OLEH:
JULIANUS
210104058
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk
menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri.
Nutrisi dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan zat-zat makanan penting
dengan kata lain nutrient adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh
menggunakannya.
Gangguan nutrisi terjadi kalau diet mengandung satu atau lebih nutrient dalam
jumlah yang tidak tepat (Santoso, 2015).
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh
dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk
memberikan energy bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangkadan
jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya enyakit tertentu yang
mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
(Dwipuji, 2016).
2. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Fisiologis
a. Intake nutien
1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrient
1) Obstruksi saluran cerna
2) Malaborbsi nutrient
3) DM
2. Kebutuhan metabolisme
a. Pertumbuhan
b. Stres
c. Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
d. Kanker
3. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
4. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
5. Sumber ekonomi
Tinggal sendiri, Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan
tugas memasak untuk menyediakan makanannya.
6. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan
menyediakan makanannya sendiri.
7. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka
sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya
seimbang.
8. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
9. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi.
10. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
11. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia lain
yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan
mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
3. Manifestasi Klinik
Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :
a. Gigi tidak lengkap dan ompong
b. Nafsu makan menurun
c. Lesu
d. Tidak semangat
e. BB kurang / lebih dari normal
f. Perut terasa kembung
g. Sukar menelan
h. Mual muntah
i. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita
rasa manis, asin, asam, dan pahit.
j. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
k. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
l. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi.
m. Penyerapan makanan di usus menurun
4. Penilaian Kebutuhan Nutrisi
1. Pengukuran Atropometri
a. BeratBadan ideal: (Tinggi Badan-100)±10%
b. LingkaranPergelangantangan
c. Lingkaranlenganatas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)
- Nilai normal wanita: 28.5 cm
- Nilai normal pria: 28,3 cm
d. Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)
- Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
- Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm
e. Penilaian IMT (Indeks Massa Tubuh)
2. Pengukuran Biokimia
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)
5. Klasifikasi
1. KLASIFIKASI NUTRISI
a. Kurang dari Kebutuhan Nutrisi
Kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau berisiko
mengalami ketidakadekuatan asupan atau metabolisme nutrien untuk
kebutuhan metabolisme dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan.
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan matabolisme.
Tanda klinis :
Berat badan 10-20% dibawah normal
Tinggi badan dibawah ideal
Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
Adanya penurunan albumin serum
Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
Disfagia karena adanya kelainan
Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
Nafsu makan menurun
b. Lebih dari Kebutuhan Nutrisi
Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan berat
badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan
metabolik. Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. Kelebihan
nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara
berlebih.
Tanda klinis :
Berat badan lebih dari 10% berat ideal
Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
Adanya jumlah asupan yang berlebihan
Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
Perubahan pola makan
Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Perubahan pola makan normal yang
mengakibatkan perubahan berat badan. Munculnya resiko perubahan pola
makan normal yang mengakibatkan peningkatan berat badan.
d. Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat
gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah
berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang
dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat
pada kulit, membrane mukosa , konjungtiva, dan lain – lain.
e. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit
jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang
tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
6. Penatalaksanaan
- Pemberian utrisi melalui oral
- Pemberian utrisi melalui pipa penduga/lambung
- Pemberian utrisi melalui parenteral
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
- Stroke
- Parkinson
- Mobius syndrome
- Celebral palsy
- Cleft lip
- Cleft palate
- Amyotropic lateral sclerosis
- Kerusakan neuromuscular
- Luka bakar
- Kanker
- Infeksi
- AIDS
- Penyakit Crohn’s
- Enterokolitis
- Fibrosis kistik
Defisit Nutrisi
Luaran Tambahan :
- Berat Badan
- Eleminasi Fekal
- Fungsi Gastrointestinal
- Nafsu Makan
- Perilaku meningkatkan Berat Badan
- Status Menelan
- Tingkat Depresi
- Tingkat Nyeri
Intervensi Utama :
- Manajemen Nutrisi
- Promosi Berat Badan.
Intervensi Pendukung :
- Edukasi Diet
- Edukasi Kemoterapi
- Konseling Laktasi
- Konseling Nutrisi
- Konsultasi
- Manajemen cairan
- Manajemen Demensia
- Manajemen Diare
- Manajemen Eliminasi Fekal
- Manajemen Energi
- Manajemen Gangguan Makan
- Manajemen Hiperglikemia
- Manajemen Kemoterapi
- Manajemen Reaksi Alergi
- Pemantauan Reaksi Alergi
- Pemantauan Cairan
- Pemantauan Nutrisi.
- Pemantauan Tanda Vital
- Pemberian Makanan
- Pemberian Makanan Enteral
- Pemberian Makanan Parenteral
- Pemberian Obat Intravena
- Terapi Menelan
Penyebab
- Kurang aktivitas fisik harian
- Kelebihan konsumsi gula
- Gangguan kebiasaan makan
- Gangguan persepsi makan
- Kelebihan konsumsi alcohol
- Penggunaan energi kurang dari asupan
- Sering mengemil
- Sering memakan makanan berminyak/berlemak
- Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran
energi, aktifitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, liposis)
- Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada
bayi)
- Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
- Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama
masa bayi, termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan
tahun pertama)
- Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5
bulan
Objektif
- IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan
lebih dari presentil 95 (pada anak <2 tahun) atau IMT pada
presentil ke 85-95 (pada anak 2-18 tahun)
Objektif
- Gangguan genetic
- Faktor keturunan
- Hipotiroid
- Diabetes melitus maternal
- Berat Badan.
SLKI
- Konseling Nutrisi.
- Manajemen berat badan.
- Promosi Latihan Fisik.
SIKI
- Edukasi diet.
- Manajemen Cairan
- Manajemen Hiperglikemia
- Manajemen Hipoglikemia
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Perilaku
- Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial
- Pemantauan Nutrisi
- Promosi Koping
- Reduksi Ansietas
D.0020 Diare.
Definisi :
Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak terbentuk.
Penyebab
Fisiologis
- Inflamasi gastrointestinal.
- Iritasi gastrointestinal.
- Proses infeksi.
- Malabsorsi.
Psikologis
- Kecemasan.
- Tinkat stres tinggi.
Situasional
- Terpapar kontaminan.
- Terpapar toksin.
- Penyalahgunaan laksatif.
- Penyalahgunaan zat.
- Program pengobatan (Agen tiroid, analgesik, pelunak feses,
ferosultat, antasida, cimetidine dan antibiotik)
- Perubahan air dan makanan.
- Bakteri pada air.
Objektif
Subjektif
- Urgency.
- Nyeri/kram abdomen.
Objektif
- Kanker kolon.
- Divericulitis.
- Iritasi usus.
- Crohn’s disease.
- Ulkus peptikum
- Gastritis.
- Spasme kolon.
- Kolitis ulseratif.
- Hipertiroidisme.
- Demam typoid.
- Malaria.
- Sigelosis.
- Kolera.
- Disentri.
- Hepatitis.
Intervensi Utama :
- Manajemen Diare
- Pemantauan Cairan
Intervensi Pendukung :
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta