OLEH:
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Salmonella thypi sama dengan salmonella lain adalah bakteri gram
negative, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak berbentuk spora,
fakultatif anerob. Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari oligo
sakarida, flagella antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen
(K) yang terdiri dari poli sakarida. Mempunyai makro molekuler
lipoposakarida kompleks yang membentuk lapis luar dari dinding sel dan
dinakan endotoksin. Salmonella thypi juga dapat diperoleh flasmid fator-R
berkaitan dengan resistensi terhadap multiple.
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri samonella typhi.
Bakteri salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan
rambut getar, tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu
antigen O (somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H
(flegella), dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapatzat (aglutinin)
terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob dan
fakultatif anaerob pada suhu 15-41 derajat celsius (optimum 37 derajat celsius)
dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan,
sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan/minuman yang terkontaminasi,
formalitas dan lain sebagainya. (Lestari Titik, 2016).
2.3 Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut. Sebagian akan dimusnahkan dalam
lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk keusus halus kejaringan
limfoid dan berkembang biak menyerang vilis usus halus, kemudian kuman
masuk kedalam peredaran darah (bakterimia primer) dan mencapai sel-sel
retikulo endoteleal, hati, limpa dan organ-organ lain
Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir pada sel-sel
retikulo endoteleal, melepaskan kuman kedalam peredaran darah dan
menimbulkan bakterimia, untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk
kebeberapa jaringan organ tubuh, terutama limpa, usus dan kantung empedu.
Pada minggu pertama sakit terjadi hyperplasia plaks player, terjadi pada
kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu
ketiga terjadi ulserasi plaks peyer. Minggu keempat terjadi penyembuhan
ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik.
2.4 Gejala Klinis
Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa.
Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa
inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan,
lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian menyusul
gejala klinis yang biasanya di temukan, yaitu: (Lestari Titik, 2016)
2.4.1 Demam
Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris
remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu
berangsur turun dan normal kembali.
2.4.1 Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan
pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor, ujung dan tepinya
kemerahan. Pada abdomen dapat di temukan keadaan perut kembung. Hati
dan limpa membesar disertai nyeri dan peradangan.
2.7 Komplikasi
1. Komplikasi intestinal : perdarahan usus, perporasi usus dan ilius paralitik.
2. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis),
miokarditis, trombosis, tromboplebitis.
3. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia dan syndroma
uremia hemolitik.
4. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
5. Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, dan
kolesistitis.
6. Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan
arthritis.
7. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meninggiusmus, meningitis,
polineuritis perifer, sindroma guillain bare dan sindroma katatonia.
B. Keperawatan
2.8 Pengkajian
I. IDENTITAS DATA
Nama : An. S
Tempat/Tgl Lahir : 11 Juni 2011
Nama Ayah/ Ibu : Tn.R/Ny.H
Pekerjaan Ayah : Petani
Pekerjaan Ibu : IRT
Alamat : Jl. Sendok No. 10, Medan Petisah
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
GENOGRAM
V. GENOGRAM
Keterangan
DO:
- Nampak porsi makanan tidak
dihabiskan (3/4 makanan habis
dari porsi yang disediakan)
- BB pasien selama sakit 21 kg
- TB: 128 cm
- TTV :
Suhu : 38ºC
Nadi : 72x/menit
Pernapasan : 20x/menit
- Mukosa bibir nampak kering
dan pecah-pecah
- IMT: 12.81 (kurus)
- Therapy:
1) Ivfd RL 20 tpm
2) Injeksi Ceftriaxon 2 gram
3) NaCL 0,9% (sebagai
pelarut Ceftriaxon)
DIAGNOSA KEPERAWATAN ( P E S ) BERDASARKAN PRIORITAS
Berdasarkan data-data yang diperoleh maka penulis menegakkan diagnosa
keperawatan adalah
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan nutrisi tidak adekuat ditandai dengan:
DS:
- Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah sejak 6 hari yang lalu disertai
mual dan muntah
- An.S mengatakan ia tidak menyukai makanan yang ada di rumah sakit, karena
merasa makanan yang dimakannya terasa tidak enak serta cepat merasa kenyang
- Ibu pasien mengatakan menghabiskan 2 sendok makan dari porsi yang diberikan
- Sebelum pasien dibawak ke rumah sakit, ibu pasien mengatakan anaknya sudah
demam sejak 6 hari yang lalu disertai mual dan muntah, demam terjadi dimalam
hari dan suhu badan naik turun.
- Ibu pasien mengatakan BB anaknya sebelum sakit yaitu 23 kg
DO:
- Nampak porsi makanan tidak dihabiskan (3/4 makanan habis dari porsi yang
disediakan)
- BB pasien selama sakit 21 kg
- TB: 128 cm
- TTV :
Suhu : 38ºC
Nadi : 72x/menit
Pernapasan : 20x/menit
- Mukosa bibir nampak kering dan pecah-pecah
- IMT: 12.81 (kurus)
- Therapy:
1) Ivfd RL 20 tpm
2) Injeksi Ceftriaxon 2 gram
3) NaCL 0,9% (sebagai pelarut Ceftriaxon)
INTERVENSI KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien.(Budiono & Pertami,S 2015).
Menurut teori demam thypoid adalah penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh virus salmonella thipi. Penyakit ini ditandai dengan panas
berkepanjangan. Beberapa tanda dan gejala pada penderita demam thypoid
yaitu demam tinggi pada minggu pertama, mual dan muntah, lidah Nampak
kotor (berselaput) dan kembung. Sedangkan pada tahap pengkajian penderita
demam thypoid keluhan yang akan dirasakan salah satunya panas atau
demam yang tidak turun-turun, nyeri perut, kepala pusing, mual dan muntah,
terjadi penurunan BB dan mukosa nampak kering. Berdasarkan teori tersebut,
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Dimana dapat dibuktikan
dari hasil pengkajian yang ditemukan pada An. S berdasarkan data subjektif
yaitu Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah sejak 6 hari yang lalu
disertai mual dan muntah, demam terjadi dimalam hari. Ibu pasien
mengatakan sebelum sakit timbangan anaknya 23 Kg. Sedangkan data
objektif yang dapat di lihat yaitu lidah nampak kotor disertai perut kembung, BB
selama sakit menjadi 21 kg, nampak mukosa bibir kering.
Berdasarkan teori yang telah di paparkan dan hasil pengkajian yang
penulis dapatkan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan hasil
pengkajian yang dimana keluhan yang dirasakan pasien sebagian besar sama
dengan teori yang telah dipaparkan.
5.2 Saran
1. Bagi masyarakat
Studi kasus yang peneliti lakukan dapat memberikan pengetahuan pada
penderita demam thypoid yang mengalami gangguan nutrisi.
2. Bagi pengembangan ilmu keperawatan
Dapat dijadikan bahan bacaan diperpustakaan untuk menambah
wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien demam
thypoid yang mengalami gangguan nutrisi.
3. Bagi penulis
Dapat memberikan pengetahuan dan mengaplikasikan pada pasien
penderita demam thypoid yang mengalami gangguan nutrisi.
Departemen kesehatan. (2015). Uji Diagnostik Tes Serologi Widal Dibandingkan
Dengan Kultur Darah Sebagai Baku Emas Untuk Diagnosis Demam Tifoid.
Indonesia. Maret, 20, 2018. Dari web
https://www.scribd.com/doc/142788100/DEMAM-TIFOID-DEPKES-3
Dinas kesehatan provinsi Sulawesi tenggara. (2016). Profil kesehatan provinsi
Sulawesi tenggara. Sulawesi tenggara. Maret, 20, 2018. Dari web
http://dinkes.sultraprov.go.id/wp-content/uploads/Profile-Dinkes-2016-1.pdf
Purba Elisabeth. 2016, Program Pengendalian Demam Tifoid. Indonesia
https://www.researchgate.net/publication/313680646_Program_Pengendalia
n_Demam_Tifoid_di_Indonesia_Tantangan_dan_Peluang
Reski Yanti Batubara. (2014). Abdominal Typhoid management in women 22
years with no diet regularly and knowledge of the less phbs especially
washing hands before eating. J Medula Unila.Vol 3 no 1.
Riset Kesehatan Dasar. (2013) (pp.50-59). Indonesia. maret, 20, 2018, dari web
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%
202013.pdf
Suriadi, & yuliani, R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak (cet. Ke-2) (pp.
254-258). Jakarta : Sagung seto
DAFTAR PUSTAKA