Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DBD PADA ANAK

DI RUANG FLAMBOYANT RSUD dr. DORIS SYLVANUS


PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH :
JULYANTO PUTRA ADMAJA
P1337420921185

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS TAHUN
2022
KONSEP DASAR

1. Pengertian
Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue
(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
(Suriadi, 2006 : 57).
Menurut (Nelson, 2000, Vol 2 : 1134) Demam berdarah adalah suatu penyakit
demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh
permeabilitas kapiler, kelainan hemostaksis dan pada kasus berat, sindrom syok
kehilangan protein.
Sedangkan menurut (Rasyid, 2012 : 3) Demam berdarah dengue (DBD),
adalah  penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel darah putih,
adanya bercak kemerahan di kulit, pembesaran kelenjar getah bening, penurunan
jumlah trombosit dan kondisi terberat adalah perdarahan dari hampir seluruh jaringan
tubuh. Kesimpulan dari uraian diatas, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan ditandai dengan demam yang
disertai menifestasi perdarahan dan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
2. Etiologi
Menurut Suriadi (2006 : 57) demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh
Virus dengue sejenis arbovirus. Arbovirus adalah kependekan dari Arthropod Borne
Virus, merupakan golongan virus penyebab penyakit yang ditularkan oleh
vektor/binatang kelompok Arthropoda antara lain nyamuk.
3. Patofisiologi
Infeksi virus dengue, akan mengeluarkan toksin, reaksi imunologis,
trombositoposis destruksi trombosit dalam darah naik. Saat virus mengeluarkan toksin
dapat melepaskan pirogen ke dalam darah yang menstimulasi pusat termoregulasi
(Hipothalamus) dan mengirim impuls ke pusat vasomotor sehingga menyebabkan
peningkatan suhu tubuh.
Dari peningkatan suhu tubuh tersebut terjadi kesalahan interpretasi dan
mukosa mulut/lidah kotor dan tidak nyaman. Kesalahan interpretasi tersebut
dikarenakan kurang pengetahuan dan membutuhkan hospitalisasi sehingga
menyebabkan ansietas (kecemasan), sedangkan dari mukosa yang kotor menyebabkan
mual muntah atau anoreksia sehingga intake nutrisi tidak adekuat yeng kemudian bisa
terjadi penurunan daya tahan tubuh dan beresiko terjadi infeksi, sementara  perubahan
nutrisi bisa terjadi dan kondisi tubuh dapat melemah selanjutnya akan terjadi
intoleransi aktivitas. Reaksi imunologis menyebabkan permeabilitas vaskuler
meningkat dan dapat terjadi ekstraksi cairan yang menimbulkan kebocoran plasma
yaitu hemokonsentrasi, hipoproteinuria, efusi pleura, serta acites.
Kemudian hipovolemia yang terjadi dapat menyebabkan hipotensi dan
vasodilatasi arteri sehingga kulit menjadi panas dan terjadi  peningkatan penguapan
cairan tubuh yang berujung pada deficit volume cairan tubuh. Sedangkan dari
kerusakan trombosit, agregasi trombosit akan meningkat sehingga terjadi
trombositopenia yang menyebabkan menurunnya faktor koagulasi akan
memanifestasikan perdarahan ringan  – berat yang beresiko terhadap perdarahan lebih
lanjut sehingga vaskositas darah menurun dan dapat terjadi perdarahan dan suplai O2
dalam zat makanan ke dalam tubuh menurun yang menyebabkan penumpukan asam
laktat dalam otak dan sendi yang berujung pada nyeri yang akut.
4. Klasifikasi DBD
Menurut Suriadi, (2006 : 60) klasifikasi demam berdarah dengue adalah :
 Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdahan spontan, uju
turniket  positif, Trombositopenia dan hemokonsentrasi.
 Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan
lain
 Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit
dingin lembab, gelisah.
 Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat
diukur.
5. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari demam berdarah menurut Suriadi (2006 : 59) :
a. Demam tinggi selama 5 –  7 hari
b. Perdarahan terutama pada bawah kulit (petechia)
c. Epistaksis, melena, hematuri, dan hematemesis
d. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan konstipasi
e. Nyeri otot dan tulang sendi, nyeri abdomen dan ulu hati
f. Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
i. Tanda-tanda rejantan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, CRT >3 detik, serta nadi cepat dan lemah)

6. WOC DBD
Nyamuk membawa virus dengue

MASUK KE HATI Virus masuk ke tubuh manusia

VIRUS BERKEMBANG BIAK Terbentuk kompleks antigen-antibody

HEPATOMEGALI
Aktivasi system komplemen C3 & C5
dan akan melepaskan C3a & C5a

PERUT TERASA PENUH


Merangsang Hipotalamus

TIDAK NAFSU MAKAN


HIPERTERMI

KEBUTUHAN NUTRISI KURANG


DARI KEBUTUHAN
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi
(2006 :59) adalah sebagai berikut :
a. Darah lengkap
1) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih)
2) Trombositopenia (trombosit 100.000/mm³ atau kurang)
3) Serologi atau Uji HI (Hemoaglutination Inhibition test)
4) Rontgen Thoraks apakah terdapat efusi pleura
8. Penatalaksanaan umum (medik dan keperawatan)
Penatalaksanaan pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi,
(2006 :60) adalah sebagai berikut :
 Penatalaksanaan medik
a. Pemberian Antipiretik jika terdapat demam
b. Berikan antikoavulsan jika kejang
c. Pemberian terapi IVFD, jika pasien mengalami kesulitan minum dan
hematokrit cenderung meningkat
 Penatalaksanaan keperawatan
a. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu,Hal ini
karena  pasien dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan
volume cairan berlebih. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan.
b. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-
tanda vital (kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)
c. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai
suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
d. Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan keluarga
untuk memberikan respons secara panjang lebar, dan identifikasi faktor
yang paling mencemaskan keluarga.
e. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-tanda vital :
suhu dan ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu tubuh
normal 360C sampai 370C.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak,
remaja dan dewasa
b. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan
menurun.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh
tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
d. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui
gigitan nyamuk aides aigepty.
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng
bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi
jarang dibersihkan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
b. Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya ciran intravaskuler ke
ekstravaskuler
c. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
3. Perencanaan Keperawatan
a. Hipertermi
Tujuan :
Termoregulasi Membaik.
Observasi
 Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi terpapar lingkungan panas
penggunaan incubator)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Batasi oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baringKolaborasi
Kolaborasi
 cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
b. Resiko defisit cairan
Tujuan :
Tidak terjadi devisit voume cairan
Observasi
 Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering
 Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi
 Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )
 Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang nyaman
 Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai