OLEH :
PUJI SETYOWATI
1501100033
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di
luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma),
cairan interstitial dan cairan transeluler.
B. PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth,
2002) :
(a) Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti
diare, muntah.
Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per
oral, penggunaan obat-obatan diuretic.
o Kelelahan
o Kram otot dan kejang
o Mual
o Pusing
o Pingsan
o Lekas marah
o Muntah
o Mulut kering
o Denyut jantung lambat
o Kejang
o Palpitasi
o Tekanan darah naik turun
o Kurangnya koordinasi
o Sembelit
o Kekakuan sendi
o Rasa haus
o Suhu naik
o Anoreksia
o Berat badan menurun
MASALAH KEPERAWATAN
1. Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra
seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis
(peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler),
rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing,
lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat,
turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut
kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan
jumlah air mata.
2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada
saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan
air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat,
asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama
gallop.
PATHWAY
C. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN FOKUS
Data Subjektif :
Identitas mendapatkan data identitas pasien meliputi :
Nama.
Umur.
Jenis Kelamin.
Pendidikan.
Pekerjaan.
Alamat.
No. Registrasi.
Diagnosa Medis.
Tanggal MRS.
Riwayat Kesehatan :
Keluhan Utama.
Riwayat Penyakit Sekarang.
Riwayat Penyakit Lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga.
Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
b. Pola Eliminasi
Mual muntah, Diare
Kebiasaan berkemih.
Perubahan jumlah maupin frekuensi.
Karakteristik urine.
c. Evaluasi status kehilangan cairan klien
Tanda-tanda.
Edema.
Rasa haus berlebihan.
Membran mukosa kering.
d. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan
cairan.
Kanker, luka bakar.
Data Objektif :
Pemeriksaan Fisik :
RENCANA KEPERAWATAN
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).
E. PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi cairan IV.
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Menghitung tetesan infus.
Rumus dasar dalam satuan menit
o Merek Terumo
2. Rehidrasi oral.
3. Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam
DAFTAR PUSTAKA
Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG
Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC