A
DENGAN STROKE
DISUSUN OLEH :
NIM : 119201724
SEMESTER : VI (ENAM)
KELAS :A
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke
adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa defisit
neurologis fokal dan / atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak non traumatik (Mansjoer, 2000).
Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau
penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral
sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara mendadak.
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu
empat kejadian yaitu:
1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain.
3. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke
otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori,
bicara, atau sensasi.
Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah:
1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke,
penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
2. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol
dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit meningkat.
C. Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi
pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah
yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera pada
otak melalui empat mekanisme, yaitu :
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan sehingga aliran
darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan
perubahan-perubahan iskemik otak.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke kejaringan
(hemorrhage).
3. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
4. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial jaringan
otak.
Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada
aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis terjadi
pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan
reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya yang masih mempunyai
pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis
yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah
gelapnya warna darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri
serta arteriole. Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya
perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti secara
pasif segala perubahan tekanan darah arteri.. Berkurangnya aliran darah serebral sampai
ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan
jaringan secara permanen.
Skema Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan gejala
penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu
sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda atau
kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak
tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo), sulit memikirkan atau mengucapkan
kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali bagian dari tubuh, ketidakseimbangan dan
terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
E. Penatalaksanaan Medis
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer & Bare
(2002) adalah:
2. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intrvena) harus menjamin
penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan
hipotensi ekstrim perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah
serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau
dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah
ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat
mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus lokal. Selain
itu, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada
penyakit stroke adalah:
1. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/ ruptur.
2. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
3. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada thrombosis,
emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau serangan iskemia otak
sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan
adanya hemoragik subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total
meningkat pada kasus thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang mengalami infark,
hemoragik, dan malformasi arteriovena.
5. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.
6. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan pada
gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
7. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan
dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis serebral.
Menyumbat arteri otak Obstruksi thrombus di Pembuluh darah menjadi Trombosit / emboli di
otak kaku dan pecah serebral
Otak kekurangan oksigen Penurunan darah ke otak Kompersi jaringan otak suplai darah ke jaringan
dan nutrisi cerebral tidak adekuat
Ketidakmampuan
bicara
GANGGUAN
ELIMINASI
FEKASL :KONSTIPASI Kerusakan artikular,
tidak dapat bicara
HAMBATAN
KOMUNIKASI
VERBAL
ASUHAN KEPERAWATAN
kelamin KK
1. An. W L 36 SD DKP Anak
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
------- : Serumah
: meninggal
: klien
b. Tipe keluarga:
Tipe keluarga Ibu A merupakan keluarga dengan tipe keluarga inti
dimana satau keluarga/ satu rumah terdapat ibu dan anak.
d. Agama :
Seluruh anggota keluarga Ibu. A beragama islam dan dalam
melaksanakan kegiatan beribadah sesuai dengan agama yaitu shalat dan
berdo’a.
4. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Rumah Ibu.A merupakan permanen yang rumah tersebut telah didiami
keluarga sudah dari tahun 1990 yang seluas lebar +- 10 meter dan panjang
kebelakang 18 +- meter, dirumah tersebut terdapat :
- Ruang tamu 1 yang berukuran 4 x 3 meter
- Kamar tidur yang tepat di bagian samping dari ruang tamu
- Ruang makan Ibu.A bergabung dengan ruang makan
- Kamar mandi berjumlah 2 dan 1 wc berada di kamar
- Gudang
- Lantai rumah Ibu.A terbuat dari material semen dan pasir, di
sebelah kiri dan kanan rumah Ibu.A terdapat eumah tetangga. Dan
pembuangan limbah kelurga terdapat septic tank di bagian
belakang rumah.
Denah Rumah :
Ruang Keluarga KM K
KM K
Ruang Tamu
5. Struktur Keluarga
3) Struktur peran :
- Ibu.A berperan sebagai kepala keluarga,karena sang suami yang telah dulu
meninggal, dan kini Ibu. A tidak bisa lagi bekerja, yang kini di tanggung
oleh anak-anak nya.
- An.W Berperan sebagai anak pertama,dan An.W kini bekerja untuk
mendapatkan uang yaitu bekerja sebagai DKP, selain itu peran An. W
berperan penting dirumah untuke merawat ibunya, dan memberi dukungan
untuk kesembuhan ibunya.
- An. I Berperan sebagai anak kedua, dan An. I kini bekerja sebagai
wiraswasta, dan untuk memunhi kebutuhannya dan keluarga. An. I pada
saaat dia pulang kampung, dia selalu mearawat dan menjaga
ibunya,memperhatikan kesehatan ibunya, dan selalu memberikan
dukungan untuk kesembuhan ibunya.
- An. S Berperan sebagai anak ketiga, dan An. S kini masih melanjutkan
pendidikannya dan bila pulang selalu membantu orang tua di rumah. An. S
sebagai anak perempuan di keluarga juga sangat memperhatikan kesehatan
dan juga membantu merawat ibunya saat dia pulang kampung, dan juga
memberi dukungan sepenuhnya untuk kesembuhan ibunya.
4) Nilai, norma dan budaya :
Ibu.A mengatakan ia terbiasa menanamkan kepada anaknya sikpa
hormat dan saling menghargai antar keluarga maupun dengan orang lain.
Keluarga menganut nilai dan norma yang terdapat pada tempat tinggalnya.
6. Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif :
Keluarga Ibu. A mengatakan berusaha memelihara hubungan baik antar
anggota keluarga. Salig menyayangi, mengormati dan bila ada anggota
keluarga yang membutuhkan maka anggota keluarga yang lain membantu.
b) Fungsi sosialisasi :
Ibu.A mengatakan interaksi antar keluarga dapat berjalan dengan baik.
Hal ini disebabkan karena setiap anggota keluarga berusaha untuk mematuhi
aturan yang adamisalnya saling meghormati dan menghargai.
c) Fungsi perawatan kesehatan (riwayat kesehatan dan tugas kesehtan
keluarga) :
Dari hasil pegkajian yang di dapatkan pada keluarga Ibu A., riwayat
kesehatan sekarang mengatakan lemah pada anggota gerak sebelah kiri
terutama kaki kiri Ibu. A belum bisa digerakkan dengan baik, Ibu.A
mengatakan jika beraktifitas selalu dibantu menggunakan tongkat, Ibu.A
mengatakan sering sakit pinggang jika terlalu banyak aktifitas sakitnya kadang-
kadang muncul.Riwayat kesehatan dahulu Ibu.A mengatakan bahwa ia pernah
di rawat di RSSN Bukittinggi karena stroke pada tahun 2018 yang lalu.Ibu.A
mengalami stroke lebih kurang 1 tahun yang lalu, klien mengatakan stroke nya
datang secara tiba-tiba.dan klien tiba-tiba merasakan lemah di bagian sebelah
kiri dan tidak bisa untuk digerakan dan berdiri, Ibu.Klien mengatakan tidak
pernah jatuh sebelumnya.Dan mempunyai riwayat hipertensi.
3. Mampu merawat
Ibu.A mengatakan tidak begitu banyak tahu tentang cara melatih
menggerakan kaki dan tangannya yang lemah tersebut, biasanya Ibu. A
hanya melakukan jalan-jalan de sekitar halaman rumah nya, dan memijat
angota gerak yang lemah nya tersebut dan terkadang di bantu anaknya
untyuk bergerak dan dipijat oleh anak nya.
4. Modifikasi lingkungan
Berkiatan lingkungan rumah yang aman baginya Ibu.A menjawab,
anaknya memperhatikan tempat-tempat yang sangat besar membuat resiko
jatuh, seperti kamar mandi dan wc.dan selalu di bersihkan agar tidak licin
dan menghindari resiko jatuh.
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Keluarga Ibu. A mengatakan jika ada anggota keluarganya yg sakit
maka An. W yang membawanya ke puskesmas, maupun sebaliknya.Ibu.A
juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di dekat rumahnya yaitu
Puskesmas Gulai Bancah dan Ibu.A sering diantar oleh anaknya menju ke
Puskesmas.
d) Fungsi reproduksi :
Ibu.A mengatakan tidak mungkin punya anak lagikarena sudah dalam
usia lanjut usia dan suaminya sudah meninggal.
e) Fungsi Ekonomi :
Status ekonomi keluarga Ibu.A saat ini didapatkan dari pensiunan
suaminya dengan penghasilan 1.500.000 dan jiga diberi uang oleh anak-
anaknya yang sudah bekerja setiap bulannya.
7. Stress Dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek :
Klien masih tampak belum bisa menerima kepergian suaminya yang
telah meninggak lebih urang 1tahun yang lalu. Dan keluarga mengatakan saat
ini memikirkan masalah kesehatan penyakit yang diderita oleh Ibu.A.
2. Stresor Jangka Panjang :
Hampir tidak pernah mengalami stress jangka panjang lebih dari 2
tahun. Ibu.A mengatakan igin cepat sembuh lagi terutama pada tangan dan
kakinya sebelah kiri supaya bisa beraktifitas dengan normal kembali.
3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah :
Keluarga Ibu.A cukup cepat dalam berespon dengan masalah, saling
terbuka dan saling berbagi kalau ada masalah dan saling memberikan solusi
satu sama lain.
4. Strategi Koping yang Digunakan :
Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga membawa ke
pelayanan kesehatan. Bila ada sesuatu masalah dalam keluarga maka teknik
pemecahan yang dilakukan adalah dengan bermusyawarah. Bila ada salah
satu anggota keluarga yang membutuhkan pertolongan, anggota keluarga
yang lain membantu.
5. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Bila anak-anak Ibu.A ada yang salah Ibu.A selalu menegurnya dan
mereka selalu mengikutinya. Tetapi bila Ibu.A yang salah kelurga yang
menegurya.
8. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
Berat Badan 53 Kg 61 Kg
simetris, simetris,
bantu bantu
Palpasi : Palpasi :
Palpasi : Palpasi :
bersih bersih
Palpasi : Palpasi :
normal. normal.
P : sonor, P : sonor,
Jantung : Jantung :
I: dada simetris I: dada simetris
P: tidak ada pembengkakan P: tidak ada pembengkakan
P: suara pekak P: suara pekak
A: regular A: regular
Abdomen I: simetris kiri dan I: simetris kiri dan
kanan,tidak ada bekas luka kanan,tidak ada bekas luka
A: bising usus normal A: bising usus normal
P: tidak ada nyeri tekan P: tidak ada nyeri tekan
pada bagian perut pada bagian perut
P: tympani P: tympani
5555 3333
5555 3333
Kulit Kulit klien bewarna kuning Kulit klien tampak
langsat, terdapat bekas luka, keriput,Kulit klien bewarna
kulit klien tampak kering. kuning langsat, tidak
terdapat bekas luka, kulit
klien tampak lembab.
bersih.
DO :
Ibu.A tampak
lemah pada
anggota gerak
sebelah kiri.
Ibu.A tampak
selalu
meggunakan
tongkat jika
berdiri /
berjalan
Ibu.A tampak sering
banyak duduk
Kekuatan otot
5555 3333
5555 3333
Total skor 4
12. Rencana Asuhan Keperawatan
banyak duduk
Kekuatan otot
5555 3333
5555 3333