Oleh :
Siti Nurkhasanah
(213028206485)
CI AKADEMIK CI KLINIK
( ) ( )
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSONAL HYGIENE
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani, yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan pisikis (Kasiati & Rosmalawati Ni Wayan Dwi, 2016).
C. Tujuan
Tujuan dari personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu
sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit pada diri sendiri maupun orang
lain, baik secara sendiri/mandiri maupun dengan menggunakan bantuan dari
orang lain, serta mencitakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan
kesehatan (Maulida Debi. 2017)
2. Praktik sosial
Status ekonomi akan mempengaruhi jenis dan sejauh mana praktek hygiene
dilakukan. Kondidi sosisl ekonomi seseorang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk mempertahankan kebersihan diri.
4. Pengetahuan dan motivasi kesehatan
Pengetahuan tentang kesehatan dan implikasinya bagi kesehatan dapat
mempengaruhi praktek hygiene. Meskipun demikian, pengetahuan sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotifasi untuk memelihara kesehatan
diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit mampu mendorong klien
untuk meningkatan hygine
5. Variabel budaya
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygine. Orang dari luar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek
keperawatan diri yang berbeda
6. Kebiasaan atau pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur dan melakukan perawatan rambut. Klien memiliki produk
yang berbeda (misalnya sampho, sabun mandi, pasta gigi) menurut pilihan
dan kebutuhan pribadi. klien juga memiliki pilihan mengenai bagaimana
melakukan hygiene.
7. Kondisi fisik seseorang
1. Dampak fisik
3. Dampak spirtual
Salah satu cara membersihkan diri adalah dengan mandi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan tentang mandi adalah:
1) Membersihkan diri sebanyak dua kali sehari atau setelah beraktivitas.
2) Menggunakan sabun yang tidak iritatif. Jangan menggunakan sabun
mandi untuk mencuci muka.
3) Menyabuni seluruh tubuh, terutama pada daerah lipatan kulit, misalnya
sela- sela jari.
4) Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut segera setelah mandi.
b. Personal Hygiene pada kuku
Usap kotoran pada mata dari sudut mata bagian dalam kesudut mata
bagian luar. Saat mengusap mata menggunakan kain yang paling lembut
dan bersih. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
d. Personal hygiene pada hidug
1. Jaga lubang hidung agar tidak kemasukan air atau benda kecil
B. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromoskuler
C. Intervensi
2. Perawatan mata
Definisi: mengidentifikasi dan merawat kesehatan
mata serta mencegah terjadinya ulserasi
danpembengkakanpada mata.
Tindakan :
Observasi
Monitor adanya kemerahan, eksudat atau
ulserasi
Monitor refleks kornea.
Terapeutik
Tutupi mata untuk mencegah diplopia
Teteskan obat tetes mata, jika perlu
Oleskan salep mata, jika perlu
Plester kelopak mata agar tertutup, jika perlu
Edukasi:
Anjurkan tidak menyentuh mata
Anjurkan tidak terpapar debu dan polusi
Anjurkan tidak terpapar dengan cahaya terang
terlalu lama (mis. Layar komputer, ;aptop, tv)
Anjurkan menghindari penggunaan lensa
kontak lebih dari 19 jam
Anjurkan menghindari membaca dengan
pencahayaan redup
Anjurkan mengkonsumsi makanan kaya
vitamin a.
Anjurkan menggunakan kacamata proteksi uv
atau pakai topi lebar jika sedang berada
dibawah terik matahari
(Tarwoto & Wartonah, 2011). Pada tahap ini perawat menggunakan semua
klien baik secara umum maupun secara khusus pada klien post appendictomy
E. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat
teratasi sebagian, tidak teratasi atau muncul masalah baru adalah dengan cara
S : subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah
teratasi, masalah belum teratasi, masalah teratasi sebagian, atau muncul
masalah baru.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.:
PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.: Defenisi