Anda di halaman 1dari 39

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN HIPETERMI

DISUSUN OLEH :

ATRA SAHINZA

( 191440102 )

KEPERAWATAN PANGKALPINANG

SEMESTER 4

DOSEN PEMBIMBING

Ns.H.A.Kadir, M.Kes

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG


TAHUN AKADEMIK 2021

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Ketidakseimbangan suhu tubuh merupakan kegagalan mempertahankan suhu


tubuh dalam parameter normal yang dapat mengganggu kesehatan (NANDA, 2015).
Ketidakseimbangan suhu tubuh dibagi menjadi dua yaitu Hipertermia dan Hipotermia.
Hipertermia adalah suhu inti tubuh di atas kisaran normal diurnal karena kegagalan
regulasi (NANDA, 2015). Hipertermi merupakan suatu keadaan dimana seseorang
mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara terusmenerus
lebih tinggi dari 37oC (peroral) atau 38.80C (perrektal) karena peningkatan
kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal. Sedangkan Hipotermia adalah suhu inti
tubuh di bawah kisaran normal diurnal karena kegagalan termoregulasi (NANDA,
2015). Terdapat juga ketidakfektifan termolegulasi yaitu fluktuasi suhu di antara
hipotermia dan hipertermia.

Hipertermia adalah suhu inti tubuh di atas kisaran normal diurnal karena
kegagalan regulasi (NANDA, 2015). Hipertermi dapat disebabkan karena berbagai
hal seperti karena inflamasi, suatu penyakit, Trauma, Dehidrasi dan lain sebagianya.
Pada hipertemi masalah yang muncul adalah ketidakseimbangan suhu tubuh, yaitu
tubuh melebihi dari rentang normal > 37,5 oC. Suhu tubuh dapat diukur melalui
rektal. oral ataupun aksila dengan perbedaan kurang lebih 0,5-0,60 C.

B. ETIOLOGI

Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik
yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang
disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain.
Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan
dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit
(Hidayat & Uliyah, 2016).

Faktor penyebabnya :

1. Dehidrasi Penyakit atau trauma


2. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat

3. Pakaian yang tidak layak

4. Kecepatan metabolisme meningkat.

5. Pengobatan/ anesthesiaTerpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)

6. Aktivitas yang berlebihan (Hidayat, 2012)

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Apnea

Apnea atau henti napas merupakan suatu kondisi berhentinya proses pernafasan
dalam waktu singkat (beberapa detik hingga satu atau dua menit) tetapi dapat juga
terjadi dalam jangka panjang.

2. Gelisah
3. Hipotensi
Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih
rendah dibandingkan normal dan biasa disebut dengan tekanan darah
rendah.
4. Kulit kemerahan
5. Kulit terasa hangat
6. Postur Abnormal
7. Takikardia. Takikardia adalah kondisi di mana detak jantung seseorang
di atas normal dalam kondisi beristirahat. Detak jantung orang dewasa
sehat adalah 60 sampai 100 kali per menit saat istirahat.
8. Takipnea
Takipnea (tachypnea) adalah pernapasan abnormal cepat dan dangkal,
biasanya didefinisikan lebih dari 60 hembusan per menit.
9. Vasodilatasi (NANDA, 2015)

D. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis

Berikan Obat penurun panas seperti Paracetamol (Siswantara, 2013).


2. Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu
a. Observasi keadaan umum pasien

Rasional : mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasien

b. Observasi tanda-tanda vital pasien

Rasional : mengetahui perubahan tanda-tanda vital dari pasien

c. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis

Rasional : membantu mempermudah penguapan panas

d. Anjurkan pasien banyak minum

Rasional : mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas

e. Anjurkan pasien banyak istirahat

Rasional : meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh

f. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher
bagian belakang

Rasional :mempercepat dalam penurunan produksi panas (Hidayat,2014)


ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTEMI

Asuhan keperawatan pada An. R usia toddler (2tahun 8bulan)

Dengan Kejang Demam diruang CMT Anak

DI RSUD DEPATI BAHRIN SUNGAILIAT

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama : An. R

Tempat, tanggal lahir : Kimak, 13 Agustus 2018

Umur : 2 tahun 8 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Diagnasa medis : Kejang Demam

No. RM : 429607

Tanggal masuk : 5 Januari 2021 pukul 15.06 Wib

Tanggal di kaji : 7 Januari 2021

Identitas orangtua/penanggung jawab

Nama : Ny. T

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Alamat : Jalan Depati Bahrin Desa Kimak


2. Keluhan Utama

Ibu klien mengeluhkan anaknya panas tinggi (39C)

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu klien mengatakan anaknya panas tinggi, suhu badan pada saat pertama dirawat
39C, panas turun pada saat pagi hari dan meningkat pada sore dan malam. Pada
saat panas tinggi diserti dengan kejang-kejang dengan waktu kurang lebih 5 menit.

b. Riwayat penyakit dahulu

Ibu klien mengatakan sebelumnya anaknya blum pernah memiliki riwayat penyakit
yang sama dan belum pernah dirawat di rumah sakit.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Pada saat dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan didalam keluarganya tidak
ada yang memiliki riwayat yang sama dengan klien, baik penyakit bawaan ataupun
turunan.

d. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

Purtumbuhan dan perkembangan klien sesuia dengan umurnya.

e. Riwayat imunisasi

Pada saat lahir klien imunisasi HB1 kali, DPT 2 kali pada usia 2, 3, 4 bulan, HB 2
dan 3 pada usia 2, 3 bulan, BCG 1 kali pada usia 1 bulan, polio 4 kali pada usia 1,
2, 3, dan 4 bulan, dancampak pada usia 9 bulan.

4. Pola kebiasaan sehari-hari

No. Kebiasaan sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit


1. Pola Nutrisi :

a. Frekuensi 3x sehari 3x sehari

b. Jenis Nasi, lauk pauk Bubur, lauk pauk, buah

c. Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis

d. keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

2. Pola Eleminasi :

Eleminasi Urin

a. Frekuensi Tidak tentu Tidak tentu

b. Jumlah Tidak tentu Tidak tentu

c. Bau Khas urine (pesing) Khas urine (pesing)

d. Warna Kuning jernih Kuning

Eleminasi Alvi

a. Frekuensi 2x sehari 2x sehari

b. Jumlah Padat, berampas Lembek, berampas

c. Bau Khas feses Khas feses

d. keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

3. Pola istirahat tidur :

a. Jumlah jam tidur 2 jam Tidak tentu


siang
6-8 jam 5-6 jam
b. Jumlah jam tidur
Di bimbing untuk Di bimbing untuk
malam
berdoa berdoa
c. Pengantar tidur
Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan


d. keluhan
4. Pola personal hygiene :

a. Mandi 2x sehari Di lap air hangat

b. Mengganti pakaian 2x sehari Tidak tentu

c. Toileting Belum diajarkan Delum di ajarkan

d. Tingkat Ketergantungan penuh Ketergantungan penuh


ketergntungan

5. Pemeriksaan Fisik

a. Status kesehatan umum : pada ekstremitas bawah (sinistra) terpasang infus line

WIDA 2A

Kesadaran : Compos Metris

Tanda-tanda vital : Suhu 39c

Nadi 110x/menit

Respirasi rate 32x/menit

Tekanan darah 110/80 mmHg

b. Antropometi

Berat badan sebelum sakit 14 kg, saat sakit 15 kg

Tinggi badan : 94 cm

Lingkar kepala : 49 cm

Lingkar dada : 46 cm

LILA : 14 cm

c. Kepala
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata, warna hitam,
tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.

d. Mata

Bentuk mata simetris, konjungtiva an anemis, sclera putih, distribusi bulu mata dan
alis mata merata, pupil mengecil pada saat diberi cahaya, kelopak mata tidak
cekung.

e. Hidung

Bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada peradangan.

f. Mulut dan tenggorokan

Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, lidah bersih tidak kotor.

g. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat nyeri, gerakan bebas.

h. Telinga

Bentuk simetris kiri dan kanan, dapat mendengar saat perawat atau keluarga
memanggil, tes wiber dan rinne (+), tidak ada nyeri tekan, telinga bersih.

i. Dada/thorak

Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, pola nafas teratur, pergerakan dada
simetris kiri dan kanan, S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.

j. Abdomen

Bentuk abdomen simetris, tidak ada kembung, tidak terdapat nyeri tekan,
kebersihan kulit terjaga, turgor kulit < 3 detik, bising usus 12x/menit.

k. Genitourania

Berjenis kelamin laki-laki, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri.

l. Ekstremitas atas dan bawah


Bentuk simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap, CRT < 2 detik, terdapat
refleks plantar, kekuatan otot ektremitas atas 5/5, ekstremitas nawah 5/5.

6. Data psikologi anak

Klien dapat memberikan respon tersenyum atau menangis kepada perawat atau
keluarganya.

7. Pemeriksaan penunjang

Tanggal/hari Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Senin, 16/6/2014 HB 12,2 Gr% L : 13 - 16

Leukosit 13.200 mm3 4.000 - 11.000

Trombosit 324.000 mm3 150.000 - 400.000

Hemaktrokit 36% 40 – 45

8. Pengobatan / therapy

WIDA 2A 16 tpm

Paracetamol 3 x 1 via oral

Diazepam 2,7 mg via IV digunakan bila anak kejang

Cefotaxime 2 x 66 mg via IV

B. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. DS : Ibu klien mengatakan Proses infeksi Hipertermi


anaknya panas tinggi

DO : Teraba panas, suhu 39c
Merangsang hipotalamus

Penagturan suhu tubuh


terganggu

Penaikan suhu tubuh

2. DS : Ibu klien mengatakan Kejang Resiko cidera


anaknya demam dan disertai berulang

dengan kejang-kejang.
Kerja otot tidak terkendali
DO : Kejang berlangsung
lamanya kurang lebih 5 menit 

Dapat terjadi trauma

Resiko cidera berulang

3. DS : Ibu klien mengatakan Hipertemi Kurangnya


kurang paham dengan penyakit pengetahuan dan

anaknya kecemasan orangtua
Kurang pemajanan terhadap penyakit.
DO : Keluarga sering bertanya
informasi
tentang pengobatan dan
perawatan penyakit anaknya 

Kurang pengetahuan
tentang penyakit

Kecemasan orangtua

C. Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi


2. Resiko ceidera berulang berhubungan dengan kejang

3. Kecemasan orangtua berhubungan dengan pengetahuan terhapat penyakit

D. Intervensi / Perencanaan

Tgl No. PERENCANAAN Ttd


DX Tujuan Intervensi Rasional

17/6 1. Tupan : setelah 1. Observasi 1. Mengetahui


/14 dilakukan tindakan TTV suhu tubuh
keperawatan selama klien
2. Berikan
3x24 jam masalah
kompres 2. Kompres
teratasi.
hangat hangat
Tupen : setelah dapat
3. Ajarkan
dilakukan tindakan menyebabk
kompres yang
keperawatan selama an fase
benar pada
2x24 jam maslah dilatasi
keluarga
teratasi sebagian. sehingga
Kriteria hasil : 4. Anjurkan dapat
kepada menurunka
Suhu tubuh dalam
keluarga untuk n suhu
batas normal 36,5-
klien tubuh
37c
perpakaian
3. Keluaarga
yang mudah
dapat
menyerap
mandiri
keringat
dalam
5. Anjurkan anak melakukan
agar tidak kompres
memakai sehingga
selimut pencegahan
awal
6. Kolaborasi
terjadinya
dengan dokter
pemberian kejang
antipiretik dan demam
cairan Infus
4. Memberika
n rasa
nyaman,
mudah
menyerap
keringat,
dan tidak
merangsang
terjadinya
peningkatan
suhu tubuh

5. Memberika
n rasa
nyaman dan
tidak
merangsang
terjadinya
peningkatan
suhu tubuh

6. Antipiretik
dan
pemberian
cairan Iv
dapat
menurunka
n panas
tubuh.

17/6 2. Tupan : Setelah 1. Observasi 1. Mengetahui


/14 dilakukan tindakan kesadaran gejala awal
keperawatan selama klien dan terjadinya
3x24jam masalah aktifitas klien resiko
teratasi. cidera
2. Bantu klien
dalam 2. Memenuhi
melakukan kebutuhan
Tupen : Setelah
aktifitas yang tidak
dilakukan tindakan
bisa
keperawatan selama 3. Ajarkan
dilakukan
2x24jam masalah kepada
secara
teratasi sebagian. keluarga
mandiri
Kriteria hasil : penggunaan
restain 3. Meminimal
Klien tidak cidera
kan resiko
dalam melakukan
cidera
aktifitas

GCS E4V5M6

Klien sudah bisa


melakukan aktifitas
sesuai pertumbuhan
dan
perkembangannya

18/6 3. Tupan : setelah 1. Kaji 1. Mengetahui


/14 dilakukan tindakan pengetahuan kebutuhan
keperawatan selama orangtua keluarga
1x24jam masalah tentang akan
teratasi penyakit pengetahua
anaknya n sehingga
Tupen : Setelah
dapat
dilakukan tindakan 2. Beri dukunga
mengurangi
keperawatan selama pada keluarga
kecemasan
1x30 menit masalah bahwa
teratasi sebagian. anaknya akan 2. Memberika
Kriteria hasil : sembuh jika n harapan,
disiplin dalam menurunka
Kecemasan orangtua
berkurang melakukan n
perawatan kecemasan,
Keluarga dapat
mentaati
paham tentang 3. Beri
anjuran
penyakit anaknya kesempatan
pengobatan
pada keluarga
untuk 3. Mengurangi
mengungkapka beban
n perasaannya psikologi
dan
4. Beri
menyalurka
pendidikan
n aspek
kesehatan
emosional
tenatng
secara
perawatan
efektif dan
yang diberikan
cepat

4. Dapat
meningkatk
an
pengetahua
n orangtua
sehingga
mengurangi
kecemasan

E. Implementasi dan Evaluasi

DX. Tgl/jam Implementasi Evaluasi Ttd/nama


1. 17/6/14 1. mengobservasi TTV S : ibu klien mengatakan
mencakup suhu, nadi, suhu tubuh anaknya panas
10.30
respirasi rate, dan tekanan
O : klien tampak rewel
darah
Suhu 39c, RR 32x/menit,
2. memberikan kompres
N 110x/menit, TD 110/80
hangat
11.30 mmHg
3. mengajararkan kompres
IV terpasang dikaki sebelah
hangat yang ebnar pada
kanan WIDA 2A 16 tpm
11.40 keluarga
A : masalah belum teratasi
4. memberi tahu agar klien
tidak dipakaikan selimut P : intervensi dilanjutkan
dan pakaian yang tebal
12.15
5. berkolaborasi dalam
pemberian antipiretik dan
pemberian cairan IV

2. 10. 40 1. mengobservasi kesadaran S : ibu klien mengatakan


klien anaknya masih rewel

2. membantu klien dalam O : kesadaran klien compos


12.10
melakukan aktifitas metris, GCS E4M5V5, klien
dapat menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan

1. 18/6/14 1. mengobservasi TTV S : ibu klien mengatakan


10.10 mencakup suhu, nadi, badan anaknya tidak terlalu
respirasi rate, dan tekanan panas dari sebelumnya
darah
O : klien tampak tenang
2. memberikan kompres
Suhu 37,6c, RR 28x/menit,
hangat
N 90x/menit, TD 100/80
5. berkolaborasi dalam mmHg
pemberian antipiretik dan
IV terpasang dikaki sebelah
pemberian cairan IV
kanan WIDA 2A 16 tpm

A : masalah teratasi
sebagian

P : intervensi dilanjutkan

2. 10.15 1. mengobservasi kesadaran S : ibu klien mengatakan


klien anaknya tidak terlalu rewel

2. membantu klien dalam O : kesadaran klien compos


12.10
melakukan aktifitas metris, GCS E4M5V5, klien
dapat menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan

3. 09.00 1. mengkaji pengetahuan S : ibu klien mengatakan


orangtua tentang penyakit kurang paham tentang
anaknya penyakit anaknya
09.25
2. memberi dukungan O : keluarga sering
kepada keluarga bahwa menanyakan tentang
anaknya akan sembuh jika pengobatan dan perawatan
disiplin dalam mengikuti penyakit anaknya
perawatan
A : masalah teratasi
sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

1. 19/6/14 1. mengobservasi TTV S : ibu klien mengatakan


mencakup suhu, nadi, badan anaknya tidak terlalu
08.40
respirasi rate, dan tekanan panas dari sebelumnya
darah
O : klien tampak tenang
2. memberikan kompres
Suhu 35,7c, RR 30x/menit,
hangat
N 87x/menit, TD 100/80
5. berkolaborasi dalam mmHg
pemberian antipiretik dan
IV terpasang dikaki sebelah
pemberian cairan IV
kanan WIDA 2A 16 tpm

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

2. 09.00 1. mengobservasi kesadaran S : ibu klien mengatakan


klien anaknya tidak rewel

2. membantu klien dalam O : kesadaran klien compos


09.45
melakukan aktifitas metris, GCS E4M6V5, klien
dapat menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya

A : masalah teratasi

P : intervensi di hentikan
3. 10.30 1. memberikan S : ibu klien mengatakan
pendidikan paham tentang penyakit
kesehatan tentang anaknya
perawatan yang
O : keluarga tidak
diberikan
menanyakan tentang
pengobatan dan perawatan
penyakit anaknya

A : masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

F. Catatan Perkembangan

No. DX Tgl Catatan Perkembangan TTd/nama

1. 17/6/ S : ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya panas

2014 O : klien tampak rewel

Suhu 39c, RR 32x/menit, N 110x/menit, TD 110/80


mmHg

IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A 16 tpm

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

I : 1. Mengobservasi TTV

Respon : Suhu 39c, RR 32x/menit, N 110x/menit, TD


110/80 mmHg

2. Memberikan kompres hangat


Respon : suhu 38,2c

3. mengajarkan kompres hangat yang benar pada


orangtua klien

Respon : keluarga klien paham dengan apa yang


diajarkan

4. memberi tahu agar klien tidak dipakaikan pakaian yang


tebal dan selimut

Respon : ibu klien tidak lagi memakaikan pakaian yang


tebal dan selimut

5. berkolaborasi dalam pemberian cairan IV (WIDA 2A


16 tpm)

Respon : terpasang IV di kaki kanan klien

E : masalah belum teratasi yang ditandai dengan

DS : ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya masih


teraba panas

DO : klien tampak rewel, suhu 38,2c

R : intervensi 1. 2, dan 5 lanjutkan

2 S : ibu klien mengatakan anaknya masih rewel

O : kesadaran klien compos metris, GCS E4M5V5, klien


dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan

I : 1. Mengobservasi keadaan klien


Respon : kesadaran klien penuh (compos metris), GCS
E4M5V5, klien dapat menjawab pertanyaan yang
ditanyakan oleh perawat dan keluarganya

2. membantu klien dalam melakukan aktifitas

Respon :

E : masalah belum teratasi yang ditandai dengan

DS : ibu klien mengatakan anaknya rewel

DO : kesadaran klien penuh (compos metris)

R : intervensi 1 dan 2 dilanjutkan

1. 18/6/ S : ibu klien mengatakan badan anaknya tidak terlalu


panas dari sebelumnya
2014
O : klien tampak tenang

Suhu 37,6c, RR 28x/menit, N 90x/menit, TD 100/80


mmHg

IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A 16 tpm

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

I : 1. mengobservasi TTV mencakup suhu, nadi, respirasi


rate, dan tekanan darah

Respon : Suhu 37,6c, RR 28x/menit, N 90x/menit, TD


100/80 mmHg

2. memberikan kompres hangat

Respon : suhu 37,5c


5. berkolaborasi dalam pemberian antipiretik dan
pemberian cairan IV

Respon : IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A


16 tpm

E : masalah teratasi sebagian yang ditandai dengan

DS : ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya tak teraba


panas seperti sebelumnya

DO : suhu tubuh klien 37,5c

R : intervensi 1, 2, dan 5 dilanjutkan

2. S : ibu klien mengatakan anaknya tidak terlalu rewel

O : kesadaran klien compos metris, GCS E4M5V5, klien


dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan

I : 1. mengobservasi kesadaran klien

Respon : kesadaran klien compos metris

2. membantu klien dalam melakukan aktifitas

Respon :

E : masalah teratasi sebagian yang ditandai dengan

DS : ibu klien mengatakan anaknya tak lagi rewel

DO : kesadaran klien compos metris

R : intervensi 1 dan 2 dilanjutkan


3. S : ibu klien mengatakan kurang paham tentang penyakit
anaknya

O : keluarga sering menanyakan tentang pengobatan dan


perawatan penyakit anaknya

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : 1. mengkaji pengetahuan orangtua tentang penyakit


anaknya

Respon : keluarga klien sedikit paham dengan penyakit


anaknya

2. memberikan dukungan kepada keluarga bahwa


anaknya akan sembuh jika disiplin dalam mengikuti
perawatan

Respon : keluarga klien tidak terlalu sering lagi


menanyakan tentang penyakit anaknya

R : intervensi 1 di lanjutkan

1 19/6/ S : ibu klien mengatakan badan anaknya tidak terlalu


panas dari sebelumnya
2014
O : klien tampak tenang

Suhu 35,7c, RR 30x/menit, N 87x/menit, TD 100/80


mmHg

IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A 16 tpm

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan
I : 1. mengobservasi TTV mencakup suhu, nadi, respirasi
rate, dan tekanan darah

Respon : Suhu 35.7c, RR 30x/menit, N 87x/menit, TD


100/80 mmHg

2. memberikan kompres hangat

Respon : suhu 35,7c

5. berkolaborasi dalam pemberian antipiretik dan


pemberian cairan IV

Respon : IV terpasang dikaki sebelah kanan WIDA 2A


16 tpm

E : masalah teratasi sebagian yang ditandai dengan

DS : ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak demam


lagi

DO : suhu tubuh klien 35,7c

R : intervensi di hentikan klien pulang

2. S : ibu klien mengatakan anaknya tidak rewel

O : kesadaran klien compos metris, GCS E4MdV5, klien


dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh
perawat dan keluarganya

A : masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

I : 1. mengobservasi kesadaran klien

Respon : kesadaran klien compos metris


2. membantu klien dalam melakukan aktifitas

Respon :

E : masalah teratasi yang ditandai dengan

DS : ibu klien mengatakan anaknya tak lagi rewel

DO : kesadaran klien compos metris

R : intervensi di hentikan klien pulang

3. S : ibu klien mengatakan paham tentang penyakit


anaknya

O : keluarga klien tidak lagi menanyakan tentang


perawatan penyakit anaknya
A : masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

I : 1. mengkaji pengetahuan orangtua tentang penyakit


anaknya

Respon : keluarga klien paham dengan penyakit anaknya

2. memberikan dukungan kepada keluarga bahwa


anaknya akan sembuh jika disiplin dalam mengikuti
perawatan

Respon : keluarga klien tidak lagi menanyakan tentang


penyakit anaknya

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan


yang diberikan

Respon : keluarga klien paham dengan apa yang telah


dijelaskan

E : masalah teratasi yang ditandai dengan


DS : ibu klien paham dengan apa yang dijelaskan

DO : keluarga klien tampak paham dengan apa yang


dijelaskan

R : intervensi dihentikan klien pulang


TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTERMIA

DISUSUN OLEH :

ATRA SAHINZA

( 191440102 )

KEPERAWATAN PANGKALPINANG

SEMESTER 4

DOSEN PEMBIMBING

Ns.H.A.Kadir, M.Kes

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

TAHUN AKADEMIK 2021

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah
35oC. Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal (37oC), fungsi sistem saraf
dan organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani,
hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan
bahkan kematian.

B. ETIOLOGI

Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang
hilang. Sejumlah kondisi yang berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan
menyebabkan hipotermia, yaitu:

 Terlalu lama berada di tempat dingin.


 Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
 Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
 Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.

Hipotermia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotermia, yaitu:

 Usia. Hipotermia rentan dialami oleh bayi dan lansia.


 Kelelahan.
 Gangguan mental, misalnya demensia.
 Konsumsi alkohol dan NAPZA.
 Konsumsi obat-obatan untuk depresi dan obat penenang.
 Hipotiroidisme, radang sendi, stroke, diabetes, dan penyakit Parkinson.

Pada bayi, suhu yang terlalu dingin bisa membuat bayi mengalami keringat dingin
akibat hipotermia.

C. MANIFESTASI KLINIS

Akibat-akibat yang ditimbulkan hipotermia yaitu:


1. Hipoglikemi asidosis metabolik, karena vasokontriksi perifer dengan

metabolism anaerob. Hipoglikemia disebabkan karena pada proses pembakaran

lemak coklat, bayi menggunakan glukosa. Selanjutnya cadangan lemak dan

glukosa tersebut akan habis dengan adanya stres dingin.

2. Kebutuhan oksigen yang meningkat

3. Metabolisme meningkat sehingga mengakibatkan perdarahan pumonal yang

menyertai hipotermia berat, shock, apnea.

Hipotermia pada neonatus antara lain bisa menyebabkan gangguan pada

sistem anggota tubuh berikut ini:

1. Gangguan sistem saraf pusat: koma, menurunnya reflekx mata (seperti

Mengedip)

2. Cardiovascular ; penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya

tekanan darah sistolik

3. Pernafasan : Menurunnya konsumsi oksigen


4. Saraf dan otot : tidak adanya gerakan, menghilannya reflex
perifern(Maryunani,2013). Hal ini disebabkan karena hipotermi tidak diatasi dengan
segera sehingga terjadi hipoglikemi asidosis metabolik dimana hipoglikemia adalah
kadar glukosa bayi berkurang dan asidosis metabolik adalah meningkatnya kadar
asam dalam asam dalam darah akibat proses metabolisme oksidasi lemak untuk
memproduksi panas. Hipoglikemia asidosis metabolik bisa mempengaruhi sistem
saraf pusat dan kerja otot. (Nelson dkk, 2000).

D. PENATALAKSANAAN

Beberapa penanganan yang dapat dilakukan, antara lain:


1. Sebelum pertolongan medis tiba:

 Segera lepas dan ganti baju yang basah dengan yang kering.

 Gunakan beberapa lapis selimut atau jaket untuk menghangatkan tubuh.

 Berikan minuman hangat yang tidak mengandung kafein.

 Hindari paparan angin dan udara.

 Pindahkan ke area yang dekat dengan sumber panas dan dapat berbagi panas
tubuh.

 Hindari penggunaan panas secara langsung, seperti air panas atau alas
penghangat.

2. Setelah pertolongan medis tiba:

 Menghangatkan saluran pernapasan pengidap dengan memberikan oksigen


yang sudah dihangatkan melalui masker dan selang.

 Memberikan infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan.

 Mengalirkan larutan yang hangat untuk melewati dan menghangatkan


beberapa organ tubuh, misalnya sekitar paru-paru atau rongga perut.

 Mengeluarkan dan menghangatkan darah pengidap, lalu kembali


mengalirkannya ke dalam tubuhnya, dengan menggunakan mesin pintas
jantung dan paru (CPB) atau mesin hemodialisis.
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN HIPOTERMIA

A. PENGKAJIAN

I. 1. a. Identitas Klien No. RM: 04.02.04

Nomor Register : 05.07.94 Tgl. Pengkajian: 10 Februari 2021

Nama Pasien : Tn. L

Umur : 65 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Kenanga No. 3

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

b. Identitas penanggung

Nama : Tn. M

Umur : 35 tahun

Agama : Kristen

Pekerjaan : Karyawan Bank Swasta

Hubungan dengan klien: anak kandung

Alamat ; Jl. Kenanga No. 3

2. Alasan masuk RS

Klien merasa menggigil, ekstremitas dingin dan tampak gelisah di rumah

tanggal 10 Februari 2004

3. Riwayat kesehatan saat ini

Klien mengatakan pada tanggal 10 Februari 2004 sekitar pukul 10.00 pagi
klien merasa kedinginan dan gelisah. Kemudian klien memakai jaket tetapi

tidak ada perubahan. Lalu klien dan keluarga pergi ke dokter praktek dan

klien dianjurkan untuk opname.

4. Riwayat kesehatan masa lalu

Menurut klien bahwa dia pernah dioperasi App pada umur 20 tahun dan

Juga pernah dirawat karena menderita ulkus peptikum.

5. Riwayat Psikososial

- Pola koping:

Klien dapat menerima keadaan penyakitnya sebagai suatu yang wajar Terjadi di
usia tua.

- Harapan klien tentang penyakitnya:

Klien berharap penyakitnya sembuh dan tidak dapat kambuh lagi dan Jangan
sampai dirawat lagi di RS.

- Faktor stressor:

Merasa bosan dan diam terus di rumah.

- Konsep diri:

Klien tidak merasa rendah diri karena penyakitnya dianggap wajar Terjadi pada
usia tua.

- Hubungan dengan masyarakat:

Klien di lingkungan bergabung dengan masyarakat lainnya.

- Aktivitas sosial:

Klien mau mengikuti kegiatan di sosial di masyarakat sesuai dengan


kemampuannya.

- Kegiatan keagamaan:
Klien rajin ke gereja

- Keyakinan tentang kesehatan

Klien menyadari bahwa kesehatan itu merupakan hal yang paling penting.

II. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah

Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi cepat.

Auskultasi : tekanan darah meningkat.

III. Observasi

Observasi TTV

S : 35 ºC

N : 100 x/menit

TD : 150/90 mmHg

P : 24 x/menit

IV. Pengelompokan Data

Data Objektif :

1. Suhu tubuh 35 ºC

2. Kulit teraba dingin

3. Tampak menggigil

4. Gelisah

5. Mengantuk

6. Tampak pucat dan menggigil

7. Pemenuhan ADL dilakukan oleh perawat dan keluarga

8. Tampak cemas dan ketakutan


9. Klien dan keluarga sering menanyakan kondisinya

10. Observasi TTV:

S : 35 ºC N : 100 x/menit

TD : 150/90 mmHg P : 24 x/menit

Data Subjektif

1. Pasien merasa menggigil

2. Merasa lemah

3. Pasien merasa mengantuk terus

4. Pasien sering menanyakan kondisinya

5. Klien merasa tidak berdaya akan kondisinya

IV. Analisa Data

No Data Kemungkinan Penyebab Diagnosa


. Kepertawatam
1 Do : Usia ( 65 tahun ) menyebabkan Penurunan Suhu
- Umur klien 60 tahun disfungsi otonomi khususnya tubuh
- Suhu tubuh 35 C pada hipotalamus pada region
- Kulit teraba dingin post sehingga terjadi penurunan
- Tampak Menggigil fungsi termogulasi tubuh dan
Ds : juga karena kehilangan massa
- Merasa dingin dan otot dan cadangan lemak.
- Merasa menggigil
2 Do : Penurunan suhu tubuh Intoleransi Aktivitas
- Tampak lemah menyebabkan penurunan
- Pemenuhan ADL metabolisme tubuh sehingga
dilakukan oleh perawat dan terjadi penurunan energi yang
keluarga menyebabkan kelemahan
Ds : Merasa lemah
3 Do : Kurangnya pengetahuan dan Kecemasan
- Klien sering menanyakan informasi sehingga keadaanya
kondisinya merupakan ancaman kehidupan
- Gelisah
- Nampak cemas dan
ketakutan
Ds :
- Klien merasa tidak
berdaya akan kondisinya

V. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan suhu tubuh berhubungan dengan regulasi suhu tak efektif akibat usia ditandai
dengan:

- Umur klien 60 tahun

- Suhu tubuh 35 ºC

- Kulit teraba dingin

- Tampak pucat dan menggigil

Tujuan: mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria

- Suhu 36 – 37 ºC

- Tidak menggigil

- Tidak pucat

Intervensi:

a. Pantau suhu klien setiap 2 jam

Rasional: perubahan suhu yang signifikan membantu dalam pemberian

Intervensi.

b. Berikan selimut tambahan


Rasional: pemberian selimut tambahan dapat mengurangi evaporasi dan radiasi sehingga
suhu tubuh dapat dipertahankan.

c. Berikan buli-buli panas pada kaki

Rasional: memberikan rangsangan panas dari luar untuk membantu mempertahankan suhu
tubuh yang optimal

d. Pantau suhu lingkungan

Rasional: menjaga suhu lingkungan tetap konstan sehingga tidak terjadi pertukaran antara
suhu tubuh dan suhu ruangan.

e. Batasi aktivitas

Rasional: aktivitas yang tinggi meningkatkan metabolisme tubuh sehingga meningkatkan


pengeluaran panas dari tubuh.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suhu tubuh ditandai dengan:

- Tampak lemah

- Pembatasan aktivitas

- Pemenuhan ADL dilakukan oleh perawat dan keluarga

Tujuan: aktivitas terpenuhi dengan kriteria

- Observasi TTV dalam batas normal (S: 36 – 37 ºC, Nadi: 80 x/menit,

TD : 130/80 mmHg, P : 24 x/menit)

Pemenuhan ADL oleh klien

Intervensi:

a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan parameter frekuensi nadi 20/menit di atas
frekuensi istirahat.

Rasional: parameter menunjukkan respons fisiologis pasien terhadap stress aktivitas.

b. Kaji kesiapan klien untuk meningkatkan aktivitas karena kelemahan.


Rasional: stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk memajukan tingkat aktivitas
individual.

c. Berikan bantuan sesuai kebutuhan

Rasional: teknik penghematan energi, menurunkan penggunaan energi sehingga membantu


keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

d. Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas.

Rasional: Pengaturan jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan


mencegah kelemahan.

e. berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu

Rasional: membantu meningkatkan harga diri klien bila melakukan sendiri.

3. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keadaan kondisinya (ancaman)


ditandai dengan:

- Nampak cemas dan ketakutan

- Klien dan keluarga sering menanyakan kondisinya

- Gelisah

Tujuan: cemas teratasi dengan kriteria:

- Tidak cemas

- Muka tampak cerah

- Keluarga dan klien kooperatif terhadap asuhan keperawatan

Intervensi:

a. Kaji rasa cemas untuk validasi observasi klien misalnya: apakah merasa takut.

Rasional: perasaan adalah nyata dan membantu klien untuk terbuka sehingga dapat
mendiskusikan dan menghadapinya.

b. Catat petunjuk perilaku misalnya: gelisah


Rasional: indikator derajat/stress, di mana dapat terjadi sebagai akibat

Gejala fisik kondisinya.

c. Tentukan persepsi klien tentang proses penyakitnya.

Rasional: membuat pengaturan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu.

d. Dorong klien menyatakan perasaannya.

Rasional: membuat hubungan terapeutik dan membantu klien untuk mengidentifikasi


masalah yang menyebabkan kecemasan.

e. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan.

Rasional: keterlibatan klien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa kontrol dan
membantu menurunkan kecemasan.

f. Catat pembatasan fokus perhatian klien misalnya: konsentrasi pada suatu hal pada waktu
tertentu.

Rasional: penyempitan fokus umumnya merefleksikan rasa tak kepanikan.

g. Berikan lingkungan tenang dan istirahat

Rasional: memindahkan klien dari stress luar, meningkatkan relaksasi dan membantu
menurunkan ansietas.

h. Bantu klien menggunakan mekanisme koping misalnya: teknik mengatasi stress.

Rasional: mekanisme koping mampu mengatasi masalah.

i. Dorong keluarga untuk menyatakan perhatiannya.

Rasional: tindakan dukungan dapat membantu mengurangi stress.

VI. Implementasi

Implementasi untuk diagnosa: penurunan suhu tubuh berhubungan dengan regulasi suhu tak
efektif akibat usia.
1. Tanggal 10 Februari 2004 jam 09.00

Memantau suhu klien setiap 2 jam (suhu: 35,5 ºC)

2. Tanggal 10 Februari 2004 jam 09.05

Memberikan selimut tambahan

3. Tanggal 10 Februari 2004 jam 09.10

Memberikan buli-buli panas pada daerah kaki

4. Tanggal 10 Februari 2004 jam 09.20

Memantau suhu lingkungan kamar klien

5. Tanggal 10 Februari 2004 jam 09.45

Membatasi aktivitas klien dengan memenuhi segala kebutuhan klien di

tempat tidur.

Catatan: untuk diagnosa ke-2 dan ke-3 implementasinya disesuaikan dengan

intervensi.

VII. Evaluasi

Evaluasi untuk diagnosa: penurunan suhu tubuh berhubungan dengan regulasi

suhu tak efektif akibat usia.

S : Klien mengatakan tidak merasa menggigil lagi

O : - Suhu tubuh 37 ºC

- Kulit tidak teraba dingin

- Tidak pucat

A :Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai