PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Demam tifoid bersifat endemik
tifoid di dunia mencapai 11-20 juta kasus per tahun yang mengakibatkan
(Batubuaya, 2017).
harus segera diberikan bila diagnosis sudah dibuat (Kemenkes RI, 2013).
demam tifoid sebanyak 991 orang dan menurut data tahun 2014 sebanyak
1.049 orang anak yang mengidap penyakit demam tifoid sedangkan pada
2015, pasien anak yang menderita demam tifoid sebanyak 1172. Kepala
dalam 5 tahun terakhir, hal ini didukung dengan adanya data yang
2015).
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini, penyakit ini banyak diderita
pada anak– anak namun tidak tertutup kemungkinan untuk orang muda/
akut pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella enterica serotype
typhi (Salmonella typhi). Demam tifoid ditandai dengan gejala demam satu
penularan utama demam tifoid adalah penderita itu sendiri dan carrier,
tinja, dan tinja inilah yang menjadi sumber penularan. Debu yang berasal
karier demam tifoid. Bila makanan dan minuman tersebut dikonsumsi oleh
maka rawan tertular penyakit infeksi demam tifoid. Infeksi demam tifoid
juga dapat tertular melalui makanan dan minuman yang tercemar kuman
sanitasi yang buruk. Demam tifoid juga merupakan salah satu penyakit
dengan demam juga menjadi tantangan bagi para dokter. Demam Tifoid
merupakan penyebab demam yang umum pada anak dengan tanda dan
Tifoid yang dewasa (Retnosari & Tumbelaka, 2000; Depkes RI, 2008;
infant dan usia <5 tahun berbeda. Pada anak usia sekolah di awitan awal
batuk, dan lain – lain. Pada infant dan <5 tahun, biasanya hanya
menunjukkan kondisi demam dan malaise serta diikuti diare yang sering
disangka oleh praktisi sebagai gejala infeksi virus atau gastroenteritis akut
(Nelson, 2014).
kondisi demam yang lama pada anak tidak membuat orang tua untuk
RSUD Lakipadada Tana Toraja, jumlah pasien demam typoid pada tahun
2020 sebanyak 637 orang pasien, diantaranya 329 pasien perempuan dan
308 pasien laki-laki. Sedangkan untuk tahun 2021 jumlah pasien demam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Lakipadada”..
RSUD Lakipadada”..
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
Sebagai sumber informasi bagi institusi pendidikan dalam
akan datang.
3. Manfaat Masyarakat
umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
(NANDA, 2015).
c) (Rohana, 2016).
organ usus halus, dan ada pada aliran darah yang disebabkan
2. Etiologi
(O) yang terdiri dari oligosakarida, flagellar antigen (H) yang terdiri
3. Manifestasi Klinis
keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut lain yaitu
et al., 2015).
Tabel 1
Periode Infeksi Demam Tifoid, Gejala dan Tanda
Minggu Gejala Keluhan Patologi
stepladder yang
mencapai 39-40°C,
patches, nodul
tifoid pada
dan hati
dst
sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang
sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi
dinding usus.
al., 2015).
5. Diagnosis
lebih. Panas semakin hari semakin tinggi, terutama pada sore atau
mengeluh sakit perut disertai diare, muntah, dan pada anak umur >
kepala, tidak mau makan, dan badan lemas. Pada keadaan lanjut
Setiawati, 2016).
6. Tes Diagnostik
sensitif,
dalam
2012).
c. Tes serologis
2012).
d. Tes Widal
Pada tes widal diambil darah vena sebanyak 3-5 mL. Prinsip
Biasanya titer aglutinin O akan naik lebih dulu dan lebih cepat
bervariasi antara titer O > 1/160 sampai > 1/320 atau titer H >
7. Komplikasi
pankreatitis
b. Komplikasi ekstra-intestinal
miokarditis,
tromboflebitis.
1. Umur
a. Defenisi
b. Klasifikasi Umur
kanak
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Manula
kesehatan
umur
Panjang
2. Pendidikan
a. Defenisi Pendidikan
tinggi.
hayat.
b. Jalur Pendidikan
berkesinambungan.
pendidikan informal
pendidikan.
c. Tingkat Pendidikan
dan Doktor).
1) Pendidikan Dasar
mengembangkan
2) Pendidikan Menengah
melanjutkan
3) Pendidikan Tinggi
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
2021.
UMUR
PENDIDIKAN
PEKERJAAN KEJADIAN
PEMANFAATAN JAMBAN
DEMAM TIPOID
PENGETAHUAN
KEBIASAAN/PERILAKU
STATUS GIZI
Keterangan gambar :
Penelitian Operasional
typhi.
ini 2020-2021
satuan 2. TK Medis
tingkat 3. SD RSUD
Pendidikan Lakipadada
telah dilalui,
baik
sementara
lanjut ke
tingkat atas
atau sudah
berhenti.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili suatu
D. Identifikasi Variabel
lainnya.
1. Variabel independen
anak.
2. Variabel dependen
penderita demam typoid pada anak tahun 2020 dan 2021 (data
sekunder).
F. Analisa Data
rumus :
F
P= x 100
n
Keterangan :
P : Distribusi
F : Frekuensi
n : jumlah sampel
G. Etika Penelitian
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Sulawesi Tenggara.
c. ICU
d. Fisioterapi
e. Kamar bedah
f. Kebidanan
g. Farmasi/Apotek
h. Radiologi
i. Kantor
j. Poli Klinik
k. Laboratorium
l. Dapur
m. Kamar jenasah
2. Tenaga Kerja
Lakipadada yaitu:
a. Dokter umum
c. Tenaga perawat
d. Tenaga radiologi
e. Tenaga fisioterapi
f. Ahli gizi
g. Bidan
h. Analisis Kesehatan
i. Apoteker
j. Pegawai struktural
k. Security
l. Sopir
B. Hasil Penelitian
dari data rekam medis Rumah sakit yaitu pasien pada tahun 2020 dan
2021.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kejadian demam tipoid pada anak
berdasarkan umur di RSUD Lakipadada Tahun 2020 (n=282)
Umur N %
0 – 27 hari 0 0,0 %
28 hari – <1 Tahun 1 0,35 %
1 – 4 Tahun 77 27,31 %
5 – 14 Tahun 204 72,34 %
Total 282 100
Sumber: Data Sekunder
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Kejadian demam tipoid pada anak
berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Lakipadada Tahun 2020
(n=282)
Tingkat Pendidikan n %
Belum Sekolah 78 27,66 %
TK/PAUD 84 29,79 %
SD 120 42,55 %
Total 282 100 %
Sumber: Data Sekunder
pasien (42,55%).
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Kejadian demam tipoid pada anak
berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Lakipadada Tahun
2021 (n=58)
Tingkat Pendidikan N %
Belum Sekolah 28 42,28 %
TK/PAUD 14 24,15 %
SD 16 27,87 %
Total 58 100 %
Sumber: Data Sekunder
(27,87%).
C. Pembahasan
340 orang pasien, untuk kategori umur pada anak paling banyak
paling sedikit yaitu umur 28 hari sampai <1 tahun sebanyak 1 orang
rendah.
usia 5-14 tahun, dimana pada usia tersebut anak cenderung kurang
perhatian dari orang tua dan guru pada anak khususnya dalam hal
belum sekolah.
karena 3-4 jam setelah makan pagi perut akan terasa lapar
tangan yang kotor kedalam tubuh jika tidak melakukan cuci tangan
ke makanan yang sedang kita makan. Selain itu, buah dan sayur
pestisida.
kebiasaan yang baik bagi anak. Anak akan mengingat apa yang
D. Keterbatasan Penelitian
1. Metode
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan penelitian
2. Instrumen Penelitian
3. Pengetahuan Peneliti