Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi
Disusun Oleh :
KOTA SUKABUMI
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
A. Definisi
Konsep "Bergerak dan Pertahankan Postur yang Baik" dalam kerangka teori
Virginia Henderson merupakan elemen kunci dalam pemahaman kebutuhan dasar
manusia dalam konteks perawatan keperawatan. Virginia Henderson, seorang
tokoh terkemuka dalam profesi keperawatan, menjelaskan bahwa kemampuan
individu untuk melaksanakan pergerakan tubuh yang adekuat dan
mempertahankan postur yang optimal memainkan peran penting dalam
memelihara kesehatan dan mengoptimalkan proses pemulihan pasien.
2. Sistem Saraf: Sistem saraf memainkan peran sentral dalam mengatur gerakan
tubuh. Sinyal saraf dari otak mengarahkan otot untuk berkontraksi atau
mengendur. Selain itu, sistem saraf juga terlibat dalam koordinasi gerakan yang
kompleks, seperti berjalan atau menyeimbangkan tubuh.
3. Sirkulasi Darah: Sirkulasi darah adalah faktor penting dalam bergerak. Ketika
otot berkontraksi selama gerakan, mereka membutuhkan pasokan oksigen dan
nutrisi yang cukup yang disediakan oleh sirkulasi darah. Sirkulasi darah yang
baik juga membantu dalam menghilangkan produk limbah metabolisme dari
otot.
5. Dukungan Sosial: Lingkungan sosial juga memiliki peran dalam konsep ini.
Dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga medis dapat memberikan motivasi
dan bantuan yang diperlukan kepada individu dalam menjaga aktivitas fisik
dan postur yang benar.
Menurut Virginia Henderson, ada beberapa masalah atau tantangan yang dapat
timbul terkait dengan kemampuan individu untuk bergerak dengan baik dan
menjaga postur yang benar. Beberapa masalah yang mungkin dihadapi oleh pasien
atau individu termasuk:
Postur yang baik adalah posisi tubuh yang mendukung fungsi organ
internal dengan baik.
1. Penilaian Pasien:
3. Pelaksanaan Perawatan:
4. Evaluasi:
G. Pengertian Mobilisasi
H. Tujuan Mobilisasi
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang
berarti tulang.
Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu
menggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk
berkontraksi.
1) Pergerakan
3) Produksi panas
b. Jenis-Jenis Otot
Otot Polos
Otot Jantung
2. Rangka (skeletal)
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi,
dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
a. Fungsi Rangka
b. Jenis Tulang
1) Rangka Aksial
2) Rangka Apendikular
J. Etiologi
Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot,
ketidakseimbangan, dan masalah psikologis. Osteoartritis merupakan penyebab
utama kekakuan pada usia lanjut. Gangguan fungsi kognitif berat seperti pada
demensia dan gangguan fungsi mental seperti pada depresi juga menyebabkan
imobilisasi. Kekhawatiran keluarga yang berlebihan dapat menyebabkan
orangusia lanjut terus menerus berbaring di tempat tidur baik di rumah maupun
dirumah sakit (Setiati dan Roosheroe, 2007).
1. Kelainan postur
5. Kekakuan otot
K. Patofisiologi
Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang:
panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi
dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur keseimbangan
kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.
Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh
tertentu dan aktifitas otot. Proprioseptor memonitor aktifitas otot dan posisi tubuh
secara berkesinambungan. Misalnya proprioseptor pada telapak kaki berkontribusi
untuk memberi postur yang benar ketika berdiri atau berjalan. Saat berdiri, ada
penekanan pada telapak kaki secara terus menerus. Proprioseptor memonitor
tekanan, melanjutkan informasi ini sampai memutuskan untuk mengubah posisi.
L. Pathway
Mobilisasi
Gangguan
Jaringan kulit Gastrointestinal
Kehilangan daya fungsi paru
yang tertekan
otot paru
Gangguam
Penurunan otot katabolisme
Perubahan sistem
Penumpukan
intragumen kulit
Perubahan sekret
Anoeksia
sistem Kontriksi
muskuluskeletal Sulit batuk pembuluh darah Nitrogen tidak
efektif
Hambatan
Ketidakefektifan Sel kulit mati
mobilitas fisik
bersihan jalan Kemunduran
nafas infekdefekasi
Dekubitus
N. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan
hubungan tulang.
b. CT scan (Computed Tomography)
c. MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus,
noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan
computer untuk memperlihatkan abnormalitas.
d. Pemeriksaan Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan
SGOT ↑ pada kerusakan otot
O. Penatalaksanaan
1. Membantu pasien duduk di tempat tidur
Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan
mobilitas pasien. Tujuan :
a. Mempertahankan kenyamanan
b. Mempertahankan toleransi terhadap aktifitas
c. Mempertahankan kenyamanan
2. Mengatur posisi pasien di tempat tidur
a. Posisi fowler adalah posisi pasien setengah duduk/ duduk
Tujuan :
1) Mempertahankan kenyamanan
2) Menfasilitasi fungsi pernafasan
b. Posisi sim adalah pasien terbaring miring baik ke kanan atau ke kiri
Tujuan :
1) Melancarkan peredaran darah ke otak
2) Memberikan kenyamanan
3) Melakukan huknah
P. Proses Keperawatan
A. Pengkajian
1. Pemeriksaan Fisik
a. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang
abnormal akibat tumor tulang.Pemendekan ekstremitas, amputasi
dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis.Angulasi
abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi
biasanya menandakan adanya patah tulang.
b. Mengkaji tulang belakang
1) Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
2) Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
3) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian
pinggang berlebihan)
c. Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas,
stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
d. Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan
ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau
adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
e. Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah
satu ekstremitas lebihpendek dari yang lain. Berbagai kondisi
neurologist yang berhubungan dengan cara berjalan abnormal
(mis.cara berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara berjalan
selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan
bergetar – penyakit Parkinson).
f. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau
lebih dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer
dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu
pengisian kapiler.
g. Mengkaji fungsional klien
Kategori tingkat kemampuan aktivitas
Rentang gerak (range of motion-ROM)
Tipe gerakan Derajat rentang
normal
Bahu
Lengan bawa
Pergelangan tangan
Jari-jari tangan
Ibu jari
Pinggul
Lutut
Mata kaki
Risiko kerusakan integritas kulit dengan faktor risiko tonjolan tulang ditandai
dengan imobilisasi fisik.
R. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Hambatan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan asuhan NIC Label Exercise Therapy:
berhubungan dengan keperawatan ...x24jam Joint Mobility o Menentukan
intoleransi aktivitas diharapkan pasien dapat batas gerakan
ditandai dengan tetap mempertahankan yang akan
keterbatasan kemampuan pergerakannya, dengan o Kaji keterbatasan gerak sendi dilakukan
melakukan keterampilan criteria: o Motivasi yang
motorik kasar o Kaji motivasi klien untuk tinggi dari
NOC Label : Body
mempertahankan pergerakan pasien dpt
Mechanics Performance
sendi melancarkan
Menggunakan posisi o Jelaskan alasan/rasional latihan
duduk yang benar pemberian latihan kepada o Agar pasien
Mempertahankan pasien/ keluarga beserta keluarga
kekuatan otot dapat memahami
Mempertahankan o Monitor lokasi dan mengetahui
fleksibilitas sendi ketidaknyamanan atau nyeri alasanpemberian
selama aktivitas latihan
o Lindungi pasien dari cedera
selama latihan o Agar dapat
memberikan
o Bantu klien ke posisi yang intervensi secara
optimal untuk latihan rentang tepat
gerak
o Anjurkan klien untuk o Cedera yg
melakukan latihan range of timbul dapat
motion secara aktif jika memperburuk
memungkinkan kondisi klien
o Anjurkan untuk melakukan
range of motion pasif jika
o Memaksimalkan
diindikasikan
latihan
o ROM dapat
mempertahankan
pergerakan sendi
o ROM pasif
dilakukan jika
klien tidak dapat
melakukan
secara mandiri
o Meningkatkan
harga diri klien
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam konteks konsep "Bergerak dan Pertahankan Postur yang Baik"
menurut Virginia Henderson, terdapat beberapa aspek penting yang perlu
dipahami. Konsep ini merupakan salah satu dari 14 kebutuhan dasar manusia
dalam teori Henderson yang mencakup kemampuan individu untuk bergerak
dengan baik dan menjaga postur tubuh yang benar. Tujuan laporan pendahuluan
adalah memberikan pemahaman awal tentang pentingnya konsep ini dalam
perawatan keperawatan, dengan tujuan khusus menjelaskan konsep secara rinci,
peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan ini, dan memotivasi pembaca untuk
memahami pentingnya konsep dalam perawatan kesehatan.
Apa yang kami sampaikan dalam makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari
itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
mendukung makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid 2. Jakarta : Salemba Medika.
Moorhead, Sue. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. USA:
Mosby Elseviyer