Disusun oleh ;
NIM : P07520121100
Kelas : II C
Suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella typhi atau
salmonella paratyphi A, B dan C yang dapat menular melalui oral, fekal, makanan, dan
minuman yang terkontaminasi (Wulandari, 2016).
Demam typhoid disebabkan oleh infeksi kuman salmonella typhi yang merupakan
kuman negatif, motil, dan tidak menghasilkan spora , hidup baik sekali pada suhu manusia
maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70º C dan antiseptik. salmonella
typhi mempunyai tiga macam antigen yaitu:
3) Antigen V : Kapsul , merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi O
antigen terhadap fagositosis.
Salmonella paratyphi terdiri dari tiga jenis yaitu A, B, dan C. Ada dua sumber penularan
salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carrier. Carrier adalah
orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengeksresi salmonella typhi dalam
tinja dan air kemih selama lebih dari satu tahun (Wulandari dan Erawati, 2016).
C. Manifestasi Klinik
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan
penderita dewasa. Masa tunas rata-rata10-20 hari. Masa tunas tersingkat adalah empat hari,
jika infeksi terjadi melalui makanan.
Sedangkan, infeksi mealui minuman masa tunas terlama berlangsung 30 hari. Selama
masa inkubasi, mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,
nyeri kepala, pusing, dan tidak bersemangat, yang kemudian disusul dengan gejala-gejala klinis
(Wulandari & Erawati, 2016).
1. Minggu Pertama
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari dengan keluhan
dan gejala nyeri otot, anoreksia, mual muntah, bising usus melemah, konstipasi, diare dan
perasaan tidak enak diperut.
2. Minggu Kedua
Pada minggu kedua gejala sudah jelas dapat berupa demam, lidah yang khas putih dan
kotor, bibir kering, hepatomegali, splenomegali disertai nyeri pada perabaan dan penurunan
kesadaran.
3. Minggu Ketiga
Suhu badan berangsur - angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
D. Patofisiologi
Kuman Salmonella typhi masuk ke tubuh manusia yang sehat melalui mulut kemudian
kuman masuk kedalam lambung, sebagian kuman akan di musnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus.
Kuman Salmonella typhi yang masuk ke saluran gastrointestinal akan ditelan oleh sel-
sel fagosit ketika masuk melewati mukosa dan oleh makrofag yang di dalam lamina propia.
Sebagian dari Salmonella typhi ada yang dapat masuk ke usus halus mengadakan invaginasi
ke jaringan limfoid usus halus dan jaringan limfoid mesenterika. Kemudian Salmonella typhi
masuk melalui folikel limpa ke saluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik sehingga terjadi
bakterimia. Bakterimia pertamatam menyerang sistem retikulo endothelial (RES) yaitu : hati,
limpa, dan tulang, kemudian selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain
sistem saraf pusat, ginjal, dan jaringan limpa (Muttaqin, 2013).
Usus yang terserang tifus umumnya ileum distal, tetapi kadang bagian lain usus halus
dan kolon proksimal juga dihinggapi. Pada mulanya, plak Peyer penuh dengan fagosit,
membesar, menonjol, dan tampak seperti infiltrate atau hyperplasia di mukosa usus. Pada
akhirnya minggu pertama infeksi, terjadi nekrosis dan tukak. Tukak ini lebih besar di ileum dari
pada di kolon sesuai dengan ukuran plak Peyer yang ada di sana. Kebanyakan tungkaknya
dangkal, tetapi kadang lebih dalam sampai menimbulkan perdarahan. Perforasi terjadi pada
tukak yang menembus serosa. Setealah penderita sembuh, biasanya ulkus membaik tanpa
meninggalkan jaringan parut dan fibrosa (Muttaqin, 2013).
Masuknya kuman ke dalam intestinal terjadi pada minggu pertama dengan tanda dan
gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik pada malam hari dan akan menurun
menjelang pagi hari. Demam yang terjadi pada masa ini disebut demam intermiten (suhu yang
tinggi, naik turun, dan turunnya dapat mencapai normal. Di samping peningkatan suhu tubuh,
juga akan terjadi obstipasi sebagai akibat penurunan motilitas suhu, namun hal ini tidak selalu
terjadi dan dapat pula terjadi sebaliknya. Setelah kuman melewati fase awal intestinal,
kemudian masuk kesirkulasi sistemik dengan tanda peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi
dan tanda-tanda infeksi pada RES seperti nyeri perut kanan atas, splenomegaly, dan
hepatomegaly (Muttaqin, 2013).
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada klien dengan Demam typhoid menurut (Padila,2013) adalah
pemriksaan laboraturium yang terdiri dari:
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : An. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 30 November 2020
Alamat : Simpang Kim Rel Kel.Mabar
Pendidikan : Belum Sekolah
Pekerjaan :-
Agama : Kristen Protestan
Golongan Darah :
Status Perkawinan : Belum Kawin
Tanggal Masuk RS : 28 Februari 2023
Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2023
Diagnosa Medis : Demam Thypoid
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Simpang Kim Rel Kel.Mabar
Status Perkawinan : Kawin
Hubungan dengan Klien : Ayah Kandung
3. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Keluhan Utama : Klien mengalami demam sejak 1 minggu yang lalu.
Klien minum obat penurun demam tetapi tidak ada perubahan. Akhirnya, keluarga
membawanya ke rumah sakit dan dokter memutuskan untuk di rawat inap.
5. Riwayat Psikososial
Interaksi social
Klien berinteraksi dengan baik terhadap keluarga, perawat dan tim
kesehatan lainnya
Riwayat spiritual
- Klien menganut agama Kristen dan percaya kepada TYME
- Klien menganggap penyakitnya adalah cobaan dari TYME
- Selama sakit klien selalu berdoa karena ia yakin kesembuhan semata
mata hanya diberikan oleh TYME
b. Cairan
c. Eliminasi
a. BAK
b. BAB
7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Klien lemah
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 = E : 4 V : 5. M : 6
Tanda-tanda vital :
RR : 18 x/menit
N : 104x/menit
S : 36,7°C
BB : 9 kg
b. Kepala
Inspeksi:
- keadaan kulit kepala : bersih,tidak ada ketombe
- Penyebaran rambut merata
- Warna hitam
- Tidak ada alopesia
Palpasi ;
- tidak teraba adanya massa
-. Nyeri tekan tidak ada
c. Muka
Inspeksi :
- Bentuk wajah Lonjong
- Wajah simetris kiri dan kanan
-Tidak ada pergerakan abnormal
- Ekspresi wajah meringis
- Wajah Nampak merah
Palpasi :
- Tidak teraba adanya massa
- Nyeri tekan tidak ada
d.Mata
Inspeksi :
- Mata simetris kiri dan kanan
- Palpebra tidak Oedema
- Konjuntiva tidak pucat
- Sklera tidak ictrus
- Pupil isokor
Palpasi :
- Tidak teraba adanya massa
- Nyeri tekan tidak ada
e. Hidung
Inspeksi :
- Lubang hidung simetris kiri dan kanan
- Tidak nampaknya adanya pembesaran polip
- Sekret tidak ada
Palpasi :
- Tidak teraba adanya massa
-. Nyeri tekan tidak adah.
f. Telinga
Inspeksi :
- Aurikula simetris kiri dan kanan
- Meatus akustikus ekstermus nampak bersih
- tidak ada serumen
- Tidak memakai bantu pendengar
Palpasi :
- Tidak teraba adanya massa
- Nyeri tekan tidak ada.
g. Rongga MulutInspeksi :
a. Gigi : - Gigi nampak bersih
- Tidak ada caries gigi
- Jumlah gigi lengkap
b. Gusi : - Gusi nampak merah mudah
- Tidak nampak tanda-tanda perdarahan dan peradangan
c. Lidah : - Lidah nampak kotor
- Tidak nampak tanda-tanda perdarahan dan peradangan
d. Mulut : - Mukosa mulut kering
- Tidak ada sianosis
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC, Hasil NOC, Edisi 10.
Jakarta: EGC