PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu
disertai gejala demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk
dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di
ini tidak terdiagnosis dan terobati, sekarang sudah banyak teratasi. Tetapi
hanya pada tindakan kuratif, karena penyakit yang memerlukan biaya mahal
itu sebagian besar dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan menjauhi pola
menekankan pada segi preventif dari pada kuratif. ( Muttaqin Arif, 2011 )
Januari 2012 WHO mencatat sekitar 42.564 orang menderita Typhoid dan
pra sekolah
maupun sekolah akan tetapi tidak menutup kemugkinan juga menyerang
orang dewasa.
ini sangat erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi
yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup
sehat.
Jateng, 2011)
kemungkinan pada usus halus anatara lain, perdarahan usus, perforasi usus.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
akut yang di sebabkan oleh salmonella typhi. Penyakit ini di tandai oleh
dalam sel fagosit monokuler dari hati, limpa, kelenjer limfeusus dan peyers
patch dan menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi (NANDA,2015).
naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke
tingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik (Sutjahjo,2016).
B. Etiologi
bakteri ini.
C. Patofisiologi
atau ruang sinusoid, kemudian masuk lagi kedalam sirkulasi darah dan
D. Manifestasi Klinis
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan
keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya
yaitu : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,
obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis.
E. Pememeriksaan Penunjang
2. Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal.
SGOT dan SGPT Sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak daapat memerlukan penanganan khusus.
salmonella tpyhi. Uji widal dilakukan untuk menentukan adanya aglutinin dalam
serum pasien typhoid. Akibatnya adanya infeksi oleh salmonella typhi maka
a. Kultur
3) Kultur feses : bisa positif pada minggu kedua hingga minggu ketiga
b. Anti salmonella
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
salmonella typhi, karena antibodi muncul pada hari ke-3 dan ke-4 terjadinya
demam.
F. Komplikasi
Menurut (Widagdo,2011), pada minggu ke-2 atau lebih sering timbul komplikasi
typhoid dengan gejala klinis yang ringan sampai yang berat, bahkan kematian.
1. Syok septik
klinis diatas pasien tyhpoid jatuh kedalam fase kegagalan vaskuler (syok).
Tekanan darah menurun, nadi cepat dan halus, pasien tampakberkeringat serta
Perdarahan dan profesi terjadi pada minggu ke-2 demam atau setelah itu,
Perdarahan dengan gejala berak merah atau dideteksi dengan tes perdarahan
tersembunyi.
3. Peritonitas
Biasanya disertai perforasi, tetapi dapat juga terjadi tanpa perforasi . Ditemukan
gejala nyeri hebat pada abdomen , kembung serta nyeri pada penekanan .
4. Hepatitis Tifosa
Penyakit tyhpoid gejalanya disertai ikterus, hepatomegali dan kelainan tes fungsi
5. Pankreatitis Tifosa
Komplikasi jarang terjadi, gejalanya yaitu sama dengan gejala pankreatitis. Pasien
mengalami nyeri perut hebat yang disertai dengan, mual muntah warna kehijauan,
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien typhoid yaitu :
1. Non Farmakologi
a. Bed rest
2. Farmakologi
hari.
H. Pencegahan.
1. Menjaga kebersihan
Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penykit ini
adalah mencuci tangan dengan rutin sebelum dan sesudah makan, setelah
tangan dengan sabun dan air mengalir. Dalam keadaan darurat tangan dapat
Bakteri sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Untuk itu
hindari kontak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit. Berciuman dan
menggunakan peralatan makan atau mandi yang sama dengan orang sakit.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A.Pengkajian
dan cermat untuk menentukan status kesehatan klien saat ini dan
mengevaluasi pola koping klien saat ini dan masa lalu. Pengumpulan data
sejawat.
tubuh.
Intervensi :
keringat.
pemeriksaan laboraturium
c. Berat badan
stabil Intervensi :
d. Beri diit dalam porsi hangat, porsi kecil tapi sering, lunak
Intervensi :
C. IMPLEMENTASI
yang telah penulis susun. Pembahasan pada tahap ini meliputi pelaksanaan
rencana tindakan perawatan yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat
dilakukan sesuai dengan intervensi pada masing – masing diagnosa.
D. EVALUASI
penulis susun, apakah tujuan dapat tercapai, tercapai sebagian, atau belum
tercapai dengan meninjau respon pasien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah pembahasan evaluasi berdasarkan evaluasi hasil dari masing –
masing diagnosa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
bakteri salmonella typhi. Dengan gejala demam selama 1-2 minggu yang
ditandai dengan demam tinggi nyeri pada bagian perut, dan mual muntah
untuk menjaga dan mengawasi kebutuhan cairan dan elektrolit dan status
DAFTAR PUSTAKA
Manjsoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: EGC.
Suyono, Slamet. 2003. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi ke 3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.