KEHIDUPAN KAMPUS
Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter Mahasiswa Tingkat
I Semester II Prodi Keperawatan Ambon Poltekkes Kemenkes Kemenkes Maluku
OLEH :
FADIYAH
KELAS :
1B
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Peran Disiplin Moral dalam
Kesehatan Maluku.
Terimakasih kami ucapkan kepada Ns. Zulfikar Peluw, S.Kep., M.Kep selaku dosen pada
mata kuliah Pendidikan Karakter, karena atas berkat bimbingannya makalah ini dapat kami
Melalui makalah ini kami harap dapat membantu teman-teman yang membacanya dan
dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Kami menyadari makalah ini jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami membutuhkan kirik dan saran yang bersifat membangun
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…………
ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………1
B. Tujuan penulisan……………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..3
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...6
B. Saran………………………………………………………………………………….6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...…..7
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pilar yang ikut menopang berdirinya sebuah
peradaban yang disebut dengan Bangsa. Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh
karakter yang dimilikinya. Bangsa yang memiliki karakter kuat dapat menjadi bangsa
yang bermartabat dan disegani oleh bangsa lain di seluruh dunia. Menjadi sebuah bangsa
yang berkarakter sudah menjadi tujuan bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan Fungsi
Pendidikan Nasional.
Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan kini orde
pendidikan karakter dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Dalam UU tentang
pendidikan nasional yang pertama kali, ialah UU 1946 yang berlaku tahun.
Pendidikan karakter tidak hanya diterapkan di SD, SMP, dan SMA, tapi juga
mahasiswa, guna menghasilkan calon pemimpin bangsa yang tidak hanya mampu di
B. Tujuan penulisan
Kehidupan Kampus.
BAB II
PEMBAHASAN
kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan
pembangunan karakter dilakukan dengan memelihara apa yang baik, mewujudkan dan
Menurut Murphy (1998, 22) pendidikan karakter adalah pendidikan yang didasarkan
pada nilai-nilai etika inti berakar dalam masyarakat demokratis, khususnya, penghargaan,
cara merawat dan menghidupi nilai-nilai itu, serta bagaimana seorang siswa memiliki
mengembangkan nilai, sikap dan perilaku mahasiswa yang memancarkan akhlak atau
moral yang baik dan berbudi pekerti luhur di dalam Kehidupan Kampus. Melalui
pendidikan moral mahasiswa akan diberikan penerapan nilai dan perilaku yang positif di
lingkungan Kampus (Daulay, 2004). Krisis moral adalah permasalahan yang cukup
4
kompleks di kalangan lingkungan kampus yang harus segera ditangani dengan pendidikan
diantaranya :
aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan
yang tinggi.
Agar dalam pendidikan moral dapat berjalan dengan proses pelaksanaan efektif, maka
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pada seseorang mahasiswa, seharusnya
cara penyampaiannya pun harus bermoral pula. Dimana seorang mahasiswa harus
memiliki moralitas yang terdapat dijadikan teladan oleh peserta didiknya. Seorang
mahasiswa harus memiliki akhlak mulia, jujur, bertaqwa, tidak curang, tidak
memaksakan kehendak, santun, disiplin, tidak plin-plan, berlaku adil di dalam kelas,
Pendidikan moral dapat dilakukan dengan pendekatan yang bersifat integrated, yaitu
dengan melibatkan seluruh disiplin ilmu pengetahuan. Serta harus didukung oleh
kemauan, kerjasama yang kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari keluarga,
5
rumah tangga, kampus dan lingkungan masyarakat. Yang turut bertanggung jawab
terutama mengenai aspek efektifnya melalui mata kuliah yang diajarkan dan contoh
Namun sesungguhnya pengendali moral yang paling penting adalah nilai agama yang
telah ditanamkan dalam diri individu sejak kecil. Karena sebenarnya kerusakan-
kerusakan yang terjadi saat ini bukan karena kegagalan agama dalam membangun
masyarakat yang bermoral, melainkan kegagalan umat memahami pesan moral agama
dan keggalan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, demi
menyelematkan generasi yang akan datang, perlunya penanaman nilai agama yang lebih
efektif.
Berdasarkan tujuan pendidikan moral, terdapat tiga faktor penting sebagai pendukung
1. Peserta didik
Peserta didik sejatinya harus memiliki tingkat kesadaran dan mampu mengembangkan
Dosen adalah fasilitator yang memberikan kemungkinan bagi Mahasiswa untuk memahami
3. Agama
Pendidikan nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan
dari luar, datangnya dari keyakinan beragama yang telah ditanamkan pada diri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan moral memang sangat diharapkan perbaikannya. Apalagi dalam dunia
pendidikan agar seluruh komponen dalam masyarakat terutama pada dunia pendidikan
menjadi lebih baik dan dapat mencetak generasi muda yang lebih bermoral. Semua itu
tidak akan terwujud tanpa partisipasi dari pembentukan moral oleh lingkungan keluarga,
masyarakat, sekolah, tenaga pendidik peserta didik, serta pengendali moral dari agama.
B. Saran
terwujud dengan sempurna .Untuk remaja agar dapat memfilter informasi negative dari
DAFTAR PUSTAKA
Tambusai, J. P., Febiyanti, H., Candra Yuniar, D., & Utami, W. A. (n.d.).
Peran Penting Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Vokasi.