LAPORAN PENDAHULUAN
DISUSUN OLEH :
ATRA SAHINZA
( 191440102 )
KEPERAWATAN PANGKALPINANG
SEMESTER 4
DOSEN PEMBIMBING
Ns.H.A.Kadir, M.Kes
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Hipertermia adalah suhu inti tubuh di atas kisaran normal diurnal karena
kegagalan regulasi (NANDA, 2015). Hipertermi dapat disebabkan karena berbagai
hal seperti karena inflamasi, suatu penyakit, Trauma, Dehidrasi dan lain sebagianya.
Pada hipertemi masalah yang muncul adalah ketidakseimbangan suhu tubuh, yaitu
tubuh melebihi dari rentang normal > 37,5 oC. Suhu tubuh dapat diukur melalui
rektal. oral ataupun aksila dengan perbedaan kurang lebih 0,5-0,60 C.
B. ETIOLOGI
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik
yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang
disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain.
Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan
dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit
(Hidayat & Uliyah, 2016).
Faktor penyebabnya :
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Apnea
Apnea atau henti napas merupakan suatu kondisi berhentinya proses pernafasan
dalam waktu singkat (beberapa detik hingga satu atau dua menit) tetapi dapat juga
terjadi dalam jangka panjang.
2. Gelisah
3. Hipotensi
Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih
rendah dibandingkan normal dan biasa disebut dengan tekanan darah
rendah.
4. Kulit kemerahan
5. Kulit terasa hangat
6. Postur Abnormal
7. Takikardia. Takikardia adalah kondisi di mana detak jantung seseorang
di atas normal dalam kondisi beristirahat. Detak jantung orang dewasa
sehat adalah 60 sampai 100 kali per menit saat istirahat.
8. Takipnea
Takipnea (tachypnea) adalah pernapasan abnormal cepat dan dangkal,
biasanya didefinisikan lebih dari 60 hembusan per menit.
9. Vasodilatasi (NANDA, 2015)
D. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
f. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher
bagian belakang
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : An. R
Agama : Islam
No. RM : 429607
Nama : Ny. T
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
3. Riwayat Kesehatan
Ibu klien mengatakan anaknya panas tinggi, suhu badan pada saat pertama dirawat
39C, panas turun pada saat pagi hari dan meningkat pada sore dan malam. Pada
saat panas tinggi diserti dengan kejang-kejang dengan waktu kurang lebih 5 menit.
Ibu klien mengatakan sebelumnya anaknya blum pernah memiliki riwayat penyakit
yang sama dan belum pernah dirawat di rumah sakit.
Pada saat dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan didalam keluarganya tidak
ada yang memiliki riwayat yang sama dengan klien, baik penyakit bawaan ataupun
turunan.
e. Riwayat imunisasi
Pada saat lahir klien imunisasi HB1 kali, DPT 2 kali pada usia 2, 3, 4 bulan, HB 2
dan 3 pada usia 2, 3 bulan, BCG 1 kali pada usia 1 bulan, polio 4 kali pada usia 1,
2, 3, dan 4 bulan, dancampak pada usia 9 bulan.
2. Pola Eleminasi :
Eleminasi Urin
Eleminasi Alvi
5. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum : pada ekstremitas bawah (sinistra) terpasang infus line
WIDA 2A
Nadi 110x/menit
b. Antropometi
Tinggi badan : 94 cm
Lingkar kepala : 49 cm
Lingkar dada : 46 cm
LILA : 14 cm
c. Kepala
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata, warna hitam,
tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
d. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva an anemis, sclera putih, distribusi bulu mata dan
alis mata merata, pupil mengecil pada saat diberi cahaya, kelopak mata tidak
cekung.
e. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada peradangan.
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, lidah bersih tidak kotor.
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat nyeri, gerakan bebas.
h. Telinga
Bentuk simetris kiri dan kanan, dapat mendengar saat perawat atau keluarga
memanggil, tes wiber dan rinne (+), tidak ada nyeri tekan, telinga bersih.
i. Dada/thorak
Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, pola nafas teratur, pergerakan dada
simetris kiri dan kanan, S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.
j. Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak ada kembung, tidak terdapat nyeri tekan,
kebersihan kulit terjaga, turgor kulit < 3 detik, bising usus 12x/menit.
k. Genitourania
Klien dapat memberikan respon tersenyum atau menangis kepada perawat atau
keluarganya.
7. Pemeriksaan penunjang
Hemaktrokit 36% 40 – 45
8. Pengobatan / therapy
WIDA 2A 16 tpm
Cefotaxime 2 x 66 mg via IV
B. Analisa Data
Kurang pengetahuan
tentang penyakit
Kecemasan orangtua
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi / Perencanaan
5. Memberika
n rasa
nyaman dan
tidak
merangsang
terjadinya
peningkatan
suhu tubuh
6. Antipiretik
dan
pemberian
cairan Iv
dapat
menurunka
n panas
tubuh.
GCS E4V5M6
4. Dapat
meningkatk
an
pengetahua
n orangtua
sehingga
mengurangi
kecemasan
P : intervensi di lanjutkan
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
P : intervensi di lanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
3. 10.30 1. memberikan S : ibu klien mengatakan
pendidikan paham tentang penyakit
kesehatan tentang anaknya
perawatan yang
O : keluarga tidak
diberikan
menanyakan tentang
pengobatan dan perawatan
penyakit anaknya
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
F. Catatan Perkembangan
P : intervensi dilanjutkan
I : 1. Mengobservasi TTV
P : intervensi di lanjutkan
Respon :
P : intervensi dilanjutkan
P : intervensi di lanjutkan
Respon :
P : Intervensi dilanjutkan
R : intervensi 1 di lanjutkan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
I : 1. mengobservasi TTV mencakup suhu, nadi, respirasi
rate, dan tekanan darah
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
Respon :
P : intervensi di hentikan
LAPORAN PENDAHULUAN
DISUSUN OLEH :
ATRA SAHINZA
( 191440102 )
KEPERAWATAN PANGKALPINANG
SEMESTER 4
DOSEN PEMBIMBING
Ns.H.A.Kadir, M.Kes
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah
35oC. Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal (37oC), fungsi sistem saraf
dan organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani,
hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan
bahkan kematian.
B. ETIOLOGI
Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang
hilang. Sejumlah kondisi yang berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan
menyebabkan hipotermia, yaitu:
Hipotermia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotermia, yaitu:
Pada bayi, suhu yang terlalu dingin bisa membuat bayi mengalami keringat dingin
akibat hipotermia.
C. MANIFESTASI KLINIS
Mengedip)
D. PENATALAKSANAAN
Segera lepas dan ganti baju yang basah dengan yang kering.
Pindahkan ke area yang dekat dengan sumber panas dan dapat berbagi panas
tubuh.
Hindari penggunaan panas secara langsung, seperti air panas atau alas
penghangat.
A. PENGKAJIAN
Umur : 65 tahun
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
b. Identitas penanggung
Nama : Tn. M
Umur : 35 tahun
Agama : Kristen
2. Alasan masuk RS
Klien mengatakan pada tanggal 10 Februari 2004 sekitar pukul 10.00 pagi
klien merasa kedinginan dan gelisah. Kemudian klien memakai jaket tetapi
tidak ada perubahan. Lalu klien dan keluarga pergi ke dokter praktek dan
Menurut klien bahwa dia pernah dioperasi App pada umur 20 tahun dan
5. Riwayat Psikososial
- Pola koping:
Klien dapat menerima keadaan penyakitnya sebagai suatu yang wajar Terjadi di
usia tua.
Klien berharap penyakitnya sembuh dan tidak dapat kambuh lagi dan Jangan
sampai dirawat lagi di RS.
- Faktor stressor:
- Konsep diri:
Klien tidak merasa rendah diri karena penyakitnya dianggap wajar Terjadi pada
usia tua.
- Aktivitas sosial:
- Kegiatan keagamaan:
Klien rajin ke gereja
Klien menyadari bahwa kesehatan itu merupakan hal yang paling penting.
Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi cepat.
III. Observasi
Observasi TTV
S : 35 ºC
N : 100 x/menit
TD : 150/90 mmHg
P : 24 x/menit
Data Objektif :
1. Suhu tubuh 35 ºC
3. Tampak menggigil
4. Gelisah
5. Mengantuk
S : 35 ºC N : 100 x/menit
Data Subjektif
2. Merasa lemah
V. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan suhu tubuh berhubungan dengan regulasi suhu tak efektif akibat usia ditandai
dengan:
- Suhu tubuh 35 ºC
- Suhu 36 – 37 ºC
- Tidak menggigil
- Tidak pucat
Intervensi:
Intervensi.
Rasional: memberikan rangsangan panas dari luar untuk membantu mempertahankan suhu
tubuh yang optimal
Rasional: menjaga suhu lingkungan tetap konstan sehingga tidak terjadi pertukaran antara
suhu tubuh dan suhu ruangan.
e. Batasi aktivitas
- Tampak lemah
- Pembatasan aktivitas
Intervensi:
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan parameter frekuensi nadi 20/menit di atas
frekuensi istirahat.
- Gelisah
- Tidak cemas
Intervensi:
a. Kaji rasa cemas untuk validasi observasi klien misalnya: apakah merasa takut.
Rasional: perasaan adalah nyata dan membantu klien untuk terbuka sehingga dapat
mendiskusikan dan menghadapinya.
Rasional: membuat pengaturan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu.
e. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan.
Rasional: keterlibatan klien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa kontrol dan
membantu menurunkan kecemasan.
f. Catat pembatasan fokus perhatian klien misalnya: konsentrasi pada suatu hal pada waktu
tertentu.
Rasional: memindahkan klien dari stress luar, meningkatkan relaksasi dan membantu
menurunkan ansietas.
VI. Implementasi
Implementasi untuk diagnosa: penurunan suhu tubuh berhubungan dengan regulasi suhu tak
efektif akibat usia.
1. Tanggal 10 Februari 2004 jam 09.00
tempat tidur.
intervensi.
VII. Evaluasi
O : - Suhu tubuh 37 ºC
- Tidak pucat
A :Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan