Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Tugas ini disusun sebagai salah satu bentuk penugasan dalam

Praktik Klinik Keperawatan Dasar Profesi

Disusun oleh :
Shafira Nur Mega Saputra
220515046

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES ABDI NUSANTARA
T.A 2022/2023

1
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN NUTRISI

A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam
aktivitas tubuh. Dimana zat – zat itu terdiri dari zat – zat gizi dan zat
lain yang dapat menghasilkan energy dan tenaga. Kebutuhan nutrisi
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat
manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit
akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan
protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn) defisiensi
vitamin A, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang
dapat menghambat proses tumbuh kembang anak (A. Aziz Alimul
Hidayat, 2009).
Kebutuhan nutrisi bagi setiap orang berbeda-beda, yang
berhubungan dengan perbedaan yang terdapat dalam bidang genetik
dan metabolik. Namun, bagi semua bayi dan anak-anak, tujuan dasar
daripada pemenuhan kebutuhan akan nutrisi tersebut meliputi
pencapaian pertumbuhan yang memuaskan serta penghindaran
terjadinya penyakit yang akut atau kronik, disamping menopang
perkembangan kemampuan fisik dan mental dan seharusnya juga
menyediakan cadangan untuk menghadapi sesuatu ketegangan. Food
and nutrition Board – Badan Makanan dan Nutrisi (NAS-NRC, 1980)
telah mengidentifikasikan pemberian susunan makanan yang
sepantasnya untuk sejumlah bahan makanan, untuk mencegah
terjadinya keadaan-keadaan kekurangan gizi bagi kebanyakan orang
(Behrman, Victor, 1988).

2
2. Klasifikasi
Klasifikasi nutrisi dapat berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air yaitu :
a) Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula sederhana (monosakarida dan disakarida)
dan gula kompleks (polisakarida). Karbohidrat terdiri dari karbon,
hidrogen, dan oksigen. Gula, sirup, madu, buah, dan susu adalah
sumber karbohidrat sederhana. Roti, sereal, kentang, beras, pasta,
dan gandum berisi karbohidrat kompleks.
b) Protein
Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino, yang
dihubungkan dengan rantai peptida. Protein terdiri dari karbon,
hidrogen, oksigen,dan nitrogen.Tubuh mensintesisprotein antara
lain membentuk hemoglobin untuk membawa oksigen ke jaringan,
insulin untuk regulasi glukosa darah, dan albumin untuk regulasi
tekanan osmotik darah.
c) Lemak
Lemak atau lipid, termasuk lemak netral, minyak, asam lemak,
kolesterol, dan phospholopid. Lemak adalah zat organikyang
terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen.Lemak secara ideal
membentuk sekitar 20% berat badan pada orang yang tidak
gemuk.Lemak berfungsi sebagai transport sel, proteksi organ vital,
energi, simpanan energi pada jaringan adiposa, absorbsi vitamin,
dan transport vitamin larut lemak. Lemak diklasifikasikan sebagai
lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Daging sapi, daging domba,
minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak biji kelapa sawit
mengandung asam lemak jenuh lebih tinggi dan lebih keras.
Daging ayam, ikan dan sayuran berisi asam lemak tidak jenuh
lebih tinggi dan lebih lunak.
d) Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang penting bagi tubuh untuk
pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan, dan reproduksi, serta

3
membantu dalam penggunaan energi nutrient. Vitamin
diklasifikasikan sebagai vitamin larut lemak dan vitamin larut
air.1) Vitamin larut lemak, vitamin larut lemak disimpan di hati
atau jaringan adiposa, sehingga intake vitamin berlebihan dapat
menyebabkan keracunan. 2) Vitamin larut airVitamin larut air
disimpan dalam tubuh. Intake berlebihan diabsorbsi oleh jaringan,
dan diekskresikan dalam urine.
e) Mineral
Mineral membantu membentuk jaringan tubuh dan regulasi
metabolisme. Contoh dari mineral adalah kalsium, magnesium,
sodium, potassium/kallium, fosfor, besi (fe), iodin, zinc, air.
3. Etiologi / faktor penyebab
Ada 2 faktor penyebabnya yaitu :
a) Kekurangan nutrisi (efek dari pengobatan, mual/muntah, gangguan
intake makanan, radiasi / kemoterapi, penyakit kronis,
meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi / kanker)
b) Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
c) Penurunan absorpsi nutrisi penyakit / intoleransi laktosa
d) Nafsu makan menurun (Wartonah, 2006 Dan Alimul, 2006,
Halaman 67)
4. Faktor - faktor yang mempengaruhi dan lain-lain
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu :
a) Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi yang
dapat mempengaruhi pola konsumsi makan, hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
b) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang.

4
c) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan
tertentu, dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa
daerah terdapat larangan makan pisang, papaya, bagi gadis dan
remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang
baik.
d) Kesukaan
Kesukaan berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan
terhadap salah satu jenis makanan, dapat mengakibatkan terjadinya
kasus malnutrisi.
e) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi,
penyediaan makanan bergizi, membutuhkan dana yang tidak
sedikit karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status
ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang
biasanya kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi.
Begitupun sebaliknya.

5
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Didalam identitas klien ini meliputi nama/inisial, umur, no.register,
agama, alamat, pendidikan terakhir, pekerjaan, tanggal MRS, dan
diagnosa medis.
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
adalah seperti mual, muntah, dan tidak nafsu makan. Sehingga
klien mengalami kekurangan nutrisi didalam tubuhnya.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang, klien dengan gangguan kebuutuhan nutrisi
adalah mual dan muntah setelah makan. Yang bisa mengakibatkan
tubuhnya lemas.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pola makan, kebiasaan makan, bisa mempengaruhi terjadinya
gangguan kebutuhan nutrisi. Selain itu, asupan makanan serta
keteraturan makan setiap hari juga merupakan factornya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Apabila ada anggota keluarga yang juga memiliki riwayat penyakit
dengan gangguan kebutuhan nutrisi
f. Riwayat psikososial
Dalam riwayat psikososial ini meliputi persepsi dan harapan klien,
persepsi dan harapan keluarga, interaksi dan komunikasi,
pertahanan diri, nilai dan kepercayaan, pengakjian konsep diri, dan
juga genogram.

6
2. Pola kesehatan sehari – hari
Pola – pola kesehatan sehari – hari sebelum sakit dan saat sakit
meliputi pola nutrisi, eliminasi BAB/BAK, istirahat, personal hygiene,
dan aktivitas.
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi
secara cepat seperti kulit, rambut, kuku, mata,dan mukosa tetapi juga
meliputi jaringan tinjauan sistematis yang dapat dibandingkan dengan
setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Albumin (N:4-5,5 mg//100ml)
2) Transferrin (N:170-25 MG/100ML)
3) Hb (N:12 MG%)
4) BUN (N:10-20 mg/100ml)
5) Ekskresi keratin untuk 24 jam (N:LAKI-LAKI: 0,6-1,3
MG/100

b. Pemeriksaan CT scan
c. Pengukuran antropometri
1) BB ideal : (TB – 100) + 10%
2) Lingkar pergelangan tangan
3) Lingkar lengan atas (LLA)
Nilai normal wanita : 28,5 cm
Nilai normal pria : 28,3 cm
4) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm
Nilai normal pria : 12,5 – 16,5 cm
d. Klinis
Metode ini didasrkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel seperti : kulit, rambut, dan mata.
e. Diet
Makanan yang dimakan jenisnya dan porsinya.

7
5. Penatalaksanaan keperawatan dan kolaborasi
a. Mengedukasi pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Memberikan terapi pengobtan
c. Memberikan asupan nutrisi makanan
d. Memberikan nutrisi melalui selang gastrointestinal
e. Memberikan nutrisi melalui pembuluh darah vena

6. Perumusan masalah (pohon masalah)

Gangguan menelan/ Malnutrisi


kerusakan saluran pencernaan

Gangguan makanan yang dicerna kurangnya nutrisi


Masuk ke sel

Terjadinya refleks
Sel kekurangan nutrisi

Defisit Nutrisi

Lemah Gangguan aktivitas Berat badan menurun

8
7. Perencanaan

N DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI


(SIKI)
O (SDKI) (SLKI)
1. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Definisi
b/d intervensi Memulihkan kemampuan
ketidakmampuan keperawatan selama menelan untuk mencegah
menelan 3x kunjungan, maka terjadinya komplikasi akibat
makanan status nutrisi gangguan menelan.
(D.0019) meningkat dengan Tindakan
kriteria hasil : Observasi :
• Berat badan - Monitor tanda dan gejala
cukup meningkat aspirasi
• Eliminasi fekal - Monitor gerakan lidah saat
meningkat makan
• Fungsi - Monitor tanda kelelahan
gastrointestinal saat makan, minum dan
meningkat menelan
• Nafsu makan Terapeutik :
meningkat - Berikan lingkungan yang
• Status menelan nyaman
meningkat - Jaga privasi pasien
• Tingkat depresi - Gunakan alat bantu, jika
menurun perlu
• Tingkat nyeri - Hindari penggunaan
menurun sedotan
- Posisikan duduk
- Berikan permen lollipop
untuk meningkatkan
kekuatan lidah
- Fasilitasi meletakkan
makanan di belakang
mulut

9
- Berikan perawatan mulut,
sesuai kebutuhan
Edukasi :
- Informasikan manfaat
terapi menelan kepada
pasien dan keluarga
- Anjurkan membuka dan
menutup mulut saat
memberikan makanan
- Anjurkan tidak bicara saat
makan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain dalam
memberikan terapi (mis.
terapis okupasi, ahli
patologi bicara, dan ahli
gizi) dalam mengatur
program rehabilitasi
pasien.
2. Disfungsi Setelah dilakukan Definisi
Motilitas intervensi Menyiapkan dan memberikan
Gastrointestinal keperawatan selama nutrisi melalui selang
b/d asupan 3x kunjungan, maka gastrointestinal
enteral (D.0021) motilitas Tindakan
gastrointestinal Observasi :
membaik dengan - Periksa posisi nasogastric
kriteri hasil : rube (NGT) dengan
• Nyeri menurun memeriksa residu
• Kram abdomen lambung atau
menurun mengauskultasi hembusan
• Mual menurun udara
- Monitor tetesan makanan

10
• Muntah menurun pada pompa setiap jam
• Regurgutasi - Monitor rasa panuh, mual,
menurun dan muntah
• Distensi - Monitor residu lambung
abdomen setiap 4-6 jam selama 24
menurun jam pertama, kemudian
• Diare menurun tiap 8 jam selama

• Suara peristaltic pemberian makan via

meningkat eteral, jika perlu

• Pengosongan - Monitor pola buang air

lambung besar setiap 4-8 jam, jika

menurun perlu

• Ratus meningkat Terapeutik :


- Gunakan teknik bersih
dalam pernberian
makanan via selang
- Berikan landa pada selang
untuk mempertahankan
lokasi yang tepat
- Tinggikan kepala tempat
tidur 30-45 derajat selama
pemberian makan
- Ukur residu sebelum
pemberian makan
- Peluk dan bicara dengan
bayi selama diberikan
makan untuk
menstimulasi aktivitas
makan
- Irigasi selang dengan 30
ml air setiap 4-6 jam
selama pemberian makan

11
dan setelah pemberian
makan intermiten
- Hindari pemberian
makanan lewat selang 1
jam sebelum prosedur
atau pemindahan pasien
- Hindari pemberian
makanan jika residu lebih
dari 150 cc atau lebih dari
110%-120% dari jumlah
makanan tiap jam
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
langkah-langkah prosedur
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemeriksaan
sinar X untuk konfirmasi
posisi selang, jika perlu
- Kolaborasi pemilihan
jenis dan jurnlah makan
enteral.
3. Berat Badan Setelah dilakukan Definisi
Lebih (D.0018) intervensi Mengajarkan jumlah, jenis,
keperawatan selama dan jadwal asupan makanan
3x kunjungan, berat yang diprogamkan
badan berlebih Tindakan
membaik, dengan Observasi :
kriteria hasil : - Identifikasi kemampuan
• Berat badan pasien dan keluarga
membaik menerima informasi
• Tebal lipatan - Identifikasi tingkat
kulit sedang pengetahauan saat ini

12
• Indeks massa - Identifikasi kebiasaan
tubuh sedang pola makan saat ini dan
masa lalu
- Identifikasi persepsi dan
keluarga tentang diet
yang diprogramkan
- Identifikasi keterbatasan
finensial untuk
menyediakan makanan
Terapeutik :
- Persiapkan meteri, media
, dan alat peraga
- Jadwalkan waktu yang
tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan
pasien dan keluarga
bertanya
- Sediakan rencana makan
tertulis, jika perlu
Edukasi :
- Jelaskan tujuan
kebutuhan diet terhadap
kesehatan
- Informasikan makanan
yang diperbolehkan dan
dilarang
- Informasikan
kemungkinan interksi
obat dan makanan , jika
perlu
- Anjurkan

13
mempertahankan posisi
semi Fowler (30-40
derajat) 0-0menit setelah
makan
- Anjurkan mengganti
makanan sesuai dengan
diet yang diprogramkan
- Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi
- Ajarkan cara membaca
label dan memilih
makanan yang sesuai
- Ajarkan cara
merencankan makanan
yang sesuai program
- Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet, jika perlu
Kolaborasi :
- Rujuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga, jika
perlu
4. Diare (D.0020) Setelah dilakukan Definisi
intervensi Mengidentifikasi dan
keperawatan selama menurunkan resiko terserang
3x kunjungan, maka organisme patogenik
diare menurun dengan Tindakan
kriteria hasil : Observasi :
• Fungsi - Monitor tanda dan gejala
gastrointestinal infeksi lokal dan
meningkat sistematik

14
Terapeutik :
• Keseimbangan
- Batasi jumlah
cairan
pengunjung
meningkat
- Berikan perawatan kulit
• Keseimbangan pada area edema
elektrolit - Cuci tangan sebelum dan
meningkat sesudah kontak dengan
• Kontinensia fekal pasien dan lingkungan
menurun pasien
• Motilitas - Pertahankan teknik
gastrointestinal aseptik pada pasien
meningkat berisiko tinggi
• Status cairan Edukasi :
menurun - Jelaskan tanda dan gejla
• Tingkat infeksi infeksi
menurun - Ajarkan cara mencuci
• Tingkat nyeri tangan dengan benar
menurun - Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memerikasa
kondisi luka atau luka
operasi
- Ajarkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

15
8. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang dilakukan setelah
perencanaan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah langkah keempat dari
proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk membantu pasien
yang bertujuan mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak ataupun
respon yang dapat ditimbulkan oleh adanya masalah keperawatan serta kesehatan.
Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat.

9. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan
terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan bertujuan
menentukan apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan
tindakan berhasil dengan baik . Evaluasi yang diharapkan dalam pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman adalah dapat mengontrol terhadap adanya gejala,
menyatakan rasa nyaman, tidak adanya mual.

16
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Indikator Diagnosis, Edisi I . Jakarta : DPP PPNI. 2017

PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Tindakan Keperawatan , Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018

PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Kriteria hasil Keperawatan, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI.
2018

Rindu Yulian. 2014. Laporan Pendahuluan Kebutuhan Nutrisi. https://id.


scribd.com/document/434406766/LP-Nutrisi-docx. 12 januari
2021
Tidak diketahui. Tahun(-). Asuhan keperawatan Kebutuhan Nutrisi.
https://id. scribd.com/document/315135524/Asuhan-
keperawatan-kebutuhan-nutrisi-docx. 12 januari 2021

17

Anda mungkin juga menyukai