Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: NUTRISI

OLEH:

Andi Nurul Pratiwi Ulki


(14420191050)

CI Institusi CI Lahan
( ) ( )

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM


INDONESIA

2019

1
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi

1. Definisi Nutrisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan


oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh.

Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan


dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan
baik.

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk


fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan

kesehatan.

2. Fisiologi

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien


(zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan
untuk didistribusikan ke sel-sel melalaui sistem sirkulasi. Zat makanan
merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-
sel untuk melaksanakn tugasnya.

Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran


pencernaan , maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air,
elektrolit dan zat makanan yang terus menerus. Untuk ini dibutuhkan:

a) Pergerakan makan melaui saluran pencernaan


b) Sekresi getah pencernaan
c) Absorbpsi hasil pencernaan, air, dan elektrolit
d) Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat
yang diabsorbpsi
e) Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormone

4
Dalam lumen saluran gastroinrestinal (GI) harus diciptakan suatu
lingkunugan khusus supaya pencernaan dan absorbsi dapat berlangsung.
Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupa

supaya tersedia lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian lebih


banyak dipengaruhi oleh volume dan komposisi kandungan dan lumen
gastrointestinal.

Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen.sistem


ini terdapat didalam dinding saluran gastrointestinal. Kebanyakan refleks
GI dimulai oleh sejumlah rangsangan dilumen yaitu regangan dinding
oleh isi lumen, osmolaritas kimus atau konsentrasi zat yang terlarut,
keasaman kimus atau konsentrsi ion H, dan hasil pencernaan karbohidrat,
lemak, protein (monosakarida, asam lemak dan peptide dari asam
amino).
Proses pencernaan makanan antara lain :

1. Mengunyah
2. Menelan(deglusi)
a. Pengaturan saraf pada tahap menelan
b. Tahap menelan diesofagus
3. Makanan dilambung
4. Pengosongan dilambung

5. Factor reflexs duodenum


6. Pergerakan usus halus
a. Gerakan kolon
b. Gerakan mencampur
c. Gerakan mendorong
7. Defekasi

2
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
a) Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan tingi dapat


mempengaruhi pola konsumi makanan.Hal tersebut dapat di sebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gisi.
b) Prasangka
Prasangka buruk yang terjadi terhadap jenis makanan bergisi tinggi
dapat mempengaruhi setatus gisi seseorang .di beberapa daerah ,tempe
yang merupakan sumber protein yang paling murah,tidak di jadikan
bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat

menganggap mengonsusi makanan tersebut dapat merendahkan


derajat mereka.
c) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi.Misalnya,di beberapa
daerah,terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi gadis
remaja .padahal,makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik.adajuga larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
di anggap dapat menyebabkan cacingan padahal ikan merupakan

sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.


d) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan,sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup
e) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
makanan bergisi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

8
4. Macam-macam gangguan
a) Obestisitas

Obestisitas merupakan maslah peningkatan berat badan yang


mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah
melebihi asupan kalori dan penurunan dalm penggunaan kalori.
b) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
dengan zat gizi Pada tingkat selular atau dpat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah brat badan rendah dengan asupan makanan
yang cukup atau aupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya

kelemahan otot dan penurunan energi, pucat paa kulit, membran


mukosa, konjungtiva dan lain — lain.
c) Diabetes militus
Diabetes miltus merupakan gagauan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adnya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
d) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yanmg juga disebabakan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab

adanya obestisitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup


yang berlebihan
e) Penyakit jantung korioner
Penykit jantiung korener merupakan gagguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peniongkatan kolestrol darah dan merokok.
Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adnya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obestisitas dan lain — lain.
f) Kanker
Kanker adlah gagguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh

pengonsumsian lemak secara berlebihan.

>
g) Anoreksia nervosa
Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,

pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan


kelebihan energi.

B. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi


a. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan

• Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas

• Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)

• Perubahan nafsu makan

• Perubahan berat badan


• Ketidakmampuan fisik

• Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam


pemilihan makanan

• Status kesehatan umum dan kondisi medis

• Riwayat pengobatan

b. Pemeriksaan fisik : data fokus

• Keadaan fisik: apatis, lesu

• Berat badan : obesitas, kurus, otot : flaksia, tonus kurang, tidak


mampu bekerja.

• Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, reflek menurun

• Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran

liver.

• Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama


abnormal, tekanan darah rendah/tinggi

• Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-

patah

Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada

7
• Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat

• Gusi: perdarahan, peradangan

• Lidah: edema, hiperemasis


• Gigi: karies, nyeri, kotor

• Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi

• Kuku: mudah patah


c. Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses

• USG

• SGOT dan SGPT

• Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma


tersebut

• Rongen : mengetahui kelainan yang muncul ada yang dapat


menghambat tindakan opersi
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1 : Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan.
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism.
b. Batasan karakteristik
- Gejala dan tanda mayor
Subyektif : Tidak tersedia
Obyektif : Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang
ideal.
- Gejala dan tanda minor
Subyektif :

• Cepat kenyang setelah makan

• Kram/nyeri abdomen

Nafsu makan menurun

7
Obyektif :

• Bising usus hiperaktif

• Otot pengunyah lemah

• Otot menelan lemah

• Membran mukosa pucat

• Sariawan

• Serum albumin turun

• Rambut rontok berlebihan

• Diare
c. Faktor yang berhubungan

• Faktor biologis

• Faktor ekonomis
• Gangguan psikososial

• Ketidakmampuan makan

• Ketidakmampuan mencerna makanan

• Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient

• Kurang asupan makanan

Diagnosa 2 : Resiko ketidakseimbangan cairan dibuktikan dengan


prosedur pembedahan mayor.
1. Definisi
Berisiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan
perpindahan cairan dari intravaskuler, interstisial atau intraseluler.
2. Faktor Risiko

• Prosedur pembedahan mayor

• Trauma /perdarahan

• Luka bakar

• Aferesis

• Asites

<
• Obstruksi intestinal

• Peradangan pancreas

• Penyakit ginjal dan kelenjar

• Disfungsi intestinal
c. Perencanaan
Diagnosa 1: Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan.
a. Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3×24 jam diharapkan
pemenuhan kebutuhan pasien tercukupi dengan kriteria hasil :
Porsi makanan yang dihabiskan cukup meningkat.
- Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi cukup
meningkat.
- Nyeri abdomen cukup menurun.
- Sariawan cukup menurun.
Berat Badan Indeks Massa Tubuh (IMT) :
- Frekuensi makan cukup membaik
- Nafsu Makan cukup membaik
b. Intervensi keperawatan dan rasional
Nutrition Management :
Intervensi:
1) Observasi
- Identifikasi makanan yang disukai
- Monitor berat badan

2) Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan
3) Edukasi
- Anjurkan Posisi Duduk
4) Kolaborasi

3
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis,pereda
nyeri,antiemetic).
Weight Management :

1) Observasi
- Monitor Berat Badan
- Monitor adanya mual muntah
2) Terapeutik
- Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan
3) Edukasi
- Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau.
Rasional :

Nutrition management :
• Pengkajian penting dilakukan untuk mengetahui status nutrisi
pasien sehingga dapat menentukan intervensi yang diberikan.

• Pemantauan berat badan membantu dalam memantau


peningkatan dan penurunan status gizi

• Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan

• Posisi duduk memberikan pasien perasaan nyaman saat makan.

• Antiemetik dapat digunakan sebagai terapi farmakologis


dalam manajemen mual dengan menghamabat sekres asam
lambung
Weight management :

• Pemantauan berat badan membantu dalam memantau


peningkatan dan penurunan status gizi

• Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan.

• Pemberian informasi yang tepat dapat membantu pasien dalam


menentukan makanan yang bergizi tinggi.

1
Diagnosa 2: Resiko ketidakseimbangan cairan dibuktikan dengan
prosedur pembedahan mayor.

a. Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien
menunjukkan perbaikan dengan criteria :
- Membran mukosa lembab
- Asupan makanan cukup meningkat
- Turgor kulit cukup membaik
b. Intervensi keperawatan dan rasional :
Manajemen Cairan :

1) Observasi
- Monitor TTV
2) Terapeutik
- Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
3) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu

1
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2008.Tehnik prosedural keperawatan: konsep aplikasi kebutuhan dasar


klien.Jakarta : Salemba Medika.
Persatuan Perawatan Nasional Indonesia.2017. Standar diagnosis keperawatan
Indonesia (SDKI) definisi dan indikator diagnostik. Jakarta selatan : DPP
PPNI.

Persatuan Perawatan Nasional Indonesia.2017. Standar luaran keperawatan


Indonesia (SLKI). Jakarta selatan : DPP PPNI.

Persatuan Perawatan Nasional Indonesia.2017. Standar intervensi keperawatan

Indonesia (SIKI). Jakarta selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai