Di susun oleh:
NIM : 14420231035
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) (DR.H.Samsualam,SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITASMUSLIM INDONESIA
2023
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
3
PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Nutrisi adalah proses pemasukan zat-zat gizi yang terjadi dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam beraktivitas.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses
dalam tubuh,sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan pemyakit.
Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktifitas dalam
sistem butuh. Sumber nutrisi sendiri berasal dari dalam tubuh sendiri seperti, glikogen, yang
terdapat dalam otot dan hati ataupun rptein dan lemak dalam jaringan atau sumber lain yang
berasal dari luar tubuh seperti makanan yang sehari-hari dimakan oleh manusia (Muralitharan,
2015) Nutrisi merupakan substansi organik dan non organik yanag ditemukan dalam makanan
yang dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Sbustansi organik yang dibutuhkan
organisme untuk fungsi normal dnegan sitem tubuh,pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan.
2. ETIOLOGI
Menurut (Rosdahl, 2015). Faktor predisposisi merupakan faktor pencetus dari
gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu makan yang disebabkan oleh :
a. Rasa Nyeri
b. Anxietas
c. Depresi
d. Perubahan situasi/lingkungan
e. Perbedaan Makanan
f. Gangguan Pemasukkan Makanan
g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat
3. PATOFISIOLOGI
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrisi (zat yang sudag
dicerna),air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan oleh sel-sel mellaui
4
sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibuthkan
sel-sel utnk melaksanakan tugasnya.
Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, maka saluran
pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrrolit dan zat makanan yang terus menerus.
Untuk itu dibutuhkannya : a. Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan
b. Sekresi getah pencernaan
c. Absorbpsi hasil pencernaan, air , dan elektrolit
d. Sirkulasi darah melaluli organ gastointestinal yang membawa zat yang diabsorbsi.
e. Penganturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormone
Dalam lumen saluran gastorintestinal (GI) harus diciptakan suatu lingkungan khusus
supaya pencernaan dan absorbsi dapat berlangsung. Sekrsi kelenjar dan kontraksi otot harus
dikendalinkan sedemikian rupa supaya sedia lingkungan yang optimal. Mekanisme
pengendalian lebih banyak dipengaruhi oleh vime dan komposisi kandungan dan lumen
gastrointesnal.
Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen. Sistem ini terdapat
didalam bidang saluran gastrointestinal. Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah
rangsangan dilumen yaitu regangan dinding oleh isi lumen, osmolaritas ion H, dan hasil
pencernaan karbohidrat,lemak,protein (monosakarida,asam lemak dan peptide dari asam
amino).
Proses pencernaan makanan antara lain :
a. Mengunyah
b. Menelan
c. Makanan dilambung
d. Pengosongan dilambung
e. Faktor reflexs doudenum
f. Pergerakan usus halus
1) Gerakan Kolon
2) Gerakan Mencampur
3) Gerakan Mnedorong
g. Defeksi
5
4. PATHWAY
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap individu. Berikut ini
adalah proses individu yang mengalami kekerungan nutrisi (Rosdahl, 2015)
Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikoti dan alkohol, stres
Kekosongan lambung
Asam lambung
Reflek muntah
Kekurangan Nutrisi
6
5. Faktor-Faktor yang memenuhi kebutuhan nutrisi
a. Pengetahuan
Pengatahuan yang bekrurang tentang manfaat makanan tinggi dapat mempengaruhi pola
komsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat
terjadi kesalahan dalam memahai kebutuhan gizi.
b. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan bergizi tinggi dapat
memperngaruhi status gizi sesorang. Dibeberapa daerah tempe yang merupakan sumber
protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena
masyrakat menganggap mengomsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan,sehungga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
d. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena makanan bergizi
membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
6. Macam-Macam Gangguan Nutrisi (Fikawati,Sandra, 2017)
a. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan noormal. Status nutisinya adalah melebihi asupan kalori dan penurunan dalam
menggunakan kalori.
b. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan dengan zat gizi pada
tingkat selular atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umum nya berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup
atau asupan zat gizi yang tidak sesuai dnegan kebuthan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi,pucat pada kulit,membran mukosa,kongjungtiva karbohidrat dan lain-lain.
c. Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.
7
d. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga menyebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab adanya obesitas serta asupan
kalsium,natrium,dan gaya hidup yang berlebihan.
e. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
prningkatan kolestrol darah dan merokok saat ini gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hiddup tidka sehat,obesitas dan lainnya.
f. Kanker
Kanker adalah gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengomsumsian lemak secara
berlebihan.
g. Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak berkepanjangan,ditndai
dengan adanya konstipasi,pembengkakan badan,nyeri abdomen,kedinginan,alergi dan kelebihan
energi.
8
B. KONSEP ASPEK LEGAL ETIKA KEPERAWATAN
1. Autonomy
Konsep otonomi didasari oleh penilaian kebenaran manusia untuk memilih apa yang
terbaik untuk dirinya sendiri. Perawat menghargai dan menghormati keputusan pasien, serta
melindungi pasien yang tidak bisa memberikan keputusan bagi dirinya sendiri. Namun
perawat harus tahu siapa saja yang bisa atau kompeten dalam mengambil keputusan. Dalam
penelitian keperawatan, subjek atau partisipan berhak untuk memilih apakah dia setuju atau
tidak untuk terlibat dalam penelitian.
2. Justice
Prinsip justice berdasarkan pada konsep keadilan (fairness). Sebagai hasil bahwa
pemberian pelayanan ini sama dan seimbang, baik manfaat maupun kerugian. (DeLaune &
Ladner, 2011). Dalam penelitian, setiap partisipan memiliki hak untuk mendapatkan
perlakuan yang sama dari peneliti. Menurut Belmont (1979) dalam Greaney, Sheehy,
Heffernan, Murphy, Mhaolrúnaigh, Heffernan dan Brown (2012), peneliti diminta untuk
mempertimbangkan siapa yang menerima manfaat dan siapa yang menanggung beban
kerugian dari penelitian. Hal ini menjadi sangat penting untuk mempertahankan kebutuhan
untuk memasukkan dan mengecualikan kelompok tertentu dalam studi penelitian.
Persyaratan penting berkaitan dengan menghormati orang juga terkait erat dengan prinsip
keadilan. Dalam konteks etika penelitian, tuntutan prinsip ini bagi mereka yang tidak mampu
untuk melindungi kepentingan mereka sendiri tidak di-manfaatkan untuk memajukan
pengetahuan baru atau dimanfatkan oleh peneliti.
3. Beneficence dan nonmaleficence Beneficence,
Bahwa perawat harus memberikan yang terbaik pada pasien dan tidak merugikan
pasien (prinsip nonmaleficence). Ketika seorang peneliti mencoba untuk mengambil
informasi partisipan secara terperinci, rasa tidak menyenangkan pada partisipan dapat terjadi.
Dalam penelitian perlu memperhatikan semua kemungkinan konsekuensi penelitian dalam
keseimbangan keuntungan dan kerugian bagi partisipan.
4. Privacy, Anonymity, dan Confidentiality
Persyaratan untuk melindungi privasi partisipan juga merupakan komponen yang
tidak terpisahkan dari cara menghargai partisipan dalam proses etika penelitian. Isu
kerahasian identitas partisipan berhubungan erat dengan nilai memberikan yang terbaik,
perhatian terhadap martabat dan ketaatan. Kerahasiaan dan privasi pasien menjadi aspek
9
penting dalam penelitian keperawatan. Namun, dengan hubungan yang efektif antara
partisipan dengan perawat yang dibangun dengan saling percaya berfungsi sebagai dasar
menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi. Kerahasiaan dan tidak mencantumkan
identitas partisipan menjadi perhatian selama penelitian berlangsung.
b. Data objectif
1) Observasi : asupan dan keluaran
2) Pemeriksaan fisik
a) Rambut : kebersihan kulit kepala dan rambut, kekuatan rambut
(mudah rontok/patah), warna rambut
b) Hidrasi kulit : kering/lembab/basah
11
c) Palpebral : adakah edema
d) Sclera : apakah ikterik/ kekuning-kuningan
e) Konjungtiva : apakah anemic /pucat
f) Mulut dan gigi : kebersihan mulut dan gigi, jumlah gigi, karang gigi, apakah ada gigi
palsu
g) Lidah : lebersihan lidah
h) Faring : adakah peradangan 3) Pengukuran : Berat badan
2. Diagnosa Keperawatan
12
3. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
Diagnosis Tujuan Dan
No
Keperawatan Intervensi Keperawatan Rasional
Kriteria Hasil
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajeman nutrisi
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24
ketidakmampuan jam maka status nutrisi Tindakan
menelan makanan membaik dengan kriteria Observasi
Observasi 1. Agar dapat mengetahui status nutrisi klien
hasil :
1. Porsi makanan 2. Agar dapat mengetahui jika klien ada
1. Identifikasi status nutrisi
yang dihabiskan meningkat alergi dengan jenis makanan apa dan
2. Kekuatan otot menelan Identifikasi alergi dan intoleransi
meningkat
2.
mengetahui masalah pencernaan yang
makanan terjadi setelah makan-makanan tertentu
3. Perasaan cepat kenyang
menurun 3. Identifikasi makanan yang disukai 3. Agar dapat mengetahui makanan yang
4. Berat badan membaik
Identifikasi kebutuhan kalori dan disukai untuk bisa meningkatkan nafsu
5. Frekuensi makan membaik 4.
13
makan, jika perlu
2. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
Kolaborasi
14
4. Implementasi Keperawatan
Setelah melakukan intervensi maka tahap selanjutnya adalah mengimplementasikan apa yang
menjadi perencanaan tindakan keperawatannya dengan mengkoordinasikan aktivitas pasien,
keluarga, dan anggota tim kesehatan lainnya untuk mengawasi dan mencatat respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah tahap implementasi maka tahap selanjutnya adalah evaluasi, dimana ditahap evaluasi
ini melakukan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil
dicapai
15
D. MIND MAPPING DAN PATHWAY
Mind Mapping
Kebutuhan
Nutrisi
Bakteri masuk
(Melalui makanan/minuman/alat makan )
Proses Inflamasi
Defisit Nutrisi
17
DAFTAR PUSTAKA
Fikawati,Sandra, dkk. (2017). Gizi Anak dan Remaja. RajaGrafindo Persada. Muralitharan, dkk.
(2015). Dasar-Dasar Patofisiologi Terapan. Sorot, 14(2),
21. https://doi.org/10.31258/sorot.14.2.21-29
Rosdahl, C. B. dan M. T. K. (2015). Buku Ajaran Keperawatan Dasar. In Repository Raden Intan.
Saverus. (2017). Persatuan Perawatan Nasional Indonesia. In Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (SDKI definisi dan Induikator Diagnostik,Jakarta
Selatan : DPP PPNI
18
19