PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian sel
2. Mengetahui sejarah penemuan dan teori sel
3. Mengetahui struktur dan fungsi bagian-bagian sel
4. Mengetahui mekanisme transpor pada membran sel
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gambar 1.1 Sel gabus (atas) dan karya Robert
3
Perkembangan penemuan tentang sel mendorong berkembangnya persepsi
tentang sel. Dari sinilah kemudian lahir teori-teori tentang sel. Beberapa teori
tentang sel sebagai berikut.
4
terdapat gen yang merupakan unit pembawa sifat. Melalui penemuan ini
muncullah teori bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup.
5
Gambar 1.3 Struktur sel eukariotik dan sel prokariotik
Struktur sel terdiri atas dua bagian, yaitu protoplas dan membran/dinding
sel. Membran atau dinding sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi
protoplas dengan lingkungannya. Protoplas berisi cairan kental yang disebut
protoplasma. Di dalam protoplasma ditemukan beragam organel.
Berdasarkan letaknya, protoplasma dibedakan atas sitoplasma dan
nukleoplasma. Sitoplasma terdapat diantara inti sel (nukleus) dengan membran
sel, sedangkan nukleoplasma terdapat di dalam nukleus.
6
1. Membran Sel
Membran sel atau membran plasma merupakan bagian terluar dari sel
yang bertindak sebagai pembatas antara isi sel dengan lingkungan luarnya.
Membran plasma mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut.
a. Mengontrol atau mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma
dengan lingkungannya.
b. Sebagai reseptor atau penerima rangsang, seperti hormon dan bahan
kimia lainnya yang berasal dari lingkungan luar sel ataupun
bagian lain dari dalam sel itu sendiri.
c. Sebagai pelindung sel agar isinya tidak keluar meninggalkan sel.
d. Mengontrol zat-zat yang akan masuk/keluar meninggalkan
sitoplasma.
Pada sel tumbuhan dan prokariotik, membran selnya berubah menjadi
kaku dan disebut dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung dan penunjang.
Organel tersebut terbentuk dari hasil aktivitas protoplasma.
Di antara dinding sel yang berdekatan terdapat lamela tengah. Di antara
dua sel yang bertetangga juga terdapat pori. Melalui pori tersebut, plasma sel yang
bertetangga dihubungkan oleh benang-benang plasma (plasmadesma).
Plasmodesma diduga berperan memfasitilasi gerakan berbagai zat dan
penghantaran impuls antar sel
7
Gambar 1.6 Dinding Sel Tumbuhan
2. Sitoplasma
Sitoplasma adalah protoplasma yang mengisi ruangan di antara membran
plasma dengan nukleus. Sitoplasma sel tumbuhan dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah sitoplasma yang berbatasan
dengan membran, sedangkan endoplasma adalah sitoplasma pada bagian yang
lebih dalam. Di dalam ektoplasma sel tumbuhan terdapat banyak plastida.
Pada sel hewan, ektoplasma adalah membran plasma itu sendiri,
sedangkan cairan di sebelah dalam ektoplasma merupakan endoplasma. Pada sel
hewan tidak ditemukan komponen plastisida.
Sitoplasma tersusun dari sitosol, yaitu bagian dari sitoplasma yang mengisi
ruang-ruang antarorganel. Sitosol merupakan sistem larutan yang tersusun dari
90% air, senyawa, organik terlarut, dan kaloida (bahan tidak larut).
3. Organel
Untuk melaksanakan berbagai fungsi hidup, sel dilengkapi dengan
berbagai organel, seperti nukleus, mitokondria, ribosom, lisosom, plastisida,
retikulum endoplasma, kompleks golgi, dan badan mikro.
Beberapa organel pada sel hewan berbeda dengan sel tumbuhan,
perhatikan Tabel 1.7
8
Organel Sel Hewan Tumbuhan
Nukleus
Nukleolus
Mitokondria
Kloroplas X
Ribosom
Retikulum endoplasma
Badan Golgi
Lisosom X
Vakuola pusat X
Sentriol X
a. Nukleus
Nukleus atau inti sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul
DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis
protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang
membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut
dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus
juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis
ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur
kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri
Nukleus tersusun atas: membran berpori, benang kromatin, nukleolus, dan
nukleoplasma. Struktur membran sama dengan membran plasma, terdiri atas dua
lapisan lemak yang berbentuk pospolipid, dan protein yang berbentuk
glikoprotein. Membran plasma tidak memiliki pori seperti membran nucleus.
Nukleus berisi cairan yang disebut nukleoplasma
9
Benang kromatin adalah benang-benang dalam inti yang dapat menyerap
warna. Benang-benang ini saat sel membelah menjadi memendek dan menebal
yang disebut kromosom.
b. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di
seluruh sel hewan eukariotik.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung
berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma
bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan
labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma meliputi
10
separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik
berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang
berarti “jaringan”).
Retikulum Endoplasma dibedakan menjadi dua, yaitu RE kasar dan RE
halus. Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah
sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak
memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam
beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor
pada protein membran sel.
c. Ribosom
Ribosom berdiameter lebih kurang 20 nm. Organel tersebut banyak
melekat pada membran RE. Ribosom tersusun dari protein dan RNA ribosom
dengan perbandingan jumlah yang sama. Fungsi ribosom adalah sebagai tempat
mensintesis protein dari asam amino. Pelaksana sintesis tersebut adalah RNA.
d. Sentriol
11
Sentriol adalah sepasang benda mikro berbentuk tabung yang tampak di
dekat nukleus. Masing-masing sentriol mengandung mikrotubulus (buluh halus),
yaitu salah satu bahan yang membina rangka sel (sitoskelet)
Sentriol berfungsi dalam kontrol pergerakan atau tonjolan sel,
pembentukan sitoskelet, dan orientasi pembelahan sel. Organel tersebut hanya
dimiliki oleh sel hewan dan protista.
e. Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir
di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10
hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan
Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi tersebut mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel
kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2) Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti
membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
3) Membentuk dinding sel tumbuhan
4) Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi
enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5) Tempat untuk memodifikasi protein
6) Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7) Untuk membentuk lisosom
12
Gambar 1.10 Badan Golgi
f. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi
enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada
berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve
dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40
jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.
Lisosom perperan dalam penguraian molekul-molekul secara endositosis,
fagositosis, dan autofagi.
1) Endositosis adalah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel
melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan
dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang
ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut,
materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam
13
endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut
sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
2) Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel
sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari
retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk
autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari
trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses
ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio
manusia.
3) Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran
akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom.
Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi
dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
g. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup
berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme
tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot
jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel.
Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm.
Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar,
membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam
membran
14
Gambar 1.11 Mitokondria
h. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan.
ada tiga macam plastida, yaitu :
- leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)
- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a
dan b (untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten
- kromoplast : plastida yang banyak mengandung karoten
Plastida merupakan organel utama yang hanya ditemukan pada tumbuhan
dan alga.plastid berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak
dan terpen yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Tergantung pada
fungsi dan morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas,
leukoplas (termaduk amiloplas dan elaioplas), atau kromopas. Plastid merupakan
derivat dari proplastid, yang dibentuk pada bagian meristematik tumbuhan.
Pada tumbuhan, plastida dibedakan kedalam beberapa bentuk, tergantung
fungsinya dalam sel. Plastida yang belum teriferensiasi akan berkembang
menjadi:
Amiloplas : untuk menyimpan cairan
Kloroplas : untuk fotosintesis
Etioplas : kloroplas yang belum terkena cahaya
Elaioplas : untuk menyimpan lemak
15
Kromoplas : untuk sintesis dan menyimpan pigmen
Leukoplas : untuk mensistesis monoterpen
Setiap plastid berisi berbagai kopi plastid gen pada lingkar 75-250 kb. Gen plastid
berisi kurang lebih 100 gen yang mengkode rRNAs dan tRNAs.
Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya.
Angiosperm umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa
gimnospermae mewarisi plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida
dari salah satu induknya.
Pada alga, istilah leukoplas digunakan untuk semua jenis plastid yang
belum terpigmentasi. Fungsinya berbeda dari leukoplas pada tumbuhan. Etioplas,
amiloplas dan kromoplas hanya ada pada tumbuhan dan bukan pada alga. Plastida
pada alga mungkin juga berbeda dengan plastida pada tumbuhan yang mana pada
alga berisi pirenoid.
Plastida berasal dari endosimbiosis sianobakteri. Pada alga hijau dan
tumbuhan disebut kloroplas, rhodoplas pada alga merah dan sianelles. Plastida
dibedakan atas pigmennya, namun juga ultrastruktur.
i. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam
bahasa Inggris) yang berupa rongga yang diselaputi membran (tonoplas). Cairan
16
ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Selain itu, Vakuola juga
berisi asam organik, asam amino, glukosa, gas, garam-garam kristal, alkaloid.
Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel
hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel
sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke
bagian tepi dari sel.
Fungsi Vakuola:
17
hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi
kekacauan reaksi biokimia.
j. Badan Mikro
Badan mikro merupakan organel kecil yang terlindung oleh selapis
membran. Ukurannya sebesar lisosom. Contoh badan mikro antara lain periksom
dan glioksisom.
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom
berisi berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase
berfungsi mengkatalisis perombakan hydrogen peroksida (H2O2). Hidrogen
peroksida merupakan produk metabolism sel yang berpotensi membahayakan sel.
Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat.
Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan, peroksisom
banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan peroksisom terdapat
dalam berbagai tipe sel.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan
aleuron biji padi-padian. Aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang
terdapat dalam vakuola. Glioksisom sering ditemukan di jaringan penyimpan
18
lemak dari biji yang berkecambah. Glioksisom mengandung enzim pengubah
lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang
diperlukan bagi perkecambahan.
k. Skeleton
Skeleton (sitoskeleton) adalah rangka sel yang terdapat di antara nuk leus
dengan membrane sel eukariotik yang berfungsi untuk pergerakan sel dan
transport zat. Sitoskeleton disusun oleh tiga elemen, yaitu mikrotubula
(berdiameter 24 nm), mikrofilamen (berdiameter 7 nm), dan filamen antara
(berdiameter 10 nm)
19
Gambar 1.15 Berbagai elemen sitoskeleton yang saling berhubungan.
20
II.4. MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL
1. Transpor pasif
a. Difusi
Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan
konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis).
Dengan kata lain setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya. Hasil
dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan
isotonis. Kecepatan zat berdifusi melalui membran sel tidak hanya tergantung
pada gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar, muatan, dan daya larut dalam
lemak (lipid). Membran sel kurang permeabel terhadap ion-ion (Na+, Cl–, K+)
dibandingkan dengan molekul kecil yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang
sama molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel daripada molekul
besar. Molekul-molekul yang bersifat hidrofobik dapat bergerak dengan mudah
melalui membran daripada molekul-molekul hidrofolik. Molekul-molekul yang
besar dan ion dapat bergerak melalui membran.
21
b. Difusi terfasilitasi
Difusi terfasilitasi melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati
membran dengan bantuan protein transpor. Protein transpor merupakan protein
khusus yang menyediakan suatu ikatan ſ sik bagi molekul yang sedang bergerak.
Protein transpor juga merentangkan membran sel sehingga menyediakan suatu
mekanisme untuk pergerakan molekul. Difusi terfasilitasi juga merupakan
transpor pasif karena hanya mempercepat proses difusi dan tidak merubah arah
gradien konsentrasi.
c. Osmosis
2.Transport aktif
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan
gradien konsentrasi. Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara
22
keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor aktif
adalah ATP (adenosin trifosfat).
a. Eksositosis
Eksositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari
dalam sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Bersama aliran plasma, vesikel
tersebut akhirnya sampai pada membran dan terjadilah perlekatan. Daerah
perlekatan akan mengalami lisis dan isi vesikel keluar.
b. Endositosis
Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel.
Partikel-partikel dari luar sel menempel pada membran kemudian mendesak
membran sehingga terjadilah lekukan yang semakin lama semakin dalam
23
bentuknya seperti kantung dan akhirnya menjadi bulat lalu terlepas dari membran.
Bulatan tersebut berisi partikel, lalu akan dicerna oleh lisosom/enzim pencerna
yang lain.
1) Pinositosis
2) Fagositosis
24
BAB IV
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
Unit terkecil penyusun tubuh organisme disebut sel. Sel yang
menyusun tubuh organisme dapat diibaratkan sebagai batu bata yang menyusun
suatu bangunan. Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat
hidup sehingga di bumi ini terdapat organisme uniseluler (bersel tunggal) dan
multiseluler (bersel banyak). Contoh organisme yang termasuk organisme
multiseluler adalah tumbuhan dan hewan. Meskipun sama-sama eukariotik kedua
jenis sel pada organisme tersebut memiliki perbedaan struktur.
III.2. SARAN
Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui
struktur dan fungsi organel sel pada mahluk hidup, dan perbedaan antara sel
hewan dan tumbuhan.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
MAKALAH BAHASA INDONESIA
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
DOSEN PEMBIMBING
Drs. I WAYAN LENTRENG, M.Pd
FUAD QODIRIYANTI
1103110013
2
KATA PENGANTAR
Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu
pula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.
Penyusun
i
2
DAFTAR ISI
ii
29