metode mengimbangi perbanyakan sel tidak terjadi dengan baik. Contohnya untuk
mencegah munculnya tumor, yakni mematikan sel untuk menghilangkan bidang tubuh yang tidak
diperlukan.
Contoh lain pada saat pembentukan embrio yaitu jari-jari pada tangan atau kaki manusia akan
saling menyatu, nah hal tersebut terjadi karena adanya kesadahan pada kematian sel- sel antar jari.
Pengen Jadi, waktu dan tempat terjadinya kematian sel, sama seperti pertumbuhan dan pembelahan
sel, yakni proses yang sangat terkendali.

Anda mungkin juga menyukai