PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Tingkat bantuan pemerintah muda
paling berisiko dalam penurunan status kesehatan anak adalah penyakit yang
efek samping demam selama kira-kira beberapa minggu, mulas, dan gangguan
memiliki efek samping seperti lari, muntah, sakit perut, dan migrain. Ini
terutama jika demam telah terjadi selama 7 hari atau lebih(Izazi, 2018).
1
2
akan menyerang dan berkembang menjadi sel fagosit mononuklear dari hati,
limpa, pusat getah bening yang berhubungan dengan perut, dan obsesi Peyer.
Efek samping yang ditimbulkan umumnya tidak jelas dan, yang mengejutkan,
seringkali akan seperti demam serat lainnya, membuatnya sulit untuk dilihat.
yang jalur penularannya melalui buang air besar melalui mulut. Ini benar-
benar dimaksudkan bahwa ada makanan, minuman atau apapun yang tercemar
(Mahardika, 2022).
berat penyakit demam tifoid di seluruh dunia dengan 11-20 juta kasus per
besar kasus terjadi di Asia Tenggara, Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara. Di
Indonesia kasus demam tifoid berkisar antara 350-810 per 100.000 penduduk,
kelima sebagai penyakit yang tidak dapat dicegah.yang terjadi pada semua
usia di Indonesia yaitu 6,0% dan menempati posisi posisi kelima 15 dengan
alasan kematian semua usia di Indonesia yang identik dengan 1,6%(Juniah &
Arianti, 2023).
3
Kejadian demam tifoid sebagian besar terjadi pada rentang usia 3-19
tahun. Anak-anak yang berusia di bawah 5-11 tahun adalah anak-anak kecil, di
mana kelompok usia ini sering melakukan aktivitas di luar rumah sehingga
perlindungan mereka sebagian besar bukan tempat yang aman untuk orang
dewasa atau orang dewasa. dewasa. karena tidak menjaga kerapian saat makan
dan minum, tidak membersihkan tepat setelah buang air kecil atau buang air
pertukaran daya yang dimulai dengan satu item kemudian ke item berikutnya
melalui kontak langsung. Saat kulit hangat kita bersentuhan dengan kulit
Alfiyanti, 2020).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujan penulis membuat karya ilmiah akhir ini adalah untuk melaksanakan
rumah sakit islam sultan agung semarang dengan cara pemberian kompres
air hangat.
2. Tujuan Khusus
demam typhoid
demam typhoid
demam typhoid
demam typhoid
demam typhoid
C. Manfaat
Bagi rumah sakit karya ilmiah ini dapat bermanfaat untuk memberikan
demam typhoid
Bagi institusi pendidikan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat serta
3. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
(Wahyuni, 2020).
2. Etiologi
typhoid bermula dari makanan dan minuman yang telah tercemar oleh
2020).
6
7
3. Patofisiologi
akan mengaibatkan beberapa bakteri mati namun ada juga yang tidak
4. Manifestasi klinis
a. Masa inkubasi
berupa:
1) Anoreksia
2) Lidah kotor
3) Kram otot
Pada anak yang lebih tua, efek samping termasuk demam tinggi,
perut. Lari terjadi pada sebagian kecil anak yang lebih tua pada tahap
dan kekacauan. Pada periode sakit ini, limpa umumnya melebar dan
a. Minggu ke-1
kali/ menit.
b. Minggu ke -2
10
c. Minggu ke-3
d. Minggu ke-4
2019).
6. Komplikasi
1) Pendarahan interestinal
Hal ini terjadi apabila ada luka yang sudah menembus usus
2) Perforasi usus
1) Hepatitis tifosa
2) Pakreasitis tifosa
dan kuinolon.
3) Miokarditis
4) Neuropsikiatrik
hingga koma.
12
B. Hipertermia
1. Pengertian hipertermia
produksi panas. Suhu rektal >37,5℃ dan suhu ketiak >37,5℃(Putri &
Zulaicha, 2019).
2. Etiologi
terjadi. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh masalah otak atau karena
zat beracun yang bisa mempengaruhi titik fokus penunjuk suhu. Zat
2) Spasme (kejang)
3) Kulit kemerahan
4) Perluasan RR
Periode hipertermia:
a) Tahap I: awal
13
katabolisme protein
(2) Berkeringat
1. Pengkajian keperawatan
2021).
Kriteria hasil :
4) Respirasi 30-40x/menit
5) Kesadaran komposmentis
Intervensi :
Persepsi:
2) Suhu layar
Terapeutik :
Edukasi :
16
Kolaborasi :
perlu
Kriteria hasil :
Intervensi :
Terapeutik :
peningkatan
Edukasi :
17
Kolaborasi :
makanan
3. Implementasi
yang diantisipasi oleh pasien dan tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat medis sesuai dengan apa yang diarahkan. (Perry & Potter,
2015)
4. Evaluasi
2019).
typhoid
Salah satu masalah yang muncul pada pasien demam tifoid adalah
anak-anak dengan model hipertermia sangat khas secara lokal dengan hasil
yang mengerikan. Hal ini karena, Jika olah raga menjaga demam yang
tidak wajar dan lambat maka akan mengganggu perkembangan baru dan
tingkat panas internal agar tetap normal. Penanganan pertama yang harus
bisa dilakukan oleh keluarga jika anak demam adalah dengan mengoleskan
kompres air hangat pada bagian yang terdapat pembuluh darah besar,
(Nelson, 2020).
memberikan kompres hangat adalah kompres dengan air suhu tinggi atau
air hangat. Paket hangat menutupi lapisan luar kulit dengan handuk
kompres air hangat pada pembuluh darah besar seperti aksila (ketiak) dan
pada daerah preoptik pusat saraf untuk menurunkan tingkat panas dalam.
(Fauziah, 2022).
BAB III
A. Hasil penelitian
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Pasien I
dari pasien.
2) Pasien II
21
22
b. Keluhan utama
1) Pasien I
2) Pasien II
1) Pasien I
2) Pasien II
1) Pasien I
2) Pasien II
1) Pasein I
2) Pasien II
1) Pasien I
2) Pasien II
g. Pemeriksaan fisik
1) Pasien I
2) Pasien II
h. Analisis data
1) Pasien I
penyakit.
2) Pasien II
demam.
28
i. Diagnosis keperawatan
lemah
29
j. Intervensi keperawatan
makanan.
k. Implementasi keperawatan
1. Hari pertama
a. Pasien I
b. Pasien II
100%.
2. Hari kedua
a. Pasien I
100%.
b. Pasien II
3. Hari ketiga
a. Pasien I
b. Pasien II
2. Evaluasi
a. Hari pertama
1) Pasien I
2) Pasien II
b. Hari kedua
1) Pasien I
kipasi permukaan tubuh , 2.) Menganti linen setiap hari atau lebih
sering
berkurang
2) Pasien II
teraba hangat, Pasien tampak lemas dan pucat, Suhu tubuh di atas
c. hari ketiga
1) pasien I
permukaan tubuh , 2.) Menganti linen setiap hari atau lebih sering.
2) pasien II
hangat, Pasien tampak lemas dan pucat, Suhu tubuh di atas normal.
PEMBAHASAN
penderita Demam typhoid yang telah dilaksanakn sesuai dengan teori yang
didapat. Asuhan keperawatan pada An. A dan An. Q dikelola pada tanggal 22
penulis. Dari hasil yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:.
1. Pengkajian
untuk mengumpulkan data serta protes atau kondisi medis yang dialami
oleh An. A dan An. Q dengan sengaja dan gigih. Dalam pertemuan ini
46
47
An dan An. Q keberatan dan indikasi efek samping yang dialami klien.
Dalam ulasan ini, informasi abstrak dan informasi objektif mengacu pada
dari tanda dan efek samping yang signifikan serta tanda dan efek
samping minor. Tanda dan efek samping yang signifikan adalah tingkat
panas dalam lebih baik dari rata-rata (37,5o C) sedangkan tanda dan efek
dengan demam tifoid, ada beberapa gejala dan efek samping yang mirip
dan tidak sama dengan gejala hipertermia. Tanda dan efek samping yang
serupa adalah tingkat panas internal klien di atas biasa pada An. A
ringkih dan bermata merah. Sementara itu, gejala dan efek samping tidak
ditemukan pada kasus An. A dan An. Q dengan prinsipnya adalah klien
luar kota 21 maret 2023 An.A di bawa ke rumah sakit karena demam
sudah 5 hari, mual, muntah, lemas dan pusing. Dan An.Q, ibu klien
2. Diagnosis keperawatan
atas kualitas biasa, kulit merah, sesak, takikardia, takipnea, dan kulit
terasa hangat.
hari dengan keterangan yang benar suhu : 39.0oC, kulit terasa hangat,
kulit kemerahan.
Demam, dan itu berarti tingkat panas dalam di atas batas normal
normal, dapat disebabkan oleh kejanggalan pada otak atau oleh zat
ruangan.
signifikan > 20% dari kondisi istirahat, dan ada indikasi emosional
dari ibu klien mengatakan anaknya pusing dan lemas jadi tidak bisa
3. Intervensi keperawatan
yaitu hipertermi b.d proses penyakit. Dibuktikan dengan An.A dan An.Q
badannya terasa panas dengan suhu 38,7oc dan 39,0 oc. setelah dilakukan
2017). Rencana keperawatan yang disusun oleh penulis untuk klien An.A
tidur dan jam istirahat, terapeutik lakukan latihan rentang gerak pasuf
4. Implementasi keperawatan
An, Q sangat kooperatif dan aktif saat bertanya tentag hal yang klien
pusat saraf melalui garis tulang belakang dan akan memperkuat fokus
5. Evaluasi
selama 3 hari oleh pencipta, ditemukan bahwa hipertermia An. A dan An.
dan An. Q ikut kegiatan keperawatan, An. A dan An. Q perlu diberikan
adalah An. A tidak membutuhkan makanan dari klinik darurat, objek saat
intensitas meningkat, An. A sulit diajak bicara dan An. A bersikap dingin
di malam hari. Ini karena iklim yang asing dan adanya berbagai
hangat sebelum makan dan merawat An. A, melamar ibu An. A untuk
An.Q suhu menurun dari 38,7oc menjadi 37,3oc dan 39,0oc menjadi
latihan, imunitas.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini, penulis akan menyimpulkan asuhan keperawatan dasar pasien demam
typhoid di ruang baitunnisa 1 RSI Sultan Agung Semarang yang sudah dikelola selama 3 hari
tanggal 22 maret sampai 24 Maret 2023pada An.A dan An.Q pada tanggal 25 maret sampai 27
maret 2023.
A. Kesimpulan
1. Data hasil pengkajian bahwa An.A dan An. Q merasakan demam dengan S: 38,7 OC dan
S : 39,0OC
2. Diagnosa keperawatan yang muncul An.A dan An. Q adalah hipertermi b.d proses
penyakit.
3. Intervensi yang dilaukan yang difokuskan pada hipertermia b.d proses penyakit adalah
kompres hangat.
5. Evaluasi Menunjukkan suhu turu setelah dilakukan kompres hangat klien I dari 38,7 OC
B. Saran
2. Bagi perawat
terutama dalam pemberian terapi nonfarmakologi untuk mangatasi demam yaitu dengan
3. Bagi keluarga
Diharapkan mengompres dengan air hangat ini dapat diterapkan kepada masyarakat atau
keluarga khususnya pada klien dengan hipertermia karena teknik ini mudah dipahami