Anda di halaman 1dari 11

PERAN DISIPLIN MORAL DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PADA

KEHIDUPAN KAMPUS

Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter Mahasiswa Tingkat
I Semester II Prodi Keperawatan Ambon Poltekkes Kemenkes Kemenkes Maluku

OLEH :
FADIYAH

KELAS :
1B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MALUKU PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN AMBON
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan

karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Peran Disiplin Moral dalam

Pengembangan Karakter pada Kehidupan Kampus” sebagai pemenuhan penugasan mata

kuliah “Pendidikan Karakter” D.III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Maluku.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ns. Zulfikar Peluw, S.Kep., M.Kep selaku dosen pada

mata kuliah Pendidikan Karakter, karena atas berkat bimbingannya makalah ini dapat kami

selesaikan tepat waktu.

Melalui makalah ini kami harap dapat membantu teman-teman yang membacanya dan

dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Kami menyadari makalah ini jauh

dari kata sempurna. Sehingga kami membutuhkan kirik dan saran yang bersifat membangun

semangat kami agar makalah ini bisa lebih baik lagi.

Ambon, 26 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…………

ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………1

B. Tujuan penulisan……………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..3

A. Pengertian Pendidikan Karakter……………………….………………………………3

B. Peran Penting Disiplin Moral Pada Pendidikan Vokasi……………………………….3

C. Pelaksanaan Pendidikan Moral yang Efekif dalam Lingkunngan Kampus…………...4

D. Faktor Penting Pendukung Pelaksana Pendidikan Moral dalam Dunia Kampus……..5

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….…....6

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...6

B. Saran………………………………………………………………………………….6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...…..7

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pilar yang ikut menopang berdirinya sebuah

peradaban yang disebut dengan Bangsa. Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh

karakter yang dimilikinya. Bangsa yang memiliki karakter kuat dapat menjadi bangsa

yang bermartabat dan disegani oleh bangsa lain di seluruh dunia. Menjadi sebuah bangsa

yang berkarakter sudah menjadi tujuan bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan Fungsi

Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia.

Bahkan sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan kini orde

reformasi telah banyak langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam kerangka

pendidikan karakter dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Dalam UU tentang

pendidikan nasional yang pertama kali, ialah UU 1946 yang berlaku tahun.

Pendidikan karakter tidak hanya diterapkan di SD, SMP, dan SMA, tapi juga

dtingkat Perguruan Tinggi. Bagaimana menerapkan pendidikan karakter di kalangan

mahasiswa, guna menghasilkan calon pemimpin bangsa yang tidak hanya mampu di

bidang akademik, namun juga terpuji secara karakternya.


2

B. Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui Peran Disiplin Moral dalam Pengembangan Karakter pada

Kehidupan Kampus.

b. Megidentifikasi Peran Disiplin Moral yang Efektif di lingkungan Kampus


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Kemendiknas (2011, 6) Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan

bertindak bersadarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dan juga

pembangunan karakter dilakukan dengan memelihara apa yang baik, mewujudkan dan

menebar kebaikan itu dalam kehidupan seharihari dengan sepenuh hati.

Menurut Murphy (1998, 22) pendidikan karakter adalah pendidikan yang didasarkan

pada nilai-nilai etika inti berakar dalam masyarakat demokratis, khususnya, penghargaan,

tanggung jawab, kepercayaan, keadilan dan kejujuran, kepedulian, dan kemasyarakatan

kebajikan dan kewarganegaraan. Dari pengertian di atas nampak bahwa pendidikan

karakter mengacu pada proses penanaman nilai, berupa pemahaman-pemahaman, tata

cara merawat dan menghidupi nilai-nilai itu, serta bagaimana seorang siswa memiliki

kesempatan untuk dapat melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata.

B. Peran Penting Disiplin Moral Pada Pendidikan Vokasi

Pendidikan Moral diartikan sebagai proses pendidikan yang ditujukan untuk

mengembangkan nilai, sikap dan perilaku mahasiswa yang memancarkan akhlak atau

moral yang baik dan berbudi pekerti luhur di dalam Kehidupan Kampus. Melalui

pendidikan moral mahasiswa akan diberikan penerapan nilai dan perilaku yang positif di

lingkungan Kampus (Daulay, 2004). Krisis moral adalah permasalahan yang cukup
4

kompleks di kalangan lingkungan kampus yang harus segera ditangani dengan pendidikan

karakter sejak dini.

Beberapa tujuan-tujuan dilakukannya pendidikan karakter di perguruan tinggi vokasi

diantaranya :

1. Untuk mengembangkan potensi afektif Mahasiswa sebagai manusia dan warga

negara yang berbudaya dan karakter bangsa.

2. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku Mahasiswa yang terpuji, menanamkan

jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab kepada Mahasiswa,

3. Mengembangkan kemampuan Mahasiswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif,

4. Mengembangkan lingkungan kehidupan kampus sebagai lingkungan belajar yang

aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan

yang tinggi.

C. Pelaksanaan Pendidikan Moral yang Efekif dalam Lingkunngan Kampus

Agar dalam pendidikan moral dapat berjalan dengan proses pelaksanaan efektif, maka

terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pada seseorang mahasiswa, seharusnya

cara penyampaiannya pun harus bermoral pula. Dimana seorang mahasiswa harus

memiliki moralitas yang terdapat dijadikan teladan oleh peserta didiknya. Seorang

mahasiswa harus memiliki akhlak mulia, jujur, bertaqwa, tidak curang, tidak

memaksakan kehendak, santun, disiplin, tidak plin-plan, berlaku adil di dalam kelas,

keluarga dan masyarakat.

Pendidikan moral dapat dilakukan dengan pendekatan yang bersifat integrated, yaitu

dengan melibatkan seluruh disiplin ilmu pengetahuan. Serta harus didukung oleh

kemauan, kerjasama yang kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari keluarga,
5

rumah tangga, kampus dan lingkungan masyarakat. Yang turut bertanggung jawab

terutama mengenai aspek efektifnya melalui mata kuliah yang diajarkan dan contoh

teladan dalam tingkah laku serta perbuatan-perbuatan.

Namun sesungguhnya pengendali moral yang paling penting adalah nilai agama yang

telah ditanamkan dalam diri individu sejak kecil. Karena sebenarnya kerusakan-

kerusakan yang terjadi saat ini bukan karena kegagalan agama dalam membangun

masyarakat yang bermoral, melainkan kegagalan umat memahami pesan moral agama

dan keggalan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, demi

menyelematkan generasi yang akan datang, perlunya penanaman nilai agama yang lebih

efektif.

D. Faktor Penting Pendukung Pelaksana Pendidikan Moral dalam Dunia Kampus

Berdasarkan tujuan pendidikan moral, terdapat tiga faktor penting sebagai pendukung

pelaksana pendidikan moral, antara lain :

1. Peserta didik

Peserta didik sejatinya harus memiliki tingkat kesadaran dan mampu mengembangkan

nilai untuk moral dalam dirinya dengan bantuan lingkungan sekitarnya.

2. Dosen atau fasilitator

Dosen adalah fasilitator yang memberikan kemungkinan bagi Mahasiswa untuk memahami

dan menghayati nilai moral tersebut.

3. Agama

Pendidikan nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan

dari luar, datangnya dari keyakinan beragama yang telah ditanamkan pada diri

individu sejak kecil.


6

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan moral memang sangat diharapkan perbaikannya. Apalagi dalam dunia

pendidikan agar seluruh komponen dalam masyarakat terutama pada dunia pendidikan

menjadi lebih baik dan dapat mencetak generasi muda yang lebih bermoral. Semua itu

tidak akan terwujud tanpa partisipasi dari pembentukan moral oleh lingkungan keluarga,

masyarakat, sekolah, tenaga pendidik peserta didik, serta pengendali moral dari agama.

B. Saran

Diharapkan pendidikan moral dapat terlaksana sehingga tujuan pendidikan dapat

terwujud dengan sempurna .Untuk remaja agar dapat memfilter informasi negative dari

perkembangan IPTEK dan zaman.


7

DAFTAR PUSTAKA

Susanti, R. (n.d.). PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI


KALANGAN MAHASISWA.

Tambusai, J. P., Febiyanti, H., Candra Yuniar, D., & Utami, W. A. (n.d.).
Peran Penting Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Vokasi.

Nurpratiwi, H. (2021). Membangun karakter mahasiswa Indonesia melalui


pendidikan moral. JIPSINDO, 8(1), 29–43.
https://doi.org/10.21831/jipsindo.v8i1.38954

Oleh. (n.d.). PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI:


MENYIKAPI DEKANDENSI MORAL DI KALANGAN GENERASI MUDA.

Sudrajat, A. (n.d.). MENGAPA PENDIDIKAN KARAKTER?

Anda mungkin juga menyukai