Oleh:
Nama: Monica Ria Lobo
NIP:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga dapat menyelesaikan Laporan kasus ini. Laporan kasus yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. M (31 TAHUN) DENGAN DEMAM TYPOID DI RUANG
PERAWATAN UMUM LANTAI 4 RUMAH SAKIT PROVITA JAYAPURA” ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk penilaian perawatan umum 3.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
dalam menyelesaikan tugas Laporan kasus ini.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Thypoid fever adalah penyakit demam akut yang disebabkan bakteri salmonella thypi
(WHO, 2018). Didunia pada tanggal 27 September 2011 sampai dengan 11 Januari 2012 WHO
mencatat sekitar 42.564 orang menderita Typhoid dan 214 orang meninggal. Typhoid
merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella
paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella typhi C.
Penyakit ini mempunyai tanda - tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang
berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai gejala demam, nyeri perut, dan erupsi kulit.
Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di
Asia termasuk di Indonesia. (Widodo Djoko,2019). Menurut KEMENKO PMK,2021
Ditemukan data sejak januari-maret 2021 pada kasus di Papua, jayapura terdapat 293 kasus
demam thypoid, sedangkan 3-5 bulan terakhir data yang ditemukan di RS Provita jayapura
sekitar 20% hingga 30% kasus demam thypoid.
Dewasa ini, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah banyak menyelamatkan
nyawa manusia. Penyakit yang selama ini tidak terdiagnosis dan terobati, sekarang sudah
banyak teratasi. Tetapi untuk memperbaiki taraf kesehatan secara global tidak dapat
mengandalkan hanya pada tindakan kuratif, karena penyakit yang memerlukan biaya mahal itu
sebagian besar dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan menjauhi pola hidup beresiko.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini adalah mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien
sesuai dengan diagnosis keperawatan yang muncul.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien dengan demam tyfoid
b. Menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan kondisi klinis pasien
c. Menegakkan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
ditentukan pada pasien dengan demam tyfoid
d. Melakukan Implementasi keperawatan pada pasien dengan demam tyfoid
e. Melakukan Evaluasi keperawatan setelah dilakukan implementasi keperawatan pada
pasien dengan demam tyfoid
BAB II
KONSEP DASAR
A. Medis
1. Definisi
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang disebabkan oleh salmonella
typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella paratyphi C, paratifoid
biasanya lebih ringan, dengan gambaran klinis sama. ( Widodo Djoko, 2013)
Menurut Soedarto (2015) Penyakit infeksi usus yang disebut juga sebagai Tifus abdominalis
atau Typhoid Fever ini disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B
dan C. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia maupun di daerah-
daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit demam tifoid atau tifus
abdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang manusia khususnya pada saluran
pencernaan yaitu pada usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonellatyphi yang masuk
melalui makanan atau minuman yang tercemar dan ditandai dengan demam berkepanjangan lebih
dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan lebih diperburuk dengan gangguan
penurunan kesadaran.
2. Etiologi
Demam Typhoid merupakan penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang
tercemar oleh bakteri Salmonella typhosa. Seseorang yang sering menderita penyakit demam
typhoid menandakan bahwa ia mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri
ini.
3. Manifestasi Klinis
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan
penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,
mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis. Pada
pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh meningkat. Sifat demam adalah meningkat
perlahan - lahan dan terutama pada sore hingga malam hari. (Widodo Djoko, 2013).
4. Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung oleh
asam lambung. Sebagian kuman lagi masuk ke usus halus, ke jaringan limfoid dan
berkembang biak menyerang usus halus. Kemudian kuman masuk ke peredaran darah
(bakterimia primer), dan mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati, limpa dan organ lainnya.
Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endoteleal
melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia untuk kedua
kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ tubuh terutama limpa,
usus,dan kandung empedu.
Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks player. Ini terjadi pada kelenjar
limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi
plaks player. Pada minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan
sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu
hepar, kelenjar-kelenjar mesentrial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan oleh
endotoksil, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus
halus (Suriadi &Yuliani,2016,hal:254).
5. Pathway
6. Komplikasi
Menurut Widagdo (2011, hal:220-221) Komplikasi dari demam tifoid dapat digolongkan
dalam intra dan ekstra intestinal.
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suriadi & Yuliani (2016) pemeriksaan penunjang demam tifoid adalah:
1. Pemeriksaan darah tepi
Leukopenia, limfositosis, aneosinofilia, anemia, trombositopenia
2. Pemeriksaan sumsum tulang
Menunjukkan gambaran hiperaktif sumsum tulang
3. Biakan empedu
Terdapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja. Jika pada pemeriksaan selama dua
kali berturut-turut tidak didapatkan basil salmonella typhosa pada urin dan tinja,maka pasien
dinyatakan betul-betul sembuh
4. Pemeriksaan widal
Didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah 1/200 atau lebih, sedangkan titer terhadap antigen
H walaupun tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menegakkan diagnosis karema titer H
dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh.
B. Keperawatan
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Pencernaan (Demam
Thipoid)
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing kurang bersemangat serta nafsu
makan berkurang (terutama selama masa inkubasi).
c. Suhu tubuh
Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu,bersifat febris remiten, dan
suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik
tiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam
hari. Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam.Pada.
d. Kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun berapa dalam, yaitu apatis sampai
samnolen. Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat
gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak terdapat reseola, yaitu bintik-bintik
kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang ditemukan dalam minggu
pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardi dan epitaksis pada anak
besar.
e. Pemeriksaan fisik
1) Mulut
Terdapat nafas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan pecah-pecah (ragaden),
lidah tertutup selaput putih, sementara ujung dan tepinya bewarna kemerahan, dan
jarang disertai tremor.
2) Abdomen
Dapat ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), bisa terjadi konstipasi atau
mungkin diare atau normal.
3) Hati dan Limfe
Membesar disertai nyeri pada perabaan
f. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer zat anti terhadap
antigen 0, titer yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan kenaikan yang progresif.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa yang biasanya muncul pada demam tifoid menurut Nnda NIC-NOC(2014)
adalah sebagai berikut:
b. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat
d. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi nutrien
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Intervensi Keperawatan
Hasil yang diharapkan:terlihat tenang dan rileks dan tidak ada keluhan nyeri
Intervensi:
1) Kaji tingkat, frekuensi, intensitas, dan reaksi nyeri Rasional: suatu hal yang amat
penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan
dari terapi yang diberikan
2) Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam Rasional: menurunkan intensitas
nyeri, meningkatkan oksigenasi darah,dan menurunkan inflamasi
3) Libatkan keluarga dalam tata laksana nyeri dengan memberikan kompres hangat
Rasional: menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, membuat otot tubuh lebih
rileks, dan memperlancar aliran darah.
4) Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien Rasional: posisi yang
nyaman membuat klien melupakan rasa nyerinya
5) Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi
Rasiona: untuk membantu mengurangi rasa nyeri dan mempercepat proses
penyembuhan.
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganmalabsorbsi nutrient Tujuan:
tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Hasil yang diharapkan: nafsu makan meningkat, makan habis satu porsi, berat badan
klien meningkat
Intervensi:
1) Kaji status nutrisi anak
Rasional: mengetahui langkah pemenuhan nutrisi
2) Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil
tapi sering
Rasional: meningkatkan jumlah masukan dan mengurangi mual dan muntah
3) Timbang berat badan klien setiap 3 hari Rasional:mengetahui peningkatan dan
penurunan berat badan
4) Pertahankan kebersihan mulut anak
Rasional: menghilangkan rasa tidak enak pada mulut atau lidah dan dapat
meningkatkan nafsu makan
5) Beri makanan lunak
Rasional: mencukupi kebutuhan nutrisi tanpa memberi beban yang tinggi pada usus
6) Jelaskan pada keluarga pentingnya intake nutrisi yang adekuat
Rasional: memberikan motivasi pada keluarga untuk memberikan makanan sesuai
kebutuhan.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan:dapat beraktivitas secara mandiri
Hasil yang diharapkan: memperlihatkan kemajuan khusus tingkat aktivitas yang lebih
tinggi dari mobilitas yang mugkin Intervensi:
1) Kaji toleransi terhadap aktivitas Rasional: menunjukkan respon fisiologis pasien
terhadap stres aktivitas
2) Kaji kesiapan meningkatkan aktivitas Rasional: stabilitas fisiologis pada istirahat
penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual
3) Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjuran menggunakan kursi mandi, menyikat
gigi atau rambut
Rasional: teknik penggunaan energi menurunkan penggunaan energi
4) Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memiliki periode aktivitas Rasional:seperti
jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan
BAB III
TINJAUAN KASUS
RESUME MEDIS
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri uluh hati dan nyeri kepala dengan skala nyeri 6,
wajah tampak meringis dan memegang perut dan juga kepala. pasien sempat demam hilang timbul
dirumah 3 hari sebelum masuk RS, mual ada, muntah tidak. nafsu makan berkurang.
A. PENGKAJIAN
ASESMEN KEPERAWAT
I. Status sosial, Ekonomi, Agama, Suku/Budaya, Nilai Kepercayaan dan Kebutuhan Privasi
1. Pekerjaan pasien : Pegawai BUMN
Pekerjaan penanggung jawab : Pegawai BUMN
Pendidikan pasien : Pasca Sarjana
Pendidikan Penanggung Jawab : Pasca Sarjana
2. Spiritual(agama) : Islam
3. Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap : Tidak
4. Suku/budaya : Jawa
5. Nilai-nilai kepercayaan pasien/keluarga : Tidak ada
6. Kebutuhan privasi pasien : Tidak
II. Anamnesis
1. Diagnosa medis saat masuk: Typoid fever
2. Keluhan Utama: Nyeri
3. Riwayat penyakit sekarang: Pasien mengatakan nyeri ulu hati, Nyeri kepala saat beraktivitas dan
mengeluhdemam dirasakan empat hari SMRS, mual ada, muntah tidak, nafsu makan berkurang,
BAB cair tidak ada.
4. Riwayat penyakit dahulu termasuk riwayat pembedahan:
a. Pernah dirawat : Tidak pernah
b. Pernah operasi/tindakan : Tidak pernah
c. Masalah operasi/pembiusan :Tidak
5. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
6. Obat dari rumah : Tidak ada
7. Apakah pernah mendapat obat pengencer darah (aspirasi, warfarin, plavix dll): Tidak
8. Riwayat alergi: Tidak ada
9. Nyeri : Ada karena proses penyakit, terasa berdenyut di bagian kepala, tidak menyebar, skala 3
dengan durasi 2-3 menit menit hilang timbul.
10.Riwayat transfusi darah: Tidak pernah Timbul reaksi: Tidak.
11.Golongan darah: A positif
12.Khusus pasien dengan riwayat kemoterapi & radioterapi:Tidak pernah
13.Riwayat merokok : Ya
14.Riwayat minum minuman keras: Tidak
15.Riwayat penggunaan obat penenang : Tidak
16.Riwayat pernikahan : Menikah, 2 tahun, Pernikan pertama
Sistem penglihatan/Mata: Gangguan penglihatan tidak ada kelainan, posisi mata simetris, pupil
isokor, kelopak mata tidak ada kelainan, konjungtiva tidak ada kelainan, sklera tidak ada kelainan, alat
bantu penglihatan: Tidak. Sistem pendengaran: Tidak ada kelainan, dan tidak menggunakan alat bantu
dengar. Sistem Penciuman: Tidak ada kelainan.
Sistem pernapasan: Pola napas normal, retraksi tidak ada, NCH tidak ada, jenis pernapasan dada,
irama napas teratur, tidak terpasang WSD, tidak ada kesulitan bernapas, tidak ada batuk dan sekresi
atau sputum, suara Sistem kardiovaskuler jantung:
Sistem pernapasan: Pola napas normal, retraksi tidak ada, NCH tidak ada, jenis pernapasan dada,
napas vesikuler, perkusi sonor.
Sistem kardiovaskuler jantung: warna kulit normal, clubbing finger tidak, nyeri dada tidak, denyut
nadi teratur, sirkulasi akral hangat, pulsasi nadi kuat, CRT <2 detik, bunyi jantung normal.
Sistem pencernaan: Mulut tidak ada kelainan, gigi tidak ada kelainan, lidah bersih,tenggorokan tidak
ada kelainan, abdomen tidak ada kelainan,nyeri ulu hati, peristaltik usus tidak ada kelainan, anus tidak
ada kelainan, BAB tidak ada kelainan.
Sistem genital urinaria: Bersih, tidak ada kelainan, BAK tidak ada kelainan, palpasi tidak ada
kelainan, perkusi tidak ada kelainan.
Sistem integumen: turgor kulit baik dan elastis, warna tidak ada kelainan, integritas utuh dan tidak
beresiko dekubitus.
Sistem muskuloskeletal: pergerakan sendi: bebas, kekuatan otot baik, nyeri sendi tidak ada, oedema
tidak ada, fraktur tidak ada, parese tidak ada, posturtubuh normal.
Sistem endokrin metabolik: Mata tidak ada kelainan, leher tidak ada kelainan, extremitas tidak ada
kelainan.
4. Proteksi
a. Status mental:kooperatif
b. Penggunaan restrain: tidak.
Lama perawatan rata-rata: 3-5 hari, tanggal rencana pulang: 18 Maret 2022.
Asesmen transportasi
Hematologi
Serologi
SALMONELLA
POSITIF NEGATIF -
TYPHI IgM
Hitung jenis Diff
Count
Basofil 0 0-1 %
Eusinophil 0 1-3 %
Batang 0 3-6 %
Segmen 88 50-70 %
Limfosit 8 25-40 %
Monosit 4 2-8 %
Urinalisa
Imunoserologi
IVFD NaCL 0,9% IVFD NaC10,9%: IVFD NaC1 0,9%: IVFD NaCL 0,9%:
1500/24 jam kaEN3B 1500 cc/hari kaEN3B 1500 cc/har kaEN3B
Vivena 1AMP/hari 1500 CC/hari
Inj.Terfacef 1x3 gr Inj. Terfacef 1x3 gr Inj.Terfacef 1x3 gr Inj Terfacef 1x3 gr
dalam Ns 100 cchabis dalam dalam Ns 100 cc habis dalam Ns 100 CC
dalam 30 mnt Ns 100 cc habis dalam 30 dalam 30 mnt habis dalam 30 mnt.
mnt
Inj.Ondancentron3x -Sanmol 4x1 tab(PO)kp Sanmol 4x1 tab(PO) Sanmol 4x 1 tab
4 mg/kp muntah. panas kp panas (PO) kp panas
(IV).
Extra 1 gr Farmadol drip Extra 1 gr Farmadol Extra 1 gr Farmadol
Pumpitor 2x1 jika suhu>38,5℃ Drip Jika drip jika suhu 38,5
Milanta3x10 ML Milanta3x10ml
Milanta 3x10 ml Milanta 3x10 ml lain
B. KLASIFIKASI DATA
Masalah
Tanggal Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
22/10/2022 -Pasien mengatakan nyeri kepala -Pasien tampak memegang Nyeri akut
93 x/menit,pernapasan:
20x/menit.
23/10/2022 Pasien mengatakan:Badan terasa -Pasien tampak lemah dan Hipertemi
selimut
-Suhu 38,6℃
C. ANALISA DATA
T:2-3menithilang timbul
Menembus sel epitel
Data Obyektif
menahan nyeri
Tanda-tanda vital: Plaques payeri
T/D:110/70 mmHg,Suhu: 38,6C
nasi :93x/menit Mikrofag hiperaktif
Inflamasi sitemik
Nyeri akut
NO Data Etiologi Masalah
2. Data Subyektif: Salmonella typhi Hipertermi
-Suhu:38,60 C.
Menembus sel epitel
propia
Plaques payeri
masenterika
Sirkulsi darah
limpa
Bakteremia II Symtomatik
Metabolisme meningkat
Hipertermi
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. 2.Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
E. E INTERVENSI KEPERAWATAN
.
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan Dengan kriteria 1. Observasi Tanda- 1. Mengetahui tingkat
Tanda Vital dan nyeri sehingga dapat
inflamasi tindakan keperawatan hasil: keluhan nyeri menetukan intervensi
3x24jam masalah -Skala nyeri menggunakan yang tepat
Data Subyektif PQRST 2. Posisi yang nyaman
keperawatan nyeri aktivitas/istirahat 2. Atur posisi nyaman dapat menurunkan
-Pasien mengatakan nyeri kepala
dan akut dapat teratasi. 0/0 pasien skala nyeri.
3. Edukasi cara 3. Pasien dapt
perut -Wajah pasien menurunkan nyeri mengetahui dan
tidak meringis non farmakologis melakukan Teknik
P:saat beraktivitas dan berbaring dengan teknik relaksasi
-Tanda-tanda vital relaksasi 4. Keluarga dapat
Q:Nyeri terasa seperti
dalam batas normal 4. Libatkan keluarga mengetahui Teknik
Berdenyut dan tertusuk-tusuk saat mengajarkan relaksasi yang
teknik relaksasi digunakan
R: nyeri di bagian kepla dan perut 5. Kolaborasi dengan 5. Untuk
dalam pemberian membantuMengurangi
S:dengan VAS 3 terapi rasa nyeri dan
T:1-3 menit hilang timbul mempercepat proses
penyembuhan.
Data Obyektif
-Pasien tampak memegang kepala.
-Pasien mengubah posisi untuk
mencari posisi yang nyaman.
-Wajah pasien tampak meringis
menahan nyeri
-Tanda-tanda vital:
T/D:110/70 mmHg,Suhu:38,90℃
nadi:93x/m
pernapasan:20x/m
2. Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan Dengan kriteria 1.Observasi suhu 1.Mengetahui suhu
hasil:
proses penyakit. tindakan keperawatan badan pasien badan pasien
- Suhu badan dalam
Data Subyektif: 3x24 jam masalah 2.Anjurkan pasien 2.Memberi rasa
batas normal 36,5-
Pasien mengatakan: badan terasa keperawatan untuk menggunakan nyaman, pakaian tipis
370C.
demam hipertermi dapat pakaian yang tipis membantu
Data Obyektif: teratasi danmudah menyerap mengurangi
Pasien tampak lemah dan keringat. penguapan tubuh
menutupi badannya dengan 3.Edukasi kepada 3.kompres dengan air
selimut. keluarga untuk hangat akan
Suhu:38,60 C. kompres dengan air menurunkan demam
hangat 4.membantu
4.Libatkan keluarga kebutuhan cairan dan
untuk meberikan menurunkan resiko
minum kepada pasien dehidrasi
5 Kolaborasi 5.pemberian terapi
pemberian terapi membantu dalam
antipiretik proses penyembuhan
dan menurunkan
suhu tubuh.
F. FIMPELEMENTASI KEPERAWATAN
No
Tanggal/Jam Implementasi Respon Nama
Diagnosa
1.
22/10/2022
1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan keluhan nyeri 1.DS : pasien mengatakan Sr.welmin
08.00 menggunakan PQRST P: Nyeri saat beraktivitas
1. 23/10/2022
08.00 1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan keluhan nyeri 1.DS:pasien mengatakan Sr.welmin
menggunakan PQRST nyeri berkurang P:Nyeri
09.00
2. .Mengatur posisi nyaman pasien saat beraktivitas
10.00
3. Meberikan edukasi cara menurunkan nyeri non Q:Nyeri terasa seperti
13.00 farmakologis dengan teknik relaksasi dengan berdenyut
14.00 menggunakan metode diskusi dan demonstrasi dan R:Di area kepala
2. 23/10/2022
keluarga kooperatif
4.DS:keluarga pasien
mengatakan mengerti
DO:pasien diberikan
5.DS:-
DO:Terlampir.
No
Tanggal/Jam Implementasi Respon Nama
Diagnosa
1.
24/10/2022
08.00 1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan keluhan nyeri 1.DS:pasien mengatakan Sr.welmin
Pernapasan:20x/menit
SpO2:99%
2.DS:Pasien mengatakan
nyaman
DO:pasien tampak
nyaman dengan posisi
semifolwer
3.DS:pasien mengatakan
anjuran
mengikuti anjuran
4.DS:keluarga pasien
mengatakan mengerti
DO:keluarga pasien
mengikutinya.
5.DS:-
DO:terlampir
2.
24/10/2022 1.Mengobservasi suhu badan pasien 1.DS:pasien mengatakan
keluarga kooperatif
4.DS:keluarga pasien
mengatakan mengerti
DO:pasiendiberikan
5.DS:-
DO:Terlampir.
G. EVALUASI KEPERAWATAN
Nadi:93x/menit,pernapasan:20x/menit,Suhu
badan:37,1 0C,Sp02:99%
dilanjutkan
B. Manfaat
Untuk memperoleh pengalaman dalam hal penanganan pasien dengan demam tyfoid dan dapat
memberikan asuhan keperawatan pada pasien demam tyfoid dengan tepat bagi penulis.
C. Saran
Mengkaji pasien secara menyeluruh untuk mendapatkan data terakurat sehingga sebagai perawat dapat
mencegah atau mendeteksi sedini mungkin keparahan akibat demam typoid.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Maryllin. 2003.Rencana Asuhan Keperawatan.
Jogjakarta:AR-Ruz Media
Williams,L & Wilkins,2012. Nurshing: Memahami Berbagai Macam Penyakit.Alih Bahasa Pramita.
Jakarta:PT.Indeks
Widodo Joko. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Zulkoni Akhsin.2011.Parasitologi.