Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA IBU.

A
DENGAN STROKE

Dosen Mata Kuliah : Ns. AGUS SALIM, S.Kep

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

DISUSUN OLEH :

NAMA : HUSNUL KHATIMAH

NIM : 119201724

SEMESTER : VI (ENAM)

KELAS :A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR

2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke
adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa defisit
neurologis fokal dan / atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak non traumatik (Mansjoer, 2000).

Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau
penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral
sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara mendadak.

Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan deficit


neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak (Sudoyo
Aru). Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark
serebrum.

Stroke diklasifikasikan menjadi dua :

1. Stroke Non Hemoragik


Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang
ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese,
nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan).
Stroke non hemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke
trombotik (Wanhari, 2008).
2. Stroke Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya
perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah
penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala fokal berupa hemiplegi,
pupil mengecil, kaku kuduk (Wanhari, 2008).
B. Etiologi

Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu
empat kejadian yaitu:
1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain.
3. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke
otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori,
bicara, atau sensasi.
Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah:
1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke,
penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
2. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol
dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit meningkat.

C. Patofisiologi

Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi
pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah
yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.

Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera pada
otak melalui empat mekanisme, yaitu :
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan sehingga aliran
darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan
perubahan-perubahan iskemik otak.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke kejaringan
(hemorrhage).
3. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
4. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial jaringan
otak.
Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada
aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis terjadi
pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan
reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya yang masih mempunyai
pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis
yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah
gelapnya warna darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri
serta arteriole. Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya
perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti secara
pasif segala perubahan tekanan darah arteri.. Berkurangnya aliran darah serebral sampai
ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan
jaringan secara permanen.
Skema Patofisiologi

Sumber : Satyanegara, 1998 (Wanhari, 2008).

D. Manifestasi Klinis

Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan gejala
penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu
sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda atau
kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak
tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo), sulit memikirkan atau mengucapkan
kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali bagian dari tubuh, ketidakseimbangan dan
terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.

E. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksaan medis menurut menurut Smeltzer & Bare (2002) meliputi:


1. Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3
sampai 5 hari setelah infark serebral.
2. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain
dalam sistem kardiovaskuler.
3. Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan
thrombus dan embolisasi.

F. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer & Bare
(2002) adalah:

1. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak.


Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan.
Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada
tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.

2. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intrvena) harus menjamin
penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan
hipotensi ekstrim perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah
serebral dan potensi meluasnya area cedera.

3. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau
dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah
ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat
mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus lokal. Selain
itu, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.

G. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada
penyakit stroke adalah:
1. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/ ruptur.
2. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
3. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada thrombosis,
emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau serangan iskemia otak
sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan
adanya hemoragik subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total
meningkat pada kasus thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang mengalami infark,
hemoragik, dan malformasi arteriovena.
5. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.
6. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan pada
gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
7. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan
dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis serebral.

H. Masalah Yang Lazim Muncul


1. Gangguan menelan b.d penurunan fungsi nerfus vagus atau hilangnya refluks muntah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk
mencerna makanan, penurunan fungsi nerfus hipoglosus
3. Nyeri akut
4. Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi,
spastisitas dan cedera otak
5. Deficit perawatan diri b.d gejala sisa stroke
6. Kerusakan integritas kulit b.d hemiparesis / hemiplegia, penurunan mobilitas
7. Resiko jatuh b.d perubahan ketajaman penglihatan
8. Hambatan komunrikasi verbal b.d penuunan fungsi otot facial/oral
9. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan aliran darah ke otak
(aterosklerosis, embolisme)
PATHWAY

Penimbunan Menjadi kapur


Faktor pecetus /Etiologi lemak/kolestrol yg Lemak sudah nekrosis mengandung kolestrol
meningkat dlm darah dan berdegenerasi dgn infiltrasi limfosit
trombosit

Menyumbat arteri otak Obstruksi thrombus di Pembuluh darah menjadi Trombosit / emboli di
otak kaku dan pecah serebral

Otak kekurangan oksigen Penurunan darah ke otak Kompersi jaringan otak suplai darah ke jaringan
dan nutrisi cerebral tidak adekuat

iskemik Hipoksia serebral Heriasi KETIDAKEFEKTIFAN


PERFUSI JARINGAN
SEREBRAL

Infark serebral Infark jaringan otak Peningkatan TIK

Deficit neurologis Kerusakan pusat gerakan Aretri cerebri media


motorik di lobus frontalis
hemaphare hemiplagia
Disfungsi kandung HAMBATAN Kerusakan
kemih dan saluran MOBILITAS FISIK neurooerabrospinal
pencernaan N,VII (Fcialis) N,IX
(Glassfaringeus)
Peristaltic usus menurun

Control otak facial /


oral menjadi lemah
konstipasi

Ketidakmampuan
bicara
GANGGUAN
ELIMINASI
FEKASL :KONSTIPASI Kerusakan artikular,
tidak dapat bicara

HAMBATAN
KOMUNIKASI
VERBAL
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Data Umum Keluarga

a. Nama kepala keluarga (KK) : Ibu.A


b. Umur : 66 Th
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : IRT
e. Alamat : RT 5 RW 2, Jln Kusumabhakti
f. Komposisi keluarga :

2. Tabel Komposisi Keluarga Ibu.A

No. Nama Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Hub dgn

kelamin KK
1. An. W L 36 SD DKP Anak

2. An. I L 28 Sarjana Wiraswasta Anak

3. An. S P 20 Mahasiswi Mahasiswi Anak


a. Genogram : Skema Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

------- : Serumah

: meninggal

: klien

b. Tipe keluarga:
Tipe keluarga Ibu A merupakan keluarga dengan tipe keluarga inti
dimana satau keluarga/ satu rumah terdapat ibu dan anak.

c. Latar belakang budaya :


Keluarga Ibu. A berasal dari suku minang, bahasa yang digunakan
sehari-hari dirumah dan lingkungan sekitar adalah bahasa minang. Tidak ada
pantangan atau kebiasaan suku yang mengikat dalam keluarga, serta tidak ada
kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan.

d. Agama :
Seluruh anggota keluarga Ibu. A beragama islam dan dalam
melaksanakan kegiatan beribadah sesuai dengan agama yaitu shalat dan
berdo’a.

e. Status sosial ekonomi:


Dari hasil pensiunan suami dan juga dari anak-anak klien, Ibu.A tidak
menghasilkan uang karena tidak bisa beraktifitas dengan sempurna. Ibu.A
mengatakan sudah menderita stroke sejak tahun 2018 yang lalu.
a. Aktifitas rekreasi atau waktu luangkeluarga :
Ibu.A mengisi waktu luang nya dengan duduk di depan rumah,
nonton tv dan membaca koran di rumah dan berjala-jalan dekat rumah
nya di bantu menggunakan tongkat miliknya,kadang mereka
berkumpul dengan anak-anak nya ketika pulang, biasanya mereka
berbincang-bincang bersama.

3. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :


Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah :
Tahap perkembangan keluarga Ibu. A yaitu pada tahap 6, keluarga
dengan tahap dewasa dimana tugas pekembanganya :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Memperthankan memabntu anak untuk memasuki masatuanya.
3. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
4. Mempertahakan keintiman pasangan.

b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.


Hal ini dibuktikan antara lain, Ibu A sudah mempunyai menantu,
selama ini berhubungan baik dengan menantu dan anakya sudah ada yang
bisa hidup secara mandiri dan ada satu anak yang masih dalam melanjutkan
pendidikanya.

c. Riwayat keluarga inti


Ibu.A : Mengatakan sudah lama menjalin hubungan pernikahan suka
sama suka dan mereka menikah pada tahun 1990 di kampung Ibu.A sebelum
mereka menetapi rumah yang mereka buat yaitu rumah yang didiami saat ini,
dan memiliki anak pertama pada tahun 1993 yang bernama An. W dan
setelah anak pertama Ibu. A berumur 8 tahun lahir anak kedua Ibu. A
bernama An. I, dan anak ketiga dari Ibu. A lahir pada tahun 1999 dan
sekarang berusia 20 tahun. Pada tahun 2018 keluarga Ibu. A tinggal oleh
suami/ ayah dari anak-ananya.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Ibu.A mengatakan memang memiliki riwayat hipertensi. Dan saudara –
saudara Ibu. A tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dengan Ibu.A. Di
keluarga Ibu. A tidak memiliki riwayat DM, Asma, Jantung.

4. Lingkungan

1. Karakteristik rumah :
Rumah Ibu.A merupakan permanen yang rumah tersebut telah didiami
keluarga sudah dari tahun 1990 yang seluas lebar +- 10 meter dan panjang
kebelakang 18 +- meter, dirumah tersebut terdapat :
- Ruang tamu 1 yang berukuran 4 x 3 meter
- Kamar tidur yang tepat di bagian samping dari ruang tamu
- Ruang makan Ibu.A bergabung dengan ruang makan
- Kamar mandi berjumlah 2 dan 1 wc berada di kamar
- Gudang
- Lantai rumah Ibu.A terbuat dari material semen dan pasir, di
sebelah kiri dan kanan rumah Ibu.A terdapat eumah tetangga. Dan
pembuangan limbah kelurga terdapat septic tank di bagian
belakang rumah.

Denah Rumah :

Ruang Keluarga KM K

KM K
Ruang Tamu

2. Karakteristik tetangga atau komunitas RW :


Ibu.A mengatakan ia tinggal di lingkungan yang sama suku denganya
terkadang dia mengikuti pengajian yang diadakan di lingkungannya.

3. Mobilitas geografis keluarga :


Ibu. A mengatakan ia asli tinggal di RT 5 RW 2 Gulai Bancah dan
tidak pernah berpindah baik dalam maupun luar kota.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :


Ibu.A mengatakan ketika saat sebelum stroke terkadang ia berkunjung
kerumah tetangga, terkadang mengikuti pengkajian yang di adakan persepsi
keluarga mengenal perkumpulan di masyarakat memang banyak manfaat, selain
berkumpul bersama bisa menjalin silaturrahmi yang lebih erat sambil bercerita
dan bercanda tawa bersama dia. Dan sekarang semenjak Ibu.A mendapat
penyakit stroke, Ibu. A sudah jarang pergi untuk menghadiri acara masyrakat
seperti dulu, karena sulit untuk beraktivitas dan lebih banyak meghabiskan
waktu dirumahnya saja.
4. Sistem pendukung sosial keluarga :
Ibu.A mengatakan ia menggunakan BPJS jika ada kebutuhan biaya
mendesak ia juga meminta kepada anak nya.

5. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga :


Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa Minang.
Komunikasi antar keluarga lancar dan nyambung. Komunikasi berlangsung
setiap ada perkumpulan disaat anak-anak nya pulan, kecuali pada saat anak-
anak Ibu.A sedang bekerja.
2) Struktur kekuatan keluarga :
Ibu.A mengatakan sebelum suami meninggal, suami klien bertanggung
jawab atas kehidupan istri dan memenuhi kebutuhan nya, terkandang anaknya
selalu mengirikan uang untuk orang tuanya.

3) Struktur peran :
- Ibu.A berperan sebagai kepala keluarga,karena sang suami yang telah dulu
meninggal, dan kini Ibu. A tidak bisa lagi bekerja, yang kini di tanggung
oleh anak-anak nya.
- An.W Berperan sebagai anak pertama,dan An.W kini bekerja untuk
mendapatkan uang yaitu bekerja sebagai DKP, selain itu peran An. W
berperan penting dirumah untuke merawat ibunya, dan memberi dukungan
untuk kesembuhan ibunya.
- An. I Berperan sebagai anak kedua, dan An. I kini bekerja sebagai
wiraswasta, dan untuk memunhi kebutuhannya dan keluarga. An. I pada
saaat dia pulang kampung, dia selalu mearawat dan menjaga
ibunya,memperhatikan kesehatan ibunya, dan selalu memberikan
dukungan untuk kesembuhan ibunya.
- An. S Berperan sebagai anak ketiga, dan An. S kini masih melanjutkan
pendidikannya dan bila pulang selalu membantu orang tua di rumah. An. S
sebagai anak perempuan di keluarga juga sangat memperhatikan kesehatan
dan juga membantu merawat ibunya saat dia pulang kampung, dan juga
memberi dukungan sepenuhnya untuk kesembuhan ibunya.
4) Nilai, norma dan budaya :
Ibu.A mengatakan ia terbiasa menanamkan kepada anaknya sikpa
hormat dan saling menghargai antar keluarga maupun dengan orang lain.
Keluarga menganut nilai dan norma yang terdapat pada tempat tinggalnya.

6. Fungsi Keluarga

a) Fungsi afektif :
Keluarga Ibu. A mengatakan berusaha memelihara hubungan baik antar
anggota keluarga. Salig menyayangi, mengormati dan bila ada anggota
keluarga yang membutuhkan maka anggota keluarga yang lain membantu.
b) Fungsi sosialisasi :
Ibu.A mengatakan interaksi antar keluarga dapat berjalan dengan baik.
Hal ini disebabkan karena setiap anggota keluarga berusaha untuk mematuhi
aturan yang adamisalnya saling meghormati dan menghargai.
c) Fungsi perawatan kesehatan (riwayat kesehatan dan tugas kesehtan
keluarga) :
Dari hasil pegkajian yang di dapatkan pada keluarga Ibu A., riwayat
kesehatan sekarang mengatakan lemah pada anggota gerak sebelah kiri
terutama kaki kiri Ibu. A belum bisa digerakkan dengan baik, Ibu.A
mengatakan jika beraktifitas selalu dibantu menggunakan tongkat, Ibu.A
mengatakan sering sakit pinggang jika terlalu banyak aktifitas sakitnya kadang-
kadang muncul.Riwayat kesehatan dahulu Ibu.A mengatakan bahwa ia pernah
di rawat di RSSN Bukittinggi karena stroke pada tahun 2018 yang lalu.Ibu.A
mengalami stroke lebih kurang 1 tahun yang lalu, klien mengatakan stroke nya
datang secara tiba-tiba.dan klien tiba-tiba merasakan lemah di bagian sebelah
kiri dan tidak bisa untuk digerakan dan berdiri, Ibu.Klien mengatakan tidak
pernah jatuh sebelumnya.Dan mempunyai riwayat hipertensi.

Tugas Perawatan Keluarga :


1. Mengenal masalah kesehatan
Ibu.A mengatakan stroke yaitu penyumbatan pada pembuluh darah
di otak yang secara mendadak.Ibu.A Stroke dapat mempengaruhi organ
indra,ucapan,perilaku,pikiran dan emosi. Salah satu tubuh mungkin
menjadi lumpuh atau lemah akibat stroke.
2. Memutuskan untuk merawat
Keluarga Ibu.A mengatakan jika ada keluraganya yang terlihat
sakitnya tidak langsung dibawa ke rumah sakit, dan jika sakit tidak juga
hilang, maka kelurga akan membawa ke tempat pelayanan kesehatan.
Begitupun juga jika Ibu. A sedang sakit, anggota keluarganya pun akan
berusaha merawat nya, dan apabila sakit Ibu. A tidak kunjung membaik,
maka anggota keluarganya pun membawa Ibu.A ke pelayanan kesehatan
untuk berobat.

3. Mampu merawat
Ibu.A mengatakan tidak begitu banyak tahu tentang cara melatih
menggerakan kaki dan tangannya yang lemah tersebut, biasanya Ibu. A
hanya melakukan jalan-jalan de sekitar halaman rumah nya, dan memijat
angota gerak yang lemah nya tersebut dan terkadang di bantu anaknya
untyuk bergerak dan dipijat oleh anak nya.
4. Modifikasi lingkungan
Berkiatan lingkungan rumah yang aman baginya Ibu.A menjawab,
anaknya memperhatikan tempat-tempat yang sangat besar membuat resiko
jatuh, seperti kamar mandi dan wc.dan selalu di bersihkan agar tidak licin
dan menghindari resiko jatuh.
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Keluarga Ibu. A mengatakan jika ada anggota keluarganya yg sakit
maka An. W yang membawanya ke puskesmas, maupun sebaliknya.Ibu.A
juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di dekat rumahnya yaitu
Puskesmas Gulai Bancah dan Ibu.A sering diantar oleh anaknya menju ke
Puskesmas.

d) Fungsi reproduksi :
Ibu.A mengatakan tidak mungkin punya anak lagikarena sudah dalam
usia lanjut usia dan suaminya sudah meninggal.
e) Fungsi Ekonomi :
Status ekonomi keluarga Ibu.A saat ini didapatkan dari pensiunan
suaminya dengan penghasilan 1.500.000 dan jiga diberi uang oleh anak-
anaknya yang sudah bekerja setiap bulannya.
7. Stress Dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek :
Klien masih tampak belum bisa menerima kepergian suaminya yang
telah meninggak lebih urang 1tahun yang lalu. Dan keluarga mengatakan saat
ini memikirkan masalah kesehatan penyakit yang diderita oleh Ibu.A.
2. Stresor Jangka Panjang :
Hampir tidak pernah mengalami stress jangka panjang lebih dari 2
tahun. Ibu.A mengatakan igin cepat sembuh lagi terutama pada tangan dan
kakinya sebelah kiri supaya bisa beraktifitas dengan normal kembali.
3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah :
Keluarga Ibu.A cukup cepat dalam berespon dengan masalah, saling
terbuka dan saling berbagi kalau ada masalah dan saling memberikan solusi
satu sama lain.
4. Strategi Koping yang Digunakan :
Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga membawa ke
pelayanan kesehatan. Bila ada sesuatu masalah dalam keluarga maka teknik
pemecahan yang dilakukan adalah dengan bermusyawarah. Bila ada salah
satu anggota keluarga yang membutuhkan pertolongan, anggota keluarga
yang lain membantu.
5. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Bila anak-anak Ibu.A ada yang salah Ibu.A selalu menegurnya dan
mereka selalu mengikutinya. Tetapi bila Ibu.A yang salah kelurga yang
menegurya.
8. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

Komponen An.W Ibu A

Berat Badan 53 Kg 61 Kg

Tinggi Badan 165 cm 163 cm

Tekanan Kesadaran : Composmentis Kesadaran : Composmentis


Darah Td : 125/80 mmhg Td : 140/70 mmhg

Suhu Tubuh 36,8 c 36,6 c

Kepala Inspeksi : Inspeksi :


Bentuk kepala : simetris Bentuk kepala : simetris
Kebersihan : bersih, tidak Kebersihan : bersih, tidak

ada ketombe dan kotoran ada ketombe dan kotoran


Warna rambut : tidak Warna rambut : putih
beruban beruban
Kulit kepala : bersih, tidak Kulit kepala : bersih, tidak
terdapat lesi terdapat lesi
Palpasi : Palpasi :

Nyeri kepala : tidak adanya Nyeri kepala : tidak adanya


nyeri tekan nyeri tekan
Mata Inspeksi : Inspeksi :

Konjungtiva : Anemis Konjungtiva : Anemis

Skelera : Tidak ikterik Skelera : Tidak ikterik

Pupil : Isokor Pupil : Isokor

Peradangan : Tidak ada Peradangan : Tidak ada

Gerakan bola mata : Gerakan bola mata :

simetris, simetris,

Alat bantu penglihatan: Alat bantu penglihatan:

Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat

bantu bantu

Palpasi : Palpasi :

Kelopak mata : Tidak ada Kelopak mata : Tidak ada

nyeri tekan nyeri tekan


Hidung Inspeksi : Inspeksi :

Bentuk : simetris Bentuk : simetris

Peradangan : Tidak tampak Peradangan : Tidak tampak

adanya peradangan adanya peradangan

Penciuman : Fungsi Penciuman : Fungsi

penciuman baik penciuman baik

Palpasi : Palpasi :

Nyeri : Tidak terdapat nyeri Nyeri : Tidak terdapat nyeri

Telinga Inspeksi : Inspeksi :

Bentuk : Simetris Bentuk : Simetris

Lesi : Tidak terdapat lesi Lesi : Tidak terdapat lesi

Kebersihan telinga luar : Kebersihan telinga luar :

Dari luar tampak bersih Dari luar tampak bersih

Kebersihan lubang telinga : Kebersihan lubang telinga :

lubang telinga tampak lubang telinga tampak

bersih bersih

Palpasi : Palpasi :

Daun telinga : tidak terdapat Daun telinga : tidak terdapat

nyeri tekan nyeri tekan


Mulut Gigi Inspeksi : Inspeksi :
dan Mukosa bibir : Lembab Mukosa bibir : Kering
Bibir pecah-pecah : Tidak Bibir pecah-pecah : Ada
ada

Kebersihan gigi : Gigi


Kebersihan gigi : Gigi
tampak kurang bersih
tampak kurang bersih
Gigi tampak tidak lengkap
Gigi tampak lengkap

Leher dan Inspeksi : Inspeksi :


Tenggorokan
Bentuk : Simetris Bentuk : Simetris
Palpasi : Palpasi :
Kelenjer limfe : Tidak ada Kelenjer limfe : Tidak ada
pembesaran pembesaran
Pembesaran kelenjer tiroid : Pembesaran kelenjer tiroid :

Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


Dada Paru : Paru :

I : pergerakan dinding dada I : pergerakan dinding dada

simetris,tidak ada simetris,tidak ada

lesi,pergerakan nafas lesi,pergerakan nafas

normal. normal.

I : tidak ada nyeri tekan I : tidak ada nyeri tekan

pada dada, pada dada,

P : sonor, P : sonor,

A : nafas vesikuler,dan A : nafas vesikuler,dan

tidak ada suara tambahan tidak ada suara tambahan.

Jantung : Jantung :
I: dada simetris I: dada simetris
P: tidak ada pembengkakan P: tidak ada pembengkakan
P: suara pekak P: suara pekak

A: regular A: regular
Abdomen I: simetris kiri dan I: simetris kiri dan
kanan,tidak ada bekas luka kanan,tidak ada bekas luka
A: bising usus normal A: bising usus normal
P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan
pada bagian perut pada bagian perut
P: tympani P: tympani

Ekstremitas Tidak dilakukan Ekstremitas atas normal


pemeriksaan tidak ada luka atau jejas,
akral hangat, Crt <3,
kekuatan otot 5 5. Turgor
kulit jelek, sedangkan
ekstrmitas bawah tidak ada
luka atau jejas, akral sedikit
teraba dingin Crt<3
Lemah pada ekstremitas
sebelah kiri. Kekuatan otot :

5555 3333
5555 3333
Kulit Kulit klien bewarna kuning Kulit klien tampak
langsat, terdapat bekas luka, keriput,Kulit klien bewarna
kulit klien tampak kering. kuning langsat, tidak
terdapat bekas luka, kulit
klien tampak lembab.

Kuku Kuku klien tampak bersih Kuku klien tampak aak

bersih.

9. Harapan Keluarga Terhadap Perawat


Keluarga berharap Ibu.A dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi
pelayanan dengan baik.

10. Analisa Data


NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS : Faktor pecetus /Etiologi Hambatan mobilitas
 Ibu.A mengatakan fisik pada keluarga
Penimbunan lemak/kolestrol
lemah pada anggota Ibu A khususnya
yg meningkat dlm darah
gerak sebelah kiri Ibu A
terutama kaki An.W Lemak sudah nekrosis dan
berdegenerasi
belumbisa
digerakkan dengan
Menjadi kapur mengandung
baik kolestrol dgn infiltrasi
limfosit trombosit
 Ibu.A
mengatakan jika
Obstruksi thrombus di otak
beraktifitas
selalu dibantu Penurunan darah ke otak
menggunakan
Hipoksia serebral
tongkat
 Ibu.A
Infark jaringan otak
mengatakan
sering sakit Kerusakan pusat gerakan
motorik di lobus frontalis
pinggang jika
hemaphare hemiplagia
terlalu banyak
aktifitas sakinya Hambatan Mobilitas Fisik
kadang- kadang
muncul

DO :
 Ibu.A tampak
lemah pada
anggota gerak
sebelah kiri.
 Ibu.A tampak
selalu
meggunakan
tongkat jika
berdiri /
berjalan
 Ibu.A tampak sering

banyak duduk

 Kekuatan otot
5555 3333

5555 3333

11. Diagnosa Keperawatan


Hambatan mobilitas fisikIbu.A pada ekstremitas sebelah kiri disebabkan
Post Stroke.
NO KRITERIA BOBOT PERHITU PEMBENARAN
NGAN

1 Sifat masalah : 1 3/3x1 Ibu. A terlihat


Aktual : 3 mengalami kelemahan
anggota gerak,
menggunakan tongkat
saat berjalan.

2 Kemungkinan 2 2/2x2 Dengan informasi yang


masalah dapat cukup, akan menambah
diubah Sebagian : wawasan dan
1 pengetahuan keluarga
mengenai hipertensi

3 Kemungkinan 1 3/3x1 Hipertensi adalah


masalah dapat penyakit yang dapat
dicegah : tinggi : dikendalikan apabila
3 keluarga mengetahui

4 Menonjol 1 2/2x1 Masalah dirasakan oleh


masalah : segera : Ibu. A dan ingin segera
2 ditangani

Total skor 4
12. Rencana Asuhan Keperawatan

N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


O
1 Hambatan Mobilitas Fisik NOC NIC
Definisi : Keterbatasan pada pergerakan  Joint Movement : Active - Monitoring vital sign
fisik tubuh atau satu atau lebih  Mobility Level sebelum/sesudah latihan dan
ekstremitas secara mandiri dan terarah.  Self Care : ADLs lihat respon pasien saat
Batasan Karekteristik :  Transfer Performance latihan
 Penurunan waktu reaksi Kriteria Hasil : - Konsultasikan dengan terapi
 Kesulitan membolak-balik posisi fisik tentang rencana
 Klien meningkat dalam aktivitas
 Dispnea setelah beraktivitas ambulasi sesuai dengan
fisik
 Perubahan cara berjalan kebutuhan
 Mengerti tujuan dari
- Bantu klien untuk
 Gerakan bergetar peningkatan mobilitas
menggunakan tongkat saat
 Keterbatasan kemampuan  Memverbalisasikan perasaan
berjalan dan cegah terhadap
melakukan keterampilan dalam meningkatkan kekuatan
cedera
motorik halus dan kemampuan berpindah
- Kaji kemampuan pasien
 Keterbatasan kemampuan  Memperagakan penggunaan alat
dalam mobilisasi
melakukan keterampilan  Bantu untuk mobilisasi
- Dampingi dan bantu pasien
motorik kasar
 Keterbatasan rentang pergerakan saat mobilisasi dan bantu
sendi penuhi kebutuhan ADLs
 Ketidakstabilan postur - Berikan alat bantu jika pasien
Faktor yang berhubungan : memerlukan
- Ajarkan pasien bagaimana
 Intoleransi aktivitas
merubah posisi dan berikan
 Perubahan metabolisme selular
bantuan jika diperlukan
 Ansietas
 Gangguan kognitif
 Konstraktur
 Penurunan ketahanan tubuh
 Gangguan muskoloskeletal
 Gangguan neuromuskular, Nyeri
 Ketidaknyamanan
13. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

N DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI


O
1 Domain 4 : Aktivitas/Istirahat S:
Kelas 2 : - Memonitoring vital sign
 Ibu. A Mengatakan beraktivitas
Aktivitas/Olahraga sebelum/sesudah latihan dan
Diagnosa : lihat respon pasien saat latihan menggunakan tongkat
Hambatan Mobilitas Fisik - Mengkonsultasikan dengan  Ibu. A mengatakan mulai yakin
Definisi : terapi fisik tentang rencana
untuk kesembuhan penyakit nya
Keterbatasan pada pergerakan fisik ambulasi sesuai dengan
tubuh atau satu atau lebih kebutuhan
ekstremitas secara mandiri dan - Membantu klien untuk O :
terarah. menggunakan tongkat saat  Ibu. A sudah mulai sering
Batasan Karakteristik : berjalan dan cegah terhadap
melakukan gerak anggota tubuh
DS : cedera
 Ibu.A mengatakan lemah - Mengkaji kemampuan pasien
pada anggota gerak sebelah dalam mobilisasi A:
kiri terutama kaki An.W - Mendampingi dan bantu
 Masalah teratasi sebagian
belumbisa digerakkan pasien saat mobilisasi dan
dengan baik bantu penuhi kebutuhan ADLs
 Ibu.A mengatakan jika - Memberikan alat bantu jika P :
beraktifitas selalu pasien memerlukan Pertahankan intervensi :
dibantu menggunakan - Mengajarkan pasien  Mengkaji kemampuan pasien
tongkat bagaimana merubah posisi dan dalam mobilisasi
 Ibu.A mengatakan berikan bantuan jika  Mendampingi dan bantu pasien
sering sakit pinggang diperlukan saat mobilisasi dan bantu penuhi
jika terlalu banyak kebutuhan ADLs
aktifitas sakinya  Memberikan alat bantu jika pasien
kadang- kadang muncul memerlukan
 Mengajarkan pasien bagaimana
DO : merubah posisi dan berikan
 Ibu.A tampak lemah bantuan jika diperlukan
pada anggota gerak
sebelah kiri.
 Ibu.A tampak selalu
meggunakan tongkat
jika berdiri / berjalan
 Ibu.A tampak sering

banyak duduk

 Kekuatan otot
5555 3333

5555 3333

Anda mungkin juga menyukai