Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Sel


Sel berasal dari bahasa latin cella yang berarti ruangan kecil ditemukan
oleh Robert Hooke. Robert Hooke melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus
(terdapat ruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Sel didalam ilmu biologi
merupakan kumpulan materi paling sederhana dapat hidup dan merupakan unit
penyusun makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia berguna untuk mempertahankan suatu kehidupan yang
berlangsung dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal yang
disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya
seperti tumbuhan, hewan, dan manusia merupakan organisme multiseluler terdiri
dari banyak sel terspesialisasi dengan fungsinya (Rahman dkk, 2018).
Sel paling terkecil yang dikenal oleh manusia adalah bakteri Mycoplasma
dengan diameter 0,0001 sampai 0,001 mm. Sel tunggal yang dapat dilihat dengan
mata manusia adalah telur ayam yang belum dibuahi. Sel yang memiliki diameter
antara 1 sampai 100 µm hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Penemuan
dan kajian awal mengenai sel yang memperoleh kemajuan yang sejalan dengan
penemuan dan penyempurnaan terhadap mikroskop pada abad ke-17.
Robert Hooke pertama kalinya mendeskripsikan dan menamai sel pada
tahun 1665 ketika ia akan mengamati suatu irisan gabus menggunakan mikroskop
perbesaran 30 kali. Teori dari sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir
dua abad setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Sel dikaji
selanjutnya dalam cabang biologi yang dapat disebut dengan biologi sel. Ilmuwan
Inggris Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk memiliki sumber
cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan dalam melihat sel.
Robert Hooke mengamati irisan tipis pada gabus melalui mikroskop dan
menjabarkan struktur dari mikroskopik gabus yang berpori seperti sarang lebah
tetapi porinya tidak beraturan yang diterbitkan tahun 1965. Hooke menyebut pori
itu adalah cells karena mirip dengan sel di dalam biara atau penjara. Sebenarnya

3
dilihat oleh Hooke adalah dinding sel yang kosong yang melingkupi sel mati yang
terdapat dalam gabus yang berasal dari kulit pohon ek. Ia juga mengamati bahwa
di dalam tumbuhan yang hijau terdapat sel berisi cairan. Masa yang sama di negara
Belanda, Antony Van Leeuwenhoek adalah seorang pedagang kain yang dapat
menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk
mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel dari darah merah, spermatozoid,
khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Tahun 1673 ia mengirimkan
surat kegiatannya kepada Royal Society adalah kumpulan ilmiah Inggris.
Leeuwenhoek di dalam salah satu suratnya menggambarkan sesuatu yang
bergerak dalam air liur yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya
diertjen di dalam bahasa Belanda yang artinya hewan kecil yang diyakini sebagai
bakteri oleh seorang ilmuwan pada masa modern. Tahun 1839, Theodor Schwann
yang telah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati
nucleolus pada sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan
menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya,
prinsip yang universal pada pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme
adalah pembentukan yang terjadi di dalam sel (Subagiartha, 2018).

2.2. Pengertian Sel


Sel adalah struktur dasar dan unit fungsional terkecil dan kompleks yang
menyusun suatu organisme. Umumnya, sel membutuhkan suatu permukaan padat
untuk tumbuh dan membelah. Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan
kecil. Tubuh manusia yang biasanya tersusun atas lebih dari 10 sel, namun seluruh
tubuh dari semua organisme yang berasal dari hasil pembelahan satu sel. Sel itu
sendiri mampu melakukan semua aktivitas kehidupan yang berlangsung di dalam
sel. Sel merupakan materi yang paling sederhana yang hidup dan merupakan unit
penyusun semua makhluk hidup. Kebanyakan makhluk hidup yang tersusun atas
sel tunggal atau yang disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba.
Makhluk hidup yang lain, termasuk juga tumbuhan, hewan, dan manusia,
merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi
dengan fungsinya masing-masing. Tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel dan
baru dapat berfungsi jika sel-sel penyusunannya berfungsi. Oleh karena itu, sel

3
disebut juga sebagai satuan fungsi makhluk hidup, selain itu sel mengandung
materi genetik yang merupakan penentu sifat makhluk hidup, melalui materi
genetik sifat makhluk hidup yang dapat diwariskan pada keturunannya. Kegagalan
fungsi dari organ tubuh organisme yang biasanya berpuncak pada ketidaknormalan
yang berlaku terhadap sel, dimana berpengaruh terhadap kinerja sel itu sendiri.
Sel primitif yang terbentuk adalah sel prokariotik, yakni sel sederhana
yang tidak memiliki membran inti. Sel primitif itu hanya memiliki membran sel,
sitoplasma yang mengandung Deoxyribo-Nucleic Acid (DNA) dan Ribo-Nucleic
Acid (RNA) hasil dari transkripsi dan zat organik yang berasal dari lingkungannya
sebagai makanan. Sel tersebut adalah bersifat anaerobik, ini sesuai dengan seluruh
kondisi lingkungan saat itu yaitu kadar oksigennya masih sangat rendah. Teori sel
ini sekarang mungkin dapat disimpulkan dalam tiga pengertian utama, yaitu sel
merupakan satuan struktur organisme hidup, sel merupakan suatu satuan fungsi
dalam organisme hidup, dan semua sel berasal dari sel yang telah ada, serta
mengalami.modifikasi dari struktur..Sel tersebut yang memiliki banyak perbedaan
diantaranya, yaitu dalam ukuran, bentuk, dan struktur dalam.
Nucleolus sel hidup biasanya sukar dilihat di bawah mikroskop, tetapi
akan lebih mudah dilihat setelah diwarnai. Bahan nucleolus bereaksi lain terhadap
zat warna atau banyaknya zat warna yang akan diserapnya, berbeda dibandingkan
dengan bagian sel lainnya. Hal ini menyebabkan adanya suatu kontras di antara
nucleolus dan bagian sel di sekelilingnya. Berdasarkan ada tidaknya membran inti,
sel dibedakan menjadi dua macam yaitu prokariotik dan eukariotik. Sel tergolong
prokariotik dapat dikatakan bahwa sel tidak memiliki membran inti.
Bakteri dan ganggang biru merupakan golongan yang termasuk didalam
golongan dari sel prokariotik. Ciri dari struktur sel prokariotik adalah semua sel
prokariotik mempunyai membran plasma, memiliki nukleoid (berupa DNA dan
RNA), dan memiliki sitoplasma yang mengandung ribosom merupakan bagian
dari sel. Bahan inti ini mengadakan kontak langsung dengan suatu protoplasma
karena tidak mempunyai inti, tidak mempunyai sistem endomembran (membran
dalam) seperti retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Bahan inti ini juga tidak
memiliki mitokondria, kloroplas, dan ukuran sekitar 5μm. Sel berdasarkan ada

3
tidaknya dari membran inti, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel yang
memiliki membran inti digolongkan kedalam sel eukariotik. Eukariotik berasal
dari kata eucaryon yaitu eu berarti sejati dan caryon berarti inti.
Golongan fungi, alga, dan protozoa termasuk kedalam sel eukariotik. Ciri
dari struktur sel eukariotik adalah sel eukariotik memiliki membran inti (sistem
endomembran) sekitaran nucleolus. Sel eukariotik memiliki organel-organel yang
lengkap seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, mitokondria, dan lisosom.
Sel eukariotik juga memiliki sentriol sedangkan sel prokariotik tidak memilikinya.

2.3. Fase-fase Sel


Siklus sel dapat digambarkan sebagai siklus hidup suatu sel. Siklus sel
dibagi menjadi 2 peristiwa besar yaitu mitosis (pembelahan sel) dan interphase.
Fase mitosis yang berlangsung lebih singkat daripada interphase, terjadi
pembagian antara nucleolus dan cytoplasma sel. Akibatnya terbentuk 2 sel anak.
Sementara interphase merupakan interval antara pembelahan selama sel sedang
menjalankan fungsinya dan juga mempersiapkan proses mitosis (Manson, 2006).
Sel anak yang terbentuk selama proses mitosis kemudian akan memasuki
fase G1. Sel yang cepat membelah (sel embrionik), G1 berlangsung sangat cepat
sedangkan untuk sel lainnya (fibroblast, spermatogonia prepubertal), fase G1
berlangsung sangat lama sehingga diperkirakan berada dalam fase G0 (Henrikson,
Gl, dan JE, 1997). Fase G1 terjadi pembentukan makromolekul yang penting
untuk dimulainya duplikasi DNA. Sel juga akan mensintesis RNA, protein
regulator yang penting untuk replikasi dari DNA dan enzym untuk membawa
keluar aktivitas sintesis ini serta volume sel yang berkurang karena pembelahan sel
ketika mitosis akan kembali normal. Nukleoli terbentuk kembali, mulai terjadi
duplikasi centrioles. Proses duplikasi dari centrioles baru sempurna pada fase G2.
Faktor yang akan memicu sel memasuki siklus dari sel antara lain beban
mekanis (teregangnya otot polos), cidera pada jaringan (iskemia), dan kematian
sel. Seluruh faktor tersebut mengakibatkan pelepasan ligand oleh sel. Ligand ini
adalah growth factor yang secara tidak langsung akan menginduksi protooncogen
yaitu gen yang mengatur proliferasi dari sel. Ligand yang menginduksi proliferasi
berikatan dengan cell surface receptor protein dari sel target dan mengaktivasi

3
salah satu jalur transduksi signal. Umumnya, signal terbanyak yang diterima pada
permukaan sel adalah protein kinase sitoplasma. Protein mengaktivasi faktor yang
mengendalikan ekspresi protooncogenes dan menghasilkan pembelahan pada sel.
Selama fase S (fase sintesis) siklus sel terjadi sintesis dan replikasi DNA
dan centriole serta duplikasi genome. Semua yang diperlukan oleh nucleoprotein,
termasuk histon didatangkan dan digabungkan dalam molekul DNA, membentuk
materi chromatin. Sel sekarang memiliki komplemen DNA 2 kali normal. Jumlah
sel autosom dan germinal berbeda, dimana DNA pada sel autosom adalah diploid
sedangkan sel germinal yang dihasilkan dari meiosis memiliki chromosome yang
haploid. RNA dan protein yang penting dalam fase G2 untuk pembelahan sel akan
disintesis, terjadi penyimpanan energi yang diperlukan untuk proses dari mitosis,
sintesis tubulin untuk kumpulan dalam microtubule yang diperlukan untuk mitosis,
replikasi DNA dianalisa dan kesalahan yang terjadi akan diperbaiki.

2.4. Struktur Sel


Sistem klasifikasi makhluk hidup mengalami dinamika perubahan sesuai
dengan perkembangan teknologi ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan yang akan menghasilkan perkembangan data berupa karakter
atau ciri suatu organisme yang digunakan oleh para ahli taksonomi Berdasarkan
struktur ultra sel maka sel tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok sel
yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik (Nurhayati dan Darmawati, 2017).

2.5. Sel Eukariotik


Sel eukariotik terdapat banyak organel yang mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. sel aukariot adaalah sel yang memiliki membran nucleolus.
Membran nucleolus sendiri ialah lapisan yang berfungsi memisahkan inti sel dari
sitoplasma yang dapat mengelilinginya. Organel ini memiliki rat-rata diameternya
adalah 5 mikrometer. Jenis dari organel adalah nucleolus, badan golgi, ribosom,
mitokondria, retikulum endoplasmik, lisosome, dan vakuola.
2.5.1. Nucleolus
Nucleolus biasa disebut dengan inti sel yang mengandung kromosom.
DNA terdapat di dalam kromosom, dan pada DNA terangkai banyak gen yang
berfungsi dalam membawa sifat keturunan dari orang tua ke keturunannya. Inti sel

3
dibungkus oleh suatu membran, membran lipid bilayer sehingga terpisah dari
sitoplasma. Sintesis rRNA terjadi di dalam nucleolus yang kemudian di kemas
dengan protein yang dapat di import dari sitoplasma menjadi subunit ribosom yang
besar maupun yang kecil. Subunit ribosom besar maupun kecil selanjutnya dibawa
keluar dari nucleolus melalui pori-pori membran inti menuju ke sitoplasma.
Terjadi transkripsi dalam inti sel menghasilkan mRNA, yang selanjutnya mRNA
ditransfer ke luar inti sel melalui pori membran inti sel menuju ke dalam ribosom.
Bagian dari nucleolus adalah nucleolus, nucleoplasma, dan butiran dari
kromatin. Nucleolus memiliki fungsi menyintesiskan berbagai macam molekul
RNA yang digunakan perakitan ribosom. Nucleoplasma merupakan zat tersusun
atas protein. Butiran kromatin terdapat pada nucleoplasma tampak jelas pada saat
sel membelah. Butiran kromatin saat membelah akan menebal menjadi struktur
seperti benang yang disebut kromosom. Kromosom yang mengandung DNA yang
berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesis protein.

Gambar 2.1. Nucleolus


(Sumber : Nurhayati dan Darmawati, 2017)

Nucleolus memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai pengendali seluruh


kegiatan sel, untuk mengatur pembelahan sel, dan sebagai pembawa informasi
genetik (DNA) yang akan mewariskan sifat-safatnya melalui pembelahan sel. Sel
eukariotik nucleolus memiliki membran ganda (2 lapis) yang disebut selubung
nucleolus. Membran ini terdapat pori berdiameter diantara 30-100 nanometer. Pori
kecil ini berfungsi sebagai jalur keluar masuknya molekul dari dan ke dalam
nucleolus. Pori juga menyambung dengan organel retikulum endoplasma sehingga
molekul yang dikeluarkan nucleolus dapat langsung masuk retikulum endoplasma.

3
2.5.2. Badan Golgi
Badan Golgi pertama kali ditemukan oleh ahli biologi dan fisika dari
Italia yang bernama Camello Golgi. Fungsinya penyempurnaan hasil sintesis
protein pada ribosom penyempurnaan terjadi adalah folding, karboksilasi, dan
metilase. Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang
bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Badan
golgi memiliki fungsi sebagai tempat untuk mengubah enzim dari bentuk yang
tidak aktif ke bentuk yang aktif. Badan golgi memiliki fungsi lain yaitu tempat
menyimpan sementara protein dan zat lain yang berasal Retikulum Endoplasma.
Zat ini dibungkus kantong membran, lalu mengirimnya ke membran plasma.

Gambar 2.4. Badan Golgi


(sumber : Nurhayati dan Darmawati, 2017)

2.5.3. Vakuola
Vakuola bentuknya seperti lisosom merupakan kantong dan memiliki
ukurannya yang bervariasi, tergantung pada fungsinya. Vakuola adalah ruang di
dalam sel yang berisi cairan yang berupa rongga diselaputi membran. Cairan ini
adalah air dan di dalamnya terdapat zat yang terlarut seperti enzim, lipid, alkaloid,
garam mineral, asam, dan basa. Vakuola juga berisi asam organik, asam amino,
glukosa, dan gas. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dapat
dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan yang uniseluler tingkat
rendah. Sel tumbuhan, vakuola umumnya dapat mengisi hingga 90% volume sel.
Vakuola dibungkus oleh tonoplas, membran tunggal yang mengatur pertukaran
material antara sitoplasma dan cairan di dalam vakuola. Cairan vakuola umumnya
mengandung air, terkadang gas, asam, garam, kristal, dan pigmen.

3
Vakuola dianggap berbeda dari sitoplasma dan diklasifikasikan sebagai
ergastic. Vakuola memiliki peran dalam sutofagositosis, menjaga keseimbangan
antara biogenesis (produksi) dan degradasi banyak zat dan struktur sel. Mereka
juga membantu dalam penghancuran bakteri yang menyerang atau protein yang
gagal melipat yang mulai melakukan penumpukan di dalam sel.

Gambar 2.6. Vakuola


(sumber : Nurhayati dan Darmawati, 2017)

2.5.4. Ribosom,
Ribosom adalah suatu tempat sintesis protein tepatnya adalah translasi.
Translasi adalah proses dari sintesi protein dengan mRNA sebagai cetakannya.
Ribosom merupakan kompleks antara rRNA dengan protein. Sel yang memiliki
kecepatan sintesis protein yang tinggi memiliki banyak ribosom, bahkan sampai
beberapa juta ribosom. Terdapat dua macam ribosom, yaitu ribosom yang terikat
pada membran RE kasar, dan ribosom yang bebas berada di dalam sitoplasma.

Gambar 2.2. Ribosom


(sumber : Nurhayati dan Darmawati, 2017)

3
2.5.5. Lisosom
Lisosom berasal dari bahasa Yunani yang artinya badan pemecah,
bentuknya seperti vesikel, bulat seperti bola, merupakan kantong. Dihasilkan oleh
RE yang kasar dan badan golgi. badan golgi membentuk tunas yang kemudian
dilepaskan dari tunas tersebut, tunas tersebut adalah lisosom. lisosom berisi enzym-
enzym hidrolitik yang fungsinya mencerna bahan makanan yang masuk ke dalam
sel, selain itu lisosom dapat menghancurkan organel rusak (Rafika, 2015).

Gambar 2.5. Lisosom


(sumber : Nurhayati dan Darmawati, 2017)

2.6. Sel Prokariotik


Sel prokariotik merupakan sel tanpa membran inti. Sel ini mempunyai
materi genetik berupa DNA yang tidak terbungkus oleh membran, tetapi hanya
merupakan suatu massa yang memiliki kekentalannya lebih tinggi dibandingkan
dengan kekentalan sitoplasma di sekitarnya sehingga disebut sebagai nukleoid. Sel
prokariotik tidak mempunyai organel sehingga struktur dari sel ini masih sangat
sederhana. Aktivitas sel Prokariotik berlangsung pada membran sel dan sitoplasma
Sedikitnya terdapat 6 struktur penyusun sel prokariotik yaitu membran
plasma, sitoplasma, ribosom, dan materi genetik. Bagian lain dari sel prokariotik
adalah dinding sel dan flagella. Membran plasma adalah membran biologis yang
memisahkan bagian dalam sel dengan lingkungan luar. Membran plasma tersusun
oleh fosfolipid dan protein. Sel prokariotik tertentu, dapat ditemukan lebih dari dua
membran plasma. Ruang dari satu membran ke membran yang lain dikenal dengan
nama periplasma. Membran plasma merupakan bagian yang bertanggung jawab
mengontrol zat organik dan ion untuk dapat keluar dan masuk sel.

3
Ribosom adalah bagian yang sangat kecil yang berfungsi untuk sintesis
protein. Ribosom juga berfungsi untuk menerjemahkan pesan yang dikirim dari
DNA. Materi genetik pada sel prokariotik terbagi menjadi dua unit besar, yaitu
DNA dan RNA. DNA tersusun oleh gula deoksiribosa, fosfat, serta basa nitrogen.
DNA merupakan bagian yang membawa informasi genetik (pewarisan sifat) dari
suatu organisme. DNA pada sel prokariotik dapat ditemukan tersebar di sitoplasma
namun umumnya terlihat berkumpul pada satu area yang dinamakan nucleoid.
Sitoplasma adalah bagian berbentuk cairan yang ada di dalam membran
plasma. Bagian ini tersusun oleh air, protein, lipid, mineral, serta enzim-enzim. Di
dalam sitoplasma terjadi metabolisme sel berupa penyusunan dan penguraian zat-
zat yang kemudian digunakan sebagai energi bagi sel tersebut. Sel prokariotik,
sitoplasma merupakan bagian terbesar sel, serta merupakan bagian kosong dari sel.
Dinding sel adalah bagian terluar dari sel memiliki fungsi memberi bentuk sel.
Komponen dari struktur dinding sel pada sel prokariotik sebagian besar
adalah peptidoglikan atau molekul yang kompleks. Dinding sel memiliki bagian
yaitu pori kecil menghubungkan dunia luar dengan membran plasma. Pori-pori ini
berfungsi sebagai jalan keluar masuknya ion dan molekul sebelum disaring oleh
membran plasma. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung, mengatur pertukaran
zat dan reproduksi pada sel. Membran plasma bakteri mengadung enzim oksida
dan respirasi. Daerah membran plasma akan membentuk lipatan yang ke arah
dalam yang dapat disebut dengan mesosom (Asriani dkk, 2007).
Fungsi mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima DNA
pada saat konyugasi. Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Bakteri
lainnya yang mengandung villi yang berfungsi untuk melekatkan diri. Sitoplasma
merupakan bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat
yang mengandung butiran-butiran protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis
bahan lainnya. Sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan pada organel yang memiliki
sistem endomembran seperti, badan mikro, mitokondria, retikulum, badan golgi
kloroplas, endoplasma, dan lisosom. Ribosom ditemukan pada sitoplasma bakteri.
Flagela adalah tonjolan panjang seperti cambuk yang membantu dalam gerak
selular, tetapi juga sering memiliki fungsi sebagai organel sensorik.

3
3

Anda mungkin juga menyukai