Disusun Oleh :
Nama : SYAHMAHI SANTOSO
Kelas : 1B
Nim : P07539022 080
Komplikasi serius dapat terjadi hingga 10%, khususnya pada individu yang
menderita tifoid lebih dari 2 minggu dan tidak mendapat pengobatan yang
adekuat. Case Fatality Rate (CFR) diperkirakan 1–4% dengan rasio 10 kali lebih
tinggi pada anak usia lebih tua (4%) dibandingkan anak usia ≤4 tahun (0,4%).
Pada kasus yang tidak mendapatkan pengobatan, CFR dapat meningkat hingga
20%.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
Penularan penyakit ini adalah melalui air dan makanan yang terinfeksi
Salmonella typhi. Kuman Salmonella dapat bertahan lama dalam makanan.
Dengan adanya penularan tersebut dapat dipastikan higyene makanan dan
higyene personal sangat berperan dalam masuknya bakteri ke dalam makanan
(Kusuma, 2015). Demam tifoid dapat berakibat fatal jika tidak dirawat.
Penyakit ini dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Penyebab
paling umum kematian akibat demam tifoid adalah perforasi usus atau
pendarahan usus, yang selanjutnya menimbulkan peritonitis.
SARAN
Untuk menghindari terjangkitnya penyakit tipes yang dapat disebabkan dari
pencemaran air, maka tindakan yang dapat kita lakukan yakni dengan
melakukan penyaringn/ filtrasi dan menambahkan zat lain seperti tawas, klor
maupun kaporit. Tidak lupa perialku hidup bersih, makan makanan yang sehat,
serta memiliki sarana pembungan tinja (jamban) yang baik sehingga tidak
mengontaminasi air.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, I. E., Wandra, T., Nugrahini, N., Nawawi, S., & Kandun, N. (2016).
Program pengendalian demam tifoid di Indonesia: tantangan dan
peluang. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 26(2), 99-108.