Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK THYPOID DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
DI RSUD ABDUL MOELOEK

Pembimbing:Ns. Jupri Kartono, M.Kep, Sp.Kep.An

Oleh:
Desti Ayu Setiawati
1623019

AKADEMI KEPERAWATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pencernaan adalah suatu sistem menerima makanan, mencernanya

untuk dijadikan energi atau nutrien. Secara umum, sistem pencernaan bisa

digambarkan sebagai struktur yang memanjang dan berkelok-kelok, dimana

makanan dimasukan melalui mulut serta mengeluarkan sisa zat yang tidak

diperlukan oleh tubuh melalui fases (Carsinah, 2012).

Pencernaan makanan terjadi di dalam saluran cerna yang panjangnya 8-9 meter

pada orang dewasa. Saluran cerna dimulai dari mulut, melalui esofagus,

lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan berakhir di anus. Saluran cerna

dapat dikatakan berada “diluar” tubuh. Zat-zat gizi yang berasal dari makanan

harus melewati dinding saluran cerna agar dapat diabsorpsi ke dalam aliran

darah (Irianto, 2016).

Demam typoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh

bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A,B dan C. Penularan

demam typoid melalui fecal dan oral yang masuk ke dalam tubuh manusia

melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Widoyono, 2011).

Demam typoid adalah penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan

oleh Salmonella typhi. Demam typoid ditandai dengan panas berkepanjangan

1
yang diikuti dengan bakterimia dan invasi bakteri Salmonella typhi sekaligus

multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuclear dari hati. Limpa, kelenjar, limfe

usus dan peyer patch (Soedarmo, et al., 2015).

Demam di sertai sakit kepala konstipasi, malaise, mengigil dan sakit otot, Pada

kasus ini biasanya di sertai muntah tapi tidak parah. Gejala lain yang timbul

yaitu kebimbangan menggigau dan usus berulang. Kejadian yang paling parah

pada kasus adalah terjadinya kematian. Penyakit ini bisa menular melalui air

minum dan makanan yang terinfeksi salmonella typoid (Shield &

Stoppler,2010).

Penyakit ini hanya menyerang pada anak-anak usia sekolah disebabkan oleh

infeksi Salmonella typoid pada usia kecil dan aliran darah. Bakteri ini

tercampur didalam air yang kotor dan makanan yang terinfeksi. Masa tular

antar 1 dan 2 minggu (Irianto, 2014 dalam Lestari, 2016).

Penyakit ini mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga

dapat menimbulkan wadah. Demam typoid mulai dikenali sebagai penyakit

menular yang disebabkan oleh bacillus (Salmonella) pada tahun 1880 di

Amerika serikat. Wabah penyakit demam typoid pertama kali muncul di

Amerika serikat pada tahun 1907 yang disebabkan oleh Mary Mallon yang

dikenal sebagai karier typoid yang sehat, dan djuluki sebagai “typhoid mary”

(filio,et al., 2013).

2
Berdasarkan data, setiap tahun di seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta kasus

dengan 600.000 kematian. WHO memperkirakan 70% bahwa insidensi dengan

biarkan darah mencapai 180-194 per 100.000 anak, di Asia Selatan pada usia

5-15 tahun sebesar 400-500 per 100.000 penduduk, di Asia Tenggara 100-200

per 100.000 penduduk, dan di Asia Timur Laut kurang dari 100 kasus per

100.000 penduduk.

Di indonesia di perkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300-810 kasus

per 100.000 penduduk setahun. Berdasarkan Dirjen Pelayanan Medis Depkes

RI (2008) jumlah kasus 81.116 dengan proposi 3,15% pada pasien rawat inap

Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten

sukoharjo tahun 2016 jumlah penderita demam typoid yang ada pada tiga tahun

berakhir sebanyak 17.656 kasus, biasa disimpulkan bahwa penyakit demam

typoid merupakan salah satu dalam angka kejadian cukup tinggi.

Di indonesia indikasi kasus demam typoid masih termasuk tinggi di Asia yakni

81 kasus per 100.000 polusi per tahun. Prevelensi tifoid banyak ditemukkan

pada kelompok usia sekolah (5-14 tahun) yaittu 1.9% dan terendah pada bayi

(0,8%). Kelompok yang berisiko terkena demam typoid adalah anak-anak yang

berusia dibawah usia 15 tahun (Ochiani,et al., 2008; Depkes RI, 2008).

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan salah satu

masalah yang dialami pada penderita tyhpoid karena salmonella typhi masuk

3
ke saluran pencernaan leat minum dan makanan yang terinfeksi meningkatan

asam lambung sehingga terjadinya anoreksia (Nurarif & Kusuma, 2015).

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan suatu

keadaan ketika individu yang tidak puasa, mengalami atau beresiko penurunan

berat badan yang berhubungan dengan asupanyang tidak adekuat atau

metabolisme nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolisme

(Carpenito, 2009).

Usia sekolah (usia 5 sampai 14 tahun), merupakan salah satu masa yang

mengalami tumbuh kembang yang cepat. Pada usia ini aktivitas fisik terus

meningkat. Asupan gizi yang baik dari segi yang berkualitas maupun kualitas

yang diperlukan agar tumbuh kembang anak dapat optimal. Pemberian gizi

pada usia ini biasanya tidak berjalan secara sempurna, karena faktor

lingkungan sangat mempengaruhi prilaku makanannya (Nuryanto, dkk, 2014).

Anak sekolah merupakan kelompok yang rentang terhadap penularan bakteri

dan virus yang disebarkan melalui makanan. Anak sekolah mudah terserah

penyakit karena adanya agen yang masuk kedalam tubuh manusia melalui

proses pencernaan makanan seperti salmonella typhosa, dysenter, dan lain-

lainnya. Sehingga rawan munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang

misalnya diare, demam typoid, lecacingan dan anemia (Anzarkusuma, dkk,

2014).

4
Mengingat banyak masalah yang timbul, perawat memengang peranan yang

penting dalam penyembuhan penderita demam typoid, mencegah terjadinya

komplikasi, mengurangi resiko terserang penyakit demam typoid dan alam

meningkatkan kesehatan penderita secara komprehatif. Pada penderita demam

typoid tanda dan gejala yang muncul adalah demam yang lebih dari 7 hari,

sakit kepala dan pusing, lesu, tidak nafsu makan, diare, dan bahkan sembelit

mual, muntah, kambung, nyeri perut dan disertai pemeriksaan penunjang

(Lestari, 2016).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah penilitian sebagai berikut “Bagaimana asuhan keperawatan pada anak

typoid dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui dan melaksanakan asuhan keperawatan pada anak typoid

dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh.

2. Tujuan Khusus

a.Melakukan pengkajiananalisa data.

b.Merumuskan prioritas diagnosa keperawatan.

5
c.Menyusun rencana keperawatan.

d.Melakukan tindakan yang sesuai dengan rencana keperawatan.

e.Mengevaluasi tindakan keperawatan dalam upaya typoid dengan masalah

f.Keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penelitian

- Meningkatan pengetahuan tentang tyhpoid fever, Serta merubah cara

- typoid dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh.

b. Bagi IPTEK

-Memberikan sumbangan khususnya dalam bidang kepustakaan yang terkait

dengan typoid dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan kurang

dari kebutuhan tubuh.

c. Bagi Insitusi

-Bahan tambahan untuk pengetahuan dan informasi agar dapat

mengembangkan penilitian selanjutnya tentang typoid dengan masalah

keperawatan ketidakseimbangan kurang dari kebutuhan tubuh pada klien

tyhpoid fever.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

6
-Menambah pengetahuan pasien typoid fever khususnya tentang pentingnya

pengertian, penyebab, tanda gejala, nutrisi dan pencegahan

b. Bagi Penelitian Selanjutnya

-Referensi penelitian selanjutnya untuk meneliti yang serupa dengan

fokusPada pola makan pada pasien tyhpoid fever.

c. Bagi Rumah Sakit

-Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refensi, bahan bacaan di rumah

sakit, serts menurunkan angka kekambuhan pada pasien.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Thypoid

1. Definisi

Demam typoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya

mengenai saaluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu

minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Lestari,

2016).

Demam typoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan

gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran

pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaraan (Lestari, 2016).

Demam typoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi

salmonella typhi (Lestari, 2016).

2. Etiologi

Penyebab utama demam typoid ini adalah bakteri salmonella typhi, bakteri

salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut

getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O

(somatic yang berdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H

(flagella), dan antigen VI. Dalam serum penerita, terdapat zat (agglutinin)

terdapat ketiga macam antigen tersebut, Kuman tumbuh pada suasana aerob

dan falkultatif anerob pada suhu 15-41C optinum 37C dan pH pertumbuhan

6-8 faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, system imun yang rendah,

8
fases, urien, makanan/minuman yang terkontaminasi, fomitus, dan lain

sebagainya (Titik Lestari, 2016).

3. Manifestasi Klinis

Menurut Titik. L (2016) Manifestasi demam typoid sebagai berikut:

Demam typoid pada anak biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa.

Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadinya melalui

makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama

masa inkusbasi mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak

badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian

menyusul gejala klinis yang biasana ditemukan, yaitu:

a. Demam

Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris

remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh

berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan

meningkat lagi pada sore dan malan hari. Dalam minggu ketiga suhu

brangsur turun dan normal sekali.

b. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut tedapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-

pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tougue),

ujung dan tepinya kemerahan. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan

perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai nyeri dan peradangan

c. Gangguan kesadaran

9
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaittu apatis sampai salmonella,

Jarang terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan

terlambat mendapatkan pengobatan). Gejala lain yang juga dapat

ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol,

yang bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit,

yang ditemukan pada minggu pertama demam kadang-kadang

ditemukan pula trakikarsi dan epistaksis.

d. Relaps

Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam typoid,

akan tetap berlangung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada mingu

kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan.

Menurut teori relaps terjadi kaerena terdapatnya basil dalam organ-

organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat

anti.

4. Patofisologi

Kuman salmonella typhi yang masuk ke saluran gastrointestinal akan ditelan

oleh sel-sel fagosit ketika masuk melewati mukosa oleh makrofag yang ada

di dalam lamina propis. Sebagai dari salmonella typhi ada yang masuk ke

usushalus mengadakan invaginasi kejaringan limfoid usus halus (plak

peyeri) dan jaringan limfoid mesenterika. Kemudian salmonella typhi

masuk melalui folikel limpa ke saluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik

sehingga terjadi bakterimia. Bakterimia pertama-tama menyerang system

retikulo endotetial (RES) yaitu: hati, limpa dan tulang, kemudian

10
selanjutnya mengenai saluran organ di dalam tubuh antara lain dengan

system saraf pusat, ginjal dan jaringan limpa (Curtis, 2006).

Usus yang terserang tifus umumnya ileum distal, tetapi kadang bagian lain

usus halus dan kolon proksimal juga dihinggapi. Pada mulanya, pelakat

peyer penuh dengan fagosit, membesar menonjol dan tampak seperti

infiltrate atau hyperplasia dimukosa usus (Sjamsuhidayat, 2005).

5. Komplikasi

Menurut Haryanto.R (2012) komplikasi demam typhoid sebagai berikut:

a. Komplikasi pada intestinal

b. Komplikasi extra intestinal

6. Pemeriksaan Penunjang

Pengkajian diagnostik yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium

dan radiografi, meliputi hal-hal berikut:

a. Pemeriksaan leukosit

b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT

c. Biakan darah

7. Penatalaksanaan

Menurut Titik.L (2016), adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan

pada pasien demam typoid adalah: Perawatan, Diet, Obat

a. Perawatan

1. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau 14 hari untuk

mencegah komplikasi perdarahan usus.

11
2. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya

tranfusi bila ada komplikasi perdarahan

b. Diet

1. Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.

2. Pada penderitaan yang akut dapat diberi bubur saring.

3. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.

4. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam

selama 7 hari.

c. Obat-obatan

Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit typhoid. Waktu

penyembuhan bisa makan waktu 12 minggu hingga satu bulan. Antibiotika

seperti ampicilin, kloramfenikal, trimethoprin sulfamethoxazole, dan

ciprofloxacin sering digunakan untuk merawat demam typhoid di negara-

negara barat. Obat-obatan antibiotika adalah:

1. Kloramfenikal diberikan dengan dosis 50mg/kg BB/hari, terbagi dalam

3 sma 4 kali pemberian, pral atau intervena,selama 14 kali.

2. Bila mana terdapat indikasi kontra pemberian kloramfenikal, diberi

ampisilin dengan dosisi 200mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali.

3. pemberian intravena sat belum dapat obat, selama 21 hari.

4. Amoksilin dengan dosis 100mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali.

5. Pemberian oral dan intravena selama 21 hari.

6. Kontrimoksasol dengan dosis (tmp) 8kg/mgBB/hari, terbagi dalam 3-4

kali. Pemberian, oral, selama 14 hari.

12
7. Pada kasus berat, dapat diberikan ceftriakson dengan dosis

50mg/kgBB/hari, sehari sekali, intravena, selama 5-7 kali.

8. Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan antibiotika

adalah Meropenem, azithromisin, dan fluoroquinolo.

Bila tak terawat, demam ttyphoid dapat berlangsung selama tiga minggu

sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang tidak

terawat. Vaksin untuk demam typhoid tersedia dan dianjurkan untuk orang

yang melakukan perjalanan ke wilayah penyakit ini biasanya berjangkit

(terutama di daerah asia, afrika, dan amerika lainnya).

Pengobatan penyulit tergantung macamnya, untuk kasus berat dan dengan

manifestasi nerologik menonjol, diberi deksametason dosis tinggi dengan dosis

awal 3mg/kgBB, intravena perlahan (selama 30menit). Kemudian disusul

pemberian dengan dosis 1mg/kgBB dengan tenggang waktu 6 jam sampai 7

kali pemberian. Tatalaksanaan bedah dilakukan pada kasus-kasus dengan

penyulitan perforasi usus.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Konsep asuhan keperawatan lain:

a. Pengertian asuhan keperawatan

Konsep asuhan keperawatan adalah serangkaian tindakan sistematis,

yang meliputi tindakan untuk mengindikasi masalah kesehatan individu

atau kelompok, baik yang actual maupun pontesial kemudian

13
merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi, atau

mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau

menungaskan orang lain untuk melaksanaan tindakan keperawatan serta

mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan (Rohman dan

Walid).

b. Langkah-langkah asuhan keperawatan

Adapun langkah-langkah dalam asuhan keperawatan menurut Setiadi

(2012) antara lain:

1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses yang sistematis dalam

pengumpulan data dari berbagai sumber dan untuk mengevaluasi dan

mengindikasi atau kesehatan klien.

2 Diagnosis keperawatan

Nanda menyatakan diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik

tentang respon individu, dan masyarakat tentang masalah kesehatan,

sebagai dasar seleksi intervena keperawatan sesuai dengan kewenang

perawat.

3 Rencana keperawatan

Perencanaaan adalah bagian dari face pengorganisasian dalam proses

keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan,

memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien.

4 Tindakan keperawatan

14
Tindakan keerawataan atau implementasi adalah pengelolahan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap

perencanaan.

5 Evaluasi

Tahap penilian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah

ditetapkan, dilakukan dengan cara besinambungan dengan melibatkan

pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

C. Penerapan asuhan keperawatan pada pasien typoid dengan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1. Pengkajian

a. Anamnesis

Wawancara atau anamnesis dalam pengkajian keperawatan pada

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan hal

yang utama yang dilaksanakan keperawatan karena 75% diagnosis

masalah pasien diproleh dari anamnesis.

b. Iderntitas

Umur :

Umur pasien yang mengalami demam typoid ketidakseimbangan Nutrisi

banyak didapatkan menyerang pada umur kurang dari 30 tahun. Pada

anak-anak biasanya diatas 1 tahun dan terbanyak diatas 5 tahun.

15
Alamat :

Kondisis pemukiman atau tempat tinggal menjadi salah satu hal yang

penting dan perlu ditanyakan.

Jenis Kelamin :

Penyandang demam typoid banyak didapatkan pada jenis kelamin laki-

laki atau perempuan dikarnakan pola makan yang tidak beraturan,

banyak melakukan aktivitas.

2. Keluhan Utama:

Keluhatan utama demam typoid adalah panas atau demam yang tidak

turun-turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare

serta penurunan kesadaran.

3 Riwayat penyakit sekarang

Peningkatkan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi ke

dalam tubuh.

4 Riwayat penyakit dahulu

Apakah sebelumnya pernah masuk rumah sakit dengan penyakit sama

yaitu demam typoid.

5 Riwayat penyakit keluarga

Apakah keluarga sebelumnya pernah menderita hipertensi, diabetes

melitus.

6 Pemeriksaan Fisik

Menurut Titik.L (2016). Pemeriksaan fisik demam typhoid tanda-tanda

gejala baru dapat terlihat pada tahap selanjutnya berupa:

16
Keadaan umum.

BB.

Kesadaran.

TTV.

7. Pemeriksaan diagnose

Pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan leukosit.

Pemeriksaan SGOT dan SGPT.

a.Diagnosis keperawatan

Menurit NANDA&SDKI (2016) diagnosa keperawatan yang muncul dalam

pasien dengan demam typhoid yaitu:

Table 1 diagnosis keperawatan

No Diagnosa keperawatan Definisi Faktor yang Batasan krakteristik


berhubungan

1. Ketidakseimbangan Asupan nutrisi -Ketidak mampuan -Gangguan sensasi


nutrisi kurang dari tidak cukup makanan rasa
kebutuhan tubuh untuk memenuhi -Ketidak mampuan -Ketidak mampuan
kebutuhan mencerna makan
metabolik makanan -Penurunan berat
-Kurang asupan badan dengan asupan
makanan makanan adekuat

17
b.Rencana keperawatan

Menurut Titik.L&Nanda NIC-NOC (2016). Rencana keperawatan pada pasien

dengan demam typhoid adalah sebagai berikut:

Diagnosa Intervensi Rasional


kepetawatan

Ketidakseimbangan 1.Berikan penjelasan pada 1.Dengan pemberian penjelasan


kurang dari keluarga klien tentang keluarga diharapkan mengerti, dapat
kebutuhan tubuh penyebab gangguan mendukung program keperawatan yang
pemunahan nutrisi, pentingnya diberikan.
nutrisi bagi tubuh dan cara 2.Untuk mencegah agar perut tidak
mengatasinya. kosong.
2.Anjurkan klien untuk makan 3.Untuk memberian diet sesuai
sedikit tapi sering. kebutuhan klien.
3,Kolaborasi dengan ahli gizi 4.Deteksi perubahan berat badan
untuk diet. sehingga evaluasi pemberian diet.
4.Lakukan penimbangan berat 5Memberikan terapi sesuai indikasi.
badan setiap 3 hari sekali.
5.Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi
antiometik.

C. Konsep Dasar Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

Tubuh

1. Definisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan

dan penyakit, termasuk keseluruhan proses prosesdalam tubuh manusia

untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidup nya dan

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya

serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang

makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan

18
keseimbangan yang berhububungan dengan kesehatan dan penyakit

(Wartonah, 2010).

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan suatu

keadaan ketika individu yang tidak puasa, mngalami atau beresiko

penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang tidak

adekuat atau metabolisme nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan

metabolisme (Carpenito, 2009).

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan salah

satu masalah yang dialami nya pada penderita typoid karena salmonella

typhi masuk ke saluran pencernaan leat minum dan makanan yang terinfeksi

meningkatan asam lambung sehingga terjadinya aanoreksia

(Nurarif&Kusuma, 2015).

2. Gangguan

Gangguan pada lambung umumnya berupa sindrom dispepsia, yaitu

kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrium,

kembung, nafsu makan berkurang dan rasa kenyang (Irianto, 2016).

-> Bersifat mekanis dan enzimatik, seperti gastritis dan ulkus peptikum.

-> Gejala gastritis mual, muntah, nyeri lambung bila perut kosong.

-> Gejala ulkus peptikum, mual, muntah, dan kadang disertai darah, nyeri

lambung bila selesai makan.

19
3. Etiologi

Penyebab gangguan makan tidak diketahui secara jelas. Namun diprediksi

gangguan ini dapat terjadi akibat kombinasi psikologis, genetic, sosial, dan

faktor keluarga. Anak-anak dengan gangguan makan, terdapat perbedaan

antara cara mereka melihat diri sendiri dan bagaimana mereka bener-bener

terlihat. Pengidap anoreksia atau bulminia sering memiliki ketakutan yang

intens dari kenaikan berat badan atau kelebihan berat badan dan berpikir

mereka terlihat lebih besar dari yang sebenarnya. Melakukan olahraga

tertentu dan kegiatan berta badan lainnya (sperti pemandu sorak, senam,

balet, icescating, dan gulat) memungkinkan anak memiliki resiko lebih tinggi

terkena gangguan makanan.

Gangguan makan pada anak-anak dan remaja juga dapat emicu gangguan

lainnya, seperti gangguan kecemasan (anxienty disorder) dan gangguan

obsesif-kompulsif. Kadang-kadang, anak-anak yang memiliki masalah

dengan orang tua atau lingkungan rumahnya memiliki resiko lebih tinggi

terkena gangguan makanan.

Beberapa penilitian menunjukkan bahwa media gambar berkontrabusi pada

kenaikan angka kejadian gangguan makanan. Kebayakan selebriti dalam

iklan, film, tv, dan program olahraga terlihat sangat kurus, dan ini dapat

menyebabkan anak perempuan berfikir bahwa tubuh ideal adalah tubuh yang

sangat kurus. Tidak hanya anak perempuan. Biasanya, anak laki-laki

20
mencoba meniru model ideal yang disuguhkan oleh media sehingga

membatasi makanan dengan dratis dan kompulsif berolahraga untuk

membangun massa otot.

Kekhawatiran tentang gangguan makanan juga melalui khawatiran pada usia

remaja. Penelitian menunjukkan bahwa 42% dari siswa disekolah menengah

atas ingin menjadi lebih kurus. Bahkan, sebagaian besar anak-anak dengan

gangguan makanan, mulai gangguan makanan pada usia 11-13 tahun. Banyak

anak-anak yang mengembangkan gangguan makanan memiliki harga diri

rendah, dan fokus mereka pada berat badan dapat menjadi upaya untuk

mendapatkan rasa control pada saat hidup mereka merasa lebih tidak

terkendali (Irianto, 2016).

4. Manifestasi Klinis

Menurut, Irianto (2016), manifestasi demam typoid adalah

a. Tujuan diet penyakit demam typoid adalah untuk memberikan makanan

dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah

dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan. Mengurangi

sekresi asam lambung mengurang nyeri dan mual. Syarat diet:

b. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

c. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk

menerima.

21
d. Raktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa: umumnya tidak

dianjurkan minum susu terlalu banyak.

e. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang

ditingkaktkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

f. Makanan serta perlahan di lingkungan yang tenang.

g. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan.

h. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenterai saja selama 24-48

jam, untuk memberikan istirahat pada lambung.

i. Rendah serat, terutama serat yang tidak larut air yang ditingkatkan secara

bertahap.

j. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu tajam, baik secara

termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan gaya terima

perorangan).

22

Anda mungkin juga menyukai